Pengetian Pola Pengertian Komunikasi

dakwah tersebut secara tertib, jujur dan penuh kesungguhan dalam mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah digariskan. Seorang da’i juga harus memiliki kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan kontrol secara baik terutama dalam melakukan kegiatan dakwah. Kemampuan atau keahlian manajemen itu sendiri secara terperinci dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Melihat ke depan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktu- waktu yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2 Mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan- kersatuan tertentu, menempatkan para pelaksana yang kompeten pada kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan diantara mereka. 3 Menggerakkan para pelaksanaan dakwah untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan. 4 Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, petunjuk, pedoman dan ketentuan-ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya. 34 Dari berbagai pengertian dakwah dan manajemen dakwah tersebut peneliti mendefinisi bahwa dakwah adalah kegiatan untuk menyeru atau mengajak orang lain ke jalan Allah dengan proses perencanaan yang jelas sehingga dakwah tersebut menjadi efektif, efisien dan dapat mencapai tujuannya.

D. Pola Komunikasi

1. Pengetian Pola

Kata pola dapat berarti bentuk atau system. 35 Sedangkan dalam kamus popular, pola diartikan sebagai model, contoh, pedoman 34 Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 46 rancangan. 36 Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam sebuah kejadian sehingga memudahkan seseorang dalam menganalisa kejadian tersebut dengan tujuan agar dapat meminimalisasikan segala bentuk kekurangan sehingga dapat diperbaiki.

2. Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi secara etimologis menurut Onong Uchjana Effendy , komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communiction yang berasal dari bahasa latin Communicatio, yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari Comunicatio ialah Communis yang berarti sama atau kesamaan arti. 37 Sama halnya dengan pengertian tersebut, Astrid Susanto mengemukakan komunikasi berasal dari Communicare yang di dalam bahasa latin yang memiliki arti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata Communis berarti milik bersama atau berlaku di mana-mana. 38 Hovland, Jannis dan Kelley seperti dikemukakan oleh Forsdale ahli sosiologi Amerika sebagaimana dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi Organisasi, mengatakan bahwa, “Communication is the process by which an Individual transmit stimuli usually verbal to modify the behavior of other individuals”. Komunikasi 35 Dept. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3,Jakarta: Balai Pustaka, 2002, h, 885 36 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, h. 605 37 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1992, cet. Ke-1, h. 4 38 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, Bandung: Bina Cipta, 1998, cet. Ke-3, h. 1 adalah proses individu mengirim stimuli yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. 39 Dengan pengertian tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan dalam suatu proses komunikasi. Berikut ini merupakan pola komunikasi yang ada dalam ilmu komunikasi: a Komunikasi Pribadi Komunikasi pribadi adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Pada pola komunikasi pribadi ini terbagi menjadi dua yaitu komunkasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. 40 Sedangkan komunikasi antarpribadi pada dasarnya adalah merupakan jalinan hubungan interaktif antar seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Komunikasi antarpribadi pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi private dan berlangsung secara tatap muka face of face. 41 b Komunikasi Kelompok Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communication, A Revision of Approaching SpeechCommunicaton, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka 39 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, cet. Ke-4, h. 2 40 Onong Uchjana Efendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002, cet. Ke-2, h. 57 41 Pawito, Penelitian Komunikasi Kuantitaif, Yogyakarta: LKiS, 2007, h, 2 dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. 42 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang yang jumlahnya lebih dari dua orang. 43 c Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat kita batasi menjadi suatu komunikasi antarmanusia Human Communication yang terjadi dalam konteks organisasi atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain the flow of messages within a network of interdependent relationship. 44 d Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa menurut Zulkarnaen Nasution di dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan karakteristik tertentu. Sedangkan media massa 42 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, h. 91 43 Onong Uchajana Efendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75 44 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, h. 133 hanya salah satu komponen atau yang memungkinkan berlangsung proses yang dimaksud. 45 Werner I. Severin dan James W. Tankard mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Komunikasi massa adalah keterampilan dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Komunikasi massa adalah seni dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Komunikaasi massa adalah sebagai ilmu dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaiman berlangsungnya komunikasi yang dilakukan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik. 46 Sedangkan menurut Wawan Kuswandi dalam bukunya Komunikasi Massa “Sebuah Analisis Media Televisi”, menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa audiens atau khalayak sasaran. Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima pesan komunikan yang memiliki status sosial dan ekonomi yang haterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feed back” umpan balik yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu: 1 jumlahnya besar; 2 antara individu, tidak ada hubungan organisatoris; dan 3 memiliki latar belakang sosial yang berbeda. 47 Binner juga merumuskan definisi komunikasi massa yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, mengatakan bahwa: “Mass communication is messages communicated through a massmedium to a large number of people” komunikasi 45 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993, h. 5 46 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, h. 15 47 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa “Sebuah Analisis Media Televisi”, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, cet. Ke-1, h. 16 massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. 48 Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi atau mencerminkan budaya dalam masyarakat. 49 Untuk memperjelas tentang komunikasi massa, bisa disimak pendapat dari Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble 1986 dalam bukunya Introducing Mass Communication yang di kutip oleh Nurudin. Sesuatu bisa dikatakan komunikasi massa jika mencakup: 1 Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televise, film atau gabungan di antara media tersebut. 2 Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesan- pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas Audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain. Ini berarti, antara pengirim dan penerima tidak saling mengenal satu sama lain. 3 Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bias didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena itu, pesan diartikan milik publik. 4 Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, 48 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, cet. Ke-16, h. 188 49 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, cet. Ke-1, h. 175 komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan ekonomis dan bukan organisasi suka rela atau nirbala. 5 Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper pentapis informasi. Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6 Umpan balik atau feed back dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. 50 e Komunikasi Medio Komuniasi medio ini belum mempunyai arti secara spesifik. Tetapi Onong Uchjana Effendy, komunikasi medio ini adalah komunkasi yang menggunakan media seperti surat, telephon, pamphlet, poster, spanduk dan lain-lain. 51 Adapun pola komunikasi yang digunakan sebagai konsep untuk penelitian ini adalah komunikasi massa yang merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak yang mempunyai karakteristik tertentu. Penelitian ini juga menekankan pada pola komunikasi yang dilakukan oleh da’i dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak yang mempuyai karakteristik tertentu seperti perbedaan usia, pekerjaan, status dan sebagainya. 50 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h. 35- 36 51 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Citra aditya Bakti, 2003, h. 7

F. Sikap