Pertanian Organik di Yayasan Kaliandra Sejati

Gambar 4.9 Sayur Romaine di Yayasan Kaliandra Sejati. c. Bayam Merah Bayam merah amaranthus tricolor daun bayam digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin, memperkuat akar rambut, kurang darah anemia, tekanan darah rendah, dan gagal ginjal. Gambar 4.10 Sayur Bayam Merah di Yayasan Kaliandra Sejati. d. Kailan Kailan Brassica oleracea Kelompok alboglabra adalah sayuran yang berdaun tebal, datar, mengkilap, berwarna hijau, dengan batang tebal dan sejumlah kecil kepala bunga berukuran kecil hampir vestigial mirip dengan bunga pada brokoli. Kailan termasuk dalam spesies yang sama dengan brokoli dan kembang kol, yaitu Brassica oleracea. Gambar 4.11 Sayur Kailan di Yayasan Kaliandra Sejati. e. PakCoy Green PakCoy green juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Sawi sendok atau biasa disapa pakcoy atau bok choy merupakan jenis sayuran daun kerabat dari sawi yang sudah dikenal dalam dunia kuliner di Indonesia. Bentuknya yang pendek namun besar dengan warna hijau terang ini, sudah banyak dipakai untuk berbagai keperluan dalam masakan. Pakcoy banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat-nya tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada pakcoy yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Pakcoy juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan dietaryfiber. Zat - zat gizi yang termasuk dalam kategori very good pada pakcoy adalah kalium, tembaga, fosfor, besi, magnesium, vitamin B6, vitamin B2, dan protein. Gambar 4.12 Sayur PakCoy Green di Yayasan Kaliandra Sejati. f. Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan sayuran, baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang - kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin. Selain itu, terdapat pula sawi putih Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang - kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur untuk membedakannya dengan caisim. Kailan Brassica oleracea kelompok alboglabra adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok pakcoy atau bok choy merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia. Gambar 4.13 Sayur Sawi di Yayasan Kaliandra Sejati. 4.2 Keadaan Umum Petani Mitra di Yayasan Kaliandra Sejati 4.2.1 Kondisi Wilayah Penelitian di Yayasan Kaliandra Sejati Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan terletak di antara 112 0 33’ 55” hingga 113 30’ 37” Bujur Timur dan antara 70 32’ 34” hingga 80 30’ 20” Lintang dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara : Dusun Dayu Timur : Dusun Tonggowa Barat : Dusun Gutean dan Dusun Talunongko Selatan : Hutan Lindung Kondisi geografis Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan dengan kondisi sebagai berikut : 1. Luas lahan total : 40 hektar. 2. Luas lahan inti budidaya sayuran organik : 6500 m 2 3. Mitra petani : 43 petani 4. Ketinggian tempat : 850-1000 mdpl 5. Jenis tanah : Andisol 6. Irigasi : teknis 7. Curah hujan : kategori sedang 8. Fasilitas yang dimiliki Yayasan Kaliandra Sejati Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan : a. Kantor dan perlengkapannya. b. Pemandangan yang indah berlokasi dilereng Gunung Arjuna pada ketinggian 850 mdpl, menampilkan pemandangan indah dan udara yang segar khas pegunungan. c. Akomodasi yang artistik, seolah - olah akan diantar untuk berkunjung dan tinggal di masa - masa kejayaan arsitektur Mataram, Majapahit dan bangunan tradisional Nusantara lainnya. d. Kegiatan berbasis budaya unsur budaya Jawa selalu mendasari dan menjadi nilai utama Yayasan Kaliandra Sejati. e. Pelatihan berbasis alam, menyediakan pilihan - pilihan paket pelatihan yang bisa diikuti sebagai sarana belajar dengan mengalami, sambil bergembira dengan keluarga atau kolega. f. Pertanian organik yang telah dikembangkan dapat dimanfaatkan sebagai media belajar, bahkan menjadi menu selama di Yayasan Kaliandra Sejati. g. Ekowisata bersama masyarakat lokal dan mitra, saat ini kami mengembangkan ekowisata di sekitar Gunung Arjuna, yang kami namakan MATA, Mount Arjuna Tourism Area. h. Kompos, pembuatan kompos organik yang berada di dalam Yayasan Kaliandra Sejati merupakan kegiatan yang selalu dilakukan untuk menyuplai kebutuhan pupuk kompos dalam pertanian. i. Logistic building, yaitu tempat untuk menampung hasil panen dari petani, tempat penyortiran produksi pertanian dari petani, sekaligus menjadi tempat packaging hasil dari produk pertanian organik. j. Peternakan, tempat untuk beternak hewan seperti sapi, kambing yang kemudian hasilnya dapat diolah seperti, kotoran hewan binatang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. k. Biogas, gas alami yang terbuat dari kotoran - kotoran hewan ternak yang berada di Yayasan Kaliandra Sejati. Keadaan iklim berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan tahun 2002-2011 10 tahun seperti dalam Lampiran 7 serta Lampiran 8 bahwa rata - rata curah hujan pertahun sebesar 1.520 mm, dengan rata - rata bulan kering BK sebanyak 4 bulan, dan rata - rata bulan basah BB sebanyak 7 bulan, dan bulan lembab BL sebanyak 1 bulan, maka iklim di Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan bertype iklim D sedang seperti dalam Lampiran 9. Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan merupakan sentra produksi sayuran organik yang memasok kebutuhan wilayah Jawa Timur. Serta pola kemitraan yang diterapkan antara petani dan Yayasan Kaliandra Sejati mengalami perubahan dari waktu ke waktu hingga saat ini telah mencapai potensi pasar yang tinggi. Lahan sawah di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan umumnya ditanami sayuran organik.

4.2.2 Keadaan Umum Petani Responden

Petani mitra yaitu petani yang cukup lama melakukan kemitraan dengan Yayasan Kaliandra Sejati yaitu petani sayuran organik dari Desa Jatiarjo dan Desa Dayurejo. Dari data petani mitra di Desa Jatiarjo dan Desa Dayurejo yang tercatat oleh Yayasan Kaliandra Sejati, maka dipilih 22 responden petani yang bermitra dengan Yayasan Kaliandra Sejati. Petani yang dijadikan sampel adalah petani yang pada saat penelitian dilakukan sedang menjalin kemitraan dengan Yayasan Kaliandra Sejati selama 6-12 bulan tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik petani mitra pada Tabel 4.5 petani mitra yang menjadi sampel umumnya memiliki rata - rata umur 39 tahun yang merupakan usia produktif. Ini berarti petani mitra yang melakukan kerjasama merupakan petani mitra produktif muda yang ingin mencoba melakukan perubahan mengikuti keinginan perusahaan mitra. Tabel 4.5 Karakteristik Petani Mitra di Yayasan Kaliandra Sejati No. Gambaran Umum Kategori Petani Mitra Jumlah 1. Umur 39 tahun 14 63,63 ≥39 tahun 8 36,36 Rata – rata 39 tahun 2. Tingkat pendidikan Tidak sekolah - - SD 17 77,27 SMP 5 22,72 SMA - - D3, S1 - - Rata – rata SD 3. Pelatihan dalam bidang pertanian Pernah 20 90,90 Tidak pernah 2 9,09 Rata – rata Pernah 4. Pengalaman usahatani 15 tahun 22 100 ≥15 tahun - - Rata – rata 15 tahun Sumber : Yayasan Kaliandra Sejati, Pasuruan. data diolah, 2014 Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, petani mitra mempunyai rata - rata tingkat pendidikan sekolah dasar SD. Hal ini sangat beralasan mengingat hubungan yang dilakukan petani dengan perusahaan membutuhkan petani mitra yang minimal mempunyai kemampuan baca - tulis sehingga mampu memahami isi kontrak perjanjian yang terdiri dari hak dan kewajiban kerjasama, serta dapat diberikan inovasi dan pengetahuan baru seperti yang dikehendaki perusahaan. Pelatihan dalam bidang pertanian yang dimaksudkan yaitu pelatihan dalam bidang pertanian yang diberikan oleh perusahaan mitra kepada petani mitra melalui pembinaan usahatani sayuran organik baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa terdapat 20 orang dari sampel petani mitra atau sekitar 90,90 menyatakan pernah mengikuti pelatihan pertanian khususnya pertanian organik dari perusahaan mitra dan sisanya menyatakan bahwa perusahaan mitra tidak melakukan pembinaan atau pelatihan usahatani sayuran organik 9,09. Pengalaman usahatani bukan menjadi syarat mutlak petani untuk melakukan kemitraan dengan Yayasan Kaliandra Sejati. Hal ini dapat dilihat bahwa 100 petani mitra memiliki pengalaman usahatani kurang dari 15 tahun. Petani mitra yang menandatangani disebut dengan pihak pertama dan Yayasan Kaliandra Sejati yang menandatangi disebut dengan pihak kedua. Petani mitra sebagai pihak pertama dan Yayasan Kaliandra Sejati sebagai pihak kedua telah melakukan kesepakatan untuk mengadakan perjanjian kerjasama bagi kedua belah pihak. Yayasan Kaliandra Sejati berkewajiban kepada petani mitra untuk memberikan penyuluhan dan arahan mengenai isi kontrak yang didalamnya tercantum hak dan kewajiban petani mitra. Selain itu pula petani mitra harus berkewajiban menyediakan lahan yang memenuhi syarat sertifikasi organik untuk kerjasama penanaman produk - produk organik yang sudah disepakati dengan perusahaan. Sementara itu, apabila dilihat gambaran usahatani petani mitra yang meliputi status lahan, luas lahan, dan jarak lahan, maka akan diperoleh gambaran seperti pada Tabel 4.6