Analisis Sosiologis dan Filosofis

Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 66 pertumbuhannya memang terlihat bahwa pendapatan parkir di tepi jalan lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan di pelataran. Untuk melihat apakah suatu sumber pendapatan daerah potensial ataukah tidak, dua indikator tersebut yaitu pertumbuhan dan proporsi digunakan. Dengan menggunakan kedua indikator tersebut, dari segi potensi sebagai sumber pendapatan daerah, maka kedua jenis pendapatan parkir tersebut sama-sama potensial untuk dilakukan pemungutan.

3.2.4 Analisis Sosiologis dan Filosofis

Analisis dengan pendekatan sosiologis pada kajian ini dimaksudkan untuk menganalisis tujuan dari pemungutan pajak maupun retribusi parkir berdasarkan atas kondisi sosiologis masyarakat Kota Denpasar, sedangkan analisis pendekatan filosofis bertujuan menganalisis aspek pelayanan dari pemungutan pajak parkir di Kota Denpasar. Untuk itu, dilakukan proses wawancara dengan instrumen berupa kuesioner kepada 100 orang responden masyarakat yang dijadikan sampel dalam kajian ini. Survey ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pendapat pihak eksternal yaitu masyarakat luas yang memanfaatkan fasilitas parkir mengenai kemungkinan dilaksanakan pemungutan pajak parkir di Kota Denpasar. Beberapa indikator yang digunakan adalah pandangan masyarakat terhadap keberatan penetapan tarif parkir, pelayanan tambahan yang diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar, pelayanan PD Parkir Kota Denpasar yang paling bermanfaat, kemungkinan pengenaan tarif berbeda, dan kemungkinan pelayanan tambahan dihilangkan. Penjelasan mengenai indikator-indikator tersebut disajikan sebagai berikut. Tabel 3.23 Pandangan Masyarakat terhadap Penetapan Tarif dan Adanya Pelayanan Lebih dari PD Parkir Kota Denpasar Pertanyaan yang diajukan Jawaban Responden Ya orang Persentase Tidak orang Persentase Apakah BapakIbuSaudara keberatan dengan tarif parkir yang ditetapkan di Kota Denpasar saat ini? 4 4 96 96 Apakah BapakIbuSaudara mendapatkan pelayanan lebih dari pemungutan parkir di Kota Denpasar? 87 87 13 13 Sumber: Hasil Kuesioner, 2012 Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 67 Berdasarkan data pada Tabel 3.23 dan Gambar 3.13 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 96 persen tidak keberatan dengan tarif parkir yang ditetapkan oleh di Kota Denpasar saat ini yaitu 2000 rupiah untuk mobil dan 1000 rupiah untuk kendaraan sepeda motor. Sebesar 87 persen masyarakat merasa bahwa mereka mendapatkan pelayanan lebih dari pemungutan parkir di Kota Denpasar. Gambar 3.14 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 88 persen menyatakan pelayanan lebih yang paling dirasakan adalah pelayanan pengamanan kendaraan bermotor di tempat parkir. Ini disebabkan jukir di Kota Denpasar mempunyai kewajiban untuk turut menjaga keamanan kendaraan-kendaraan yang parkir di sekitar area yang dijaganya agar tidak terjadi kehilangan. Pelayanan lebih lainnya yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat adalah adanya asuransijaminan ganti rugi kehilangan kendaraan dan undian berhadiah yaitu masing-masing sebanyak 6 persen responden merasakan manfaat adanya asuransijaminan ganti rugi kehilangan kendaraan dan undian karcis parkir berhadiah. Ini berarti pengelolaan parkir di Kota Denpasar oleh PD Parkir Kota Denpasar Gambar 3.13 Pandangan Masyarakat terhadap Penetapan Tarif dan Adanya Pelayanan Lebih dari PD Parkir Kota Denpasar Sumber: Hasil Kuesioner, 2012 Gambar 3.14 Pandangan Masyarakat mengenai Pelayanan PD Parkir Kota Denpasar yang Paling Bermanfaat Sumber: Hasil Kuesioner, 2012 Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 68 mampu memberikan manfaat lebih kepada masyarakat pengguna jasa layanan parkir di Kota Denpasar. Adanya kompensasibalas jasa kepada masyarakat luas menunjukkan bahwa pengelolaan parkir di Kota Denpasar tidak hanya menjadi objek pendapatan semata, namun juga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan mekanismenya, hanya pemungutan parkir berupa retribusi yang dimungkinkan untuk memberikan pelayanan ini. Hal ini sesuai dengan hakikat retribusi yang mana merupakan pungutan yang memberikan timbal balik langsung kepada penerima retribusi, sehingga pemungutan retribusi dapat lebih spesifik kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan tertentu. Hal ini berarti dari pendekatan filosofis, pemungutan parkir berupa retribusi lebih baik dibandingkan pajak. Selain itu, penilaian masyarakat terhadap pemungutan parkir berupa pajak atau retribusi dapat dilihat dari pandangan responden terhadap adanya kemungkinan penentuan tarif yang berbeda-beda di setiap tempat yang memiliki lahan parkir akibat dari penerapan pajak parkir. Terkait dengan hal ini, dalam kajian ini responden juga melakukan penilaian mengenai adanya kemungkinan dihilangkannya beberapa jenis pelayanan yang sudah dirasakan manfaatnya saat ini. Hal ini dimungkinkan apabila pemilik lahan diberikan kebebasan dalam mengelola parkir di pelataran. Berdasarkan hasil survei, dari 100 orang responden menyatakan tidak setuju apabila setiap tempat yang memiliki lahan parkir di Kota Denpasar memungut parkir dengan tarif yang berbeda-beda. Demikian juga dengan adanya kemungkinan salah satu dari pelayanan yang sudah diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar saat ini dihilangkan akibat dari adanya kebebasan pengelolaan parkir oleh setiap tempat yang memiliki lahan parkir. Hal ini menunjukkan adanya suatu kondisi nyata di dalam masyarakat tentang tingkat penolakan resistance terhadap rencana pemungutan pajak parkir di Kota Denpasar. Hasil survei ini menandakan bahwa sebagian besar masyarakat menilai keberadaan PD Parkir Kota Denpasar dapat memberikan nilai positif bagi pengelolaan parkir di Kota Denpasar. Masyarakat merasakan adanya nilai tambah value added yang diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar. Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 69

3.2.5 Analisis dari Aspek Hukum