Pengelolaan Keuangan PD. Parkir Kota Denpasar

Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 38 4 Potongan karcis parkir yang dapat ikut diundi ialah yang memenuhi syarat- syarat dan yang telah diterima oleh penyelenggara selambat-lambatnya sebelum penyegelan pada penarikan undian. 5 Penyegelan potongan karcis parkir dan kelengkapan undian gratis berhadiah serta pemeriksaan fisik hadiah dilakukan sebelum penarikan undian oleh Pejabat Dinas Sosial Provinsi Bali yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6 Penarikan undian berhadiah ini dilaksanakan di Denpasar, bersifat terbuka, dilakukan di hadapan Notaris dengan disaksikan oleh Pejabat Dinas Sosial Provinsi Bali yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan fungsinya serta Kepolisian setempat. 7 Pada waktu acara pengundian, karcis-karcis parkir yang berada di dalam kotak ini kemudian diaduk-aduk dan diambil satu per satu bergantian oleh peserta undangan yang hadir dengan cara mata ditutup dengan kain yang tidak tembus pandang. 8 Pemenang diumumkan secara langsung pada saat pengundian dan disebarluaskan melalui media massa.

3.1.2 Pengelolaan Keuangan PD. Parkir Kota Denpasar

Dengan menilai pengelolaan keuangan oleh PD Parkir Kota Denpasar, akan diperoleh gambaran mengenai kinerja PD Parkir Kota Denpasar dalam mengelola dan menyelenggarakan perparkiran di Kota Denpasar. Berikut adalah perkembangan kondisi keuangan PD Parkir Kota Denpasar sejak awal beroperasi. 1 Neraca Secara garis besar, komponen neraca terdiri atas aktiva dan pasiva. Aktiva dibagi menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Perkembangan aktiva PD Parkir ditunjukkan pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.4. Dari Tabel 3.3 terlihat aktiva tetap PD Parkir Kota Denpasar menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, terutama pada tahun 2010 yaitu terjadi peningkatan sebesar Rp.4.866.814.008,00 atau mencapai 812,27 persen dari sebelumnya. Di lain sisi, aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 62,52 persen yang disebabkan oleh Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 39 menurunnya jumlah kas di Bank Pembangunan Daerah Bali. Penggunaan kas yang sangat besar ini adalah untuk keperluan pembangunan gedung kantor baru di Jalan Raya Puputan Renon, sehingga terjadi penambahan yang sangat signifikan untuk aktiva tetap yaitu berupa aset untuk bangunan maupun inventaris kantor. Tabel 3.3 dan Gambar 3.4 Perkembangan Aktiva PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011 Komponen pasiva terdiri atas kewajiban dan ekuitas. Untuk kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, hutang lainnya, hutang jaminan ganti rugi kehilangan kendaraan, beban yang masih harus dibayar, dan hutang pajak. Untuk kewajiban jangka panjang terdiri atas hutang bank dan kewajiban imbalan kerja. Sejak tahun 2009, PD Parkir Kota Denpasar mengambil pinjaman untuk keperluan pembangunan gedung baru, sehingga muncul kewajiban jangka panjang. Tabel 3.4 Perkembangan Pasiva PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011 Tahun Kewajiban Ekuitas Kewajiban Lancar Rupiah Kewajiban Jangka Panjang Rupiah Modal Sumbangan Pemerintah Rupiah Saldo Laba Rupiah 2005 2.387.690.967,03 0,00 137.421.000,00 873.327.443,23 2006 1.395.977.055,14 0,00 137.421.000,00 1.270.027.782,35 2007 1.841.892.651,87 0,00 137.421.000,00 1.749.938.135,06 2008 1.464.742.596,18 0,00 137.421.000,00 2.031.407.456,81 2009 1.584.422.100,00 2.142.483.280,00 137.421.000,00 2.457.380.174,00 2010 1.000.812.683,00 3.721.341.416,00 137.421.000,00 2.551.820.395,00 2011 959.377.992,00 2.766.756.248,00 137.421.000,00 2.626.884.857,00 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Tahun Aktiva Lancar Rupiah Aktiva Tetap Rupiah 2005 3.210.081.423,80 188.356.986,47 2006 2.067.060.212,48 676.365.625,00 2007 3.201.253.153,48 527.998.633,44 2008 3.158.998.296,82 474.572.756,17 2009 6.293.762.888,00 601.620.666,00 2010 2.358.610.821,00 5.488.434.674,00 2011 1.951.965.228,00 4.974.124.869,00 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 40 Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 5 Tahun 2003, Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar bersifat otonom, dimana modal perusahaan daerah adalah kekayaan daerah yang dipisahkan yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Walikota, dan modal tersebut dapat ditambah atau dan dikurangi dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa untuk ekuitas, tidak terdapat perubahan pada modal sumbangan pemerintah, sedangkan saldo laba PD Parkir mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan tanpa adanya tambahan modal dari pemerintah, PD Parkir Kota Denpasar mampu meningkatkan ekuitasnya dengan adanya tambahan laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Gambar 3.5 Perkembangan Saldo Laba PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 2 Laporan Laba Rugi Dalam Laporan Laba Rugi terdapat dua komponen utama yaitu pendapatan dan beban. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 pasal 3 ayat 2, pendapatan utama PD Parkir Kota Denpasar bersumber dari tempat parkir di tepi jalan umum dan tempat parkir khusus. Untuk beban dapat digolongkan menjadi tiga yaitu beban pokok pendapatan, beban Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 41 usaha, dan beban lain-lain. Beban pokok pendapatan PD Parkir Kota Denpasar meliputi beban jaminan kehilangan kendaraan, beban cetak parkir, dan upah langsung juru parkir tepi jalan umum. Beban usaha adalah beban pegawai, beban kantor, beban umum, beban pemeliharaan, beban penyusutan, dan beban sewa gedung. Beban lain-lain berupa biaya administrasi bank, biaya kerugian piutang tak tertagih, PPh 21 karyawan, PPh 21 final pajak penghasilan atas hadiah, dan PPh 23 jasa konsultan yang ditanggung perusahaan. Ketika parkir dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Denpasar melalui Unit Pelaksana Teknis, seluruh pendapatan retribusi parkir bruto dimasukkan dalam PAD Pendapatan Asli Daerah. Dalam pengelolaan parkir oleh Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar, seluruh pendapatan jasa parkir bruto dikurangi dengan seluruh pengeluaran atau seluruh biaya operasional perusahaan, sehingga diperoleh laba bersih perusahaan setelah pajak penghasilan yang disetorkan ke kas daerah, sehingga pendapatan yang disetor ke PAD Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan netto sebesar 35 yang merupakan pos bagian laba Badan Usaha Milik Daerah sesuai Bab IX Pasal 35 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003. Dalam perkembangannya selanjutnya, berdasarkan perjanjian kerjasama antara Walikota Denpasar dengan Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Nomor : 551.1449PD.Parkir tentang Pengelolaan Tempat Parkir Tepi Jalan Umum di Wilayah Kota Denpasar, pendapatan bruto retribusi parkir tepi jalan umum On Street Parking disetorkan keseluruhannya yaitu sebesar 100 ke Kas Daerah sebagai penerimaan daerah yang selanjutnya dikembalikan sebesar 85 untuk membiayai kegiatan operasional Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar. Hasil pungutan yang bersumber dari parkir di luar badan jalan Off Street Parking seperti Parkir Pelataran dan Parkir Insidentil masih seperti sebelumnya. Gambar 3.6 menunjukkan perkembangan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan, dan beban usaha PD Parkir Kota Denpasar. Dari gambar terlihat bahwa pendapatan usaha PD Parkir Kota Denpasar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dimana peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kerjasama dengan perusahaanpemilik lahan, sehingga terjadi peningkatan penerimaan parkir pelataran dari Rp.5.919.277.926,00 menjadi Rp.7.665.808.507,00. Pada tahun 2011 terjadi Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 42 penurunan pendapatan usaha PD Parkir Kota Denpasar yang disebabkan oleh menurunnya pendapatan parkir tepi jalan umum dari Rp.5.389.895.900,00 menjadi Rp.4.442.449.350,00. Penurunan pendapatan yang signifikan ini merupakan dampak dari pelarangan parkir di sepanjang ruas jalan Jalan Gajah Mada, Jalan Kartini, Jalan Thamrin, dan Jalan Sulawesi sebagai konsekuensi dari penataan kota pada tahun 2010. Gambar 3.6 Perkembangan Komponen Laporan Laba Rugi PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Dari Gambar 3.6 tampak bahwa beban pokok pendapatan PD Parkir Kota Denpasar relatif mengalami penurunan selama 7 tahun terakhir. Dari empat komponen pembentuk beban pokok pendapatan, penurunan yang signifikan dari beban pokok pendapatan merupakan dampak dari perubahan mitra kerjasama untuk asuransi atau beban ganti rugi kehilangan kendaraan bermotor. Untuk kerjasama dengan Jasa Raharja Putra, ditetapkan premi asuransi kehilangan kendaraan dihitung dari 10 pendapatan parkir tepi jalan dikurangi upah langsung juru parkir tepi jalan umum ditambah dengan pendapatan parkir insidentil dan pendapatan parkir kerjasama pelataran, namun setelah dilakukan Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 43 kerjasama dengan Koperasi Jaya Langgeng Rahayu PD Parkir maka beban kerugian kehilangan kendaraan bermotor dihitung dari 5 pendapatan parkir tepi jalan dikurangi upah langsung juru parkir tepi jalan umum ditambah dengan pendapatan parkir insidentil dan pendapatan parkir kerjasama pelataran. Untuk beban cetak parkir dan upah langsung juru parkir tepi jalan umum cenderung mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan pendapatan usaha PD Parkir Kota Denpasar. Beban usaha PD Parkir Kota Denpasar cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan perkembangan usaha PD Parkir sejak awal beroperasi. Dari Gambar 3.6 terlihat terjadi peningkatan tajam untuk beban usaha pada tahun 2006. Peningkatan yang signifikan ini disebabkan oleh meningkatnya beban pegawai sebagai dampak dari diangkatnya pegawai kontrak menjadi pegawai tetap untuk pertama kalinya. Selain itu, membengkaknya beban pegawai juga disebabkan oleh meningkatnya gaji juru parkir pelataranswalayan, dimana pada tahun 2006 dilakukan perekrutan juru parkir pelataranswalayan untuk memenuhi kecukupan jumlah juru parkir yang melayani tempat parkir khusus pelataran dan insidentil akibat dari bertambahnya perjanjian kerjasama antara PD Parkir Kota Denpasar dengan pemilik lahan pada tahun 2005. Pada tahun 2010 juga terjadi peningkatan yang signifikan untuk beban usaha PD Parkir Kota Denpasar. Peningkatan tajam ini merupakan konsekuensi dari peningkatan aset berupa gedung baru dan inventaris kantor akibat dari adanya bangunan baru di Jalan Puputan Renon, sehingga beban penyusutan membengkak dari Rp.199.742.090,00 menjadi Rp.1.002.105.860,00. Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 44 Gambar 3.7 Perkembangan Laba PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Gambar 3.7 menunjukkan perkembangan laba kotor dan laba bersih PD Parkir Kota Denpasar. Laba kotor menunjukkan tren yang semakin meningkat, sedangkan laba bersih cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya beban usaha dan beban lain-lain, yaitu beban penyusutan bangunan dan inventaris kantor serta meningkatnya beban bunga dan beban pokok pengembalian pinjaman yang digunakan untuk pembangunan gedung baru. Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 45 Tempat-tempat parkir di Kota Denpasar dibedakan menjadi dua, yaitu tempat parkir di tepi jalan umum dan tempat parkir khusus. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 tentang Sistem Penyelenggaraan Perparkiran, tempat parkir di tepi jalan umum harus mempunyai tanda-tanda yang jelas seperti rambu-rambu dan atau marka jalan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka pengawasan, pengendalian, dan ketertiban perparkiran di tepi jalan umum dipungut retribusi parkir sesuai dengan tarif yang telah ditentukan. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum menetapkan besarnya retribusi pelayanan parkir yang diberikan kepada orang pribadi atau badan untuk sekali parkir adalah sebagai berikut. 1 Trukkontainer yaitu sebesar Rp.15.000,00 2 Bustruk besar yaitu sebesar Rp.10.000,00 3 Bustruk sedang yaitu sebesar Rp.5.000,00 4 Sedan, jeep, minibus, pick up dan sejenisnya yaitu sebesar Rp.2.000,00 5 Sepeda motor yaitu sebesar Rp.1.000,00. Lebih lanjut menurut perda tersebut, tempat parkir khusus dapat dikelola oleh PD Parkir, badan hukum, perorangan, desa pekraman atau dapat dikelola secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan. Menurut Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 pada pasal 5 ayat 3 disebutkan bahwa setiap swalayan, supermarket, atau komplek pertokoan, pusat perkantoran, pasar, sekolah, tempat rekreasiobjek wisata, hotel penginapan, restaurantrumah makan, rumah sakit atau lembaga lainnya yang melaksanakan kegiatan menyangkut kepentingan masyarakat harus menyediakan tempat parkir khusus dimaksudkan untuk membedakan dengan tempat parkir di tepi jalan umum. Pada pasal 7 perda tersebut disebutkan bahwa sistem pengelolaan parkir khusus dan ketentuan- Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 46 ketentuan lainnya ditetapkan lebih lanjut berdasarkan kesepakatan antara unit satuan kerja yang ditunjuk sebagai pelaksana penyelenggara perparkiran dengan pihak ketiga. Mengenai mekanisme penyelenggaran parkir di Kota Denpasar, dibagi menjadi dua bagian pokok, yaitu penyelenggaraan parkir tepi jalan dan penyelenggaraan tempat parkir khusus parkir pelataran. Penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum pengelolaannya bekerja sama dengan Walikota, sedangkan penyelenggaraan parkir di tempat parkir khusus pengelolaannya dapat bekerja sama dengan pihak ketiga. Adapun perbedaan mekanisme penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum dengan tempat khusus secara umum dapat dilihat dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5 Mekanisme Penyelenggaraan Parkir di Kota Denpasar Pembeda Parkir Tepi Jalan Parkir Pelataran Dasar hukum Perda No. 19 tahun 2011 tentang retribusi parkir tepi jalan. Perda No. 11 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan parkir di Kota Denpasar. Yang dipungut jasa parkir Tepi jalan yang telah ditetapkan sebagai tempat parkir oleh Dinas Perhubungan, baik tepi jalan primer maupun sekunder. Penyelenggaraan parkir yang dilakukan berdasarkan kerja sama antara pihak PD Parkir Kota Denpasar dengan pemilik lahan. Pelaksana Pelaksanaan parkir dilakukan oleh juru parkir jukir dengan metode bagi hasil sebesar 35 untuk jasa jukir dan 65 untuk PD Parkir Kota Denpasar. Pelaksanaan parkir dilakukan oleh petugas parkir dengan sistem gaji bulanan. Mekanisme setoran Penetapan besaran target dilakukan survey oleh petugas PD Parkir Kota Denpasar, setoran jukir dilakukan paling lambat tiga 3 hari sekali dan pemberian karcis parkir diberikan sesuai dengan jumlah target yang ditetapkan. Mengenai potensi pendapatan dilakukan oleh petugas PD Parkir. Setoran dilakukan berdasarkan banyaknya karcis laku, yang dilakukan paling lambat tiga 3 hari sekali. Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Berdasarkan mekanisme penyelenggaraan parkir seperti yang diuraikan pada Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara parkir tepi jalan dengan pelataran. Parkir tepi jalan yang dimaksud adalah kegiatan parkir yang dilakukan di tepi jalan yang tidak melarang kendaraan untuk berhenti. Parkir Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 47 biasanya dilakukan secara parkir paralel atau serong yang biasanya penting untuk kegiatan bisnis yang berada di pinggir jalan seperti apotek, toko 24 jam, kantor kecil, atau kegiatan lainnya yang ada di pusat kota. Untuk di wilayah Kota Denpasar, penyelanggaraan parkir tepi jalan ini dilakukan berdasarkan wilayah yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Denpasar yaitu dengan membagi wilayah parkir menjadi empat 4 wilayah yaitu : 1 wilayah timur diberi kode B, 2 wilayah barat diberi kode A, 3 wilayah selatan diberi kode C, 4 wilayah utara diberi kode D. Parkir pelataran yang dimaksud adalah daerah, kawasan terbuka yang digunakan untuk memarkir kendaraan, yang disebut juga taman parkir. Parkir pelataran ini biasanya terdapat di pusat perdagangan, perkantoran, stadion olah raga, pasar, sekolah, dimana sementara pemilik kendaraan tersebut melakukan kegiatan belanja, bekerja, ataupun kegiatan lainnya. Untuk di wilayah Kota Denpasar, sampai saat ini PD Parkir Kota Denpasar sudah berhasil menjalin kerjasama dengan 94 pemilik lahan untuk menyelenggarakan parkir pelataran. Perkembangan jumlah area parkir pelataran di Kota Denpasar diitunjukkan dari Gambar 3.8. Gambar 3.8 Perkembangan Jumlah Area Parkir Pelataran dari Tahun 2003-2012 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 48 Dalam pelaksanaan kerjasama dengan pemilik lahan, PD Parkir Kota Denpasar melakukan kesepakatan mengenai prosentase bagian pendapatan yang diterima oleh masing-masing pihak. Besaran prosentase yang disepakati berbeda-beda antara pemilik lahan yang satu dengan yang lainnya. Rata-rata prosentase yang diterima oleh PD Parkir Kota Denpasar adalah sebesar 35 persen, sedangkan pemilik lahan memperoleh prosentase yang lebih besar, bahkan beberapa pemilik lahan meminta prosentase yang lebih besar yaitu mencapai 80 persen, sehingga prosentase yang diterima oleh PD Parkir Kota Denpasar relatif lebih kecil. Kerjasama PD Parkir Kota Denpasar dengan beberapa BUMD menyepakati prosentase yang lebih besar untuk PD Parkir Kota Denpasar yaitu mencapai 70 persen. Tabel 3.6 Prosentase Pembagian Perolehan Parkir Pelataran Perolehan Parkir Pelataran Prosentase PD Parkir Pemilik Lahan Rata-rata 35 65 Minimum 20 80 Maksimum 70 30 Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 49 Berkaitan dengan potensi pengelolaan parkir di wilayah Kota Denpasar oleh PD Parkir Kota Denpasar terlebih dahulu harus dilihat kondisi di dalam perusahaan terkait dengan jumlah tenaga kerja, luas areal parkir, besarnya pemasukan dan pengeluaran karcis setiap tahunnya, serta dihubungkan dengan pemanfaatan potensi-potensi area parkir lainnya yang belum dikelola oleh PD Parkir Kota Denpasar. Untuk melihat potensi perparkiran yang dikelola oleh PD Parkir Kota Denpasar dapat ditinjau dari bebarapa aspek yaitu aspek Sumber Daya Manusia, aspek objek perparkiran, aspek penerimaan parkir, aspek sosiologis, dan aspek hukum. Aspek-aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Analisis Sumber Daya Manusia