Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekspor merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Kegiatan ekspor memberikan lapangan kerja bagi banyak orang serta menghasilkan devisa yang sangat diperlukan untuk membiayai pembangunan. Oleh karena itu, pengembangan ekspor sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya untuk meningkatkan perekonomian, perlu mendapatkan perhatian yang layak. Dampak krisis ekonomi Indonesia sampai saat ini masih terasa. Walaupun berbagai upaya dan strategi telah dilaksanakan, namun keberhasilannya belum memenuhi harapan sebagian besar penduduk. Prosentase kemiskinan rakyat Indonesia masih cukup besar, karena diterjang krisis ekonomi. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal yang terjadi di dalam dan di luar negeri. Salah satu diantaranya adalah kekurangan dana, untuk membiayai pembangunan. Pemulihan ekonomi berdasarkan pengalaman beberapa negara, dapat dipercepat melalui dua faktor yaitu peningkatan konsumsi dalam negeri dan meningkatkan ekspor. Sejalan dengan tugas dan fungsi melakukan upaya pemulihan ekonomi tersebut dilakukan melalui usaha peningkatan ekspor. Melalui peningkatan dan pengembangan ekspor, diharapkan dan dapat memperoleh devisa. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa ekspor adalah penggerak perekonomian. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah khususnya Kementrian Perdagangan telah dan terus berupaya mencari berbagai commit to user terobosan dan kebijaksanaan, yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor ke mancanegara atau pasar internasional. Kesempatan melakukan ekspor semakin terbuka, sejalan dengan pengembangan liberalisasi perdagangan yang sudah merupakan fenomena dunia dan nyaris tak dapat dihindari oleh semua negara sebagai anggota masyarakat internasional. Fenomena ini ditandai dengan terbentuknya blok-blok perdagangan bebas, misalnya ASEAN Free Trade Area AFTA, North America Free Trade Area NAFTA dan Uni Eropa. Perkembangan pesat perdagangan bebas membawa dampak ekspansi perdagangan dunia, menghilangkan hambatan perdagangan dan bertujuan meningkatkan perdagangan antar negara. Didalam kegiatan ekspor,eksportir harus dapat menetapkan dengan teliti berapa harga produk yang diekspor tersebut. Agar harga tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah sehingga dapat bersaing dipasar internasional. Maka eksportir harus memahami dan mampu mengendalikan harga jual dengan mengendalikan biaya, volume penjualan, dengan mempertimbangkan kesepakatan incoterm yang telah disepakati antara eksportir dan importir. Dengan begitu eksportir akan mampu menghadapi pesaing dalam memasuki pasar ekspor dengan memperoleh tingkat keuntungan yang dijadikan sasaran usaha. Akan tetapi adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008 membuat perekonomian hampir semua negara mengalami penurunan. Hal ini juga membuat kegiatan ekspor menurun, terutama kegiatan ekspor di Indonesia. Demikian juga dengan PT. INDONESIA ANTIQUE, perusahaan yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun, bergerak dibidang furniture meubel commit to user dan beralamat di Desa Luwang RT 02 RW 05 Luwang, Gatak, Sukoharjo 57557 juga mengalami penurunan order. Akan tetapi seiring jalannya waktu, sedikit demi sedikit mengalami kenaikan order. Dengan order yang menjanjikan dan kondisi perekonomian yang seperti sekarang, PT. INDONESIA ANTIQUE harus memperhatikan dengan teliti penetapan- penetapan tersebut diatas. Maka berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui dan mempelajari tentang komponen biaya dan penentuan harga ekspor yang dilakukan PT. INDONESIA ANTIQUE dalam melakukan perdagangan internasional untuk meningkatkan laba. Penulis ingin mengangkatnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul “METODE COST PLUS MARK UP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA PT. INDONESIA ANTIQUE DI SUKOHARJO”

B. Perumusan Masalah