Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka PIECES Framework

3 untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Koleksi yang telah terdaftar di OPAC tidak dapat ditemukan pemustaka sehingga koleksi tersebut tidak dimanfaatkan. Masalah lainnya ialah sering terjadi error sistem pada saat pengguna ingin melakukan penelusuran. Sehubungan dengan masalah yang ada pada sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, maka perlu diadakan proses evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sistem yang ada di perpustakaan telah berjalan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan atau tidak. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan kerangkan PIECES sebagai dasar analisis tingkat kepentingan suatu masalah atau efektivitas suatu solusi. Kerangka kerja PIECES bertujuan untuk mengukur sistem yang ada dapat dioperasikan dengan baik atau tidak di dalam organisasi. Kerangka PIECES digunakan untuk menganalisa baik pada sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer. Dari latar belakang uraian masalah tersebutpenulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Evaluasi Siste m Automasi Pađa Perpustakan Universitas HKBP Nommensen Medan Menggunakan Kerangka PIECES.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangyang penulis paparkan maka rumusan masalah ialah Bagaimana sistem automasi yang ada di perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan diukur dengan menggunakan kerangka PIECES? 4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sitem automasi yang ada pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan menggunakan kerangka PIECES.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan menambah sumber pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang berminat mengkaji masalah- masalah yang berhubungan dengan evaluasi sistem automasi dalam rangka menambah wawasan dan perbandingan dengan lokasi penelitian lainnya. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang perpustakaan dan juga dapat menjadi kontribusi terutama yang berminat dan mempunyai perhatian terhadap sistem automasi, bagi pimpinan Perpustakaan HKBP Nommensen Medansebagai masukan dalam pengambilan kebijakan khususnya pengembangan sistem automasi perpustakaan. 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mencakup seluruh aspek kerangka PIECES Performance, Information, Economy, Control, Eficiency, Service dalam melakukan evaluasi sistem automasi pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran Echols dan Shadily 2000, 220. Sedangkan Yunanda 2009, 17, mengemukakan “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.” Arikunto 2009, 3 bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran bersifat kuantitatif, menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk bersifat kualitatif, dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matthews 2007,7 bahwa evaluasi adalah “Proccess of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives.” Artinya, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Ada beberapa unsur evaluasi yaitu adanya proses process, perolehan obtaining, penggambaran delineating, penyediaan 7 providing, informasi yang berguna useful information dan alternatif keputusan decision alternatives.” Menurut Djali dan Pudji 2008, 1 evaluasi merupakan “proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi”. Dari uraian di atas maka pengertian evaluasi ialah sebuah proses penilaian yang terstuktur berdasarkan data kuantitatif yang digunakan sebagai penentuan kebijakan dalam mengambil sebuah keputusan.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto 2002, 13, ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.Crawford 2000, 30, tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah : 1. Untuk mengetahui apakah tujuan tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan. 2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan. Dari pendapat diatas tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan- bahan pertimbangan untuk menentukan suatu kebijakan atau untuk membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis. 8

2.1.2 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama Umar, 2002, 40, yaitu; 1. Utility manfaat Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan. 2. Accuracy akurat Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi. 3. Feasibility layak Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

2.1.3 Teknik Evaluasi

Terdapat beberapa teknik evaluasi sistem yang dapat dilakukan untuk mengetahui sistemtelah berjalan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan atau tidak. Suatu sistem informasi dapat dievaluasi menurut 3 ukuran Davis, 1988, 3 yaitu : 1. Evaluasi Teknis Evaluasi teknis atas aplikasi baru menyelidiki apakah secara teknis layak untuk menjalankan pengolahan informasi yang di usulkan. Banyak aplikasi yang di luar jangkauan kemampuan teknis dari peangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia untuk pemakaian. 2. Evaluasi Operasional Pertimbangan kelayakan operasional bertahan dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan keluaran dapat diutamakan dan benar dipakai. Misalnya, secara teknis adalah mungkin bagi penjual untuk mengadakan hubungan telepon dengan pebei dalam setiap penjualan, tetapi secara operasional hal ini tidak praktis. 3. Evaluasi Ekonomis Bilamana suatu proyek diusulkan, proyek tersebut perlu mengalami pengujian kelayakan ekonomis. Setelah pemasangannya, proyek tersebut perlu ditelaah secara periodik menurut ukuran biayaefektifitas dalam menilai kelayakan ekonomis sistem informasi manajemen. 9

2.2 Sistem Automasi Perpustakaan

Menurut McLeod 2001, 12, “A System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat James Hall 2001, 5, yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusufsistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan inter-related atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose. Sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sementara itu, di perpustakaan terdapat istilah sistem automasi. Istilah untuk automasi banyak dipakai untuk menyatakan konsep pemanfaatan Teknologi Informasi di perpustakaan adalah otomasi perpustakaan library automation. Sistem automasi perpustakaan sering disebut dengan sistem perpustakaan terintegrasi Integrated Library System sering juga diistilahkan dengan penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan, di mana kegiatan perpustakaan dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi. Beberapa defenisi dari Otomasi perpustakaan menurut para ahli sesuai kajian Miyarso Dwie Aji : Automasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas- tugasrutin, sehingga hanya dibutuhkan sedikit campur tangan manusia Harrod, 1990:47. Concise Oxford Dictionary 1982:59, bahwa Otomasi adalah penggunaan peralatan yg dioperasikan secara automasi, untuk menghemat tenaga fisik dan mental manusia. Dalam kamus Ilmu Perpustakaan Elsevier Clason, 1976, otomasi dinyatakan sebagai proses atau kegiatan yang dihasilkan oleh mesin. Menurut Sulistyo Basuki 10 1994:96, pengertian automasi mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut. Salim 1991:1067, Otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin. Dari penjelasan diatas maka pengertian automasi ialah proses perubahan dari konvensional menggunakan tenaga manusia kedalam bentuk digital dengan menggunakan alat atau mesin.

2.2.1 Alasan Melakukan Automasi

Setiap perpustakaan memiliki alasan untuk menggembangkan sistem kerumahtanggannya dari sistem konvensional menjadi sistem menggunakan komputer, baik berupa alasan sfesifik maupun alasan yang berlaku umum bagi semua perpustakaan. Duval dan Main 1992 menyatakan dari berbagai alasan untuk melakukan automasi di perpustakaan, alasan berikut adalah alasan yang paling sering digunakan dan dikutip yaitu meningkatkan efisiensi pemrosesan increased processing efficiency, memperbaiki layanan kepada pengguna improved service for users, penghematan dan penekanan biaya saving money and containing cost, memperbaiki administrasi dan informasi manajemen improved administrative and management information. Duval dan Main menyatakan memperbaiki administrasi dan informasi manajemen dalam teorinya. Administrasi dan informasi manajemen sangat penting didalam perpustakaan atau organisasi lainnya dikarenakan kegagalan dari sebuah perpustakaan dalam melaksanakan tugasnya ialah perpustakaan tidak di dukung oleh administrasi dan informasi yang baik. 11

2.2.2 Tujuan Automasi

Automasi perpustakaan diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan kepada pengguna dan dapat meningkatkan kemampuan perpustakaan agar dapat mengikuti pertambahan banyaknya koleksi, banyaknya transaksi, dan resource sharing dengan perpustakaan lainnya. Menurut Widodo Adapun tujuan automasi perpustakaan adalah: 1. Untuk meningkatkan pelayanan, mempercepat, mengefisienkan dan mengakurasi pekerjaan 2. Untuk memberi keleluasaan akses informasi 3. Untuk meningkatkan akses ke perpustakaan lain 4. Untuk memenuhi tuntutan perkembangan TI 5. Untuk meningkatkan prestisecitra 6. Agar perpustakaan tidak terisolasi 7. Untuk menyebarkan informasi 8. Untuk mengembangakan kerjasama dan “resource sharing”

2.2.3 Penerapan Sistem Automasi Perpustakaan

Aplikasi Teknologi Informasi TI di perpustakaan sering disebut juga sebagai automasi perpustakaan. Akan tetapi, penggunaan istilah aplikasi TI di perpustakaan lebih luas daripada istilah automasi perpustakaan. TI biasanya diartikan ssbagai, perpaduan antara a komputer, mencakup perangkat kerasn dan perangkat lunak, b. Komunikasi data yang memungkinkan komputer berdiri sendiri terintegrasi pada jaringan komputer baik yang bersifat lokal maupun internasional c. Media penyimpanan dan metode utnuk mempresentasikan data, dengan tujuan utnuk memperoleh, mengolah, menyimpan serta menyampaikan informasi Keen, 1995,1-2, dan Longley, 1983,165 yang dikutip oleh Hasugian 2009, 167. 12 Para pakar menyatakan TI adalah 3C yaitu Communication, Computer, dan Content. Dalam ruang lingkup perpustakaan TI diartikan sebagai aplikasi komputer dan teknologi lain untuk pengadaan, pengolahan, penyimpanan, temu kembali, dan penyebaran informasi Duval, 1992, 245 dalam kajian Hasugian 2009,167. Pemanfaatan komputer pada sistem kerumahtanggaan perpustakaan bukanlah merupakan suaatu fenomena baru. Pola tradisional atau konvensional untuk mengelola perpustakaan semakin hari semakin dirasakan tidak dapat lagi menghandel ledakan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pengguna. Pola tradisional mengolah perpustakaan berangsur-angsur harus dialihkan kepada pola pengelolaan yang berorientasi kepada penerapan TI. Di sisi lain, pengguna perpustakaan telah mulai familiar dengn TI khususnya komputer untuk melakukan pencarian informasi yang dibutuhkannya. Kebutuhan akan penerapan TI di perpustakaan sudah lama dirasakan sangat penting oleh perpustakaan di berbagai negara maju, negara berkembang, maupun negara terbelakang. Penerapan komputer untuk sistem kerumahtanggaan perpustakaan bagi beberapa perpustakaan di Indonesia, dewasa ini sudah merupakan kebutuhan yang mendesak karena berbagai alasan. Perpustakaan yang berkembang dengan pesat dan dinamis, telah merasakan sistem manual tidak lagi memadai untuk penanganan beban kerja, khususnya utnuk kegiatan rutin yang bersifat klerikal, misalnya untuk bidang pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, dan untuk berbagai jenis layanan jasa lainnya. 13 Di sisi lain, ternyata masih banyak perpustakaan yang belum mempunyai pengalaman pada pemanfaatan komputer. Para pustakawan di berbagai jenis perpustakaan diperkirakan masih banyak yang belum memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang ini. Ironisnya, diduga masih ada iantara elit pengelola perpustakaan yang masih merasa alergi dengan TI. Mereka secara konservatif bercokol mempertahankan pola pengelolaan konvensional dengan memunculkan berbagai alasan yang irasional. Keadaan yang demikian menyebabkan pengembangan perpustakaan dirasa lamban karena pustakawan masih enggan bahkan mungkin tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan para profesional di bidang komputer yang seharusnya menjadi mitra kerja yang dapat diajak bekerjasama untuk pengembangan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis TI. Perpustakaan mengaplikasikan komputer untuk sistem kerumahtanggaannya dengan berbagai tujuan antara lain, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, memperluas atau menanmbah jenis layanan baru yang tidak bisa dilakukan dengan sistem manual Duval, 1993, 249 yang dikutip oleh Hasugian 2009, 169. Akan tetapi jika dikaji secara mendalam, tujuan penerapan komputer pada sistem kerumahtanggaan perpustakaan pada peningkatan kualitas layanan perpustakaan yang dapat memberikan kepuasan terhadap pengggunanya. Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan sistematis, karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum suatu sistem di implementasikan dan dioperasikan dengan mulus, termasuk pemahaman 14 tentang konsep dasar sistem kerumahtanggan perpustakaan, dan faktor pemilihan sistem.

2.2.4 Pemilihan Sistem Automasi

Proses pemilihan sistem adalah salah satu faktor penting yang harus dilalui dalam usaha mengembangkan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis komputer. Metode pengembangan sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang berbasis komputer ini disebut juga sebagai metode automasi perpustakaan.

2.2.4.1 Metode Pemilihan Sistem

Metode adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Automasi perpustakaan pada hakekatnya untuk meningkatkan kualitas perpustakaan kepada pengguna. Untuk mencapai tujuan itu perpustakaan dapat melakukan berbagai cara atau metode dalam pemilihan sistem yang sesuai. Corbin 1985, 9-14 yang dikutip membagi metode automasi perpustakaan menjadi 4 empat yaitu sebagai berikut : 1. Membeli sistem jadi Turnkey Systems 2. Mengadaptasi sistem dari perpustakaan lain AdaptedSystem 3. Mengembangkan sistem lokal locally development 4. Menggunakan bersama sistem dari perpustakaan lain shared systems Dari beberapa metode pemilihan sist diatas. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Untuk itu perpustakaan harus lebih ceat 15 dalam melilih sistem yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan itu sendiri.

2.3 Kerangka PIECES Framework

Dalam melakukan evaluasi sistem informasi, terdapat bermacam-macam pengukuran, salah satu diantaranya adalah PIECES. Kerangka kerja PIECES terdiri dari Performance, InformationData, Economic, ControlSecurity, Efficiency, Service. Kerangka kerja ini dapat digunakan untuk menganalisa baik pada sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer. Al fatta 2007,51 menyatakan bahwa analisis PIECES terdiri dari: 1. Kinerja Adalah kemampuan menyelesaikan tugas pelayanan dengan cepat sehingga sasaran tujuan dapat tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Bagian pemasaran kinerjanya diukur berdasarkan volume pekerjaan atau pangsa pasar yang diraih atau citra perusahaan. Waktu tanggap adalah keterlambatan rata- rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut. 2. Informasi Informasi merupakan kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk menangani masalah dan peluang dalam mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi juga menghasilkan masalah baru. Situasi dalam analisis ini meliputi: 1. Akurasi, informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias 2. Relevan, informasi memiliki manfaat bagi pihak pemakai maupun pihak pengelola. 3. Ekonomi Adalah penilaian sistem atas biaya dan keuntungan yang didapat dari sistem yang diterapkan. Hal yang diperlukan dalam analisis ini meliputi biaya dan keuntungan 4. Keamanan Sistem keamanan harus dapat mengamankan data dari kerusakan, misalnya dengan mem-back up data. Hal yang diperhatikan pada segi 16 keamanan yaitu ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses. Selain itu juga keamanan data dari akses yang tidak di izinkan. 5. Efisiensi Adalah sumberdaya yang ada guna meminimalkan pemborosan. Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. 6. Servis Adalah mengkoordinasikanaktifitas dalam pelayanan yang ingin dicapai sehingga tujuan dan sasaran pelayanan dapat tercapai. Sehubungan dengan pendapat di atas, James Wheterbe Whitten, 2007 mengembangkan kerangka untuk mengelompokan masalah problem, peluang opportunities dan perintah directives yang dikutip oleh Wijaya, yaitu sebagai berikut : 1. Performance Produksi-jumlah kerja selama periode tertentu Waktu respon- penundaan rata-rata antara transaksi atau permintaan denganrespon ke transaksi atau permintaan tersebut. 2. Information Output 1. Kurangnya informasi yang diperlukan 2. Kurangnya informasi yang relevan 3. Terlalu banyak informasi-“kelebihan informasi” 4. Informasiyang tidak dalam format yang berguna 5. Informasi yang tidak akurat 6. Informasi yang sulit untuk di produksi 7.Informasi yang tidak tepat waktunya untuk penggunaan selanjutnya. Input 1. Data tidak terambil 2. Data tidak terambil secara akurat-terdapat error 3. Data sulit terambil 4. Data terambil secara berlebihan- data yang sama diambil lebih darisatu kali 5. Data ilegal diambil Data tersimpan 1. Data disimpan secara berlebihan dalam banyak file danatau database 2. Item data yang sama memiliki nila berbedadalam file berbeda integrasi data yang jelek 3. Data tersimpan tidak akurat 17 4. Data tidak aman dari kecelakaan atau vandalisme 5. Data tidak di organisasikan dengan baik 6. Data tidak fleksibel- tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan informasi baru dari data tersimpan 7. Data tidak dapat diakses 3. Ekonomi a.Biaya 1. Biaya tidak diketahui 2. Biaya tidak dapat dilacak kesumber 3. Biaya terlalu tinggi b. Keuntungan 1. Pemasaran saat ini dapat diperbaiki 2. Pesanan dapat ditingkatkan. 4. Keamanan a. Keamanan atau kontrol terlalu lemah 1. Input data tidak diedit dengan cukup 2. Kejahatan penggelapan atau pencurian 3. Etika dilanggar pada data atau informasi- mengacu padadata atau informasi yang mencapai orang-orang yang tidak memiliki wewenang. 4. Data disimpan secara berlebihan,tidak konsisten dalam file atau database yang berebeda. 5. Deraturan data atau privasi dapatdilanggar 6.Kesalahan pemrosesan terjadi oleh manusia,mesin ataupun perangkat lunak 7. Error pembuatankeputusan terjadi b.kontrol atau keamanan terjadi 1. prosedur birokrais emperlambat sistem 2. pengendalian mengganggu para pelanggan atau karyawan 3. pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan pemrosesan 5. Efisiensi a.orang,mesin atau computer membuang waktu 1. data secara berlebihandi iput atau disalin 2. data secara berlebihandi proses 3. pengendalian berlebihanmenyebabkan penundaan pemrosesan b. orang atau mesin membuang material dan persediaan c. usaha yang diperlukan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan. d. material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan 6. Servis a. sistem menghasilkan produk yang tidak akurat b. sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten c. sistem menghasilkan produk yang tidak dapat dipercaya d. sistem tidak mudah dipelajari e. sistem tidak mudah digunakan f. sistemm canggung untuk digunakan g. sistem tidak fleksibel pada situasi baru atau tidak umum 18 h sistemtidak fleksibel untuk berubah i. sistem tidak kompatibel dengan sitem lain. Sedangkan dari penelitian oleh Riana 2006, kerangka PIECES yang dibagi lagi menjadi beberapa kriteria : a. PerformancePenampilan, diperlukan untuk menilai kinerja dari sisteminformasi yang telah dirancang, terdiri dari: 1. Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja yang dilakukan pada beberapa periode waktu. 2. Respon time, yaitu waktu tunda rata-rata antara transaksi dan respon dari transaksi tersebut. 3. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar dapat diperiksa. 4. Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar, protokol, dan bandwith digunakan. 5. Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi yang diharapkan telah tercapai. 6. Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak. 7. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan. 8. Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program. b. Information and Data Informasi dan Data, untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari : 1. Accuracy akurat, dimana Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi. 2. Relevansi Informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. 3. Penyajian Informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai. 4. Fleksibilitas Data, dimana informasi mudah disesuaikan dengan kebutuhan 5. Kelaziman data, yaitu penggunaan struktur dan tipe data standar pada seluruh Program. 6. Ekspandibilitas, yaitu tingkat dimana arsitektur, data, atau desain prosedural dapat diperluas. c. Economic Ekonomi 1. Reusability, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain. 2. Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumberdaya ekonomi. 19 d. Control and Security Kontrol dan Keamanan 1. Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat dikontrol. 2. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi program dan data. e. Efficiency Efisiensi 1. Usability, Usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu program 2. Maintainability, Usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program. f. Service Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen. 1. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol. 2. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya melakukan fungsi yang diminta. 3. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesukaran. Analisis PIECES dapat digunakan sabagai alat untuk mengevaluasi sebuah sistem. Dari ke tiga teori diatas menjelaskan hal-hal yang dapat di ukur dari sebuah sistem yang ada berdasarkan Performance kinerja, Information informasi, Economic Ekonomi, Control kontrol, Efficiency Efisiensi, serta Service servis. Al Fatta lebih menjelaskan kepada pengertian dari masing- masing bagian kerangka PIECES, sedangkan Wheterbe lebih memperinci untuk menevaluasi sistem berdasarkan setiap bagian dari kerangka PIECES. Sementara Riana, lebih memperluas cangkupan bahasan dari setiap bagian kerangka PIECES yang dikemukakan oleh Wheterbe. 20 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum