Sistem Fungsi Iterasi LANDASAN TEORI

D. Sistem Fungsi Iterasi

Konstruksi bangun fraktal tidak cukup dilakukan hanya dengan satu fungsi. Pembentukan konstruksi bangun fraktal membutuhkan banyak fungsi. Kumpulan fungsi-fungsi yang membentuk suatu bangun fraktal inilah yang disebut dengan Iterated Function System IFS atau Sistem Fungsi Iterasi. Sistem Fungsi Iterasi atau disingkat SFI terdiri dari himpunan berhingga pemetaan-pemetaan kontraksi. Berikut ini pada definisi 2.4.1 didefinisikan terlebih dahulu tentang invarian titik tetap. Suatu titik dalam ruang metrik yang jika ditransformasikan menghasilkan titik itu sendiri disebut titik tetap. Selanjutnya pada definisi 2.4.2 menjelaskan tentang pemetaan kontraksi secara umum. Pemetaan kontraksi inilah yang akan membentuk Sistem Fungsi Iterasi. Definisi 2.4.1 Barnsley, 1988:73 Misalkan merupakan transformasi pada ruang metrik. Titik sedemikian sehingga disebut titik tetap. Contoh 2.4.1 Diketahui suatu pemetaan dengan dan . Carilah titik tetap . Jawab : Misalkan titik tetap dari adalah maka berlaku . Selanjutnya diperoleh bahwa yang berarti bahwa . Sehingga, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI titik tetap adalah dan . Definisi 2.4.2 Barnsley, 1988:75 Transformasi pada ruang metrik disebut kontraktif atau pemetaan kontraktif jika terdapat sedemikian sehingga Sebarang bilangan disebut faktor kontraksi . Contoh 2.4.1 Misalkan transformasi pada ruang metrik , dengan adalah metrik Euclid. Pemetaan didefinisikan oleh , tunjukkanlah bahwa pemetaan kontraktif. Bukti : Untuk menunjukkan bahwa adalah pemetaan kontraktif maka perlu ditunjukkan dengan . Ambil sebarang titik pada misalkan titik dan . Metrik adalah metrik Euclid maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan terbukti bahwa sehingga, adalah pemetaan kontraktif. Berikut ini adalah suatu teorema yang menunjukkan hubungan antara pemetaaan kontraksi dengan titik tetap. Teorema 2.4.1 Barnsley, 1988:76 Misalkan pemetaan kontraksi pada ruang metrik lengkap . Maka memiliki tepat satu titik tetap dan bahkan untuk sebarang titik , barisan konvergen ke . Atau berlaku Bukti : Diberikan barisan dengan dengan dan . Berdasarkan ketidaksamaan segitiga berlaku adalah pemetaan kontraktif, maka untuk berlaku Diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Maka untuk diperoleh Untuk setiap dipilih sedemikian sehingga . Untuk , diperoleh , sehingga merupakan barisan Cauchy. Karena lengkap barisan Cauchy mempunyai titik limit . Selanjutnya akan dibuktikan bahwa adalah titik tetap . Akan dibuktikan juga bahwa titik tetap adalah tunggal. Misalkan ada titik tetap lain yaitu dengan . Karena dan adalah titik tetap maka dan . Diperoleh bahwa , karena dan maka yang berarti bahwaa . Terjadi kontradiksi dengan asumsi bahwa sehingga titik tetap adalah tunggal. Berikut ini adalah Lemma 2.4.1 yang menyatakan hubungan antara pemetaan kontraksi dengan kekontinuan dari suatu fungsi. Jika adalah suatu pemetaan kontraksi pada ruang metrik maka kontinu. Kekontinuan dari suatu fungsi pada ruang metrik , juga mengakibatkan fungsi yang akan memetakan kedirinya sendiri. Lemma 2.4.2 menunjukkan hal tersebut. Pada definisi 2.4.2 telah didefinisikan suatu pemetaan kontraksi pada . Pada Lemma 2.4.3 menunjukkan pemetaan kontraksi pada sebagai akibat dari Lemma 2.4.1 dan Lemma 2.4.2. Lemma 2.4.1 Barnsley, 1988:80 Misalkan adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik . Maka kontinu. Bukti : Diberikan misalkan adalah fraktor kontraksi . Terdapat sedemikian sehingga Dipilih maka diperoleh . Lemma 2.4.2 Barnsley, 1988:80 Misalkan adalah pemetaan kontinu pada ruang metrik , maka memetakan ke dirinya sendiri. Bukti : Misalkan adalah himpunan bagian tak kosong dari yang kompak. Maka tidak kosong. Akan ditunjukkan bahwa kompak. Misalkan adalah barisan tak hingga di . Maka juga barisan tak hingga di . Karena kompak maka tedapat subbarisan { } yang konvergen ke titik Tetapi karena kontinu maka { } adalah subbarisan yang konvergen ke . Sehingga kompak. Lemma 2.4.3 Barnsley, 1988:80 Misalkan adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik dengan faktor kontraksi . Maka yang didefinisikan dengan adalah pemetaan kontraksi pada dengan faktor kontraksi . Bukti : Berdasarkan Lemma 2.4.1 kontinu dan berdasarkan Lema 2.4.2 memetakan ke dirinya sendiri. Misalkan maka. { { } } Dengan cara yang sama diperoleh akibatnya Definisi 2.4.3 Barnsley, 1988:82 Sistem Fungsi Iterasi terdiri atas ruang metrik lengkap dengan himpunan berhingga pemetaan kontraksi yang masing-masing faktor kontraksinya adalah dengan . Sistem Fungsi Iterasi atau disingkat SFI dinotasikan dengan dan faktor kontraksinya . Untuk mengkonstruksi bangun fraktal ada dua algoritma yang digunakan. Kedua algoritma untuk mengkonstruksi bangun fraktal yaitu Random Iteration Algorithm Algoritma Random Iterasi dan Deterministic Algorithm Algoritma Deterministik. Kedua algoritma ini tidak dibahas secara mendalam karena penelitian ini bukan membentukmengkonstruksi bangun fraktal, namun menganalisis bangun fraktal yang sudah ada. Untuk menunjukkan perbedaan keduanya berikut ini disajikan gambar 2.3 sebagai ilustrasi dari dua algoritma tersebut. Gambar 2.3 a Ilustrasi algoritma Deterministik untuk Segitiga Sierpinski Gambar 2.3 b Ilustrasi algoritma Random Iterasi untuk Segitiga Sierpinski Sumber : Crownover, 1995 Sumber : Crownover, 1995 Contoh 2.4.2 Untuk mengkonstruksi bangun fraktal Segitiga Sierpinski seperti pada gambar 2.3 dibutuhkan Sistem Fungsi Iterasi seperti berikut ini. [ ] [ ] [ ] [ ] Sehingga, SFI untuk Segitiga Sierpinski gambar 2.3 adalah dengan fraktor kontraksi . Contoh 2.4.3 Untuk mengkonstruksi bangun fraktal Kurva Koch seperti pada gambar 1.1 b dibutuhkan Sistem Fungsi Iterasi seperti berikut ini. [ ] [ ] [ ] Sehingga, SFI untuk Kurva Koch pada gambar 1.1 b adalah dengan fraktor kontraksi . 49

BAB III ANALISIS FRAKTAL

Analisis Fraktal dilakukan dengan menggunakan teori Regresi Linear dan Dimensi Fraktal. Langkah awal dari analisis fraktal adalah menentukan dimensi fraktal dari suatu bangun fraktal. Pada bab ini dibahas dua metode untuk menentukan dimensi fraktal yaitu metode dimensi Hausdorff dan metode dimensi Kotak. Persamaan garis regresi diperlukan untuk menentukan dimensi fraktal dengan metode dimensi Kotak. Gradien dari persamaan garis regresi inilah yang menjadi dimensi fraktalnya. Untuk membantu menentukan dimensi fraktal dari citra digital, pada penelitian ini digunakan program yang dibuat dalam MATLAB.

A. Regresi Linear

Penelitian yang melibatkan data statistik ada kalanya membutuhkan untuk diketahuinya hubungan antar variabel. Misalkan variabel dan variabel , akan diselidiki apakah variabel yang diperoleh dari penelitian mempunyai hubungan dengan variabel . Hubungan yang dimaksud adalah seberapa besar pengaruh variabel terhadap variabel . Pada kasus ini variabel disebut sebagai variabel bebas, dan variabel adalah variabel terikat. Variabel hasil penelitian yaitu dan jika direpresentasikan sebagai sebuah titik kemudian digambarkan dalam bidang kartesius akan membentuk suatu pola. Pola titik-titik yang menyerupai garis lurus atau dengan kata lain mempunyai hubungan linear, disebut dengan Regresi Linear. Regresi Linear membantu