58
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif, Bogdan Taylor dalam meleong, 1998:3 mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Metodologi penelitian kualitatif lebih banyak diapakai untuk meneliti dokumen yang berupa teks, gambar, symbol dan sebagainya
untuk memahami budaya dari suatu konteks social tertentu. Metodologi kualitatif ini merujuk pada metodologi analisis yang integratif dan lebih
kepada konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis dokumen untuk memahami atau signifikasi.
Alasan penggunaan metode kualitatif ini dikarenakan pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah. Apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda selain itu metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2002:5 Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode semiotik.
Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Sobur, 2004:15. Dengan menggunakan metode semiotik, penenliti berusaha
menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan
tanda-tanda yang ditampikan sepanjang film. Analisis semiotik termasuk dalam metodologi penelitian kualitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif,
dimana peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimana feminisme Liberal direpresentasikan melalui sistem tanda pada tokoh Jessie, Ny Potato head dan
Barbie dalam film “Toy Story 3”.
3.2 Subyek Penelitian
Peneliti memilih film “Toy Story 3” sebagai subyek dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa film ini menampilkan feminisme Liberal
yang dikonstruksikan oleh pembuat filmnya.
3.3 Kerangka Konseptual
3.3.1 Corpus
Dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut corpus. Corpus adalah sekumpulan bahan-bahan yang
ditentukan pada perkembangannya oleh analisis dengan sengaja kesemenaan, bersifaf sehomogen mungkin Kurniawan, 2001:70 . Sifat yang homogen
ini diperlukan untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya dapat dianalis sebagai keseluruhan. Tetapi sebagai analisis, corpus itu
bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam sehingga memungkinkan untuk mengetahui banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap
atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsur tertentu yang terpisah berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan Arkoum dalam Akhmad,
2001:53 . Kelebihannya adalah bahwa akan mendekati teks kita tidak didahului oleh para anggapan atau interprestasi tertentu sebelumnya. Corpus
adalah kata lain dari sample bertujuan tetapi khusus digunakan untuk semiotik dan analisis wacana. Corpus pada penelitian ini adalah feminisme
Liberal yang diambil dalam film “Toy Story 3”, yang ditonton di bioskop. Film ini dianggap mampu merepresentasikan feminisme Liberal yang kerap
terdapat pada masyarakat khususnya perempuan, dalam film “Toy Story 3” feminisme Liberal digambarkan secara gamblang namun dengan berbagai
adegan yang mewakilinya. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi
dibuatnya interpretasi alternative. Corpus dalam penelitian ini adalah adegan dan dialog yang menampilkan nilai-nilai feminisme Liberal dalam film “Toy
Story 3” melalui tokoh Jessie, Ny. Potato Head dan Barbie. Dalam film ada 10 scene yang menampilkan nilai-nilai feminisme Liberal, yaitu tokoh Ny
Potato Head terdapat pada scene 1, scene 2, scene 3, tokoh Jessie pada scene 4, scene 5, scene 6, scene 9, sedangkan tokoh Berbie pada scene 6, scene 7,
scene 8, scene 9, scene 10.
3.4 Definisi Operasional