Hasil Uji Pendahuluan Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Hasil dari ekstraksi adalah larutan berwarna hijau lumut. Larutan tersebut kemudian dipekatkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 60ºC supaya didapatkan ekstrak kental. Prinsip dari alat vacuum rotary evaporator adalah dengan adanya penurunan tekanan udara maka titik didih larutan akan semakin menurun. Penurunan titik didih akan mempercepat penguapan pelarut etanol. Bobot ekstrak kental yang diperoleh sebanyak 2,43 g, sehingga diperoleh rendemen sebesar 8,1.

D. Hasil Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan secara kualitatif. Uji pendahuluan ini dilakukan dengan mereaksikan radikal bebas berupa senyawa DPPH dengan senyawa kapsaisin. Adanya perubahan warna ungu, yang merupakan warna senyawa DPPH menunjukkan bahwa senyawa kapsaisin memiliki aktivitas antioksidan. Uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan 3 larutan, yaitu larutan A yang berisi baku kapsaisin dan DPPH, larutan B yang berisi larutan DPPH dan larutan C yang berisi ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dan DPPH. Gambar 3. Hasil Uji Pendahuluan Hasil pengujian menunjukkan hasil positif karena terjadi perubahan warna ungu jika dibandingkan dengan larutan DPPH, sehingga ekstrak etanol buah cabai rawit hijau memiliki aktivitas antioksidan.

E. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

1. Penentuan Operating Time OT Operating Time OT adalah waktu dimana reaksi antara senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dan larutan DPPH sudah berjalan sempurna yang ditunjukkan dengan absorbansi yang stabil. Pengukuran OT dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan DPPH yang sudah direaksikan dengan larutan baku kapsaisin konsentrasi 25, 75 dan 125 µgmL. Pengukuran dilakukan setiap 5 menit selama 60 menit dengan menggunakan spektrofotometer visibel dan dilakukan pada panjang gelombang maksimal yang telah ditentukan, yaitu 517,5 nm. Karena absorbansi terus mengalami penurunan, maka penentuan OT dilakukan dengan menghitung selisih penurunan absorbansi yang mendekati stabil setiap 5 menit sampai 60 menit dan kemudian dibuat grafik supaya dapat diketahui waktu dimana absorabansi stabil. Gambar 4. Operating Time OT Baku Kapsaisin Berdasarkan pada grafik OT baku kapsaisin Gambar 5 waktu yang menunjukkan absorbansi mulai stabil adalah menit ke-30. 2. Penentuan panjang gelombang maksimum maks Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH menghasilkan serapan maksimum. Menurut Dehpour 2009, panjang gelombang teoritis larutan DPPH adalah 517 nm. Penentuan panjang gelombang maksimum didapat dari hasil scanning tiga konsentrasi larutan DPPH dan dilakukan pada panjang gelombang 400 – 600 nm. 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 A b sor b an si Waktu menit Penetapan Operating Time Baku Kapsaisin 25 µgmL 75 µgmL 125 µgmL Tabel III. Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum DPPH Konsentrasi DPPH mM maksimum hasil scanning nm Rata- rata maksimum 0,02 517,5 517,5 nm 0,04 517,0 0,08 518,0 Hasil scanning tiga konsentrasi larutan DPPH didapatkan hasil panjang gelombang maksimum rata-rata adalah 517,5 nm Tabel III. Panjang gelombang ini berbeda dengan panjang gelombang maksimum teoritis DPPH, yaitu 517 nm. Hal ini diperbolehkan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia IV 1995, dimana batas pergeseran yang diperkenankan adalah maksimum sebesar 2 nm. Oleh karena itu, panjang gelombang maksimum yang digunakan pada penelitian ini adalah 517,5 nm.

F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Dokumen yang terkait

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Potensi antioksidan filtrat dan biomassa hasil fermentasi kapang endofit colletotrichum spp. dari tanaman kina (cinchona calisaya wedd.)

2 23 82

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

4 17 105

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

1 5 119

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dengan metode DPPH (1,1 difenil 2 pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

3 9 85

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah dengan metode DPPH dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

0 2 103

(ABSTRAK) UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH PALA (Myristica Fragan Houtt) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

0 0 2

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH PALA (Myristica Fragan Houtt) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

0 11 89

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri - USD Repository

0 1 117