25 sebuah produk. Selain itu, iklan menyebabkan seseorang membeli
produk atau jasa yang tidak mereka butuhkan e. Stres
Merokok mempunyai pengaruh menenangkan, membius dan banyak menggunakannya sebagai cara menghadapi stres Alexander,
2002. Keadaan stres tidak secara langsung menimbulkan seseorang untuk merokok akan tetapi stres memicu untuk memperoleh atau
menggunakan sesuatu yang dapat menenangkan misalnya menghilangkan stres dengan merokok. Didalam rokok terdapat zat
berupa nikotin. Nikotin bereaksi dibagian otak yang mengatur bagian perasaan nyaman dan dihargai. Hal tersebut baru diketahui oleh para
ahli belakangan ini setelah dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut. Mereka menemukan bahwa perjalanan nikotin dibagian otak ternyata
dapat mencapai tingkatan dopemin. Dopemin ini adalah sebuah transmisi saraf yang mempunyai fungsi menciptakan perasaan nyaman
dan dihargai manusia. Perilaku merokok karena stres termasuk perilaku yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Dimana merokok
digunakan untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila marah, cemas, gelisah sehingga bila merokok perasaan negatif akan
terkurangi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. REMAJA
1. Pengertian remaja Masa remaja merupakan salah satu tahap dari perkembangan
manusia. Tahap ini terjadi setelah masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Papalia 2014 mendefinisikan remaja sebagai masa perubahan
perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengakibatkan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Hal tersebut
diperjelas oleh pernyataan Calon dalam Monks, dkk 1994 yang mengatakan bahwa dalam masa remaja tampak jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa namun tidak lagi memiliki status anak. Hal tersebut membuat masa remaja dipandang
masa yang cukup labil bagi individu. Zakiah Darajat 1990 juga menggambarkan remaja sebagai masa
dimana individu mengalami proses pertumbuhan dan pekembangan dari segi fisik maupun perkembangan psiksinya. Mereka bukanlah anak-anak
baik bentuk tubuh maupun cara berpikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang tergolong matang.
Pada tahap perkembangan remaja terdapat masa dimana muncul perasaan yang sangat peka; remaja mengalami apa yang disebut storm and
stress dalam kehidupannya. Sikap dan perilaku remaja dipandang sebagai sesuatu yang tidak konsisten, terkadang bergairah tiba-tiba berganti lesu,
rasa bahagia berubah menjadi sangat sedih. Perubahan-perubahan emosi seperti itu sulit untuk dikendalikan. Pada masa inilah remaja mulai
27 menerima tantangan untuk tetap dapat memenuhi tugas perkembangannya,
belajar untuk mengambil keputusan secara mandiri yang dipandang baik bagi kehidupannya.
Dari beberapa pengertian remaja di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah masa transisi perkembangan individu dari kanak-
kanak menuju dewasa yang melibatkan proses perubahan emosi, kognitif maupun fisik.
Menurut Santrock 2003, masa remaja terbagi atas : a. Masa remaja awal early adolescence berlangsung di masa sekolah
menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan terjadi perubahan pubertas.
b. Masa remaja akhir late adolescene kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehiduapn, kira-kira setelah
usia 15 tahun. Minat, karir, pacaran dan eksplorasi identitas sering kali lebih menonjol di masa remaja akhir dibandingkan di masa remaja
awal. 2. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja
Aspek-aspek perkembangan pada remaja dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Perkembangan fisik Perkembangan fisik yang dimaksud meliputi perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik Papalia Olds, 2001. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan
28 tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan serta kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh
orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan
kognitif Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001. b. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget dalam Santrock, 2001, seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara
biologis mereka. Dalam pandagan Piaget, remaja aktif membangun dunia kognitif mereka. Informasi yang didapatkan tidak langsung
diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja dipandang sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang
lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa
yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTAR TEORI
Perilaku merokok belakangan semakin sering terlihat pada remaja perempuan. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang sangat berisiko bagi
kesehatan bahkan dua kali lipat lebih berisiko daripada pria. Remaja perempuan yang merokok pun seringkali dipandang kurang baik bahkan
29 melanggar norma-norma budaya. Namun, jika berbagai situasi lingkungan
tidak mendukung dapat membuat remaja hanya akan mengabaikan risiko yang dapat diterimanya.
Tidak hanya efek buruk bagi kesehatan, rokok juga dipandang cukup identik dengan pergaulan yang lebih rentan akan kenakalan dibandingkan
dengan pergaulan tanpa merokok. Pergaulan remaja dengan rokok cenderung mengarahkan pikiran bahwa merokok dapat menjadi pelarian atau
pelampiasan akan tiap masalah sehingga remaja akan merokok ketika mengalami masalah dalam hidupnya.
Hal ini diperkuat oleh Meeker dalam Aritonang, 1997 yang mengatakan bahwa motif para perokok adalah
relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, dan pengalaman yang menyenangkan.
Pada dasarnya, remaja yang terlibat dalam perilaku berisiko karena tidak adanya keseimbangan peran orangtua dalam hidupnya.
Salah satu
faktor penting yang mendukung keberhasilan remaja dalam menyelesaikan permasalahannya
adalah keluarga.
Telah banyak
penelitan yang
mengemukakan betapa
pentingnya peran
orangtua dalam
proses perkembangan anak di masa remaja. Hampir setiap hal yang terjadi pada diri
anak merupakan hasil representasi pengasuhan orangtua. Dalam hal ini, ayah dipandang memiliki peran tersendiri dalam
kehidupan remaja. Ayah dalam keluarga merupakan pemimpin anggota keluarga, sehingga seharusnya peran ayah lebih banyak dituntut dalam
perkembangan anak. Ayah dipandang sebagai peletak dasar kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 intelektual, kemampuan memecahkan masalah dan hal-hal kognitif anak.
Gottman dan DeClaire 1997 juga mengatakan bahwa peran ayah dalam kehidupan remaja dapat memperluas wawasan mereka, terutama dalam
mengenal dunia sosial. Ayah juga dipandang memiliki kontribusi besar dalam menjaga anak terhadap perilaku-perilaku beresiko yang dapat dilakukan.
Ayah juga memiliki pengaruh yang besar dalam tugasnya untuk menjadi sumber informasi bagi remaja tentang dunia luar. Selain itu juga menjadi
figur contoh atau model yang dapat dijadikan patokan dalam remaja mengambil sikap, menentukan pilihan dan mengeksplor kebutuhan-
kebutuhannya. Ketika remaja memutuskan untuk melakukan tindakan berisiko
berbahaya, hal ini mungkin bahwa terdapat gambaran keterlibatan ayah dalam diri remaja yang berbeda dibandingkan remaja lain karena untuk memilih
menjadi perokok cukup banyak resiko yang berbahaya diambil, remaja tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi membawa dampak yang buruk
bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Merokok bagi wanita pun membawa dampak yang jauh lebih buruk dibandingkan laki-laki.
Pada dasarnya, ayah dipandang sebagai figur otorita atau pemimpin dalam keluarga. Ayah cenderung memiliki otoritas yang lebih besar dalam
mengatur anggota keluarga di rumah. Secara khusus, dalam pengasuhan anak ayah memiliki peran tersendiri yakni sebagai pelindung anak dari perilaku
berisiko atau berbahaya, memastikan bahwa kebutuhan anak baik secara fisiologis maupun psikologi terpenuhi. Bagi remaja perempuan, ayah
31 dipandang sebagai role model atau contoh dalam mempersiapkan anak untuk
mengenal dunia luar dengan benar. Ketika tidak terdapat aturan yang jelas, hubungan yang hangat antara anak dan ayah, hal tersebut bisa saja
mempengaruhi perkembangan anak secara langsung maupun tidak langsung baik terhadap lingkungan sekolahnya maupun pergaulannya. Di tahap
perkembangan remaja, mereka akan cenderung mencari pelarian di luar rumah ketika ada masalah. Salah satu bentuk perilaku yang sering terlihat
pada remaja perempuan sebagai cara mereka untuk rileks atau mengurangi beban adalah dengan merokok.
Adapun skema kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema Dinamika Hubungan Antar Teori
Keterlibatan Ayah
Terlibat Tidak Terlibat
Remaja Perempuan Merokok - Economic provider, Friend
Playmate, Caregiver,Teacher Role
Model, Monitor and disclipinary, protector,
advocate, resource.
Dampak Merokok: Kesehatan fisik,
pintu masuk penggunaan obat-
obat terlarang, rentan akan
kenakalan serius.
Keterangan : : Perilaku berisiko
: Tidak Ada : Ada