Urip S. Tinambungan : Eksistensi Dari Keberadaan UU Desain Industri No.31 Tahun 2000 Sebagai Proteksi Di Sektor Perdagangan, 2009.
USU Repository © 2009
28
Undang-undang Desain industri telah menyediakan perlindungan hukum terhadap permasalahan sengketa di bidang desain industri yang diatur dalam pasal
49 sampai pasal 53. dalam pasal 49 dikatakan bahwa bukti yang cukup, pihak yang dirugikan dapat meminta hukum Pengadilan Niaga untuk menerbitkan surat
penetapan sementara tentang : a.
Pencegahan masuknya produk yang berkaitan dengan pelanggaran hak desain industri
b. Penyimpanan bukti yang berkaitan dengan pelanggaran desain industri.
Istilah penetapan sementara atau Injuction ini merupakan hal baru dalam sistem hukum acara di Indonesia. Penetapan sementara ini diperlukan atau paling
tidak sebagai sarana atau upaya hukum
B. Pengadilan Hak Atas Desain Industri
bagi pemohon agar bagi pihak yang melakukan tindakan melawan hukum yang diduga diasumsikan berdasarkan bukti
yang cukup akan merugikan pemohon dari pelanggaran desain Industri
20
Hak desain pada dasarnya adalah hak milik perorangan yang tidak berwujud dan timbul karena kemampuan intelektual manusia. Seperti halnya hak
kekayaan intelektual lainnya, hak desain industri dapat beralih atau dialihkan. Pengalihan hak atas kekayaan intelektual di bidang desain hak desain ini dapat
dilakukan kepada perorangan atau badan hukum.
29
Sejalan dengan asas - asas hukum benda, maka sebagai hak kebendaan hak atas desain industri juga dapat berakhir atau dialihkan dengan cara :
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Wasiat
d. Perjanjian tertulis, atau
e. Sebab- sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan.
21
Pengalihan tersebut haruslah dilakukan dengan menggunakan dokumen resmi tentang pengalihan hak, hal ini berdasarkan ketentuan pasal 31 tahun 2000
yang pada intinya menyebutkan : “Pengalihan hak desain industri tersebut sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 harus disertai dokumen tentang pengadilan hak “.
22
Dokumen tersebut berubah akta otentik yang dibuat dihadapan pejabat yang berwewenang, yaitu Notaris, hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan
adanya suatu kepastian hukum. Dokumen ini amat diperlukan khusus mengenai
20
Suyud Margono, Op.cit, Hal 43
21
Undang-Undang No. 31 Tahun 2000, Pasal 31 ayat 1
22
Warta Perundang-Undangan, Ibid, Hal 112
Urip S. Tinambungan : Eksistensi Dari Keberadaan UU Desain Industri No.31 Tahun 2000 Sebagai Proteksi Di Sektor Perdagangan, 2009.
USU Repository © 2009
30 pengalihan hak desain melalui perjanjian, selanjutnya perjanjian tersebut harus
memenuhi syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam “ Pasal 1320 KUH Perdata yaitu:
1. Kesepakatan dari pihak yang mengikatkan diri
2. Kecakapan untuk membuat perjanjian
3. Suatu hal yang diperjanjikan
4. Suatu sebab yang dihalal. ”
23
Pendaftaran desain industri sangat diwajibkan atas seorang pendesain. Menurut Jumhana alasan diwajibkannya pihak yang mendapatkan pengalihan
desainhak untuk mendaftarkan pengalihan tersebut, disebabkan : “ Sifat dari hak desain itu sendiri yang pemanfaatnya di batasi dengan jangka waktu tertentu serta
sangat berkaitan dengan instansi Negara yang mengelola hak administrasi di bidang hak atas kekayaan intelektual termaksud”.
Dalam rangka untuk melakukan perlindungan hak terhadap seorang pendesain dapat dilihat dalam
ketentuan pasal 32 UU Norma 31 tahun 2000 menegaskan bahwa : “ Pengalihan hak desain industri tidak mengalihkan hak pendesain untuk tetap dicantumkan
nama serta indentitasnya, baik dalam sertifikat desain industri, berita resmi desain industri maupun dalam daftar umum desain industri”.
23
Ramlan Subekti dan R Tjitrosubidio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terjemahan Burgerlijk Wetbeek, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1985, Hal 305
31
Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara memandang suatu desain sangat penting artinya bagi kehidupan masyarakat dan kepentingan nasional maka
Negara dapat mewajibkan pemilik desain hak desain tersebut didaftarkan.
Hal ini dilakukan tetap dengan memberikan imbalan yang wajar.
24
Disamping pengalihan atas dasar yang disebut diatas, hak atas desain industri dapat juga dialihkan berdasarkan ketentuan hukum perikatan antara lain
melalui lisensi. Dengan tidak mengurai hak pemegang lisensi, pemegang hak desain industri tetap dapat melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada
pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan yang melekat pada hak tersebut, kecuali jika diperjanjikan lain.
24
Muhammad Djumhana, Loc.cit, Hal 69
25
Warta Perundang-Undang, Op.cit, Hal 18
Perjanjian lisensi wajib dicatat dalam daftar umum desain industri pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya.
Adapun yang dimaksud dengan lisensi berdasarkan ketentuan pasal 1 point 1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2000 adalah :
“Izin yang diberikan oleh pemegang hak desain industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak Hak – Hak pengalihan
hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu industri yang diberikan perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu ketentuan lisensi di
atur dalam pasal 33 sampai 36 UU No. 31 Tahun 2000”
25
Urip S. Tinambungan : Eksistensi Dari Keberadaan UU Desain Industri No.31 Tahun 2000 Sebagai Proteksi Di Sektor Perdagangan, 2009.
USU Repository © 2009
32 Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksudkan diumumkan dalam berita
resmi industri. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam peraturan per Undang-Undang yang berlaku, jika hal itu terjadi maka, Direktorat Jenderal wajib menolak perjanjian pencatatan
perjanjian lisensi tersebut.
C. Pembatalan Pendaftaran Hak Atas Desain Industri