4.2 Penyajian Data
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan analisis terhadap tayangan film di media layar lebar pada film “Toy Story 3”. Langkah awal yang
dilakukan adalah mengambil dan memotong setiap perpindahan adegan scene dalam film “Toy Story 3” tersebut. Setelah hal tersebut dilakukan maka
selanjutnya potongan gambar film tersebut akan diinterpretasikan dan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotika John Fiske.
Berdasarkan teori semiotika milik John Fiske, diasumsikan pembuat film televisi sama dengan pembuatan pada sebuah film cerita.
Menurut John Fiske, analisis pada film ini dapat dibagi kedalam: 1.
Level Realitas Pada level ini realitas dapat berupa penampilan, pakaian, dan make-up
yang digunakan oleh pemain, lingkungan perilaku, ucapan, gerak tubuh gesture, ekspresi, suara dan sebagainya yang dipahami sebagai kode budaya
yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis. 2.
Level Representasi Meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, music, dan suara, yang
ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action,
setting, casting, dan sebagainya.
4.3. Analisis Data
4.3.1. Analisis Tampilan Visual dalam Scene Feminisme Film Toy Story 3 dengan Pendekatan Semiotik John Fiske
Tampilan visual dalam scene tentang feminisme pada film “Toy Story 3” di Bioskop ini dianalisis dengan menggunakan semiotik yang dikemukakan
oleh John Fiske yang mengkaji tanda-tanda dengan menentukan pemenggalan scene dengan membaginya dalam dua level yaitu level realitas reality, pada
level ini realitas dapat dilihat dari setting, kostum pemain wardrobe, ekspresi, tata rias, gesture, suara perilaku, dan ucapan. Level representasi
representation, melalui kerja kamera, pencahayaan, editing dan casting.
4.3.2. Tampilan Visual dalam Scene Scene 1
Diskripsi Umum : Pada scene 1, tampilan visualnya terlihat Ny Potato Head mengungkapkan
keinginan nya untuk pergi dari ruang kelas ulat bulu di Sunny Side pada siang hari. Ada
Scene 1
beberapa teman-teman lainnya yang berada dibelakang Ny Potato Head, seperti Jessie, Bullseye, Mr Potato Head dan Slinky, yang sependapat dengan Ny Potato Head.
Level Realitas : 1.
Setting Setting yang ditampilkan pada scene 1 adalah sebuah ruang kelas ulat
bulu pada siang hari di Sunny Side. Sunny Side adalah sebuah tempat penitipan anak. Ny Potato Head berkumpul bersama teman-temannya berharap untuk
pergi dari ruang kelas ulat bulu. 2.
Wardrobe Pakaian Pada scene 1, Ny Potato Head tidak mengenakan pakaian, yang
menggambarkan dia seorang perempuan hanyalah accessories saja. Seperti topi berbunga dan menggunakan anting emas. Bentuk boneka Ny Potato terbuat dari
kentang. Ekstrak kentang itu sendiri mempunyai kemampuan sebagai aktivitas yang sangat kuat. Sehingga didalam film ini, Ny Potato memiliki kemampuan
kuat untuk mempertahankan diri. 3.
Property Property yang dipakai dalam scene 1 adalah Ny Potato Head
menggunakan topi berhiasan bunga ditengahnya, dengan accesories anting emas bulat, dan sepatu merah. Hiasan bunga putih orange pada topi Ny Potato Head
menggambarkan sifat mempunyai harapan kebahagiaan untuk kembali kerumah Andy, sepatu berwarna merah juga mengartikan power dan berenergi.
Accessories topi sebenarnya berfungsi untuk melindungi kepala dari panas terik matahari. Sedangkan kedua tangan dan kedua kaki Ny Potato, bukan
terbuat dari kentang melainkan plastik berbentuk tangan dan kaki yang ditancapkan pada tubuhnya, fungsinya membantu Ny Potato bergerak
selayaknya manusia biasa. 4.
Ekspresi Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 1 adalah Ny Potato Head
terlihat memberitahu keinginannya dan berharap, dengan gerakan tangan membuka lebar menandakan teman-teman ingin pergi dari ruang kelas yang
memperlakukan mainan dengan kasar. kombinasi gerakan tangan dan tatapan tajam, biasanya bahasa tubuh seperti ini terjadi saat orang dengan keberaniaan
untuk mengemukakan ketidaksukaan kepada orang lain. 5.
Suara dan ucapan Suara yang diucapkan pada scene 1 terdengar bersemangat, karena Ny
Potato Head hendak menyampaikan pada Losto yang baru masuk kedalam ruang kelas. Keinginannya untuk pergi dari ruang kelas ulat bulu, terlihat pada
dialog Ny Potato Head, “Ada kesalahan, kami harus pergi”, kesalahan yang dimaksud adalah penempatan mainan Andy pada ruang kelas yang ternyata
banyak anak nakal. Ny Potato Head berani mengambil keputusan untuk pergi bersama teman-temannya.
Level Representasi :
1. Teknik Kamera
Pengambilan gambar dalam shot scene 1 adalah menggunakan Long Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya
adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada
penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta
situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu. 2.
Pencahayaan Dalam scene 1 pencahayaan yang digunakan sedikit terang sehingga
sedikit jelas bagaimana ekspresi Ny Potato Head. Dibelakang Ny Potato nampak gelap, menggambarkan bahwa ruang kelas ulat bulu terlihat suram dan
tidak menyenangkan. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene 1 pada film “Toy Story 3” ini
memakai suara yang bersemangat dan jelas untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Ny Potato
Head dimainkan oleh Estelle Harris. 4.
Teknik Editing Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10
scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan,
sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing- masing.
5. Penataan Musik
Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 1 yakni menampilkan ekspresi dengan dialog yang diutarakan Ny Potato Head yang mempunyai keinginan
untuk pergi dari ruang kelas ulat bulu. Ruang kelas ulat bulu banyak anak kecil yang tidak mengerti cara memainkan mainan Andy, mereka memperlakukan mainan sangat
kasar. Sikap Ny Potato Head yang berani membuat keputusan untuk pergi dengan teman-temannya merupakan sikap feminisme liberal. Pada feminisme liberal konsep,
perempuan sebagai feminis menjadi pembuat keputusan yang otonom Tong, 1998. Perempuan seperti Ny Potato mempunyai hak untuk menentukan keinginannya, untuk
mendapatkan
Scene 2
Diskripsi Umum :
Scene 2
Pada scene 2, tampilan visualnya terlihat Ny Potato Head tampak marah dan
menentang Losto penguasa Sunny Side. Ekspresi, gerakan tubuh, suara dan dialog yang diungkapkan Ny Potato Head menggambarkan ketidaksukaan perkataan Losto
yang telah menghinannya. Gerakan tangan yang menunjuk, memang ditujukan kepada Losto yang berada didepan Ny Potato Head.
Level Realitas : 1.
Setting Setting yang ditampilkan pada scene 2 adalah masih didalam sebuah
ruang kelas ulat bulu di siang hari. Ny Potato dengan ekspresi marah dan gerak tangan yang menunjuk, menandakan sedang manghadapi lawannya yang sudah
menyinggung Ny Potato Head. Dibelakang Ny Potato hanya terlihat kaki Jesie, karena ukuran tubuh Ny Potato lebih pendek dari pada Jesie yang bertubuh
kurus tinggi. 2.
Wardrobe Pakaian Ny Potato Head tidak mengenakan pakaian, hanya saja accessories yang
menandakan bahwa dia adalah perempuan. Ny Potato Head adalah boneka mainan yang terbuat dari kentang. Mainan yang terbuat dari kentang ini juga
memiliki mata, alis, telinga, hidung, bibir, tangan dan kaki. Kelengkapan anggota tubuh yang dimilikinya, membuat Ny Potato dapat bergerak, berjalan
maupun berekspresi. Disini Ny Potato memiliki satu mata kiri saja, mata yang sebelah kanan tertinggal di kamar Andy pemilik mainan
3. Property
Property yang dipakai dalam scene 2 adalah topi dan dan bersepatu warna merah. Topi yang dikenakan Ny Potato berwarna putih, yang
menandakan kesucian dan ketidakbersalahan, artinya Ny Potato Head yang tidak bersalah karena penempatan ruang kelas yang ternyata banyak anak-anak
nakal. Pada topi Ny Potato ada sedikit warna orange, yang mengartikan kehangatan, Ny Potato didalam kelompok mainan Andy memang sosok keibuan
yang dapat menghangatkan suasana genting. Sepatu berwarna merah yang dikenakan Ny Potato, menandakan power dan energi. Ny Potato itu sendiri
memang sosok perempuan yang kuat, dengan keberaniannya mampu melawan Losto sang penguasa. Ny Potato membawa salah satu accessories buku harian
di tangan sebelah kiri, warna merah pada buku menandakan sifat yang dimiliki Ny Potato yaitu power, energy, dan kehangatan.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 2 adalah Ny Potato Head
menunjuk tangan kanannya kepada Losto, ekspresi wajah marah ini ditunjukkan
dengan mendekatkan kedua alis. Sorotan pandangan yang tajam dan dingin pada lawan bicaranya. Ditambah pula dengan kerutan di dahi yang menampakkan
kemarahannya. Ny Potato Head berteriak merupakan salah satu bentuk marah yang paling gampang dipahami oleh orang.
5. Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Ny Potato pada scene ini, sangat keras dan lantang dan memiliki sikap feminisme yang tidak mau dihina oleh penguasa,
dengan kalimat yaitu “kentang yang manis” pikirmu kau bicara dengan siapa?” dialog ini menggambarkan perlawanannya terhadap penguasa. Sebutan kentang
manis yang didapat Ny Potato, telah menyinggung harga dirinya. Suara dan pengucapan perempuan yang selalu tergambarkan pelan dan lembut, menjadi
kasar dan lantang ketika dirinya merasa tidak terima dihina atau dilecehkan.
Level Representasi :
1. Teknik Kamera
Pengambilan gambar dalam shot scene 2 adalah menggunakan Long Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya
adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada
penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter
serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu. 2.
Pencahayaan Pencahayaan pada scene 2 sedikit gelap karena didalam ruang kelas,
cahaya hanya dapat masuk melalui jendela. Ny Potato yang memiliki bentuk tubuh pendek, akan tertutup cahaya pada saat berbicara dengan lawannya.
Pencahayaan yang sedikit gelap menandakan tidak ada keceriaan pada Ny Potato, namun terhalang oleh Losto yang berada didepannya pada saat itu.
3. Pengisi Suara
Dalam penataan suara dalam scene 2 pada film “Toy Story 3” ini memakai suara yang lantang keras dan marah untuk memberikan suatu kesan
marah yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Ny Potato Head dimainkan oleh Estelle Harris.
4. Teknik Editing
Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10 scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan
kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-
masing. 5.
Penataan Musik Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang
mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 2 yakni menampilkan ekspresi emosi dengan dialog yang diutarakan Ny Potato Head. Ekspresi muka dengan
sorotan yang tajam dan kerutan dahi yang menampakkan kemarahannya, ketika dihina atau dilecehkan Losto. Sebutan kentang manis merupakan bentuk penindasan harga
diri. Pencahayaan yang sedikit gelap pada Ny Potato Head, tergambarkan suasana yang tidak menyenangkan.
Pada konsep feminisme liberal, bahwa feminisme liberal menyangkal adanya perbedaan intelektual atau moral antara laki-laki dan perempuan Tong, 1989.
Feminisme liberal pada Ny Potato adalah Ny Potato sebagai perempuan mempunyai hak yang sama seperti laki-laki lainnya, atau untuk menuntut nilai keperempuanan yang
istimewa atas pelecehan harga diri oleh garis keturunan sistem patriarkhi yang cenderung berlanjut Holidin dan Soenyono, 2004:8. Sistem patriarkhi didalam film
ini, adalah Losto sang penguasa yang menjadi pemimpin seluruh boneka di Sunny Side. Sehingga boneka lainnya patuh dengan peraturan yang telah dibuat Losto.
Gerakan tangan yang menunjuk biasanya lebih sopan dengan menggunakan ibu jari, namun pada Ny Potato yang terlihat tidak terima akhirnya menunjuk dengan jari
telunjuk yang ditujukan kepada seseorang didepannya. Seseorang tersebut adalah Losto penguasa.
Scene 3
Scene 3
Diskripsi Umum : Pada
scene 3, tampilan visualnya terlihat Ny Potato Head tampak marah dan menentang Losto penguasa Sunny Side. Ekspresi, gerakan tubuh, suara dan dialog
yang diungkapkan Ny Potato Head menggambarkan ketidaksukaan perkataan Losto. Losto boneka yang berwarna ungu dan membawa tongkat, sedikit membungkuk pada
saat berbicara dengan Ny Potato. Level Realitas :
1. Setting
Setting yang ditampilkan pada scene 3 adalah masih didalam sebuah ruang kelas ulat bulu di siang hari. Yang terlihat hanya Ny Potato dengan Losto
yang sedang berhadapan, menggambarkan mereka sedang berbicara. Gerakan tangan yang menggengam terlihat suatu keberanian Ny Potato Head, namun
Losto hanya membungkukkan badan dan diam tidak bergerak. 2.
Wardrobe Pakaian Pada scene 3, sama seperti scene-scene sebelumnya Ny Potato tidak
menggunakan pakaian, dan hanya accessories saja yang menandakan dia perempuan.
Pada boneka Losto sang penguasa adalah boneka bulu yang berwarna ungu, warna ungu menandakan kekasaran dan keangkuhan. Losto memang
memiliki sifat kasar, pada saat berhadapan dengan boneka lain yang mencoba untuk tidak mengikuti kemauannya Losto. Karena Losto sebagai pemimpin
mainan di Sunny Side, sehingga terlihat angkuh yang semua mainan harus tunduk menuruti peraturan yang telah dibuat Losto.
3. Property
Property yang dipakai dalam scene 3 adalah tidak berubah dengan accessories yang digunakan setiap hari. Namun pada scene ini terlihat buku
harian berwarna merah yang berada ditangan kiri Ny Potato Head. Warna merah itu menandakan energy, kehangatan dan bahaya. Ketika Losto tidak
menghormati semua accessories Ny Potato akan mendapatkan bahaya buatnya. Pada Losto yang menggunakan accessories tongkat berwarna coklat
yang artinya daya tahan. Menandakan daya tahan Losto sang penguasa yang kuat dan tidak lemah ketika berhadapan dengan boneka mainan lainnya.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka dalam scene 3 adalah Ny Potato Head memberi kepalan tangan kanannya kepada Losto dan tangan kirinya dengan
membawa buku harian berada di pinggangnya. Kepalan tangan adalah salah satu gerakan bela diri yang ada di olahraga silat. Gerak tangan Ny Potato seperti itu
menandakan keberaniaanya untuk melawan Losto. Meskipun bentuk tubuh Ny Potato lebih kecil daripada Losto. Kemudian ekspresi muka, seperti mata dan
alis yang tajam menandakan kemarahan Ny Potato yang telah dihina. Losto hanya diam saja pada saat Ny Potato melawannya.
5. Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Ny Potato pada scene 3, berteriak sangat keras dan lantang pada saat membalas perkataan Losto yang telah menghina Ny
Potato Head. dengan dialog yang di ucapkan Ny Potato adalah “Aku punya lebih dari 30 aksesories, dan berhak lebih dihormati”. Ucapan Ny Potato
memberi gambaran bahwa perempuan seperti Ny Potato berhak untuk dihormati oleh siapapun. Ny Potato juga memiliki accessories yang banyak, menandakan
bahwa perempuan tidak lepas dari accessories untuk mempercantik dirinya.
Level Representasi :
1. Teknik Kamera
Pengambilan gambar dalam shot scene 3 adalah menggunakan Long Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya
adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada
penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter
serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu. Pada shot scene 3 ini pengambilan gambarnya dari samping kiri Ny
Potato Head, sehingga terlihat ekspresi wajahnya. Karena bentuk kemarahan seseorang dapat terlihat jika dengan ekspresi, selain itu mata kanan Ny Potato
juga tidak ada, sehingga tidak dapat menyempurnakan pemaknaan ekspresi. 2.
Pencahayaan Pencahayaan pada scene 3 sedikit jelas karena didalam ruang kelas,
cahaya hanya dapat masuk melalui jendela. Ny Potato yang terlihat sedikit gelap, menandakan perlakuan yang tidak adil bahkan tidak menyenangkan.
Justru malah punggung Losto penguasa yang terdapat cahaya.
3. Pengisi Suara
Dalam penataan suara dalam scene 3 pada film “Toy Story 3” ini memakai suara yang berteriak lantang keras dan marah Ny Potato Head untuk
memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Ny Potato Head dimainkan oleh Estelle Harris.
4. Teknik Editing
Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10 scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan
kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-
masing. 5.
Penataan Musik Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang
mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 3 yakni Ny Potato Head memberikan kepalan tangan kehadapan Losto yang kemudian dengan nada yang keras
membalas dengan ucapaan “Aku punya lebih dari 30 aksesories, dan berhak lebih dihormati”. Ny Potato tidak terlihat takut sama sekali, malah justru melawan Losto
dengan gerak tubuhnya. Ucapan Ny Potato yang mempunyai lebih dari 30 aksesories menandakan, bahwa Ny Potato juga memiliki kehebatan mempunyai aksesories
perempuan yang banyak dan perlu dihormati atas itu semua.
Pada scene ini, konsep feminisme liberalnya yaitu menyangkal adanya perbedaan intelektual atau moral antara laki-laki dan perempuan. Harga diri adalah
percaya pada nilai dirinya, nilainya bagi Tuhan, dan nilainya bagi manusia. Harga diri merasuk ke pusat kemajuan dan prestasi kita. Ini perekat yang mengikat bersama
kemandirian kita, kendali kita, perasaan setuju atau tidak setuju terhadap diri kita dan mengamankan semua mekanisme pertahanan diri. Ini member perlindungan terhadap
penipuan diri, rasa tidak percaya terhadap diri, pencelaan diri, dan bahkan sikap mementingkan diri yang berlebihan. www.nilaisebuahhargadiri.com
Sikap yang diperlihatkan Ny Potato sebagai penggambaran bahwa perempuan berhak untuk dihormati dan diperlakukan baik oleh laki-laki. Hal ini juga sebagai
pertahanan harga diri seorang, terhadap pencelaan yang terjadi terutama pada perempuan. Perempuan juga mempunyai hak yang sama seperti laki-laki lainnya, atau
untuk menuntut nilai keperempuanan yang istimewa atas pelecehan harga diri oleh garis keturunan sistem partriarkhi yang cenderung berlanjut Holidin dan Soenyono ,
2004:8
Scene 4
Scene 4
Diskripsi Umum : Pada
scene 4, Jessie si perempuan kobio dengan ekspresi wajah yakin untuk pergi meninggalkan ruang kelas ulat bulu, terlihat dibelakang Jessie ada Losto, Mr dan
Ny Potato Head, Rex, Hamm, Slingky, dan teman-teman Losto lainnya. Dengan pandangan menatap kedepan tidak menghiraukan ucapan Losto melarangnya untuk
pergi atau meninggalkan ruang kelas ulat bulu. Terlihat suasana yang tegang, dan boneka lainnya hanya melihat Jessie yang pergi begitu saja.
Level Realitas : 1.
Setting Pada scene 4 setting yang ditampilkan adalah siang hari diruang kelas
ulat bulu, terlihat situasi yang tegang, dan juga tatapan mata Jessie marah dan yakin untuk pergi meninggalkan ruang tersebut. Nampak dibelakang Jessie ada
teman-temannya yang hanya memandangi Jessie yang bergerak pergi. 2.
Wardrobe Pakaian Pakaian yang digunakan Jessie seperti koboi dengan kemeja lengan
panjang dan jeans panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. Pakaian tersebut pada saat itu berfungsi sebagai pelindung tubuh dari sengatan terik matahari dan
debu, dimana seorang koboi hidup dipadang pasir. Adapun vest yang tidak digunakan Jessie yang terbuat dari bahan kulit, fungsinya melindungi kemeja
dari kotoran. Memang ada bagian yang tidak dipakai, namun bukan berarti mereka menghilangkannya tanpa sengaja. Hal ini disesuaikan dengan kegunaan
daripada pakaian tersebut. Pakaian Jessie terlihat casual style.
3. Property
Pada scene 4 ini, accessories yang digunakan Jessie, seperti accesories koboi pada umumnya, yaitu memakai topi dan sepatu boot. Adapun accessories
lainnya yang tidak dipakai Jessie, seperti bandanna, fur chaps, dan spur. Untuk bandanna, Jessie tidak menggunakannya karena iklim yang tidak panas
sehingga tidak mengharuskan untuk menggunakannya. Karena Jessie jarang menunggangi kuda, sehingga fur chaps dan spur tidak digunakan. Fungsi dari
bandanna itu sendiri untuk menyeka keringat karena seorang koboi hidup dipadang pasir, fur chaps yang terbuat dari bahan kulit untuk mempermudah
ketika mengendarai kuda, dan spur terbuat dari logam berfungsi sebagai daya tahan kuda yang ditunggangi koboi semakin
Ada sedikit berbeda warna topi yang digunakan Woody koboi laki-laki dengan topi Jessie yang berwarna merah. Topi dan rambut berwarna merah
menunjukan sosok Jessie memiliki sifat yang power dan energi. Ikat pinggang yang digunakan berwarna coklat yang menandakan daya tahan, sosok Jessie pun
memiliki daya tahan yang kuat seperti laki-laki. Accessories yang digunakan Jessie menggambarkan bahwa perempuan seperti Jessie bukan perempuan yang
lemah dan mudah ditindasdiperlakukan kasar. 4.
Ekspresi Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 4 adalah koboi perempuan
ini terlihat percaya diri dan mempunyai keinginan kuat untuk pergi, yang tidak siapapun dapat melarangannya pergi. Keinginan dan keyakinan kuat terlihat
pada ekspresi wajah, seperti tatapan mata yang tajam kedepan. Dan kepalan
tangan kanan Jessie menunjukan bahwa dia tidak pantang menyerah dan terus maju kedepan. Ekspresi gerak tubuh yang cepat melangkah, menggambarkan
ingin pergi dari ketidaknyamanan Jessie diruang kelas ulat bulu. 5.
Suara dan ucapan Suara yang diucapkan Jessie pada scene 4 adalah suara keras dan tegas
penekanan ucapannya terkesan mempunyai keinginan yang kuat. Dialog yang diucapkan Jessie pada saat berbicara pada Losto, “Ayo, kita akan pulang”.
Jessie yang hendak mengajak teman-temannya untuk pulang dan meninggalkan ruang kelas ulat bulu.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 4 adalah menggunakan Long
Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas
kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
Namun tubuh Jessie terpotong sedikit ketika pengambilan gambar ini, tetapi masi terlihat ekspresi muka dan gerak tubuh Jessie yang terkesan marah
dan yakin untuk pergi. Boneka lainnya pun yang terdapat dibelakang Jessie nampak jelas, hanya Rex, Slingky, dan Hamm yang terlihat kepalanya saja.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene 4 sedikit gelap, pada saat Jessie akan pergi dan tidak menghiraukan larangan Losto. Sedikit pencahayaan menjadikan suasana
menegangkan diruang kelas ulat bulu. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene 4 pada film “Toy Story 3” ini
memakai Jessie suara yang keras dan tajam untuk memberikan suatu kesan keyakinan Jessie yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton.
Pengisi suara Jessie dimainkan oleh Joan Cusack. 4.
Teknik Editing Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10
scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan,
sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing- masing.
5. Penataan Musik
Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 4 adalah sikap Jessie yang mempunyai hak memilih pergi untuk lepas dari penindasan atau kekuasaan Losto. Teori
ini bertumpu pada abad ke 20 dimana Wollestonecraft menekankan kebebasan dan
kesetaraan rasional, karena perempuan memiliki pemikiran yang rasional, maka memilih untuk pergi daripada tidak merasa adanya kesamaan hak. Kesamaan hak dalam
film ini adalah penempatan ruang kelas kupu-kupu yang sama dengan Losto dan teman- temannya. Didalam ruang kelas kupu-kupu banyak anak kecil yang memainkan mainan
dengan lembut, penuh kasih sayang dan suasana tenang. Yang diingikan Jessie dan teman-temannya adalah ruang kelas seperti itu. Sehingga dengan dialog yang diucapkan
Jessie, “Ayo Kita akan pulang”, menandakan Jessie mengajak teman-temanya untuk pulang atau pergi dari ruang kelas ulat bulu. Ajakan Jessie mempresentasikan pada
konsep feminisme liberal, yaitu perempuan sebagai feminis menjadi pembuat keputusan yang otonom. Ruang kelas ulat bulu ternyata banyak anak nakal dan mereka
memainkan mainan dengan kasar sekali. Yang dirasa Jessie dan teman-temannya justru penindasan.
Scene 5
Scene 5
Diskripsi Umum : Dalam
scene 5 tampilan visualnya diruang ulat bulu tampak didepan rak mainan yang Jessie sedang menedang dengan kaki ke robot yang disebelahnya. Ada dua robot
berwarna kuning dan abu-abu disamping kanan kiri Jessie, yang hendak menangkap Jessie.
Level Realitas : 1.
Setting Pada scene 5 setting yang ditampilkan adalah berada didepan loker
tempat menyimpan mainan, namun oleh Losto dijadikan kurungan untuk Jessie dan teman-temannya. Terlihat dua robot pasukannya Losto yang hendak
menangkap Jessie ketika mencoba untuk kabur. 2.
Wardrobe Pakaian Pakaian yang digunakan Jessie seperti pada scene-scene sebelumnya,
yang identik dengan pakaian koboi sesungguhnya. Dalam film ini Jessie tidak berganti pakaian. Kemudian kedua robot yang merupakan pasukan Losto,
memiliki warna abu-abu dan kuning, warna kuning itu sendiri menandakan pengecut untuk budaya barat dan pengkhianatan. Mainan robot ini juga tidak
mengenakan pakaian yang menutupi tubuhnya. 3.
Property Pada scene 5 ini, accessories yang digunakan Jessie tidak berkurang dari
accessories di dalam scene-scene sebelumnya. Jessie masih menggunakan topi
dan sepatu boot. Sedangkan kedua robot pasukan Losto, tidak memiliki accessories juga untuk menangkap Jessie.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 5, gerak tubuh Jessie menendang dengan salah satu kakinya ke robot yang hendak menangkap. Gerak
tubuh Jessie merupakan pertahanan tubuh agar tidak tertangkap. Pada sisi heroism seorang koboi, yaitu Fair play, sangat menghormati keadilan terlebih
dalam perkelahian; adu senjata. Seorang koboi dilarang duluan menembakkan senjata, tidak boleh memukul orang yang lebih kecil atau duel secara tidak adil.
Namun karena nyawanya terancam, maka Jessie harus menyelamatkan diri dengan menendang robot yang hendak menangkapnya.
5. Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Jessie pada scene 5 tidak ada dialog, namun terdengar suara “iyaakk” dengan gerakkan menendang. Menandakkan Jessie
seorang perempuan yang jago silat, untuk menyelamatkkan diri.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 5 adalah menggunakan Long
Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas
kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene 5 nampak gelap, karena Jessie pada saat menendang robot berada didepan loker rak yang nantinya loker tersebut menjadi
kurungannya. Cahaya yang gelap menandakan situasi yang menegangkan dan genting pada saat Jessie berusaha menyelamatkan diri.
3. Pengisi Suara
Dalam penataan suara dalam scene 5 pada film “Toy Story 3” ini Jessie memakai suara yang keras untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan
dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Jessie dimainkan oleh Joan Cusack.
4. Teknik Editing
Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10 scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan
kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-
masing. 5.
Penataan Musik Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang
mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene ini adalah scene 5, sikap Jessie yang melawan dengan menendang robot yang hendak menangkapnya. Paksaan
yang hendak dimasukkan kedalam kurungan seperti yang dialami Jessie membuat dia melawan. Karena Jessie dan teman-teman lainnya tidak ingin dikurung dan diatur
sesukanya oleh Losto sang penguasa. Sisi heroism pada koboi terdapat pada Jessie pula, seperti Fair play, yang menghormati keadilan terlebih pada saat berkelahi, dan
Survival, dapat memanfaatkan apa saja untuk bertahan hidup. Seperti Jessie dapat melakukan apa saja untuk bertahan hidup dengan melawan tanpa senjata pada saat
bertarung dengan robot. Perempuan disosialisasi menjadi perempuan yang lemah, lembut, pasif dan
dependen. Dengan kata lain, perempuan berperilaku feminin, patuh, tidak agresif dan apa yang pantas menurut gender Romany, 2007:6. Namun sosok Jessie justru
memiliki sifat laki-laki, yang lebih kuat dan perkasa. Menurut Tong 1998, seorang feminis yang percaya bahwa perempuan perlu menjadi sama dengan laki-laki untuk
menjadi setara dengan laki-laki, dan seorang feminis percaya bahwa perempuan dapat menjadi setara dengan laki-laki jika masyarakat menghargai yang “feminine” dan
“maskulin”. Scene 5 dihubungkan dengan konsep feminisme liberal, yaitu perempuan
sebagai feminis tidak membenarkan hukum yang melarang semua perempuan untuk melakukan hal yang dapat dilakukan laki-laki rata-rata dan dianggap tidak dapat
dilakukan perempuan rata-rata, dan juga sebaliknya. feminisme liberal pada sosok Jessie yaitu melakukan apa yang dapat dilakukan laki-laki rata-rata sebagai symbol
maskulinitas. Tujuannya agar mendapatkan kesetaraan gender dalam mensejahterakan kaum perempuan.
Scene 6
Diskripsi Umum : Dalam
scene 6 tampilan visualnya di dalam rumah impian Berbie menindih Ken dengan duduk diatas tubuh Ken, terlihat tangan yang hendak memutar kearah atas.
Ekspresi wajah Berbie yang marah dan Ken yang terlihat tidak bisa melakukan perlawanan.
Level Realitas : 1
Setting Setting pada scene 6 ini hanya terjadi pada rumah impian Ken, terlihat
lampu germelapan dan cat tembok warna ungu adalah ciri khas dari Ken. Berbie yang duduk diatas punggung Ken merupakan kunci didalam persilatan untuk
menjatuhkan lawan dan membuat lawan tidak dapat bergerak.
Scene 6
2 Wardrobe Pakaian
Boneka cantik yang selalu tampil modis ini, biasanya memiliki pakaian yang dapat dibongkar pasang, maka pakaiannya dipasangkan dengan pakaian
sesuai “skenario”. Boneka berbie menjadi inspirasi bagi para desaigner untuk merancang kreasi pakaian terbaru mereka. Karena wajah yang cantik dan postur
tubuh yang tinggi, sehingga berbie cocok menggunakan segala model pakaian. http:triy.wordpress.com20090222si-cantik-yang-tetap-mempeson-boneka-
barbie-genap-setengah-abad Pakaian yang press dengan tubuh berbie, memperlihatkan bahwa berbie
perempuan yang seksi. Warna pakaian yang digunakan Berbie berwarna hijau muda. Warna hijau menandakan kecantikan Berbie yang alami. Sedangkan Ken
menggunakan pakaian pencak silat berwarna putih yang hendak ditunjukan kepada Berbie. Warna putih yang digunakkan Ken menandakkan kematian,
maksudnya pada saat Berbie dapat berhasil menjatuhkan Ken dan duduk diatas punggung Ken, menggambarkan Ken tidak dapat berkutik apa-apa, seolah-olah
akan mati ditangan Berbie. 3.
Property Pada scene ini, accessories yang digunakan Berbie, hanyalah ikat
pinggang merah muda. Warna merah muda memang identik dengan warna kesukaan perempuan. Berbie disini juga tidak menggunakan senjata untuk
melumpuhkan Ken, hanya dengan mendorong dan menjatuhkan Ken dari belakang.
4. Ekspresi
Berbie yang bersikap lemah, lembut, dan memiliki sifat baik hati. Setiap gerak tubuh nya, mempresentasikan perempuan yang anggun. Sedangkan
ekspresi wajahnya yang selalu ramah dan cantik sehingga orang ingin mendekatinya.
Namun ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 6 yang dilakukan Berbie adalah muka Berbie yang terlihat emosional. Kedua bola mata yang
membesar dan melotot menandakan kemarahan. Disini Berbie tidak terlihat cantik lagi, karena sifat yang feminine berubah menjadi ‘emosional’. Dan gerak
tubuh Berbie berhasil menjatuhkan Ken dengan mendorongnya, hingga Berbie duduk diatas punggung Ken. Hal ini dilakukan Berbie agar Ken tidak kabur atau
melawan Berbie. Dengan demikian Berbie dapat memaksa Ken untuk memberitahu bagaimana cara mengembalikan Buzz. Gerak tangan kanan Berbie
yang hendak memelintir kepala Ken kehadapannya, agar Berbie dapat berbicara dengan Ken. Terlihat ekspresi muka Ken yang terkejut dan tidak dapat berkutik.
3 Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Barbie pada scene 6, tidak ada dialog namun terdapat iringan music yang mengagetkan ketika Berbie jatuh diatas punggung
Ken. Kemudian terdengar suara “ngeekk”, pada saat Berbie memelintir kepala Ken kehadapannya.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 6 adalah menggunakan Medium
Shot MS. Pengambilan gambar medium shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara sebatas dada hingga sedikit ruang di
atas kepala. Pengambilan gambar medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter secara
lebih dekat, yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene ini tampak cukup cahaya karena ekspresi gerak dan muka dari Berbie terlihat jelas pada saat Berbie menindih punggung Ken
dirumah impian. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene ini pada film “Toy Story 3” ini
memakai suara mengejutkan untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Berbie dimainkan oleh
Jodi Benson. 4.
Teknik Editing Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10
scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan,
sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing- masing.
5. Penataan Musik
Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 6 adalah tindakan Berbie yang berani melumpuhkan Ken. Ken yang tidak dapat berkutik ketika Berbie berhasil
duduk diatas punggung Ken. Posisi tangan Berbie yang memegang kepala Ken, hendak memutarnya kearah atas atau kehadapan Berbie. Ekspresi muka Berbie yang matanya
membesar, menandakan emosional. Sosok tubuh Berbie yang tinggi, kurus dapat menjatuhkan Ken yang tubuhnya lebih besar. Wajah yang cantik berubah menjadi
emosional, menandakan bahwa perempuan sudah tidak suka dipermainkan hingga perlakuan kasar. Seperti yang dialami teman-teman Berbie, pada saat itu Berbie melihat
sendiri teman-temannya dimasukan kedalam kurungan dengan kasar. Ken terlihat terkejut dan tidak dapat berkutik ketika Berbie dengan tiba-tiba menjatuhkannya dan
duduk diatas punggung Ken. Feminisme liberal pada scene ini adalah Berbie ingin membebaskan dari peran
gender yang opresif, yaitu peran-peran yang digunakan sebagai alasan atau pembenaran untuk memberikan tempat yang lebih rendah. Berbie disini tidak ingin memberikan
teman-temannya tempat yang lebih rendah, sehingga Berbie membebaskan mereka dengan cara melumpuhkan Ken.
Scene 7
Diskripsi Umum : Dalam
scene 7 tampilan visualnya, ekspresi Berbie yang marah sekali. Bentuk mata yang mengecil, alis yang mengkerut dan bibir yang menggigit, menandakan
mengancam Ken yang berada dibawahnya. Level Realitas :
1. Setting
Setting pada scene 7 ini hanya terjadi pada rumah impian Ken, terlihat lampu germelapan dan cat tembok warna ungu adalah ciri khas dari Ken. Disini
hanya nampak ekspresi muka Jessie saja, yang terlihat marah sekali. 2.
Wardrobe Pakaian Dalam scene 7 pakaian yang digunakan Berbie tidak berubah dengan
pakaian pada scene-scene sebelumnya. Karena film animasi “Toy Story 3”, merupakan film yang menceritakan sebuah mainan dapat hidup jika
Scene 7
ditinggalkan pemiliknya. Sehingga pakaian pun dapat berubah, jika sang pemiliknya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru.
3. Property
Pada scene ini, accessories yang digunakan Berbie, hanyalah ikat rambut yang berwarna ungu, artinya kekasaran. Sama hal nya yang dilakukan
Berbie pada scene ini, yaitu menjadi lebih kasar. Sedikit berbeda yang biasanya Berbie mengurai rambutnya, kini menjadi diikat dengan pita warna ungu.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 7 yang dilakukan Berbie adalah Ekspresi wajah Berbie yang terlihat jelas marah dan membenci Ken.
Bola mata yang mengecil, alis yang mengerut dan bibir yang mengigit, menggambarkan ekpresi marah dan kebencian terhadap Ken. Ekspresi wajah
Berbie yang bersahabat, berubah menjadi ‘emosional’. 5.
Suara dan ucapan Suara yang diucapkan Barbie pada scene 7, terlihat mengancam dengan
nada suara yang keras. Dialog yang diucapkan Berbie pun, sangat terlihat tidak main-main. Dengan ekspresi muka marah Berbie mengucapkan, “Tidak ada lagi
permainan apa yang dilakukan Losto pada Buzz”. Ucapan tidak ada lagi permainan, mengambarkan bahwa Berbie dengan teman-temannya tidak ingin
lagi dipermainkan oleh Losto dan pasukannya.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 7 adalah menggunakan Medium
Shot MS. Pengambilan gambar medium shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara sebatas dada hingga sedikit ruang di
atas kepala. Pengambilan gambar medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter secara
lebih dekat, yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene ini tampak cukup cahaya dan jelas karena ekspresi muka dari Berbie terlihat marah dan membenci Ken. Sehingga lebih
memperlihatkan lebih detail bagaimana ekspresi muka Berbie. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene ini pada film “Toy Story 3” ini
memakai suara yang pelan tetapi keras, marah dan mengancam untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak
penonton. Pengisi suara Berbie dimainkan oleh Jodi Benson. 4.
Teknik Editing Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10
scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan,
sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing- masing.
5. Penataan Musik
Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 7 adalah Ekspresi muka Berbie yang marah dan mengancam Ken dengan dialog, “Tidak ada lagi permainan”
menandakan perempuan dan laki-laki diciptakan seimbang dan tidak ada lagi penindasan seperti permainan yang dilakukan Losto terhadap mainan lainnya. Pada
aliran feminisme liberal mengasumsikan perempuan sama dengan laki-laki, yaitu memperoleh hak untuk disektor public. Menurut Wollstonecraft, bagi perempuan
adalah personhood- manusia secara utuh. Perempuan bukanlah “mainan laki-laki” dengan kata lain bukanlah “sekedar alat” untuk kebahagiaan atau kesempurnaan orang
lain. Perempuan mempunyai pemikiran raisonal yang berhak menentukan keinginannya dan menentukan nasib sendiri untuk mencapai kebahagiaan.
Pada konsep feminisme liberal, scene 7 menunjukkan bahwa perempuan sebagai feminis menginginkan adanya kesetaraan, artinya kesetaraan dalam sektor
public Tong, 1998. Feminisme disini berjuang untuk meyakinkan bahwa perempuan bukanlah “mainan laki-laki” untuk kesempurnaan orang lain. Seperti eksploitasi,
kekerasan, dan penindasan.
Scene 8
Diskripsi Umum : Dalam
scene 8 tampilan visualnya, di dalam rumah impian Ken yang terlihat beberapa koleksi pakaian Ken. Berbie yang sedang menyobek baju warna ungu,
sedangkan Ken terikat pada papan. Ken hanya ngenakan celana pendek putih yang bermotif love. Berbie yang terlihat marah sedang menyobek pakaian koleksi Ken yang
kedua, karena sebelumnya Berbie sudah menyobek pakaian dan sudah dilempar kearah Ken.
Level Realitas : 1.
Setting Setting pada scene 8 hanya terjadi pada rumah impian Ken, Berbie yang
marah menyobek pakaian koleksi Ken yang ada digantungan pakaian. Disini Ken yang tidak dapat bergerak dan berbuat apapun untuk menghentikkan
tindakan Berbie karena terikat oleh tali.
Scene 8
2. Wardrobe Pakaian
Pakaian yang digunakan Berbie tidak berubah, sama dengan pakaian yang digunakan pada scene-scene sebelumnya. Namun pakaian koleksi Ken
yang disobek berwarna germelapan ungu, warna ungu menandakan transformasi. Sosok Ken yang gemar mengkoleksi baju warna ungu,
memberikan gambaran bahwa terjadi transgender pada boneka ini. Sedangkan didalam scene ini Ken yang terikat pada tali, hanya menggunakan celana
pendek putih yang bergambar love, menandakkan Ken adalah sosok yang penuh dengan cinta.
3. Property
Pada scene ini, accessories yang digunakan Berbie hanyalah seutas tali yang telah terikat pada Ken, dan sebuah papan sebagai penopang Ken agar tetap
berdiri tegak. Ken disini tidak dapat bergerak, hanya dapat melihat ketika Berbie dengan marah menyobek semua koleksi pakaian Ken.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 8 yang dilakukan Berbie adalah gerakan tubuh Berbie yang menyobek koleksi pakaian Ken. Berbie
dengan ekspresi muka kesal dan marah, tidak berpikir panjang untuk menyobek pakaian. Dengan mudah pula Berbie menyobek pakaian Ken yang berwarna
ungu, yang sebelumnya Berbie sudah menyobek pakaian dan dilemparkan kearah Ken. Boneka Berbie adalah boneka bongkar pasang dalam berpakaian,
namun di scene ini justru Berbie menyobek pakaian tanpa berpikir bahwa pakaian penting untuk menutupi tubuhnya.
5. Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Barbie pada scene ini, tidak ada dialog. Hanya terdengar suara “Kreekk..”, yaitu sobekan baju yang dilakukan Berbie. Berbie
terlihat dengan mudah menyobek pakaian koleksi Ken.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 8 adalah menggunakan Medium
Shot MS. Pengambilan gambar medium shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara sebatas dada hingga sedikit ruang di
atas kepala. Pengambilan gambar medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter secara
lebih dekat, yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene ini tampak jelas karena lampu yang ada dirumah Ken, sehingga ekspresi gerak dan muka dari Berbie terlihat jelas pada saat
Berbie menyobek koleksi baju Ken berwarna ungu. Dan ekspresi muka Ken yang tidak berdaya pada saat diikat dan melihat pakaianya sobek.
3. Pengisi Suara
Dalam penataan suara dalam scene ini pada film “Toy Story 3” ini memakai suara yang keras pada saat menyobek pakaian untuk memberikan
suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak penonton. Pengisi suara Berbie dimainkan oleh Jodi Benson.
4. Teknik Editing
Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10 scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan
kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-
masing. 5.
Penataan Musik Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang
mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 8 adalah terlihat Berbie yang begitu emosional mengancam Ken. Berbie yang awalnya suka dan mengagumi koleksi-
koleksi baju Ken berubah menjadi ‘emosional’ sehingga menyobek koleksi baju Ken. Yang dilakukan Berbie adalah mengancam Ken agar memberitahu bagaimana
mengembalikan Buzz seperti semula. Sosok boneka Berbie tidak terlepas dengan koleksi pakaian yang banyak
kemudian accessories yang beragam, untuk mempercantik dirinya. Namun pada sosok Berbie yang sedang emosional jutru menyobek pakaian dan melemparkannya, seolah-
olah tidak butuh dengan pakaian. Sikap Berbie yang emosional justru merusak cara
pandang masyarakat terhadap dirinya. Padahal Berbie menjadi sumber inspirasi bagi para designer untuk merancang kreasi pakaian-pakaian terbaru mereka.
Pada feminisme liberal, perempuan sebagai feminis mengkonstruksi ulang peran gender secara social. Peran gender dimaksudkan sebagai sifat yang melekat pada kaum
laki-laki atau perempuan. Keadaan social yang menyebabkan peran gender berubah, yang tadinya Berbie memiliki sifat lemah lembut, berubah menjadi ‘emosional’.
Scene 9
Diskripsi Umum : Dalam
scene 9 tampilan visualnya terlihat Jessie bersama teman-temannya hendak melarikan diri melalui lorong pembuangan sampah. Lorong ini adalah satu-
satunya jalan untuk melarikkan diri dan keluar dari Sunny Side. Ekspresi wajah marah Jessie lebih terlihat ketika berbicara dengan Losto yang berada didepannya.
Level Realitas : Scene 9
1. Setting
Setting pada scene ini terjadi di lorong sampah. Lorong ini adalah satu- satunya jalan dimana Jessie bersama teman-temannya dapat melarikan diri dari
Sunny Side. Nampak dibelakang Jessie terdapat teman-teman seperjuangannya yang ingin juga pergi dari Sunny Side.
2. Wardrobe Pakaian
Pakaian yang dipakai Jessie dan Woody seperti pakaian Koboi pada umumnya, dengan ciri khas bertopi dan bersepatu boot. Sedangkan Berbie,
menggunakan pakaian berwarna lebih muda daripada Jessie, yaitu hijau muda. Dengan menggunakan high heels, yang menggambarkan sifat feminine nya.
Kemudian terlihat Ny Potato dan Mr Potato Head yang tidak menggunakan pakaian, yang membedakan mereka adalah accessoriesnya. Sedangkan Slingky,
Hamm, dan Rex tidak menggunakan pakaian karena mereka boneka binatang. Mainan Buzz juga tidak menggunakan pakaian hanya saja mainan ini berbentuk
robot. 3.
Property Pada scene ini, accessories yang digunakan Jessie, Woddy, Ny Potato
Head dan Mr Potato Head, Berbie, seperti yang dijelaskan pada scene sebelumnya bahwa bentuk accessories yang dikenakan dapat membedakan
mainan laki-laki dan perempuan. 4.
Ekspresi Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 9 yang dilakukan Jessie
adalah menunjuk Losto dengan ekspresi wajah yang marah. Tangan kiri yang
menunjuk memang di tujukan kepada Losto yang berada diseberang Jessie. Segala sesuatu yang dimulai dengan tangan kiri adalah ketidaksopanan. Namun
Jessie melakukannya, karena tunjukan itu ditujukan kepada orang yang dibencinya. Sorotan mata Jessie yang terkesan sangat marah dan menbenci
Losto, terlihat dengan ciri mata membesar dengan tatapan tajam, dahi yang mengerut, dan teriakan yang keras.
5. Suara dan ucapan
Suara yang diucapkan Jessie pada scene 9, yang keras dan lantang dengan dialog “ini bukan keluarga ini penjara kau pembohong dan penindas”.
Menggambarkan Losto sudah membohongi Jessie dan teman-temannya, dengan kekuasaan Losto di Sunny Side dapat menindas mainan-mainan baru seperti
Jessie dan lainnya. Bukan keluarga yang dirasakan Jessie didalam Sunny Side, melainkan penjara.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 9 adalah menggunakan Long
Shot LS. Pengambilan gambar long shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara lutut kaki hingga sedikit ruang di atas
kepala. Long Shot ini menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton mengenai penampilan tokoh termasuk bahasa tubuh, mulai dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene ini terlihat suasana malam hari sehingga sedikit pencahayaannya. Suasana terlihat tegang pada saat Jessie tertangkap basah dan
terkepung oleh pasukan Losto. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene ini pada film “Toy Story 3” ini
memakai suara yang pelan tetapi keras, marah dan mengancam untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak
penonton. Pengisi suara Jessie dimainkan oleh Joan Cusack. 4.
Teknik Editing Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10
scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan,
sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing- masing.
5. Penataan Musik
Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene ini adalah pada scene 9 adalah Jessie yang berani mengungkapkan ketidakadilan perlakukan Losto terhadap
Jessie dan teman-temannya. Dialog Jessie, “ini bukan keluarga ini penjara kau
pembohong dan penindas”. Memperjelas bahwa yang dirasakan teman-temannya sudah diungkapkan Jessie kepada Losto. Bahwa Sunny Side bagaikan penjara dan
bukan kekeluargaan yang didapat didalamnya. Jessie dan teman-temannya merasa telah dibohongi oleh Losto sang penguasa. Perempuan pemberani seperti Jessie, salah satu
perlawanan terhadap penguasa yang direpresentasikan feminisme liberal, bahwa perempuan mampu bersaing dengan laki-laki, dan mempunyai kedudukan setara
dengan laki-laki. Perempuan adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki, sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki. Tidak berarti
perempuan dianggap sub-ordinat yang selalu ditindas, perempuan memiliki hak kebebasan dalam menentukan tindakannya.
Scene 10
Diskripsi Umum : Dalam
scene 10 tampilan visualnya terlihat Berbie, dan dibelakangnya ada separuh wajah Bulseye, ada juga potongan lengan Woody yang posisinya berada
Scene 10
didepan Berbie. Dibelakang Berbie nampak makhluk yang berwarna ungu dan bermata dua, makhluk itu adalah hewan cumi-cumi salah satu pasukaan Losto yang sedang
mengepung Berbie dan teman-temannya.
Level Realitas : 1.
Setting Setting pada scene ini terjadi di lorong sampah. Lorong ini adalah satu-
satunya jalan untuk dapat pergi dari Sunny Side. Namun Berbie sudah terkepung, karena dibelakangnya ada makhluk cumi-cumi yang besar.
2. Wardrobe Pakaian
Pakaian yang dipakai Berbie tidak berubah dengan pakaian yang digunakan pada scene sebelumnya. Berbie mengenakan pakaian yang lebih
muda warnanya dibandingkan dengan Jessie dan Woody. Pewarnaan yang soft menandakan Berbie memiliki sifat yang lembut. Namun pada scene 10 ini,
Berbie justru terlihat ‘emosional’. Kemudian cumi-cumi yang berada dibelakang Berbie, tidak mengenakan pakaian karena mainan ini berbentuk
mainan hewan. Namun pada tubuh cumi berwarna ungu, menandakan kekasaran dan keangkuhan. Cumi adalah salah satu pasukan Losto sehingga sikapnya juga
sama seperti Losto, yaitu kasar dan angkuh. 3.
Property Pada scene ini, tidak ada accessories yang digunakkan Berbie untuk
melawan Losto. Hanya ucapan yang kasar sebagai bentuk senjata mereka untuk melawan Losto.
4. Ekspresi
Ekspresi gerak tubuh dan muka pada scene 10, Berbie yang juga tidak terima perlakuan Losto, menunjukkan ekspresi membenci dengan mata yang
mengecil dan alis yang mengerut dan bentuk bibir yang terlihat tidak suka atas perlakuannya selama didalam Sunny Side. Teriakan Berbie juga menandakkan
suatu kebencian. Gerak tubuh Berbie yang membunsungkan badan, menandakan Berbie mempunyai keberanian dan tidak takut untuk melawan
Losto. 5.
Suara dan ucapan Suara yang diucapkan Berbie pada scene 10 terdengar jelas dan keras.
Berbie pun setuju dengan pendapat Jessie, dengan dialog “Jessie benar penguasa harus dapat kerelaan yang diperintah, bukan atas dasar paksaan”.
Bahwa Berbie tidak ingin diperintah, yang diinginkan adalah tidak ada paksaan didalam Sunny Side. Ucapan Berbie menggambarkan, perasaan yang
dialaminya ketika berada didalam Sunny Side, yaitu penindasan atas peraturan yang dibuat oleh penguasa.
Berbie yang memiliki nada suara lembut, kini berubah menjadi lantang dan keras, ketika menyampaikan kemarahannya pada Losto. Emosi yang
dialami Berbie adalah emosi negative emosi yang tidak menyenangkan, emosi yang menimbulkan perasaan negative pada orang yang mengalaminya,
diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut, dsb. http:www.psb- psma.orgcontentblogemosi-dan-motif
Gerakan membusukankan badan, menandakan Berbie tidak takut dengan apa yang akan dihadapinya. Sikap Berbie justru menantang Losto untuk berkelahi
dan menyelesaikan penindasan ini.
Level Representasi 1.
Teknik Kamera Pengambilan gambar dalam shot scene 10 adalah menggunakan Medium
Shot MS. Pengambilan gambar medium shot ini menggambarkan jika objeknya adalah manusia maka dapat diukur antara sebatas dada hingga sedikit ruang di
atas kepala. Pengambilan gambar medium shot menggambarkan dan memberikan informasi kepada penonton tentang ekspresi dan karakter secara
lebih dekat, yang kemudian mengarah pada karakter serta situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada adegan itu.
2. Pencahayaan
Pecahayaan pada scene ini terlihat suasana malam hari sehingga sedikit pencahayaannya. Namun pada scene 10, terlihat jelas ekspresi Berbie karena
menggunakan teknik medium shot untuk mengambil gambarnya. 3.
Pengisi Suara Dalam penataan suara dalam scene ini pada film “Toy Story 3” ini
memakai suara yang pelan tetapi keras, marah dan mengancam untuk memberikan suatu kesan yang menarik dan dapat dipahami oleh khalayak
penonton. Pengisi suara Berbie dimainkan oleh Jodi Benson.
4. Teknik Editing
Teknik Editing pada film ini dibagi menjadi 187 scene, diantaranya 10 scene tentang feminisme liberal yang sesuai dengan gerakan tubuh dan ucapan
kalimat yang diutarakan dalam memberikan suatu inspirasi yang diucapkan, sehingga dapat memberikan pengartian yang sesuai dengan scene-scene masing-
masing. 5.
Penataan Musik Dalam scene di film “Toy Story 3” ini terdapat adanya music yang
mengiri kegiatan tersebut.
Analisis
Analisis representasi feminisme liberal pada scene 10 ini adalah pada Berbie adalah dialog Berbie yang setuju dengan pendapat Jessie. Berbie pun merasa terindas
sehingga dia ikut mengungkapkan kemarahannya. Dialog yang diucapkan, “Jessie benar Penguasa harus dapat kerelaan dari yang diperintah, bukan atas dasar paksaan”
yang dimaksud Berbie adalah seorang penguasa sekali pun harus mendapatkan kerelaan pada saat memerintah orang lain. Tidak semua yang diatur oleh penguasa baik juga
untuk orang lain, karena setiap individu mempunyai cara berpikir yang berbeda. Menurut Berbie perlakuan yang didapat di dalam Sunny Side adalah buruk ,
namun bagi Losto ini adalah kebaikan untuk semua mainan. Karena daripada dibuang ditempat sampah atau dimusnahkan lebih baik disumbangkan ke Sunny Side. Perlakuan
Losto yang memaksa dan tidak mendengarkan pendapat orang lain, menjadikan keinginan Berbie dan teman-temannya terbatasi.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman 2002 : 411 emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Ada berbagai macam emosi, namun pada Berbie tergolong emosi amarah,
seperti beringas, mengamuk, benci, jengkel, dan kesal hati. http:www.psb- psma.orgcontentblogemosi-dan-motif
Feminisme liberal pada scene ini, yaitu perempuan sebagai feminis menginginkan adanya kesetaraan kesempatan, dalam pendidikan, hak politik, dan
ekonomi. Serta membebaskan perempuan dari peran gender yang opresif. Tong, 1998 Berbie ingin menghentikan semua penindasan yang dialaminya dan teman-temanya,
hanya Berbie yang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan amarah kepada Losto. Ketika terjadi penindasan didalam Sunny Side, justru perempuan inilah yang
berani menghentikan penindasan ini daripada mainan Andy lainnya yang lebih banyak laki-laki. Mulai dari dialog amarah yang diutarakan, hingga gerakan tubuh yang
‘emosional’.
4.3. Makna Representasi di Film “Toy Story 3”