Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

yang diberikan anggota kepada CU dalam hal menyimpan uang mereka dan juga sebaliknya CU memberikan kepercayaan kepada anggota dalam hal peminjaman.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini untuk memberikan masukan kepada usaha kecil menengah untuk memperoleh modal usaha dengan suku bunga yang layak serta proses peminjaman yang mudah dilakukan. Hal ini dapat mereka temukan bila mereka menjadi anggota CU Cinta Kasih. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. untuk menambah wacana dalam memahami Credit Union sebagai kegiatan koperasi yang bersifat simpan pinjam yang di dalamnya terbentuk modal sosial. 2. memberi masukan kepada pemerintah untuk mengembangkan koperasi kredit agar berperan sebagai sumber modal bagi usaha kecil menengah.

1.4 Tinjauan Pustaka

Manusia sebagai mahluk sosial tidak pernah terlepas dari manusia yang lainnya, di dalam kehidupan sehari-harinya manusia mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya. Karena hubungan dengan orang lain dalam suatu masyarakat sangatlah penting, dengan hidup bermasyarakat manusia dapat saling melengkapi dan proses sosial yang terjadi dari hubungan ini akan menimbulkan kekuatan yang besar yang bersifat mempererat di antara mereka seperti halnya kasih sayang, saling menghargai dan saling membutuhkan. Universitas Sumatera Utara Kegiatan tolong menolong ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang secara nyata dapat dilihat dari salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang hidup dari bercocok tanam di ladang yakni suku bangsa Sumbawa Koentjaranigrat, 1992. Interaksi ini terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut dengan sistem sosial. Sistem-sistem sosial itu terdiri dari aktivitas- aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan. Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi pedoman bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosial, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia Sairin, 2002. Secara sederhana Bronislaw Malinowski dalam Sairin 2002, mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sejalan dengan pertumbuhan manusia sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan yang semakin banyak dan beranekaragam. Kebutuhan- kebutuhan hidup tersebut dapat dipenuhi dengan baik apabila adanya pendapatan yang mendukung, namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh masyarakat terutama bagi masyarakat yang ekonomi lemah. Dalam hal inilah keberadaan koperasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhan mereka, terutama koperasi yang bergerak dalam kegiatan simpan pinjam. Koperasi kredit dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan Tim BK3I, 2007. Berikut ini merupakan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Credit Union CU: • Credit Union CU “Ora et Labora” CU Ora et Labora berdiri sejak tahun 1985. Ide pembentukan CU ini diawali sosialisasi Yayasan Pijer Podi YAPIDI yang berada di Kabanjahe. Dinamai Ora et labora, yang berarti bekerja sambil berdoa. Semula CU ini hanya diminati oleh beberapa orang dengan tujuan utamanya adalah untuk membantu mengatasi masalah ekonomi dan terhindar dari rentenir-rentenir. Secara keseluruhan CU ini dikelola oleh para perempuan yang berada di desa Bukit dan anggotanya pun terdiri dari perempuan saja yang bekerja sebagai petani. Walaupun ada anggota pria di dalam CU ini, tetapi mereka semua diwakili oleh satu nama yaitu kaum bapak. Adapun alasan mengapa hanya perempuan yang dijadikan anggota dan pengurus dalam CU ini, karena pada umumnya di tempat ini perempuan lebih banyak berperan dalam urusan uang, lebih jujur, lebih baik, lebih dipercayai dan lebih hemat akan uang bila dibandingkan dengan pria. Sehingga dalam pengelolaan simpan pinjam lebih ideal diserahkan kepada perempuan. Universitas Sumatera Utara Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, misalnya setiap anggota berhak meminjam uang di CU sesuai dengan saham yang dimilikinya. Sedangkan yang menjadi kewajiban bagi setiap anggota CU terutama bagi anggota baru wajib membayar uang pangkal, membayar iuran wajib dan mengikuti semua aturan yang berlaku di dalam CU. Dengan adanya kegiatan CU Ora et Labora ini membuat masyarakat desa Bukit khususnya kaum perempuan banyak dikenal dengan kegiatan koperasi yang mereka miliki. Dengan berdirinya CU ini di desa Bukit membuat penduduknya merasa sangat terbantu dalam hal perekonomian Bangun, 2007:122-125. • Credit Union Benih Kekelengen Credit Union Benih Kekelengen ini berdiri sejak tanggal 10 Februari 2002 di Kabanjahe yang anggotanya kebanyakan pria yang bekerja sebagai petani dibandingi wanita. CU ini merupakan koperasi simpan pinjam yang mempunyai program pendidikan dan pembinaan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan. Anggota CU Benih Kekelengen merupakan pilar-pilar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan CU. Keberhasilan CU ini dalam menjalankan kegiatannya diukur dari kesediaan anggotanya untuk melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab Ketaren, 2007:153-169. Dalam setiap usaha individu untuk memperoleh sumberdaya tertentu, membangun jaringan hubungan memainkan peranan yang sangat penting. Di dalam jaringan ini terjalin kerjasama, di mana masing-masing pihak mempunyai kepentingan tertentu Ahimsa-Putra, 1994. J.A. Barnes dalam Koentjaranigrat 1990 mengatakan jaringan sosial sebagai suatu rangkaian hubungan-hubungan interaksi dan kaitan-kaitan para Universitas Sumatera Utara warganya sebagai individu yang bebas dengan individu-individu lain di dalam komunitas lain. Mitchell dalam Siahaan 1998 membedakan tiga macam jaringan sosial yaitu hubungan-hubungan yang bersifat kategori, hubungan-hubungan yang terwujud dari hubungan pribadi dan hubungan-hubungan yang terwujud dalam struktur. Kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai komunitas disebut modal sosial. Modal sosial merupakan salah satu isu yang menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji belakangan ini. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa modal sosial akan bernilai ekonomis, jika dapat memberikan manfaat bagi individu atau kelompoknya misalnya dalam memperoleh bantuan atau pinjaman yang bersifat informal. Modal sosial diyakini sebagai salah satu komponen utama dalam menggerakkan kebersamaan, mobilitas ide, kesaling percayaan dan kesaling menguntungkan untuk mencapai kemajuan bersama. Pada modal sosial, lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antara individu- individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Robert D.Putnam dalam Hasbullah 2006 mengartikan modal sosial sebagai perekat bagi setiap individu dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaringan kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial juga dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok individu melakukan satu kegiatan yang produktif. Universitas Sumatera Utara Menurut Lesser, modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena 1 memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas, 2 menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas, 3 mengembangkan solidaritas, 4 memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas, 5 memungkinkan pencapaian bersama dan, 6 membentuk prilaku kebersamaan dan berorganisasi komunitas. Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, memberikan kewenangan bagi setiap orang yang dipilihnya untuk berperan sesuai dengan tanggung jawabnya http:akhmadsudrajat.wordpress.com2008. Eva Cox dalam Hasbullah 2006 mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama. James Coleman dalam Hasbullah 2006:7 mendefinisikan konsep modal sosial sebagai varian entitas, terdiri dari beberapa struktur sosial yang memfasilitasi tindakan dari para pelakunya, apakah dalam bentuk personal atau korporasi dalam suatu struktur sosial. Francis Fukuyama dalam Hasbullah 2006:8 menekankan pada dimensi yang lebih luas mengenai modal sosial yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Meskipun masing-masing tokoh yang mempopulerkan konsep modal sosial memiliki perbedaan penekanan terhadap unsur-unsur yang membentuknya, namun intinya konsep modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan Universitas Sumatera Utara masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan dengan pihak lain. Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima , saling percaya mempercayain dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma yang mendukungnya. Dengan kata lain inti telaah modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk bekerjasama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang timbal balik dan saling menguntungkan dan dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat Hasbullah, 2006 . Adapun unsur-unsur pokok dalam modal sosial adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi dalam suatu jaringan Modal sosial tidak dibangun hanya satu individu, melainkan akan terletak pada kecenderungan yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang merekat. Modal sosial akan kuat tergantung pada kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat untuk membangun sejumlah asosiasi berikut membangun jaringannya. Salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau perkumpulan yang melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Universitas Sumatera Utara 2. Timbal balik Modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau antar kelompok itu sendiri. Dimana seseorang atau banyak orang dari suatu kelompok memiliki semangat untuk membantu yang lain tanpa mengharapkan imbalan seketika. 3. Kepercayaan Trust atau rasa percaya adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakni bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya. 4. Norma sosial Norma-norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk prilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dapat dipatuhi dan diikutin oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya terinstusionalisasi dan mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakatnya. Aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan pola tingakah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. 5. Nilai-nilai Nilai adalah suatu ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat. Misalnya, nilai harmoni, prestasi, kerja keras, Universitas Sumatera Utara kompetisi dan lainnya, merupakan contoh-contoh nilai yang sangat umum dikenal dalam kehidupan masyarakat. 6. Tindakan yang proaktif Salah satu unsur penting modal sosial adalah keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat. Ide dasar dari premise ini, bahwa seseorang atau kelompok senantiasa kreatif dan aktif. Mereka melibatkan diri dan mencari kesempatan-kesempatan yang dapat memperkaya, tidak saja dari sisi material tapi juga kekayaan dalam hubungan-hubungan social dan menguntungkan kelompok tanpa merugikan orang lain. Mereka cenderung tidak menyukai bantuan-bantuan yang sifatnya dilayani, melainkan lebih memberi pilihan untuk lebih banyak melayani secara proaktif. Robert D.Putnam dalam Hasullah 2006 mengatakan bahwa rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya. Menurut Perry 2000:16, kepercayaan seringkali digunakan untuk menentukan ciri-ciri hubungan jaringan, tetapi dalam praktiknya ada sedikit kesepakatan terhadap organisasi mana yang paling banyak menggunakan keyakinan. Sejumlah penelitian percaya bahwa jauh lebih sulit bagi perusahaan besar dibandingan perusahaan kecil untuk membentuk kepercayaan ke dalam perhitungan. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia, hasil survei tentang usaha-usaha kecil menunjukkan bahwa setengah dari usaha-usaha ini bermula dari usaha rumah tangga Sumintarsih, 2003. Alice Dewey, menunjukkan pentingnya hubungan sosial para pedagang dengan berbagai pihak. Seperti yang dikatakan oleh Geertz dalam Sumintarsih 2003 dalam suatu organisasi kerja, hubungan-hubungan kerja yang stabil hanya terdapat pada unsur-unsur yang membentuk kelompok kerja bukan pada kelompok kerja itu sendiri secara keseluruhan. Artinya, kelangsungan suatu hubungan kerja sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang mengikat individu- individu tersebut dalam jaringan kerjasama. CU Cinta Kasih dalam menjalankan kegiatannya berlandaskan pada sikap saling percaya dan kerjasama antara sesama anggota, pengurus dan pengawas. Kepercayaan merupakan faktor penting pada lembaga keuangan, dengan menciptakan kepercayaan dan memastikan bahwa kepercayaan itu dapat dipertahankan maka lembaga tersebut dapat bertahan lama. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Eva Cox dalam memahami modal sosial dalam CU Cinta Kasih. Di mana modal sosial dalam CU Cinta Kasih merupakan modal utama bagi setiap orang yang ingin menjadi anggota CU tersebut.

1.5 Metode Penelitian