5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya
dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
transaksi daripada bentuk hukumnya formalitas. Substance over Form.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah – istilah
teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
2.2 Standar Akuntansi Keuangan Koperasi
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi
tertentu, yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu, berisi tentang definisi, pengukuran atau penilaian, pengakuan
dan pengungkapan elemen laporan keuangan. Oleh karena standar akuntansi merupakan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang, maka
standar akuntansi adalah bagian dari prinsip akuntansi berterima umum. Standar akuntansi memberikan aturan-aturan umum yang bersifat praktis untuk membantu
pekerjaan akuntan Ghozali dan Chariri, 2003:122 Kaitannya dengan akuntansi perkoperasian, standar akuntansi keuangan
merupakan prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur proses penyusunan laporan keuangan koperasi sebagai laporan pertanggungjawaban
pengurus terhadap anggota koperasi. Komponen-komponen dalam standar akuntansi keuangan koperasi meliputi :
1. Penyusunan Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan.
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, yang dimaksud dengan Laporan Keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta
segala keterangan yang dimuat dalam lampirannya, antara lain laporan tentang sumber dan penggunaan dana. Laporan keuangan koperasi
merupakan laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas perusahaan secara keseluruhan
sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota koperasi.
b. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian Dan Pengungkapan Laporan
Keuangan. Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil
Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan disajikan secara
komparatif untuk dua periode akuntansi terakhir. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan
ekuitas koperasi pada waktu tertentu par.75. Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota
dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota par. 76. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai
pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang
disebut sisa hasi usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota.
Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi
lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota par.77. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu par.78.
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi
selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur yaitu; manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama,
manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama, manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi, manfaat ekonomi dalam
bentuk pembagian sisa hasil usaha par.80. Catatan atas laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan akuntansi yang penting untuk digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan,
rincian dan penjelasan masing-masing pos laporan keuangan serta informasi tambahan lainnya yang diperlukan untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut atas laporan keuangan tertentu par.83. 2.
Aktiva. a.
Pengertian Aktiva. Menurut Financial Accounting Standards Board FASB 1980
dalam Ghozali dan Chariri 2003: 139, aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat atau peristiwa masa lalu. Ghozali dan Chariri 2003: 139 menerangkan bahwa sesuatu
dianggap sebagai aktiva apabila memiliki manfaat potensi jasa yang
cukup pasti di masa mendatang dan diharapkan dapat memberikan aliran kas masuk net cash inflow bagi koperasi.
b. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Aktiva.
Penyajian aktiva pada neraca, digolongkan menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Aktiva yang
diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain.
Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan par.63.
Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan
atas laporan keuangan par.65. Hal yang mendasari pencatatan aktiva adalah ketika perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva tersebut dari
pihak lain. Tujuan dari akuntansi adalah memberikan dasar bagi kriteria pengakuan, yaitu menyediakan informasi yang relevan dan reliable.
Sebagai imbalan dari pemberian aktiva bukanlah uang, akan tetapi nilai yang dipakai berupa harga pasar barang yang diserahkan.
3. Kewajiban
a. Pengertian Kewajiban
Menurut IAI dalam Ghozali dan Chariri 2003: 157 kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa kewajiban memiliki dua unsur utama yaitu adanya kewajiban sekarang dalam bentuk
pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang sebagai akibat dari penyerahan barang atau jasa dan transaksi yang terjadi pada masa lalu.
b. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban.
Kewajiban dalam koperasi yang berupa simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka
pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya par.61.
Kewajiban pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan bukan angota. Kewajiban yang timbul dari angota
disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Sebaliknya, kewajiban yang timbul dari transaksi dengan bukan anggota disajikan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam standar akuntansi keuangan.
Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No.5 dalam Sofyan Syafri Harahap 2002: 73 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam
transaksi, biasanya jumlah nominal yang akan dibayar di masa yang akan datang didiskontokan dinilai berdasarkan present value untuk kewajiban
jangka panjang, sejumlah nilai pertukaran dan nilai nominal.
4. Pendapatan Dan Beban
a. Pengertian Pendapatan Dan Beban
1 Pendapatan
Menurut IAI dalam PSAK No. 23 Tentang Pendapatan, dijelaskan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2
Beban Menurut IAI dalam PSAK 2002: 18 dijelaskan bahwa beban
adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban berkaitan dengan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Beban usaha merupakan sejumlah uang atau aktiva lainnya
yang dikeluarkan oleh koperasi untuk kegiatan operasionalnya. Beban usaha terdiri dari beban penjualan serta beban administrasi dan umum.
Adapun beban perkoperasian adalah beban yang dikeluarkan untuk meningkatkan sumber daya anggota baik secara khusus maupun
sumber daya koperasi secara nasional dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota par.73. Bentuk beban dalam
perkoperasian dapat berupa beban pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota, dan beban iuran untuk gerakan
koperasi. Oleh karena itu, beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam perhitungan hasil usaha par.72.
b. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan Dan
Beban 1
Pendapatan Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan
anggota diakui sebesar partisipasi bruto par.67. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non-
anggota diakui sebagai pendapatan penjualan dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar
nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor
dengan non-anggota par. 69. Pendapatan diukur sebesar nilai tukar produk atau jasa yang
akan diterima. Pendapatan atau transaksi yang terjadi dengan pihak ketiga, diukur sebesar nilai wajar penjualan yang menggambarkan
nilai kas sekarang. Nilai kas sekarang adalah nilai kas yang sebenarnya diterima atau akan diterima atau harga pasar yang berlaku pada saat
transaksi dikurangi dengan potongan tunai, diskonto dagang rabat, volume yang diperbolehkan dari jumlah yang difakturkan dan
dikurangi dengan penyisihan untuk mengantisipasi kerugian. Oleh karena itu, pendapatan diukur pada saat adanya kepastian dari jumlah
yang akan diterima. 2
Beban Beban dapat diakui dalam laporan perhitungan hasil usaha
pada saat terjadinya yaitu sebesar kas yang dikeluarkan atau sebesar harga barang dan atau jasa yang dikonsumsi. Beban yang disajikan
dalam laporan perhitungan hasil usaha berupa beban pokok koperasi maupun beban yang bukan merupakan usaha pokok koperasi. Beban
usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha par.72.
Standar Akuntansi Keuangan menerangkan bahwa, beban pokok koperasi yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan
produk atau jasa kepada anggota disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha koperasi. Dengan demikian dapat diperoleh
informasi tentang hasil usaha kotor dari transaksi dengan anggota. Penyajian harga pokok penjualan mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan selain koperasi. Hal ini mengacu pada pernyataan paragraf 12 yaitu “Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang
timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi tersebut diperlakukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha
lainnya”.
5. Ekuitas
a. Pengertian Ekuitas
Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang
sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi par. 36.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi
anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu par.39. Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai penutup
risiko dan karena itu tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota par. 40.
Modal sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibaikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan par. 26.
Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk
menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi par. 27.
Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota
par.28. Pembentukan cadangan dapat ditujukan antara lain untuk pengembangan usaha koperasi, menutup risiko kerugian, dan pembagian
kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi. Sisa Hasil Usaha SHU adalah gabungan dari hasil partisipasi
netto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian
dan pajak penghasilan badan koperasi par.33. b.
Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Ekuitas. Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebesar nilai nominalnya
par.37. Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis
simpanan wajib lain yang dalam praktiknya justru dapat diambil setelah pinjaman yang bersangkutan lunas atau pada waktu-waktu tertentu, tidak
dapat diakui sebagai ekuitas. Walaupun simpanan pokok dan simpanan wajib dapat diambil kembali jika yang bersangkutan keluar dari anggota
koperasi, namun diasumsikan bahwa anggota koperasi akan tetap menjadi anggota dalam waktu yang tidak terbatas. Dengan demikian simpanan
pokok dan simpanan wajib tersebut bersifat permanen par.41. Simpanan
pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib par. 42.
Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib dapat dilakukan dengan cara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam
angsuran dasar atau ketentuan lain. Penyajian nilai simpanan pokok dan simpanan wajib di neraca adalah dengan menyajikan nilai nominal
simpanan pokok dan simpanan wajib. Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima dari anggota disajikan sebagai
piutang simpanan pokok dan simpanan wajib par. 43. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru di atas nilai nominal
simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal Penyertaan Partisipasi Anggota par. 44. Apabila koperasi juga
menetapkan simpanan lain selain simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai ekuitas, maka bila terdapat penyetoran lebih dari nilai nominal
simpanan oleh anggota baru, maka kelebihan tersebut juga diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota par.46.
Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain
uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang berlaku pada saat diterima par.47.
Modal penyertaan ikut menutup risiko kerugian dan memiliki sifat relatif permanen, dan imbalan atas pemodal didasarkan atas hasil usaha
yang diperoleh. Oleh karena itu, modal penyertaan tersebut diakui sebagai ekuitas par. 48. Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan
dalam hal modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku
pada saat diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran. Penjelasan yang cukup harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan atas penilaian yang dilakukan par.49. ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang menyangkut pembagian
keuntungan atau hasil usaha, tanggungan kerugian, jangka waktu, dan hak-hak pemodal harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
par.50. Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat
menutup risiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai
kewajiban jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan par. 51. Oleh karena koperasi mengemban misi nasional untuk
menggerakkan ekonomi rakyat dan menjadi soko guru perekonomian nasional, maka dimungkinkan koperasi memperoleh sumbangan dari
pemerintah dan pihak lain. Sumbangan tersebut dapat diakui sebagai ekuitas jika dapat menanggung risiko atas kerugian par. 52.
Cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan par.54. Pembentukan cadangan dapat ditujukan antara
lain untuk pengembangan usaha koperasi, menutup risiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi.
Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha dicatat dalam akun Cadangan. Tujuan penggunaan cadanagan tersebut harus dijelaskan dalam
catatan atas laporan keuangan par.55. Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi hak
koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas, maka sisa hasil usaha tersebut
dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan par.58.
Pembagian sisa hasil usaha tersebut harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi
diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam
anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha
belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan par.60.
2.3. Kelengkapan Pengungkapan Wajib Laporan Keuangan