dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadahi atas kegiatan dari
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
G. Rasio Keuangan
Analisis rasio menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Hubungan ini dinyatakan dalam persentase, tingkat,
maupun proporsi tunggal. Ediningsih 2004 dalam Hanif 2007 menjelaskan bahwa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan
yang menunjukan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Rasio merupakan pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan
operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya Kasmir 2008. Beberapa jenis rasio yang dapat
dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari laporan keuangan Pemerintah Pusat antara lain:
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti
bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah, dan demikian pula
sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian,
semakin tinggi partisipasi masyarakat yang membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin
tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi.
2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan penerimaan pendapatan asli daerah yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi rill daerah Halim, 2007:234
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan
realisasi pendapatan yang diterima.
3. Rasio Aktivitas
a. Rasio Keserasian
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja
pembangunan optimal. Semakin tinggi prosentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti prosentase belanja investasi belanja
pembangunan yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil. Halim.2011
b. Rasio Pertumbuhan
Menurut Mahmudi 2011:162 Rasio pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan serta
kecenderungan baik berupa kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu.
H. Kinerja Keuangan Daerah
Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja
daerah dengan menggunakan indikator keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu periode anggaran.
Bentuk kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang terbentuk dari unsur laporan pertanggung jawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD.
I. Pendapatan Asli Daerah PAD
1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Menurut Halim 2004:67, Pendapatan asli daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.