Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data

pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Halim, 2007:232 Rasio Kemandirian : Kriteria Pengukurannya : Presentase PAD Kemampuan Keuangan Daerah 0,00-10,00 10,01-20,00 20,01-30,00 30,01-40,00 40,01-50,00 50,00 Sangat Kurang Kurang Sedang Cukup Baik Sangat Baik Sumber: Mahmudi 2011 b. Rasio Efektifitas dan Efisiensi 1 Rasio Efektifitas Rasio efektifitas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan penerimaan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi rill daerah Halim 2007: 234. Rasio efektifitas diukur dengan rumus : Kriteria Pengukurannya : Presentase Efektifitas Tingkat Efektifitas Diatas 100 100 90 - 99 75 - 89 Kurang dari 75 Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif Sumber: Mahmudi 2011 Semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. 2 Rasio Efisiensi Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Halim 2007:234 Untuk menghitung rasio efisiensi menggunakan rumus : Kriteria Penilaiannya : Presentase Efisien Tingkat Efisiensi 5 5 - 10 11 - 20 21 - 30 30 Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Sumber : Mahmudi 2011:171 Nilai efesiensi yang diperoleh dari perbandingan tersebut diatas, kemudian diukur dengan kriteria kinerjanya, kemudian dibandingkan dari tahun ke tahun. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik. Halim, 2007:234 c. Rasio Aktivitas 1 Rasio belanja Rutin Belanja Operasi Rasio belanja Rutin Belanja Operasi merupakan perbandingan antara total belanja operasi dengan total belanja daerah. Rasio belanja rutin ini memberi informasi mengenai porsi belanja yang dialokasikan untuk belanja rutin belanja operasi. Mahmudi, 2007:150 Rasio belanja rutin belanja operasi terhadap total belanja dirumuskan sebagai berikut : 2 Rasio belanja Pembangunan Langsung Rasio belanja modal terhadap total belanja merupakan perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Berdasarkan rasio ini, pembaca laporan dapat mengetahui porsi belanja daerah yang dialokasikan untuk investasi dalam bentuk belanja modal pada tahun anggaran yang bersangkutan.Mahmudi, 2007:150 Rasio belanja modal ini dirumuskan sebagai berikut : Menurut Halim, 2008:236 semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja rutintidak langsung berarti persentase belanja investasi belanja pembangunanlangsung yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil Halim, 2008:235. d. Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan Growth Ratio mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing- masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapatkan perhatian Mahmudi 2011 Pertumbuhan = - - - Keterangan: Xt = Data variabel X pada tahun t Xt-1 = Data variabel X pada tahun t-1 Untuk mengukur rasio pertumbuhan suatu daerah dapat dilihat dari : - Pendapatan Asli Daerah PAD - Total Pendapatan Daerah - Belanja Rutin Daerah - Belanja Pembangunan Daerah Pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran tahun berjalan dikurangi dengan tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan pendapatan dan pengeluaran tahun sebelumnya agar diketahui seberapa besar pertumbuhannya. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan sumber pendapatan dan pengeluaran suatu daerah selama beberapa periode tahun anggaran, maka data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui bagian-bagian atau potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian khusus bagi pemerintah daerah. Sehingga pemerintah daerah tersebut dapat memperbaiki kinerjanya menjadi lebih baik untuk kedepanya Halim, 2008:241 33

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL

A. Kabupaten Gunungkidul 1. Kondisi Umum a. Geografi Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. Letak geografi : 110 o 21 sampai 110 o 50 BUJUR TIMUR 7 o 46 sampai 8 o 09 LINTANG SELATAN 1 Batas wilayah Utara : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Selatan : Samudra Hindia atau sering disebut dengan Pantai Laut Selatan Barat : Kecamatan Imogiri, Pundong, Dlingo, Piyungan, Kabupaten Bantul b. Topografi Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 tiga zona pengembangan, yaitu : Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m-700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan.Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m-200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel- partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m-120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu Duizon gebergton atau Zuider gebergton, dengan ketinggian 0 m-300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut Conical limestone dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan. c. Klimatologi Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal. Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai berikut: Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mmtahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir.

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan

1 17 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE 2012-2014 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Periode 2012-2014.

1 5 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PERIODE 2012-2014 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Periode 2012-2014.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Periode 2012-2014.

0 2 10

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten Dilihat Dari Pendapatan Daerah Pada APBD 2010-2012.

0 1 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten Dilihat Dari Pendapatan Daerah Pada APBD 2010-2012.

0 1 16

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE 2005-2007.

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 1 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Apbd 2008-2010.

0 2 21

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2007-2009 Binder1

0 0 63