Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

1.2. Perumusan Masalah

Sebagai landasan moral para bushi, diciptakanlah sebuah susunan peraturan tertentu yang disebut bushido jalan hidup bushi. Ciri khas bushido pada umumnya berupa moral pengabdian diri yang bersifat zettai teki mutlak pada masing-masing tuannya di daerah. Perwujudan dari moralitas bushido ini banyak ditemukan dalam novel Samurai. Tokoh-tokoh samurai yang digambarkan dalam novel ini memiliki moralitas bushido yang sangat tinggi seperti keberanian, kesungguhan, kesetiaan, dan lain-lain. Dari uraian latar belakang di atas diungkapkan masalah yang timbul dalam novel Samurai. Banyak terdapat moralitas bushido yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh dalam novel yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Masalah yang timbul dalam novel tersebut dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah moralitas bushido yang terdapat dalam novel Samurai Suzume no Kumo? 2. Bagaimanakah perwujudan moralitas bushido yang terdapat dalam novel Samurai Suzume no Kumo?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahannya yaitu pada hal yang berkaitan dengan bushido dan moralitas bushido yang terdapat dalam novel Samurai karya Takashi Matsuoka. Analisis difokuskan kepada perwujudan moralitas bushido yang dilakukan oleh bushi terutama dilihat dari sikap, tingkah laku, serta ucapan tokoh-tokoh bushi yang terdapat dalam cerita ini. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Benedict 1982 : 335 mengatakan samurai adalah prajurit feodal yang yang berpedang dua. Bushido atau jalan hidup bushi menurut Kawakami dalam Bellah 1992 : 121 pada awalnya berkembang dari kebutuhan-kebutuhan praktis para prajurit, selanjutnya dipopulerkan oleh ide-ide moral Konfusius tidak hanya sebgai moralitas kelas prajurit tetapi juga sebagai landasan moral nasional. Kelas samurai secara sangat sadar dipandang sebagai perwujudan dan penjaga moralitas. Benedict mengatakan bushido adalah tata cara samurai yang merupakan sebuah perilaku tradisional yang ideal. Inazo Nitobe dalam Benedict mengatakan bushido adalah perpaduan antara kehormatan, kesopanan, kesetiaan dan pengendalian diri. Suseno dalam Situmorang 1995 : 2 mengatakan bahwa moral adalah suatu pengukur apa yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan suatu masyarakat, sedangkan moralitas atau etika adalah keseluruhan norma dan penilaian yang digunakan Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 masyarakat bersangkutan untuk mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya. Sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Moralitas adalah sikap hati yang terungkap dalam tindakan lahiriah. Moralitas terdapat apabila orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari untung. Moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Hanya moralitas yang bernilai secara moral. Suseno,1987:58

1.4.2. Kerangka Teori

Sebuah karya sastra sesungguhnya merupakan suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan. Pengarang menciptakan karyanya sebagai pengungkapan dari apa yang telah dilaksanakan, disaksikan orang dalam kehidupan, apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang telah direnungkan dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung. Secara umum, sastra terdiri atas jenis-jenis sastra yang amat bervariasi seperti misalnya drama, teater, puisi, roman, prosa, dan lain-lain. Salah satu hasil karya sastra berupa prosa ialah novel. Novel merupakan karya sastra yang berupa prosa fiktif dalam panjang tertentu yang memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karya sastra memiliki berbagai cara dalam melestarikan kebudayaan, yang secara keseluruhan dilakukan melalui sarana bahasa. Jepang merupakan negara yang selalu berusaha untuk memelihara dan melestarikan kebudayaan bangsanya. Banyak sikap dan sifat orang Jepang yang berkaitan erat dengan nilai-nilai penting yang harus Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 dipertahankan di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Salah satunya adalah bushido yang masih tetap ada dan dilaksanakan oleh masyarakat Jepang meskipun tidak sama seperti halnya samurai yang hidup di zamannya. Menurut Tsunetomo dalam Situmorang 1995 : 21, ciri khas bushido pada umumnya berupa moral pengabdian diri yang bersifat zettai teki mutlak pada masing- masing tuannya di daerah. Berdasarkan uraian di atas, dalam sebuah penelitian diperlukan suatu teori yang menjadi suatu acuan bagi penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori semiotika di dalam menganalisis karya sastra ini. Hoed dalam Nurgiyantoro 1995 : 40 mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain- lain. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan mata, bentuk tulisan , warna bendera, pakaian, karya seni : sastra, lukis, patung, fiksi, tari, musik, dan lain-lain yang berada di sekitar kehidupan kita. Atau secara umum semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Berdasarkan teori semiotik di atas, maka penulis menginterpretasikan kondisi dan sikap para tokoh ke dalam tanda. Tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah novel akan diinterpretasikan dan kemudian akan dipilih bagian mana yang mencerminkan moralitas bushido. Selain menggunakan teori semiotika, penelitian ini juga menggunakan teori otonomi moral dari Immanuel Kant. Sikap moral yang sebenarnya adalah sikap otonom Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 dari kata Yunani, autos, sendiri. Otonomi moral berarti bahwa manusia menaati kewajibannya karena ia sendiri sadar. Jadi dalam memenuhi kewajibannya ia sebenarnya taat pada dirinya sendiri. Otonomi moral tidak berarti bahwa manusia menolak untuk menerima hukum yang dipasang orang lain, melainkan bahwa ketaatan kalau memang dituntut dilaksanakan karena manusia itu sendiri insaf. Manusia hidup dalam masyarakat bersama orang lain. Juga kerendahan hati untuk menerima bahwa kita menjadi bagian masyarakat dan bersedia untuk hidup sesuai aturan-aturannya.Suseno,1987:45 Inti penghayatan moralitas yang sebenarnya ialah bahwa manusia melakukan kewajiban bukan karena dibebankan dari luar, melainkan karena manusia itu sendiri menayadarinya sebagai sesuatu yang bernilai dan sebagai tanggung jawab. Ia tidak tunduk secara buta terhadap suatu hukum yang ditimpakan kepadanya, melainkan karena ia sendiri menyetujui dan menghendakinya. Maka dalam menjalankan kewajiban ia tidak merasa merendahkan diri. Meskipun barangkali terasa berat, tetapi ia menyadarinya sebagai wajar dan perlu. Manusia bermoralitas otonom melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya bukan karena takut atau merasa tertekan, melainkan karena ia sendiri sadar, jadi menyadari nilai dan makna serta perlunya kewajiban dan tanggung jawab itu. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan moralitas bushido yang terdapat dalam novel “Samurai Suzume no Kumo”. Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 2. Mendeskripsikan perwujudan moralitas bushido yang terdapat dalam novel ”Samurai Suzume no Kumo”.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sekiranya nanti akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu, antara lain yaitu : 1. Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang makna yang terkandung dalam novel Samurai Suzume no Kumo. 2. Bagi masyarakat luas pada umumnya dan para pelajar bahasa Jepang khususnya diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep moralitas bushido yang telah berperan dalam memberikan kemajuan- kemajuan bagi masyarakat Jepang pada masa sekarang ini.

1.6. Metode Penelitian

Di dalam melakukan sebuah penelitian, tentulah dibutuhkan metode sebagai penunjang untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara melaksanakan penelitian. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat 1976 : 30 penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data. Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009 Dengan metode tersebut peneliti akan menjelaskan moralitas bushido yang terdapat dalam novel Samurai Suzume no Kumo karya Takashi Matsuoka. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah novel yang berjudul Samurai Suzume no Kumo karya Takashi Matsuoka yang diterbitkan oleh PT. Mizan Pustaka setelah diterjemahkan ke dalam versi bahasa Indonesia. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh Bantam Dell Publishing Group di New York. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu dengan menelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan membaca buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Data yang diperoleh dari berbagai referensi tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dan saran. Selain itu penulis juga memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia di Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara juga pemanfaatan buku-buku koleksi pribadi penulis. Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MORALITAS BUSHIDO, NOVEL DAN

SEMIOTIKA 2.1.Konsep dan Moralitas Bushido Bushido adalah janji untuk mengabdikan diri bagi tuan. Para anak buah hanya mempunyai satu tujuan hidup yaitu untuk mengabdi pada tuan. Hal ini mempunyai dua pengertian, yaitu : 1. Secara absolut mengutamakan tuan, yaitu kesetiaan mengabdi satu arah dengan mengabdikan jiwa raga bagi tuan. 2. Menjadi anak buah yang betul-betul dapat diandalkan, yaitu betul-betul melaksanakan sumpah setia kepada tuan Situmorang, 1995 : 25. Selain janji dengan tuan, anak buah tidak memperdulikan apapun. Janji pengabdian diri bagi tuan tidak ada duanya, tidak perlu memperdulikan nasehat Amaterasu Omikami. Walaupun akan jatuh ke neraka, walau mendapat hukuman dari Dewa, tidak ada pilihan lain kecuali mengabdikan diri bagi tuan. Pikiran seperti ini tdak memperdulikan benar-salah, untung-rugi, atau rasional-tidak rasional. Konsep kesetiaan pengabdian diri bushi tercantum pada berbagai pasal dalam bab pertama dan bab kedua dari sebelas bab Hagakure. Buku Hagakure terdiri dari 1343 pasal setelah Yainnokandan percakapan di tengah malam, yang merupakan pendahuluan dalam Hagakure. Nelvita : Analisis Moralitas Bushido Dalam Novel Samurai Suzume No Kumo Karya Takashi Matsuoka, 2007 USU e-Repository © 2009