5. Biaya transaksi yang ditanggung peminjam relatif rendah
6. Pencairan dana dengan cepat sesuai dengan kebutuhan mendadak
7. Penggunaan dana leluasa, tidak terbatas untuk kegiatan ekonomi produksi
8. Merupakan sumber penghasilan dan infestasi yang menguntungkan bagi
pemilik uang yang enggan menitipkan uangnya di lembaga formal
2.3.3.2 Citra Universal Rentenir
Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan rentenir ibarat menikmati kesusahan orang lain, lintah darat, tidak punya perasaan, kejam,
pemeras dan citra buruk lainnya. Akan tetapi, walaupun citra buruk dibangun oleh berbagai kebudayaan, profesi ini tidak surut bahkan ada kecenderungan semakin
berkembang sejalan dengan berkembangnya perdagangan. Buktinya pemerintah sampai saat ini sangat kewalahan mengatasi rentenir yang sudah berkembang.
2.3.4 Mekanisme Transaksi Kredit
Perbankan memiliki hubungan yang formal dengan para nasabahnya. Apabila seseorang akan mengajukan kredit kepada perbankan, maka mereka harus
datang ke kantor perbankan dengan hari dan jam yang telah ditentukan. Dalam hal ini tidak menjadi persoalan sejauh pengambilan kredit oleh para nasabahnya
memang akan digunakan untuk tujuan produktif sebagaiman diinginkan oleh pemerintah. Akan tetapi bagi warga yang akan membutuhkan dana untuk
keperluan konsumtif, hal ini yang biasanya menimbulkan masalah. Pemenuhan kebutuhan hidup adalah sesuatu yang pribadi, karena hal itu menyangkut
Universitas Sumatera Utara
kehormatan dan harga diri keluarga. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa akhirnya masyarakat yang tidak memiliki usaha pokok enggan berhubungan
dengan perbankan yang disponsori oleh pemerintah.
Rentenir banyak berhubungan dengan masyarakat yang secara sosial tidak memiliki usaha pokok. Meskipun rentenir memiliki kantor yang tetap, akan tetapi
lembaga ini tidak menggunakan kantornya untuk menerima masyarakat yang berhutang. Kantor yang ada hanya sebagai pos para pegawainya untuk melayani
nasabah-nasabah dari rumah ke rumah. Mereka akan langsung datang dari rumah ke rumah dengan berbagai pendekatan kepada masyarakat. Hubungan antara
rentenir dengan nasabah dengan demikian akan menjadi intim. Rentenir yang beroperasi sering pula memperhatikan lingkungan sosialnya, menunjukkan sikap
kedermawanannya, dan mengikuti kegiatan sosial lainnya.
Ikatan batin antara rentenir dan para nasabah di atas membuat urusan perkreditan, khususnya persoalan pengembalian kredit menjadi sederhana dalam
arti bahwa proses mekanisme transaksi pengembalian kredit menjadi lancar. Meskipun bunga yang dibebankan kepada nasabah relatif cukup tinggi, akan tetapi
para nasabah membayar kembali kredit itu sebagai kewajiban sosial mereka. Dari sinilah letak mengapa tunggakan kredit pada rentenir menjadi sangat kecil.
Rentenir datang membawa uang yang dibutuhkan oleh nasabah ke rumah nasabah masing-masing. Merekapun menagih angsuran ke rumah-rumah para
nasabah. Kunjungan untuk menagih ke rumah telah disetujui bersama antara nasabah dengan rentenir. Sementara itu, rentenir akan mengurungkan
Universitas Sumatera Utara
penagihannya bahkan akan menawarkan pinjaman baru manakala ia melihat nasabah menghadapi kekurangan uang. Dengan demikian, nasabah yang sebagian
besar pedagang kecil merasa selalu dipercaya oleh rentenir. Karena merasa dipercaya, merekapun selalu akan berusahan memenuhi kewajibannya dengan
mengangsur setiap hari. Bunga yang tinggi atau yang rendah, bukan menentukan kemauan masyarakat menjalin hubungan dengan rentenir. Faktor yang paling
menentukan dalam hubungan ini adalah kejujuran dari rentenir, di samping kemudahan dalam memperoleh pelayanan itu.
Walaupun telah banyak usaha yang telah dilakukan perbankan untuk pengembangan usaha kecil, akan tetapi mereka belum mampu melayani sebagian
besar golongan miskin di pedesaan. Bahkan kehadiran rentenir semakin hari semakin dibutuhkan oleh masyarakat.
2.4 Usaha Kecil dan Menengah UKM
Ada dua defenisi usaha kecil yang di kenal di Indonesia. Pertama, menurut UU No.9 tahun 1995 tentang usaka kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200
juta. Kedua, menurut Biro Pusat Statiskit BPS, usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri
berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: 1.
Industri rumah tangga dengan pekerja 1- 4 orang 2.
Industri kecil dengan pekerja 5 – 19 orang
Universitas Sumatera Utara