3. Inhibition concentration 50 IC
50
adalah nilai konsentrasi ekstrak etanol buah cabai rawit hijau yang mampu menangkap 50 radikal DPPH.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penetitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah vortex, spektrofotometer UV-VIS, alat soxhlet, densitometer, blender, corong
Buchner , oven, mikropipet 10-1000 µl; 1-10 mL, neraca analitik, vaccum
rotary evaporator , waterbath, tabung reaksi tertutup, bejana kromatografi dan
alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis.
2. Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah cabai rawit hijau Capsicum frutescens L. yang tidak ditentukan ukurannya dan di
dapat dari pasar Beringharjo, Yogyakarta. Bahan kimia kualitas farmasetis berupa akuades. Bahan kimia kualitas pro analitik meliputi etanol 96, silika
gel 60 F
254
DPPH dan aluminium foil.
E. Tatacara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi sampel buah cabai rawit hijau yang digunakan berdasarkan ciri morfologinya dilakukan dengan membandingkan literatur
dari Bosland, Bailey, Iglesias-Olivas 1996.
2. Pengumpulan bahan
Buah cabai rawit hijau diperoleh dari seorang pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
3. Pembuatan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau
Buah cabai rawit hijau sebanyak 1 kg yang masih segar dibersihkan dan dicuci kemudian dibuang tangkainya, buah cabai rawit hijau dikeringkan
pada oven dengan suhu 50°C kemudian dihaluskan menggunakan blender. Serbuk yang diperoleh ditimbang sebanyak 25 g dan dibungkus dengan kertas
saring. Simplisia yang telah dibungkus, dimasukkan ke dalam labu alas bulat berisi 350 mL etanol p.a. Soxhletasi dilakukan pada suhu 70°C selama 8 jam
sampai diperoleh hasil ekstrasi jernih. Filtrat hasil ekstraksi diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator.
4. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau
dengan metode DPPH
a. Pembuatan larutan DPPH, sebanyak 15,8 mg DPPH dilarutkan ke dalam etanol p.a 100,0 mL sehingga diperoleh larutan DPPH dengan konsentrasi
0,4 mM. Larutan tersebut ditutup dengan aluminium foil dan harus selalu dibuat baru.
b. Pembuatan larutan stok kapsaisin, sebanyak 2,5 mg kapsaisin dimasukkan dalam labu takar 10,0 mL dan dilarutkan dengan etanol p.a sampai batas.
c. Pembuatan larutan seri baku kapsaisin, diambil sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 mL larutan stok kapsaisin, kemudian ditambahkan etanol p.a
sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku kapsaisin sebesar 25,0; 50,0; 75,0; 100,0 dan 125,0 µgmL.
d. Pembuatan larutan uji, ditimbang sebanyak 25 mg ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dan ditambahkan etanol p.a sampai 25,0 mL. Diambil
sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 mL larutan tersebut, kemudian ditambahkan etanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi
larutan uji sebesar 100,0; 200,0; 300,0; 400,0 dan 500,0 µgmL. e. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan, sebanyak 1 mL larutan DPPH
dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi. Ditambahkan masing-masing dengan 1 mL etanol p.a, larutan baku kapsaisin 75,0 µgmL, dan larutan
uji 300 µgmL. selanjutnya, larutan tersebut ditambahkan dengan 3,0 mL etanol p.a. Larutan tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Setelah itu
di diamkan selama 30 menit dan amati warna pada larutan tersebut. f. Penentuan operating time OT, sebanyak 1,0 mL larutan DPPH
dimasukkan ke dalam tiga labu ukur 5,0 mL, ditambahkan masing-masing dengan 1 mL larutan baku kapsaisin 25,0; 75,0 dan 125,0 µgmL.
Selanjutnya, larutan tersebut ditambahkan dengan etanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Setelah itu
dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 517 nm setiap 5 menit selama 1 jam.
g. Penentuan panjang gelombang maksimum λmaks, pada tiga labu ukur 10
mL, dimasukkan masing-masing 0,5; 1,0 dan 1,5 mL larutan DPPH. Ditambahkan ke dalam larutan tersebut dengan etanol p.a hingga tanda
batas sehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,020; 0,040 dan 0,080 mM. Larutan tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Didiamkan selama
OT. Lalu dilakukan scanning panjang gelombang serapan maksimum dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 400-600 nm.
h. Penentuan aktivitas antioksidan 1 Pengukuran absorbansi larutan DPPH kontrol, pada labu ukur 5 mL,
dimasukkan sebanyak 1,0 mL larutan DPPH. Ditambahkan larutan tersebut dengan etanol p.a hingga tanda batas. Kemudian larutan
tersebut dibaca absorbansinya pada saat OT dan panjang gelombang maksimum. Pengerjaan dilakukan sebanyak tiga kali. Larutan ini
digunakan sebagai kontrol untuk menguji larutan baku dan uji. 2 Pengukuran absorbansi larutan baku dan uji, sebanyak 1 mL larutan
DPPH dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL kemudian ditambah dengan 1 mL larutan baku dan uji pada berbagai seri konsentrasi telah
dibuat. Selanjutnya, larutan tersebut ditambah dengan etanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex selama 30
detik dan didiamkan selama OT. Larutan dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum.
Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali.
i. Validasi metode uji aktivitas antioksidan, hasil dari prosedur 4h 1 dan 2 divalidasi akurasi recovery, presisi CV, spesifisitas spectra
kontrol dan linieritas nilai r. recovery =
jumlah analit terukur jumlah analit teoritis
x 100 1 Harmita, 2004.
CV =
s rata-rata
x 100 2 Harmita, 2004.
j. Estimasi aktivitas antioksidan, hasil dari prosedur 4h 1 dan 2 dihitung nilai IC dan IC
50
untuk kapsaisin dan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau.
5. Penetapan kadar kapsaisin