29
atau cerita yang dapat menarik perhatian peserta didik. Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah
menuturkan cerita atau kisah-kisah yang memiliki pesan-pesan yang baik yang dapat diambil suatu pelajaran dengan tujuan membagikan
pengalaman dan pengetahuan kepada peserta didik.
Bercerita sedikit berbeda dengan mendongeng, dongeng dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 berarti cerita yang tidak benar-
benat terjadi. Menurut Muhammad Abdul Latif Hafizah Nadia, 2015: 9 mendongeng adalah bertutur dengan intonasi yang jelas, menceritakan
sesuatu hal yang berkesan, menarik, punya nilai-nilai khusus serta tujuan khusus. Perbedaan bercertita dan mendongeng terletak pada cerita yang
disampaikan. Bercerita menyampaikan kisah fakta atau benar-benar terjadi, seperti kisah nabi dan cerita sejarah, sedangkan mendongeng
menuturkan cerita khayal atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Tapi bercerita maupun mendongeng memiliki tujuan yang sama, yaitu
menyampaikan nilai-nilai moral, perilaku-perilaku positif yang terkandung dalam cerita. Penanaman perilaku altruistik tidak hanya menggunakan
cerita dongeng atau cerita yang tidak benar-benar tetapi bisa dengan cerita fakta.
2. Manfaat Bercerita
Menurut Moeslichatoen 2004: 168 kegiatan bercerita dapat menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan,
30
sikap-sikap positif, memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan. Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar
yang unik dan menarik, serta dapat menggetarkan perasaan dan
membangkitkan semangat.
Muhammad Fadlillah Lilif Mualifatu Khorida 2014: 181-182
menyebutkan manfaat bercerita, yaitu :
a. Membangun kontak batin, antara anak dengan orang tuanya maupun
anak dengan pendidiknya b.
Media penyampaian pesan terhadap anak c.
Pendidikan imajinasi atau fantasi anak d.
Dapat melatih emosi atau perasaan anak e.
Membantu proses identifikasi diri perbuatan f.
Memperkaya pengalaman batin g.
Dapat sebagai hiburan atau menarik perhatian anak h.
Dapat membentuk karakter anak Mal 2009: 14-16 mengemukakan lima manfaat storytelling atau
bercerita untuk anak, yaitu: a.
Merangsang kekuatan berpikir Dongeng atau cerita memiliki alur yang baik dan membawa pesan
moral, berisi tentang harapan, cinta dan cita-cita sehingga anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Dongeng merangsang
kekuatan berpikir anak. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-
31
tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut, kemudian anak dapat melatih kreativitasnya sendiri.
b. Sebagai media yang efektif
Cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika pada anak. Para tokoh cerita
dalam dongen tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
c. Mengasah kepekaan anak terhadap bunyi-bunyian
Saat mendongeng, menirukan suara orang tua yang lemah dan gemetar, suara penjahat, auman seekor singa, suara ayam berkokok,
dan lain-lainnya sangat berguna. Kata-kata bisa jadi sangat mengagumkan jika diucapkan dengan intonasi dan ekspresi yang
berbeda. Hal ini akan mengasah pendengaran anak terhadap nuansa bunyi-bunyian.
d. Menumbuhkan minat baca
Dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang
diceritakan, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku.
e. Menumbuhkan rasa empati
Anak akan menjadikan tokoh yang baik menjadi idolanya. Dengan memahami tokoh, anak akan memahami dirinya. Anak akan mulai
32
berpikir dan mampu membedakan antara orang baik dan orang jahat, orang tua dengan anak-anak, laki-laki dengan perempuan.
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat bercerita yaitu, bercerita dapat membentuk karakter anak
dengan menanamkan nilai-nilai moral, sikap-sikap positif serta etika pada diri anak yang terdapat dalam cerita. Bercerita juga dapat melatih emosi
atau perasaan anak, memberikan pengalaman batin, menumbuhkan rasa empati, dan sebagai hiburan yang menarik perhatian anak.
3. Jenis Cerita