Evaluasi Literasi Informasi Dengan Menggunakan Empowering 8 Pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

WINNIE AGNESA DAMANIK 110709032

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi Literasi Informasi Dengan Menggunakan Empowering 8 Pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh : Winnie Agnesa Damanik

NIM : 110709032

Pembimbing I : Hotlan Siahaan, S.Sos,M.I.Kom. NIP. 197803312005012003

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P. NIP. 1979 0625 20050 1 200 3

Tanda Tangan :


(3)

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Literasi Informasi Dengan Menggunakan Empowering 8 Pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan

Oleh : Winnie Agnesa Damanik

NIM : 110709032

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. NIP. 10511119 198601 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :


(5)

tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2015

Winnie Agnesa Damanik NIM 110709032


(6)

(7)

Menggunakan Empowering 8 pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi dengan menggunakan internet sebagai media penelusuran informasi yang dilakukan oleh pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan Model Empowering 8 (E8).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas HKBP Nommensen Medan yang berjumlah 7120 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa literasi informasi yang dimiliki pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan acuan standart Empowering 8 adalah sebagai berikut: Sebanyak 66,6% pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memiliki kemampuan mengidentifikasi kebutuhan informasi (identify), sebanyak 73,1% pengguna memiliki kemampuan mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik (explorer), sebanyak 48,8% pengguna memiliki kemampuan menyeleksi dan merekam informasi yang relevan (select), sebanyak 63,6% pengguna memiliki kemampuan kemampuan memilih dan membedakan mana informasi yang sesuai dengan kebutuhan (organise), sebanyak 61,5% pengguna memiliki kemampuan menciptakan suatu karya dari informasi yang di peroleh (creat), sebanyak 57,9% pengguna memiliki kemampuan mempresentasikan karya yang telah di tulis (present), sebanyak 70,7% pengguna memiliki kemampuan memberi atau menerima penilaian terhadap karya yang telah di tulis (assess), dan sebanyak 67,6% pengguna memiliki kemampuan menerapkan karya yang telah di tulis dalam kehidupan sehari-hari (apply).


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat serta anugerah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Literasi Informasi dengan Menggunakan Empowering 8 pada Pengguna Perpustkaan Universitas HKBP Nommensen

Medan”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya.

Pada kesempatan ini Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua Peneliti yaitu, Bapak Ir. Kasnan Damanikdan Ibu Erita Yani Purba yang telah memberikan dukungan baik moral maupun moril serta kesabaran menunggu Peneliti untuk wisuda. Kepada kakakPeneliti yang tersayang, Nina Septania Damanik dan kedua adik Peneliti Mulia Novendro Damanik dan Togu Philia Damanik terima kasih atas dukungan dan semangat tanpa batas yang diberikan kepada Peneliti.

Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, Selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.


(9)

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu serta kesabaran dalam membimbing Peneliti menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si, selaku Penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

6. Ibu Dra. Eva Rabita,M.Hum, selaku Penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

7. Seluruh Staf Pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik Peneliti selama perkuliahan.

8. Kepada Kepala Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen dan kak Gusti yang telah membantu dan memberikan informasi yang dibutuhkan Peneliti dalam penelitian ini.

9. Kepada Jefry Mahalim Sitepu yang sudah Peneliti anggap sebagai teman, sahabat dan keluarga trimakasih buat semangat yang telah diberikan kepada Peneliti.

10.Kepada Guru SMA Peneliti, Bapak Alexander Sihite, terimakasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada peneliti.


(10)

11.Kepada teman-teman angkatan tahun 2011,Suetha, Chindy, Yohanna, Friska, Tria Feba,Ida Gloria,Retno, Rina, Mariani, Leila,david, Rizky, dll. Dan kakak senior kak Rista, terima kasih atas kebersamaan, semangat, serta persaudaraan yang terjalin.

12.Kepada semua teman- teman satu kos “Mabes”, terimakasih atas kebersamaannya dan semangatnya

Peneliti berharap dan berdo’a semoga Tuhan Yang Maha Esamelimpahkan Anugerah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Peneliti mengharapkan adanya masukan yang positif untuk memperbaiki skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2015

Winnie Agnesa Damanik 110709032


(11)

DAFTAR ISI ... v

DARTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1. Pengertian Literasi Informasi ... 7

2.2. Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi ... 10

2.1.1. Manfaat Literasi Informasi ... 10

2.1.2. Tujuan Literasi Informasi ... 11

2.3. Keterampilan Literasi Informasi ... 13

2.4. Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Pendidikan Tinggi ... 14

2.5. Standar Literasi Informasi bagi Pendidikan Tinggi ... 15

2.6. Literasi Informasi dalam Perpustakaan ... 18

2.7. Model Literasi Informasi Empowering 8 (E8) ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Metode Penelitian... 24

3.2. Lokasi Penelitian ... 24

3.3. Populasi dan Sampel ... 25

3.3.1. Populasi ... 25

3.3.2. Sampel ... 25

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5. Jenis dan Sumber Data... 27

3.6. Instrumen Penelitian ... 27

3.6.1. Devinisi Operasional Variabel ... 28

3.7. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1. Gambaran Umum Responden ... 31

4.2. Analisis Deskriptif ... 31

4.2.1. Tingkat Literasi Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan 31 4.2.1.1. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Mengidentifikasi Informasi (Identify) ... 32

4.2.1.2. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Mengeksplorasi Informasi (Explore) ... 35


(12)

4.2.1.3. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen

Medan dalam Menyeleksi Informasi (Select) ... 38

4.2.1.4. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Mengorganisasi Informasi (Organise) ... 41

4.2.1.5. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Menciptakan Informasi (Creat) ... 45

4.2.1.6. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Menyajikan/Mempresentasikan Informasi (Present) ... 48

4.2.1.7. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Menilai Informasi (Assess) ... 51

4.2.1.8. Kemampuan Pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Mengaplikasikan Informasi (Apply) ... 52

4.3. Rangkuman Analisis Data ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(13)

Tabel 4.1. Kemampuan Menentukan Topik dan Subjek ... 32

Tabel 4.2. Kemampuan Menggunakan Strategi Penelusuran Boolean Operator (AND, OR and NOT) ... 33

Tabel 4.3. Kemampuan Memilih Bentuk Informasi ... 34

Tabel 4.4. Kemampuan Memilih Sumber Informasi Yang Sesuai DenganTopik ... 35

Tabel 4.5. Kemampuan Memilih Mesin Pencari (Search Engine) ... 36

Tabel 4.6. Kemampuan Melakukan Studi Lapangan/Wawancara ... 37

Tabel 4.7. Kemampuan Mengevaluasi Strategi Penelusuran ... 38

Tabel 4.8. Kemampuan Mencatat Informasi Yang Relevan Dengan Membuat Tabel, Grafik/Garis ... 39

Tabel 4.9. Kemampuan Mengevaluasi Informasi ... 40

Tabel 4.10. Kemampuan Mendapatkan Informasi Yang Sesuai Dengan Topik ... 41

Tabel 4.11. Kemampuan Menyusun Informasi Menggunakan Bahasa Yang Baik Dan Benar ... 42

Tabel 4.12. Kemampuan Menyortir/Memilih informasi... 44

Tabel 4.13. Kemampuan Menulis Sebuah Karya ... 45

Tabel 4.14. Kemampuan Menentukan Langkah Apa Yang Dilakukan Terhadap Informasi ... 46

Tabel 4.15. Kemampuan Memahami Arti Kepemilikan Intelektual/Hak Cipta .... 47

Tabel 4.16. Kemampuan Mempresentasikan Hasil Karya ... 49

Tabel 4.17. Kemampuan Menyebarluaskan Hasil Karya ... 50

Tabel 4.18. Kemampuan Menyajikan Hasil Karya ... 51

Tabel 4.19. Kemampuan Memilih Saran Dan Kritik Yang Membangun ... 52

Tabel 4.20. Kemampuan Merefleksikan Hasil Karya ... 53

Tabel 4.21. Kemampuan Menerapkan Hasil Karya ... 54

Tabel 4.22. Kemampuan Mengaplikasikan Pengetahuan Yang Diperoleh ... 55

Tabel 4.23. Presentase Literasi Informasi Berdasarkan Sub Indokator Kemampuan ... 56


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahapan Empowering Eight (E8) ... 20 Gambar 4.1. Grafik Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan


(15)

Menggunakan Empowering 8 pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi dengan menggunakan internet sebagai media penelusuran informasi yang dilakukan oleh pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan Model Empowering 8 (E8).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas HKBP Nommensen Medan yang berjumlah 7120 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa literasi informasi yang dimiliki pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan acuan standart Empowering 8 adalah sebagai berikut: Sebanyak 66,6% pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan memiliki kemampuan mengidentifikasi kebutuhan informasi (identify), sebanyak 73,1% pengguna memiliki kemampuan mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik (explorer), sebanyak 48,8% pengguna memiliki kemampuan menyeleksi dan merekam informasi yang relevan (select), sebanyak 63,6% pengguna memiliki kemampuan kemampuan memilih dan membedakan mana informasi yang sesuai dengan kebutuhan (organise), sebanyak 61,5% pengguna memiliki kemampuan menciptakan suatu karya dari informasi yang di peroleh (creat), sebanyak 57,9% pengguna memiliki kemampuan mempresentasikan karya yang telah di tulis (present), sebanyak 70,7% pengguna memiliki kemampuan memberi atau menerima penilaian terhadap karya yang telah di tulis (assess), dan sebanyak 67,6% pengguna memiliki kemampuan menerapkan karya yang telah di tulis dalam kehidupan sehari-hari (apply).


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan tinggi, informasi dibutuhkan sebagai pendukung atau penunjang kegiatan perkuliahan dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan efisien. Dalam memperoleh informasi, diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

sebagai suatu keterampilan diperlukan karena mengubah dan membangun seseorang menjadi individu pembelajaran seumur hidup (lifelong learning).

Konsep literasi sendiri bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pemakai sama dengan apa yang akan dikembangkan melalui program-program literasi informasi, yaitu mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumber daya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.

Saat ini pertumbuhan informasi begitu pesat, hal ini ditandai dengan timbulnya berbagai jenis media yang berperan sebagai alat penyebaran informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat, sehingga menimbulkan fenomena ledakan informasi dan disinilah diperlukan kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa agar mampu menyelesaikan masalah secara kritis dan logis, mengurangi ketidakpastian, memberikan suatu dasar kemungkinan untuk


(17)

menanggapi seleksi dalam pemenuhan kebutuhan informasi, serta merupakan kunci keberhasilan mahasiswa di era globalisasi informasi.

Pada mulanya akses sumber informasi harus melalui media cetak seperti halnya buku, jurnal dan majalah. Namun saat ini di indonesia, bahan pustaka tersebut pemanfaatanya sudah mengalami pergeseran, terutama dikaitkan dengan masih tingginya harga buku dan majalah ilmiah serta penyediaan dana pengadaan bahan pustaka yang terbatas. Internet sebagai salah satu media yang mutakhir, dianggap sebagai solusi yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Selain itu secara teknis internet dapat di akses kapan saja dan dimana saja tanpa batas selama terhubung dengan jaringan. Pesatnya perkembangan jenis informasi yang tersedia dalam berbagai media membutuhkan keahlian kita untuk memahami kebutuhan informasi, mencari lokasi, temu kembali dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang kita akses. Saat ini telah tersedia begitu banyak bahan, isi, dan sumber informasi, terutama pada internet, yang sangat cepat perubahan ketepatan, reliabilitas dan nilainya. Perkembangan teknologi internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalui keberadaan internet mahasiswa mampu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dimanapun dan kapanpun tanpa terhalang ruang dan waktu.

Untuk menjadi information literate, seseorang harus mampu untuk

menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan informasi dengan efektif. Standar literasi menyediakan sebuah mekanisme untuk membantu mahasiswa menjadi pengguna yang bertanggung jawab terhadap informasi dalam kehidupannya.


(18)

3

Sampai saat ini penulis mengetahui Terdapatbeberapa model literasiinformasi, diantaranyayaitu: The Big 6 Skill, The Seven Pillars of Information Literacy,

Empowering Eight (E8), Bruce’s Seven Faces of Information Literacy, McKinsey Model, dan Empowering Eight (E8).

Dari keenam model diatas penulis menggunakanEmpowering 8 sebagai

alat untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menelusur informasi. Model Empowering 8 dikembangkan oleh dan merupakan Copyright NILIS (National

Institute of Library and Information Science) dari Universitas Colombo Sri Lanka

pada tahun 2004. Model literasi informasi inimerupakan model reflektif dari kondisi lokal (Asia), oleh karena itu model ini dikembangkan oleh orang Asia dan untuk Asia.

Model Empowering 8 memiliki delapan tahapan yaitu: kemampuan untuk

mengidentifikasi masalah (identifity), kemampuan untuk mengeksplorasi

informasi (explore), kemampuan dalam memilih informasi (select),kemampuan

untuk mengorganisasi informasi (organise),kemampuan untuk menciptakan

sebuah karya(creat), kemampuan unatuk mempresentasikan hasil karya (present),

kemampuan dalam menilai masukan yang diberikan Audience (assess), dan

kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut kedalam kehidupan sehari-hari(apply). Alasanpenulismemilih model Empowering 8 karena terdapat

perbedaan dan bisa disebut sebagai kelebihan dari model Empowering 8 dengan

model- model literasi lainnya, yaitu terdapat pada tahapan assess (penilaian) dan

apply (penerapan), karena pada tahapan ini dapat merefleksikan apa yang telah


(19)

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan pusat sumber informasi yang sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan diperlukan dan memiliki peranan penting untuk menunjang tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, pusat penelitian dan informasi, serta pengabdian pada masyarakat.

Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen adalah salah satu perpustakaan perguruan tinggi swasta yang menjadi salah satu contoh yang baik bagi perpustakaan perguruan tinggi swasta lainnya, khususnya di Ibu kota Medan, Sumatera Utara. Keberadaan perpustakaan ini menjadi penunjang kemajuan akademik mahasiswanya, karena Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyediakan berbagai kebutuhan bahan pustaka baik tercetak maupun non-tercetak. Bukan hanya bahan pustaka yang dilayankan perpustakaan universitas HKBP Nommensen kepada penggunanya, Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen juga melanggan journal elektronik proquest untuk memenuhi

kebutuhan informasi, selain itu perpustakaan universitas HKBP Nommensen juga memberikan layanan internet berupa wifi bagi pengunjungnya untuk menunjang proses pencarian informasi yang dilakukan oleh pengguna.

Dari hasil observasi awal, dalam praktik keseharian nya untuk mendapatkan informasi yang tepat dan bermutu mahasiswa Universitas HKBP Nommensen belum literate informasi karena tidak memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menelusur informasi melalui internet. Keberadaan layanan internet yang diberikan oleh Perpustakaan HKBP Nommensen sangat membantu


(20)

5

mahasiswa dalam mencari atau menemukan informasi dalam bentuk elektonik (non-tercetak). Tetapi untuk menelusuri nformasi tersebut tidak banyak mahasiswa yang mengetahui cara menemukan informasi yang tepa tdan benar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

Dilatar belakangi pemikiran tersebut, penulis berkeinginan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan ketepatan mahasiswa dalam menelusur informasi dengan menggunakan internet. Sehingga penulis memilih judul penelitian, “Evaluasi Literasi Informasi dengan Menggunakan Empowering 8 pada Pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

NOMMENSEN Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakahliterasi informasi dengan menggunakan internet sebagai media penelusuran informasi oleh pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan model Empowering 8 (E8).

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi dengan menggunakan internet sebagai media penelusuran informasi yang dilakukan oleh pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan dengan menggunakan Model Empowering 8 (E8)


(21)

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, sebagai masukan untuk semakin meningkatkan literasi informasi mahasiswa.

2. Peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian pada topik yang sama dengan aspek yang berbeda. 3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang

literasi informasi.

4. Untuk menambah khasanah dalam bidang ilmu perpustakaan khususnya pada bidang literasi informasi

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian pengguna tentang literasi informasi yang mencakup kemampuan dan ketepatan dalam mencari maupun mengakses informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan internet sebagai media penelusurannya, dan menggunakan model literasi informasi Empowring 8 sebagai


(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Literasi Informasi

Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam rumusan yang sederhana literasi informasi adalah kemampuan mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Hakekat dari literasi informasi adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan memanfaatkan informasi (Bundy, 2001).

Literasi informasi sering disebut juga dengan keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi, literasi informasi sering dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar informasi yang tersedia. Pengertian literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus Bahasa Inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan

information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap

informasi. Walaupun istilah literasi informasi belum begitu familiar dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat. Seseorang dikatakan melek informasi berarti literat terhadap informasi. Walaupun saat ini literasi informasi biasanya selalu dikaitkan dengan penggunaan perpustakaan dan penggunaan teknologi informasi.


(23)

Pengertian literasi informasi menurut American Library Association (ALA) :

“information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use

effective needed information”.

Artinya, literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi seara efektif dan etis.

Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American

Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam

proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and

Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat. Paul Zurkowski menggunakan

ungkapan literasi informasi untuk menggambarkan "teknik dan kemampuan" yang dikenal dengan istilah literasi informasi yaitu kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber informasi primer untuk memecahkan masalah mereka. Istilah literasi informasi selalu dikaitkan dengan computer literacy, library skills dan critical thinking yang merupakan sebagai

pendukung terhadap perkembangan literasi informasi.

Konsep literasi informasi sebenarnya telah diartikan dan dilakukan dalam berbagai cara sejak awal tahun tujuh puluhan. Semula istilah yang sering digunakan adalah seperti study skills, research skills, dan library skills dan


(24)

9

informasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan/atau pembelajaran. Sedangkan dalam lingkungan kerja sering digunakan istilah information competencies dan information proficiencies. Akan tetapi,

apapun istilah yang digunakan, bahwa berbagai istilah tersebut tetap merujuk kepada kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Kalaupun istilah yang digunakan untuk menyatakan kemampuan ini berbeda-beda, hal itu tergantung kepada lingkungannya. Sebagai contoh, sampai dengan tahun 1980-an istilah literasi informasi belum begitu dikenal di Indonesia, istilah yang dikenal adalah keterampilan perpustakaan (library skill) karena pada

masa itu penggunaan sumberdaya informasi elektronik khususnya internet masih langka. Akan tetapi setelah akhir tahun 1990-an penggunaan sumberdaya informasi elektronik khususnya internet di perguruan tinggi sudah membudaya sehingga istilah literasi informasi semakin populer.

Berdasarkan berbagai defenisi literasi informasi yang diuraikan di atas maka defenisi literasi informasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah. Literasi informasi juga didukung oleh peranan perpustakaan dalam memperkenalkan istilah literasi informasi dan memperoleh kemampuan literasi informasi tersebut. Penguasaan teknologi informasi juga akan sangat memudahkan seseorang memiliki literasi informasi. Oleh karena itu literasi informasi merupakan proses pembelajaran seumur hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam mencari informasi bukan hanya dalam pendidikan.


(25)

2.2. Manfaat dan Tujuan Literasi Informasi 2.2.1. Manfaat literasi informasi

Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.

Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:

1. Membantu mengambil keputusan.

Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan suatu persoalan. Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang harus memiliki informasi yang cukup.

2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.

Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kemampuan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.

3. Menciptakan pengetahuan baru

Suatu negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.

Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi adalah: 1. Untuk pelajar

Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.


(26)

11

Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari mereka dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan berbagi informasi dengan orang lain

3. Untuk pekerja

Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, dengan memiliki literasi informasi akan mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi informasi maka dapat menciptakan pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.

2.2.2. Tujuan literasi informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang terutama dalam dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi. Literasi informasi akan memudahkan seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi.

Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis


(27)

kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Selain itu dengan memiliki literasi informasi maka para peserta didik mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.

Menurut Doyle yang di kutip oleh Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seorang individu mampu:

1. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan.

2. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan. 3. Memformulasikan kebutuhan informasi.

4. Mengidentifikasi sumber informasi potensial. 5. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.

6. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. 7. Mengevaluasi informasi.

8. Mengorganisasikan informasi.

9. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.

10.Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran internet. Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.


(28)

13

2.3. Keterampilam Literasi Informasi

The American Library Association (ALA) mendefinisikan literasi

informasi sebagai istilah yang diterapkan terhadap keterampilan- keterampilan informasi untuk memecahkan masalah, yang terdiri dari tujuh keterampilan, yaitu:

1. Mendefinisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar bahwa disekililingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalahnya.

2. Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini telah diketahuinya kedalam beberapa kategori atau subjek, mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi tentang bahan tambahan ke dalam kategori-kategori atau subjek dan menetukan kriteria untuk sumber-sumber yang potensial, kemuktahiran, bentuk/format, dan sebagainya. 3. Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam

melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk tercetak dan non-tercetak, online dan komputerisasi, interview antar pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber-sumber tambahan yang diperlukan

4. Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan menyaring dan meneliti kata kunci dan topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan beberapa keberpihakan, dan kemudian kalau perlu, memperjelas kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya.

5. Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa, evaluasi dan pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian tersebut. 6. Mengkomunikasikan informasi, yaitu berbagai informasi dengan cara

memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset, dalam bentuk laporan, poster, grafik, atau yang lainnya.

7. Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauh mana baiknya data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada suatu penelitian yang dikerjakannya. (Arga, 2009)


(29)

2.4. Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Pendidikan Tinggi

Perkembangan Teknologi Infomasi dan Komunikasi(TIK)membuat informasi begitu melimpah dan mudah untuk diakses serta dimanfaatkan. Kelimpahruahan, kecepatan serta kemudahan memperoleh informasi hanya akan diperoleh jika pencari informasi memiliki kompetensi dalam literasi informasi. Bahkan American Library Association (ALA, 1989) telah mempertimbangkan

bahwa literasi informasi merupakan hasil utama mahasiswa di pendidikan tinggi. Manfaat kompetensi literasi informasi dalam pendidikan tinggi menurut California State University yang dikutip oleh Hasugian (2009, 204) yaitu:

1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media, dan internet.

2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.

3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang perkuliahan tersebut.

4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berpikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.

Candy (Candy, Crebert, dan O’Leary 1994) mengatakan “Access to, and critical use of information and of information technology is absolutely vital to

lifelong learning, and accordingly no graduate —can be judged educated unless


(30)

15

Dari pernyataan tersebut Candy, Crebert, dan O’Leary mengungkapkan bahwa seseorang tidak dapat dinyatakan lulus, bilamana ia belum menyandang status sebagai information literate person. Maksudnya, untuk melakukan hal yang demikian, lembaga pendidikan tinggi harus menetapkan literasi informasi sebagai sebuah standar kompetensi (sebagai syarat) yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik sebelum meninggalkan universitas (Iman 2013, 82).

Dari beberapa pernyataan yang dikembangkan mengenai literasi informasi dan dunia pendidikan tinggi, diketahui bahwa kompetensi literasi informasi memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan tinggi, hal ini sesuai dengan Kasowitz-Scheer (Kasowitz-Scheer dan Pasqualoni 2002) yang secara garis besar menyatakan bahwa terdapat sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat, diantaranya State University of New York, University of Oregon, Montana State University, dan University of Maryland University College (UMUC) yang mempunyai kelas literasi informasi pada tahun pertama perkuliahan, dengan maksud memperkenalkan langkah-langkah dalam proses penelitian dan strategi untuk mencari berbagai sumber daya elektronik secara efektif. Kelas ini juga memberikan kesempatan untuk berlatih mengevaluasi dan mengutip hasil penelitian.

2.5. Standar Literasi Informasi bagi Pendidikan Tinggi

Rumusan tentang standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi dilakukan oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi Association of College and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standar literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut memiliki 22 indikator. Standar literasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan


(31)

seseorang dalam memahami informasi. Dalam standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi dengan informasi. Standar ini juga digunakan oleh fakultas, pustakawan, dan staf lainnya dalam mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan misi institusi tersebut. Standar kompetensi literasi informasi dari ACRL (2000, 8) tersebut yaitu:

1. Mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan.

a. Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya. b. Mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk sumber informasi

yang potensial.

c. Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan.

d. Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan batasan informasi yang dibutuhkan.

2. Mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien.

a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

b. Mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif.

c. Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode.


(32)

17

e. Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya.

3. Mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan. a. Meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan. b. Mahasiswa menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi

informasi dan sumber-sumbernya.

c. Mahasiswa mampu mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru. d. Mahasiswa membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari informasi.

e. Mahasiswa menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak terhadap sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyatukan perbedaan.

f. Mahasiswa menentukan bila query perlu direvisi.

4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien.

a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan menciptakan hasil.

b. Mahasiswa merevisi proses pengembangan untuk hasil.

c. Mahasiswa mengkomunikasikan hasil secara efektif kepada orang lain. 5. Mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial


(33)

a. Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial mengenai informasi dan teknologi informasi.

b. Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi c. Mahasiswa mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi dalam

mengkomunikasikan informasi. 2.6.Literasi Informasi dalam Perpustakaan

Dunia perpustakaan Indonesia sebenarnya telah lama mengenal dan melakukan aktivitas yang berkenaan dengan literasi informasi, meskipun dengan istilah yang berbeda. Sekarang, penggunaan istilah literasi informasi menjadi lebih populer, karena telah terjadi perubahan agenda dalam dunia pendidikan dan juga karena adanya perkembangan hybrid library menjadi digital library (Salmubi

2007).

Pendapat lain dikemukakan oleh Pendit (2008), sebagai berikut:

Pada perpustakaan, konsep literasi informasi pada perpustakaan, konsep literasi informasi sendiri bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pemakai sama dengan apa yang akan dikembangkan melalui program-program literasi informasi, yaitu mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.

Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya membekali mahasiswa dengan literasi yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan yaitu cara mengakses koleksi perpustakaan. Peningkatan layanan biasanya lebih tertuju pada fasilitas komputer atau laboratorium komputer, koneksi internet nirkabel, jenis koleksi, dan sistem informasi perpustakaan. Dengan fasilitas IT tersebut,


(34)

19

kemampuan yang menjadi sorotan adalah literasi komputer. Mahasiswa diarahkan memiliki kemampuan mengoperasikan komputer, sehingga paling tidak, masalah penggunaan OPAC terselesaikan. Beberapa keterampilan yang biasanya diajarkan perpustakaan adalah:

1. Orientasi perpustakaan; cara menggunakan koleksi dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

2. Pengoperasian komputer dan internet.

3. Penelusuran artikel pada online database yang dilanggan.

4. Pemanfaatan layanan online kampus: email, forum mahasiswa, file transfer, e-class dan sebagainya.

2.7. Model Literasi InformasiEmpowering Eight (E8)

Pada tahun 2004 diadakan workshop mengenai literasi informasi di Kolombo yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2005 di Patiala. Workshop ini dihadiri oleh beberapa negara yaitu Indonesia, India, Bangladesh, Maldiva, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Vietnam dan Thailand. Dan hasil dari seminar ini melahirkan konsep baru dari model literasi informasi yaitu Empeworing 8. Model literasi ini banyak digunakan di negara-negara Asia karena

mencerminkan kondisi orang Asia. Dan sekarang model ini menjadi hak milik intelektual NILIS (International Workshop on Information Skill for Learning) Sri

Langka.

Model ini terdiri dari 8 tahapan keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh seseorang (Basuki, 2013). Keterampilan tersebut adalah

1. Identifity 5. Creat

2. Explore 6. Present

3. Select 7. Assess


(35)

Tahapan Empowering 8dapat di ilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1. Tahapan Empowering 8

Setiap keterampilan Empowering 8 terdiri dari beberapa langkah yang

harus dikerjakan oleh setiap orang. Dari Gambar 2.1 di atas terlihat bahwa setelah tahap 8 dicapai, maka kita akan kembali lagi ketahap 1. Hal ini dapat dianalogikan seperti seseorang yang sudah mendapat “sesuatu” yang baru akan menggunakannya kembali untuk menghasilkan hal yang baru lagi. Demikian seterusnya, sehingga proses ini akan berulang kembali. Jika hal ini digambarkan akan seperti spiral yang akan terus berputar.

Berbeda dengan model- model literasi lain kekuatan model ini adalah pada tahapan penilaian dan penerapan, karena pada tahapan ini dapatmerefleksikan apa yang telah di capai dengan kendala atau kesulitan yang akan di hadapi.


(36)

21

Tabel 2.1: Komponen dan Hasil Pembelajaran Empowering 8

Langkah Memberdayakan 8 Komponen

Mahasiswa Akan Mampu

Mendemostrasikan Sebuah Kemampuan Untuk:

1 Mengidentifikasi a. Tentukan topik atau subjeknya

b. Memastikan dan memahami pesertanya c. Pilih format yang relevan untuk hasil yang

sudah selesai atau produk jadi d. Menentukan kata-kata kunci e. Merencanakan sebuah strategi

f. Mengidentifikasi berbagai sumber dimana informasi dapat ditemukan.

2 Memeriksa a. Menentukan sumber-sumber yang sesuai dengan topik yang dipilih

b. Menemukan informasi yang sesuai dengan topik yang dipilih

c. Mengadakan wawancara, kunjungan lapangan atau penelitian diluar lapangan lain

3 Memilih a. Memilih informasi yang relevan

b. Menemukan sumber-sumber mana yang paling mudah, paling sulit, atau tepat c. Merekam informasi yang relevan dengan

membuat catatan atau membuat susunan visual seperti bagan, grafik, dan skema, dan lain- lain

d. Mengidentifikasi tahapan-tahapan di dalam proses

e. Mengumpulkan kutipan yang sesuai 4 Mengatur a. Memilah-milah informasi

b. Membedakan antara fakta, opini dan fiksi c. Memeriksa prasangka di dalam

sumber-sumber

d. Mengurutkan informasi dalam urutan yang logis atau tepat

e. Menggunakan susunan visual untuk membandingkan atau membedakan informasi

5 Menciptakan a. Menyiapkan informasi dengan kata-kata sendiri dalam cara yang sesuai

b. Memeriksa ulang dan mengedit, sendiri atau dengan kelompok


(37)

6 Menyajikan a. Berlatih untuk mempresentasikan

b. Membagi informasi dengan peserta yang tepat

c. Menunjukkan informasi dalam sebuah format yang tepat untuk memuaskan peserta

d. Mengatur dan menggunakan peralatan dengan benar

7 Menilai a. Menerima umpan balik dari mahasiswa lain

b. Penilaian diri pada penampilan mahasiswa dalam menjawab tugas penilain dosen c. Merefleksikan seberapa baik yang sudah

mereka kerjakan

d. Menemukan apakah ada skill/ keterampilan baru yang dipelajari

e. Mempertimbangkan halbaik apa yang bisa dilakukan dilain waktu

8 Menerapkan a. Menggunakan umpan balik dan penilaian untuk kegiatan belajar/tugas selanjutnya b. Berusaha untuk menggunakan pengetahuan

yang diperoleh dalam berbagai situasi baru c. Menentukan dalam pelajaran apa

skill/keterampilan bisa digunakan

d. Menambahkan hasil kedalam produk-produk portofolio (Wijetunge, 2005:36) e. Meninjau ulang umpan balik dan penilain

yang diberikan

Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas diketahui bahwa model Empeworing 8 terdiri dari delapan tahapan yaitu mengidentifikasi masalah yang

meliputi identifikasi topik, audien, format informasi, kata kunci, strategi penelusuran dan sumber sumber informasi, eksplorasi meliputi kegiatan dalam memilih dan menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang dapat dilakukan dengan interview, memilih informasi yang relevan, mengorganisir informasi meliputi menyusun informasi secara logis, menciptakan informasi yang dapat dilakukan dengan menciptakan informasi sendiri, merevisi dan membuat


(38)

23

daftar bibliografi, menyajikan yaitu menyebarkan informasi yang diperoleh kepada peserta, menaksir yaitu menerima masukan dari orang lain dan menentukan apa yang terbaik dimasa yang akan datang, terakhir menerapkan yaitu menerapkan informasi tersebut dalam berbagai situasi misal pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Untuk melakukan penelitianini, peneliti membutuhkan metode penelitian yang tepat dan mungkin dilakukan. Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa“ Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa metode penelitian itu sebaiknya dapat menjelaskan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

Berdasarkan pendapat diatas, Penelit imenggunakan metode deskriptif dalam mengumpulkan data, mengolah dan menemukan permasalahan dari penelitian ini.

Pada penelitian ini, penulis hanya memaparkan data yang diperoleh dari responden (dalam hal ini mahasiswa) melalui kuisioner untuk selanjutnya akan di evaluasi dan di interpretasikan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen yang beralamat di Jln. Sutomo No. 4A Medan Sumatera Utara Indonesia


(40)

25

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah objek atau sumber data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (1999:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa anggota Aktif pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen. Yaitu sebanyak 7120 mahasiswa aktif.(sumber: Kepala Bagian Kemahasiswaan Universitas HKBP

Nommensen)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagaian dari sumber data. Menurut Sugiono (2002:57), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel ditetapkan dengan tujuan mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya.

Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

� = �

+ � � Keterangan:


(41)

N = Jumlah populasi

e = Kelonggaran sampel (10%) 1 = Konstanta

n = N

+ N e 2

n = + , 2

n = + ,

n =

+ . n =

,

n = , dibulatkan menjadi 99 orang

Dengan demikian, maka dari jumlah populasi 7120 orang diperoleh sampel sebanyak 99 orang

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling, yang hanya berfokus pada mahasiswa yang sedang

mencari informasi dengan menggunakan internet. Teknik accidental sampling

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang sacara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011)


(42)

27

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian

1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan awal terhadap para mahasiswa yang berkunjung ke Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk diisi oleh responden

3. Studi kepustakaan dan dokumen melalui buku, jurnal, majalah, artikel lepas, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperolehlangsung dari responden melalui kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Ada beberapa jenis instrumen penelitian yang dapat dijadikan alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2006) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam


(43)

maupun sosial yang diamati”. Pada penelitian ini penulis menggunkan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

3.6.1 Definisi Operasional Variabel

Untuk mempermudah pembuatan kuesioner, maka peneliti menyajikan definisi operasional variabel dari Empowering 8. Variabel dengan menggunakan

model literasi informasi Empowering 8 pada Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen yang dilakukan oleh pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen dengan indikatornya adalah

a. Identify adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi.

b. Explorer adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan topik.

c. Select adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk menyeleksi dan merekam informasiyang relevan, dan mengumpulkankutipan-kutipan yang sesuai.

d. Organise adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk memilih atau membedakan mana informasi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

e. Creat adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk menciptakan suatu karya dari informasi yang telah di dapatkan.


(44)

29

f. Present adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk mempresentasekan karya yang telah dibuat.

g. Assess adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk memberi atau menerima penilaian terhadap karya yang telah dibuat.

h. Apply adalah kemampuan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP

Nommensen untuk menerapkan karya yang telah dibuat dalam kehidupan sehari- hari.

3.7 Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini dilakukan dengan cara penyajian data bersifat tabulasi dan frekuensi serta perhitungan dan persentase yang diperoleh dari jawaban pernyataan responden. Perhitungan persentase dengan menggunakan tafsiran data dengan menggunakan rumus. Untuk menghitung persentase suatu jawaban dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� =�

�× %

Keterangan: P = Persentase


(45)

n = Sampel (jumlah responden)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data yang dikemukakan oleh Arikunto (2005, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada 1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengahnya 50,00% : Setengahnya

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya


(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas data dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden. Penelitian ini tentang Evaluasi Literasi Informasi menggunakan Empowering 8 pada pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

Medan.

4.1 Gambaran Umum Responden

Sesuai dengan bahasan bab sebelumnya, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yaitu sebanyak 7210 populasi dengan sampel sebanyak 99 mahasiswa. Hasil dan pembahasan akan diuraikan pada bab ini berdasarkan data yang berasal dari jawaban pengguna yang diketahui dari penyebaran kuesioner.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah cara menganalisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

4.2.1 Tingkat literasi informasi pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen

Kegiatan pada penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan literasi informasi yang dimiliki oleh pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen yang diukur dengan menggunakan metode Empowering 8, yang meliputi

kemampuan untuk mengidentifikasi masalah (identifity), kemampuan untuk


(47)

informasi(select), kemampuan untuk mengorganisasi informasi (organise),

kemampuan untuk menciptakan sebuah karya (creat), Kemampuan unatuk

mempresentasikan hasil karya (present), kemampuan dalam menilai masukan

yang diberikan Audience (assess) , dan kemampuan untuk menerapkan informasi

tersebut kedalam kehidupan sehari- hari (apply).

4.2.1.1Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam mengidentifikasi informasi (Identify)

Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam mengidentifikasi informasi dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 : Kemampuan Menentukan Topik dan Subjek Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban F Presentase

(%) 1

a. Selalu 69 69,7

b. Sering 17 17,2

c. kadang- kadang 11 11,1

d. tidak pernah 2 2

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada umumnya pengguna (86,9%) Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan selalu menentukan topik atau subjek terlebih dahulu sebelum mencari dan menelusur informasi di internet. Kemudian sebagian kecil (17,2%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sering menentukan topik atau subjek terlebih dahulu sebelum mencari dan menelusur informasi di internet. Lalu sebagian kecil (11,1%) pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen menyatakan kadang- kadang menentukan topik atau subjek terlebih dahulu sebelum mencari dan menelusur informasi di internet. Dan sebagian kecil (2%) pengguna Perpustakaan


(48)

33

Universitas HKBP Nommensen menyatakan tidak pernah menentukan topik dan subjek sebelum menelusur informasi di internet.

Menentukan topik atau subjek terlebih dahulu sebelum mencari dan menelusur informasi di internet diartikan bahwa pengguna memahami betul informasi apa yang dibutuhkannya sehingga dapat menentukan sumber informasi yang tepat dan sesuai dengan topik ataupun sabjek yang diinginkan dan ini merupakan langkah awal yang baik dalam penerapan literasi informasi.

Kemampuan untuk mengidentifikasi informasi juga dapat dilihat dari bagaimana cara pengguna mendapatkan informasi tersebut dan strategi apa yang digunakan oleh pengguna dalam proses pencarian informasi tersebut.

Tabel 4.2 : Kemampuan Menggunakan Strategi Penelusuran Boolean Operator(AND, OR dan NOT)

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%)

2

a. selalu 5 5

b. sering 6 6,1

c. kadang- kadang 47 47,5

d. tidak pernah 41 41,4

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hampir setengah(47,5%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang-kadang mencari atau menelusur informasi melalui internet menggunakan strategi penelusuran Boolean Operator (AND, OR dan NOT). Kemudian, hampir setengah (41,4%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan tidak pernah mencari atau menelusur informasi melalui internet, menggunakan strategi penelusuran Boolean Operator (AND, OR dan NOT). Lalu, sebagian kecil


(49)

(6,1%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sering mencari atau menelusur informasi melalui internet, menggunakan strategi penelusuran Boolean Operator (AND, OR dan NOT), dan sebagian kecil (5%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan selalu mencari atau menelusur informasi melalui internet, menggunakan strategi penelusuran Boolean Operator (AND, OR dan NOT).

Menggunakan strategi penelusuran Boolean Operator (AND, OR dan NOT) diartikan bahwa pengguna memahami betul bagaimana cara atau strategi informasi apa yang dibutuhkannya sehingga dapat mempermudah proses pencarian informasi yang diinginkan dan ini merupakan langkah awal yang baik dalam penerapan literasi informasi. tetapi dalam hal ini pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen tidak memahami apa itu strategi Boolean Operator. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang literasi informasi di kalangan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen.

Tabel 4.3 : Kemampuan Memilih Bentuk Informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%)

3

a. Elektronik/digital 18 18,2

b. Tercetak 16 16,2

c. Audio/visual 3 3

d. Bentuk a,b dan c 62 62,6

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa sebagian kecil(18,2%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menggunakan hanya memilih bentuk elektronik/ digital ketika mencari informasi


(50)

35

di internet, selanjutnya sebagian kecil (16,2%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menggunakan bentuk tercetak dalam mencari informasi, dan sebagian kecil (3%) penguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menggunkan bentuk audio/visual dan sebagian besar (62,6%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen memilih menggunakan bentuk ketiganya (elektonik/digital, tercetak, audio/visual).

Berdasarkan data yang diperoleh mayoritas mahasiswa memilih semua bentuk format/ bentuk (elektronik/digital, tercetak, dan audio/visual) ketika mencari informasi, pilihan ini sangat baik dikarenakan pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen tidak membatasi bentuk/ format informasi sebagai sumber informasi yang pada saat ini sudah ada dalam berbagai bentuk/ format.

4.2.1.2Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam mengeksplorasi informasi (Explore)

Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medandalam mengeksplorasi informasi diukur dengan pertanyaan berikut:

Tabel 4.4: Kemampuan Memilih Sumber Informasi yang Sesuai DenganTopik

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%)

4

a. Selalu 23 23,2

b. Sering 32 32,3

c. kadang- kadang 42 42,4

d. tidak pernah 2 2,1

Jumlah Total 99 100


(51)

Dari data Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hampir setengah(42.4%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang-kadang menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang diinginkan, kemudian, hampir setengahnya (32,3%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan sering menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang diinginkan. Lalu sebagian kecil (23.2%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen selalu menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang diinginkan, dan sebagian kecil (2,1%) mengatakan tidak pernah menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang diinginkan.

Berdasarkan data yang diperoleh hampir setengah (42,4%) pengguna mengatakan kadang-kadang menemukan sumber informasi yang sesuai dengan topik yang diinginkan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai sumber-sumber informasi yang sudah banyak saat ini terutama pada internet.

Tabel 4.5: Kemampuan Memilih Mesin pencari (search engine) Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%) 5

a. Google 94 95

b. Yahoo 4 4

c. Google scolar 1 1

d. Wikipedia 0 0

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada umumnya (95%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menggunakan mesin pencari (search engine) Google dalam menelusur informasi


(52)

37

di internet. Kemudian, sebagian kecil(4%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menggunakan Yahoo dalam menelusur informasi di internet. Dan sebagian kecil (1%) lagi pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menggunakan mesin pencari (search Engine) google scolar dalam mencari informasi di internet.

Berdasarkan data yang diperoleh pada umumnya (95%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen mengatakan menggunakan mesin pencari google untuk mencari informasi di internet. Hal ini merupakan hal umum karena google merupakan mesin pencari yang sangat tinggi penggunaannya terutama dalam mencari informasi dalam bentuk umum.

Tabel 4.6: Kemampuan Melakukan Studi Lapangan/ Wawancara Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%) 6

a. Selalu 9 9,1

b. Sering 5 5

c. Kadang- kadang 68 68,7

d. Tidak pernah 17 17,2

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar(68,7%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang-kadang melakukan wawancara/studi lapangan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Kemudian, sebagian kecil (17,2%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan tidak pernah melakukan wawancara/ studi lapangan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Lalu sebagian kecil(14,1%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan selalu melakukan studi wawancara/ studi lapangan dalam memenuhi kebutuhan


(53)

informasinya. Dan sebagian kecil(5%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan sering melakukan studi wawancara/ studi lapangan dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar (68,7%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang-kadang melakukan wawancara/ studi lapangan dalam mencari ataupun memenuhi kebutuhan informasinya.

4.2.1.3Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam menyeleksi infromasi (Select)

Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam menyeleksi informasi diukur dengan pertanyaan berikut:

Tabel 4.7: Kemampuan Mengevaluasi Strategi Penelusuran Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%) 7

a. Selalu 30 30,3

b. Sering 10 10,1

c. Kadang-kadang 54 54,6

d. Tidak pernah 5 5

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar(54,6%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang- kadang mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan. Selanjutnya, hampir setengah (30.3%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan selalu mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan. Dan sebagian kecil (10.1%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen


(54)

39

menyatakan sering mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan. sebagian kecil (5%) menyatakan tidak pernah mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar(54,6%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen mengatakan kadang-kadang mengevaluasi strategi penelusuran yang telah digunakan. dari data ini dapat disimpulkan bahwa pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen belum literat informasi.

Tabel 4.8: Kemampuan mencatat informasi yang relevan dengan membuattabel, grafik atau garis

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%) 8

a. Sangat sesuai 5 5,1

b. Sesuai 37 37,4

c. Kadang-kadang 42 42,4

d. Tidak sesuai 15 15,1

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa hampir setengah(42,4%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang- kadang tidak sesuai mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis. Selanjutnya, hampir setengah (37,%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan sesuai mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis. Lalu sebagian kecil(15.1%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan tidak sesuai mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis. dan sebagian kecil (5,1%) pengguna Perpustakaan


(55)

Universitas HKBP Nommensen menyatakan sangat sesuai mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis.

Berdasarkan data yang diperoleh hampir setengah (42,4%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen mengatakan kadang-kadang mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis. dari data ini dapat disimpulkan bahwa pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen belum literat informasi dalam hal mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat tabel, grafik ataupun garis.

Tabel 4.9: Kemampuan Mengevaluasi Informasi yang Telah di Peroleh

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase

(%)

9

a. Mendiskusikannya dengan para ahli dan pakarnya

8 8,1

b. Memilih informasi yang mengandung fakta

22 22,2 c. Menuliskannya langsung kedalam karya

yang saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan.

20 20,2

d. Jawaban a dan b benar 49 49,5

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa hampir setengah(49,5%) pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan jawaban a dan b benar (mendiskusikannya dengan para ahli dan pakarnya, dan memilih informasi yang mengandung fakta). Kemudian, sebagian kecil(22.2%) pengguna Perpustakaan Universita HKBP Nommensen menyatakan memilih informasi yang mengandung fakta. Lalu sebagian kecil (20.2%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menuliskannya langsung kedalam


(56)

41

karya yang saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan. Dan sebagian kecil (8,1%) Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan Mendiskusikannya dengan para ahli dan pakarnya.

Mengevaluasi informasi yang sudah diperoleh merupakan langkah yang baik untuk mendapatkan informasi yang relevan. Dan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sudah memahami apa itu literasi informasi karena hampir setengah dari responden memilih jawaban a dan b yaitu mendiskusikannya dengan para ahli dan pakarnya, dan memilih informasi yang mengandung fakta.

4.2.1.4Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medan dalam Mengorganisasi infromasi (Organise)

Kemampuan pengguna Perpustakaan HKBP Nommensen Medandalam mengorganisasi informasi diukur dengan pertanyaan berikut:

Tabel 4.10 : Kemampuan Mendapatkan Informasi yang Sesuai dengan Topik yang Diinginkan

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban F Presentase

(%)

10

a. Memilih informasi yang relevan 16 16,2 b. Memilih informasi yang mengandung

fakta

22 22,2 c. Menuliskannya langsung kedalam

karya yang saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan

8 8,1

d. Jawaban a dan b benar 53 53,5

Jumlah Total 99 100

Keterangan: f = Frekuensi

Dari data Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar (53,5%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan memilih


(57)

jawaban a dan b benar (memilih informasi yang relevan dan memilih informasi yang mengandung fakta). Kemudian, sebagian kecil (22,2%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan memilih informasi yang mengandung fakta. Lalu sebagian kecil (16,2%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan memilih informasi yang relevan. Dan sebagian kecil (8,1%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan menuliskan langsung kedalam karya saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan.

Untuk mendapatkan informasi yang akurat mahasiswa harus mampu memilih informasi yang dianggap sesuai dengan topik yang diinginkan. Selain itu untuk mendapatkan informasi yang akurat mahasiswa harus mampu memilih informasi mana yang mengandung fakta dan mana yang mengandung opini. Dan dari data yang diperoleh mayoritas pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen memilih informasi yang relevan dan memilih informasi yang mengandung fakta. Hal ini dapat mengidentifikasi literasi informasi yang dimiliki pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sudah cukup baik karena mahasiswa yang literat harus mampu memilih informasi yang mengandung fakta dan relevan.

Tabel 4.11 : Kemampuan Menyusun Informasi Nomor

Pertanyaan

Kategori Jawaban F Presentase

(%)

11

a. Selalu 54 54,6

b. Sering 19 19,2

c. Kadang- kadang 23 23,2

d. Tidak pernah 3 3

Jumlah Total 99 100


(58)

43

Dari data Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar(54,6%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan selalu menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunkan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya. kemudian, sebagian kecil (23,2%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan kadang- kadang menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunkan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya. Lalu sebagian kecil (19,2%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan sering menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunkan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya. Dan sebagian kecil (3%) pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen menyatakan tidak pernah menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunkan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar pengguna perpustakaan Universitas HKBP Nommensen (63,8%) mengatakan sering menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pengguna Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen sudah literat informasi dalam hal menyusun informasi yang sesuai dengan topik dan menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan sebuah karya.


(1)

1

e. Selalu 69

f. Sering 17 17,2

g. kadang- kadang 11 11,1

h. tidak pernah 2 2

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

2

e. selalu 5 5

f. sering 6 6,1

g. kadang- kadang 47 47,5

h. tidak pernah 41 41,4

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%) 3

e. Elektronik/digital 18 18,2

f. Tercetak 16 16,2

g. Audio/visual 3 3

h. Bentuk a,b dan c 62 62,6

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

4

e. Selalu 23 23,2

f. Sering 32 32,3

g. kadang- kadang 42 42,4

h. tidak pernah 2 2,1


(2)

Pertanyaan (%)

5

e. Google 94 95

f. Yahoo 4 4

g. Google scolar 1 1

h. wikipedia 0 0

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

6

e. Selalu 9 9,1

f. Sering 5 5

g. Kadang- kadang 68 68,7

h. Tidak pernah 17 17,2

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

7

e. Selalu 30 30,3

f. Sering 10 10,1

g. Kadang- kadang 54 54,6

h. Tidak pernah 5 5

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

8

e. Sangat sesuai 5 5,1

f. Sesuai 37 37,4

g. Kadang-kadang 42 42,4

h. Tidak sesuai 15 15,1


(3)

Pertanyaan (%)

9

e. Mendiskusikannya dengan para ahli dan pakarnya

8 8,1

f. Memilih informasi yang mengandung fakta

22 22,2 g. Menuliskannya langsung kedalam karya

yang saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan.

20 20,2

h. Jawaban a dan b benar 49 49,5

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

10

e. Memilih informasi yang relevan 16 16,2 f. Memilih informasi yang mengandung

fakta

22 22,2 g. Menuliskannya langsung kedalam

karya yang saudara kerjakan tanpa memilih informasi yang relevan

8 8,1

h. Jawaban a dan b benar 53 53,5

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

11

e. Selalu 54 54,6

f. Sering 19 19,2

g. Kadang- kadang 23 23,2

h. Tidak pernah 3 3

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

12

e. Selalu 35 35,3

f. Sering 28 28,3

g. Kadang- kadang 30 30,3


(4)

Pertanyaan (%)

13

e. Selalu 24 24,2

f. Sering 35 35,4

g. Kadang- kadang 36 36,4

h. Tidak pernah 4 4

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

14

e. Menyimpan sebagai bentuk fisik 23 23,2 f. Menyimpannya untuk digunakan

kembali

59 59,6 g. Membuatnya menjadi format baru

untuk disebarkan kembali

14 14,2 h. Membuang/memusnahkannya

karena tidak dibutuhkan lagi

3 3

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

15

e. Selalu 44 44,5

f. Sering 21 21,2

g. Kadang- kadang 23 23,2

h. Tidak pernah 11 11,1

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

16

e. Mempelajari kembali hasil akhir karya yang telah saudara kerjakan

12 12,1 f. Menguasai dan latihan terlebih dahulu

sebelum mempresentasekan hasil akhir karya saudara

27 27,3

g. Jawaban a dan b salah 6 6,1

h. Jawaban a dan b benar 54 54,5


(5)

Pertanyaan (%) 17

e. Blog di internet 69 69,7

f. Surat kabar 11 11,1

g. Jurnal ilmiah 3 3

h. Media lain 16 16,2

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

18

e. Digital/elektronik 20 20,2

f. Tercetak 28 28,3

g. Audio/visual 2 2

h. Bentuk a dan b 49 49,5

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

19

e. Selalu 51 51,5

f. Sering 19 19,2

g. Kadang- kadang 26 26,3

h. Tidak pernah 3 3

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%)

20

e. Merefleksikan hasil karya saudara 13 13,1 f. Mencatat sudah seberapa baik karya

yang telah saudara tuliskan

15 15,2

g. Jawaban a dan b benar 70 70,7

h. Mengabaikan saran dan kritik yang telah diberikan kepada saudara

1 1


(6)

Pertanyaan (%)

21

e. Menggunakan umpan balik dan penilaian untuk kegiatan belajar/tugas selanjutnya

16 16,2

f. Menggunakan pengetahuan yang telah saudara dapatkan dalam berbagai situasi

14 14,1

g. Meninjau ulang umpan balik dan penilaian yang diberikan

5 5,1

h. Jawaban a, b dan c benar 64 64,6

Jumlah Total 99 100

Nomor Pertanyaan

Kategori Jawaban f Presentase (%) 22

e. Selalu 28 28,3

f. Sering 34 34,3

g. Kadang- kadang 35 35,4

h. Tidak pernah 2 2