Pengaruh Perubahan Core Banking System Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor

(1)

CHAIRANI MARLINA

H24104024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PENGARUH PERUBAHAN CORE BANKING SYSTEM

TERHADAP KINERJA KARYAWAN


(2)

PENGARUH PERUBAHAN CORE BANKING SYSTEM

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

CHAIRANI MARLINA H24104024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014


(3)

(4)

RINGKASAN

CHAIRANI MARLINA. H24104024. Pengaruh Perubahan Core Banking System Terhadap Kinerja Karyawan di Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor. Di bawah bimbingan ERLIN TRISYULIANTI

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. Sejak beroperasi pada tanggal 01 November 1999 Bank Syariah Mandiri tercatat telah memiliki lebih dari 700 outlet serta mengelola sekitar 3.5 juta rekening di seluruh Indonesia. Awal tahun 2012 BSM melakukan transformasi teknologi yang bertujuan meningkatkan kapasitas sistem perbankan. Peningkatan kapasitas sistem ini dilakukan dengan mengganti core banking system lama (sigma sharia) dengan core banking system baru (iBSM). Perubahan sistem akan mempengaruhi beberapa aspek di PT Bank Syariah Mandiri, salah satunya aspek kinerja karyawan.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis persepsi karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor terhadap pelaksanaan core banking system lama (2010-2011) dan baru (2012-2013) serta tingkat kinerja karyawan dulu dan sekarang, (2) Menganalisis pengaruh core banking system lama (2010-2011) dan baru (2012-2013) terhadap tingkat kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor dulu dan sekarang, (3) Menganalisis pengaruh perubahan tingkat kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor secara keseluruhan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji regresi linear sederhana, diolah dengan software Microsoft excel dan SPSS 12. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner, observasi serta penelusuran literatur. Responden terdiri dari 28 karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan baik pada saat menggunakan core banking system lama (sigma sharia) maupun core banking system baru (iBSM). Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, peningkatan persepsi karyawan terhadap core banking system lama (sigma sharia) sebesar 1 point berpengaruh terhadap peningkatan persepsi karyawan mengenai kinerja karyawan dulu sebesar 0.341 point. Sedangkan Setiap peningkatan persepsi karyawan mengenai penerapan core banking system baru (iBSM) sebesar 1 point akan meningkatkan persepsi karyawan mengenai tingkat kinerja karyawan sekarang sebesar 0.275 point.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjung Karang pada tanggal 12 Januari 1988. Penulis merupakan anak ke lima dari enam bersaudara dari pasangan Nazarudin dan Maryulis. Penulis menyelesikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama I Natar, Lampung Selatan dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas I Natar, Lampung Selatan dan masuk program IPA pada tahun 2003. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada Program Diploma Program Keahlian Teknologi Industri Benih dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata I pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 sampai Februari 2013 ini adalah kinerja, dengan judul Pengaruh Perubahan Core Banking System Terhadap Kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor. Skripsi ini ditulis dan diajukan dengan maksud untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Strata I.

Tidak dapat dipungkiri masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, baik dari segi penyusunan, tata bahasa maupun kesalahan dalam pengetikan, untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan penelitian ini kedepannya, tetapi besar harapan penulis agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi PT Bank Syariah Mandiri, Institut Pertanian Bogor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan maupun sebagai bahan bacaan pustaka.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi penulis diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala macam rintangan dan hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus pada :

1. Dr. Mukhamad Najib, STP, MMselaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Farida Ratna Dewi, SE.,MM selaku Koordinator Program Sarjana Alih Jenis Manajemen.

3. Erlin Trisyulianti STP, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu sebagai dosen penguji.

5. Segenap dosen dan karyawan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

6. Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor yang telah bersedia menjadi responden untuk membantu penulis dengan melakukan pengisian kuesioner.

7. Karyawan Bank Syariah Mandiri Jalan Baru, Mas Tito, Melisa, Mba Fitri, Mba Ratih, Mba Lia terima kasih atas dukungan dan kerja samanya.

8. Keluarga tercinta, Ayahanda Nazarudin, Ibunda Maryulis, Kakanda dan Adinda yang telah selalu mendukung penulis selama ini.

9. Suamiku Aljufrizal S.Pi dan anakku Afdil Calief Alchairy yang menjadi semangat dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman eksman angkatan delapan Agung, Deput, Anggun, Teh Ari, Teddy, Edi dan teman-teman lainnya terima kasih untuk masa kuliah yang luar biasa bagi penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Amin


(8)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP...……...iii

KATA PENGANTAR ... ……...iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... …...…...v

DAFTAR ISI ... ……….vi

DAFTAR TABEL ... ……...viii

DAFTAR GAMBAR ... ……….ix

DAFTAR LAMPIRAN ... …….….x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Ruang Lingkup Penelitian ... 3

1.5.Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Kinerja Karyawan ... 5

2.2.Bank ... 7

2.2.1 Pengertian Bank ... 7

2.2.2 Kegiatan Bank ... 8

2.3.Core Banking System (CBS) ... 9

2.4. Penelitian Terdahulu ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 12

3.1. Kerangka Pemikiran ... 12

3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 12

3.1.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 13

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

3.3. Pengumpulan Data ... 15

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 17

3.5. Uji Wilcoxon Matched Pairs ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 20

4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri ... 20

4.1.2 Produk-produk Bank Syariah Mandiri ... 21

4.1.3 Perubahan CBS PT Bank Syariah Mandiri ... 24


(9)

4.3. Perbandingan CBS lama dan CBS baru ... 27

4.4. Analisis Persepsi ... 29

4.4.1 Persepsi Karyawan Terhadap CBS Lama (Sigma Sharia) ... 30

4.4.2 Persepsi Karyawan Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Dulu ... 32

4.4.3 Persepsi Karyawan Terhadap CBS Baru (iBSM) ... 35

4.4.4 Persepsi Karyawan Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Sekarang 38 4.5. Analisis Pengaruh ... 40

4.5.1 Pengaruh CBS Lama Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Dulu.... 40

4.5.2Pengaruh CBS Baru Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Sekarang ... 43

4.5.3 Pengaruh Perubahan CSB Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Secara Keseluruhan ... 44

4.6. Implikasi Manajerial ... 46

KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

1. Kesimpulan ... 48

2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Evaluasi kinerja di Bank Syariah Mandiri ... 6

2. Contoh CBS perbankan ... 9

3. Perbandingan CBS lama (sigma sharia) dan CBS baru (iBSM) ... 27

4. Rata-rata skor per pertanyaan CBS lama (sigma sharia) ... 31

5. Rata-rata skor per pertanyaan tingkat kinerja dulu ... 33

6. Rata-rata skor per pertanyaan CBS baru (iBSM) ... 36

7. Rata-rata skor per pertanyaan tingkat kinerja sekarang ... 38


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Dimensi kinerja (Amins, 2012) ... 5 2. Kerangka pemikiran konseptual ... 13 3. Kerangka pemikiran operasional... 15


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar pertanyaan ... 51

2. Kuesioner ... 52

3. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor ... 59

4. Key Performance Indicator (KPI) ... 60

5. Karakteristik responden ... 62

6. Persepsi karyawan ... 63

7. Total skor per responden pengaruh CBS lama ... 65

8. Total skor per responden pengaruh CBS baru ... 66

9. Rata-rata skor per pertanyaan pengaruh CBS secara keseluruhan ... 67

10. Pengaruh core banking system lama terhadap tingkat kinerja karyawan dulu 68 11. Pengaruh core banking system baru terhadap tingkat kinerja karyawan sekarang ... 69

12. Perubahan rataan kinerja karyawan ... 70


(13)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Seiring perkembangan sektor ekonomi di Indonesia yang semakin maju, maka semakin berkembang pula lembaga-lembaga dibidang keuangan khususnya dibidang perbankan. Jenis-jenis lembaga keuangan bank terdiri dari bank umum (konvensional dan syariah) dan bank perkreditan rakyat (konvensional dan syariah). Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum islam (syariah) dengan melarang adanya bunga (riba) dan pembiayaan/pinjaman di sektor non-halal. Berjalannya sistem perbankan syariah di Indonesia diawasi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang resmi beroperasi pada tanggal 1 November 1999, tampil dan tumbuh menjadi bank yang mampu memadukan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani dalam melandasi kegiatan operasionalnya. Seiring kemajuannya, bank yang merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri ini sudah mempunyai lebih dari 700 outlet di seluruh Indonesia. Sampai akhir 2012, tercatat sudah lebih dari 3,5 juta rekening yang ada di BSM. Jumlah nasabah yang terus meningkat, harus diimbangi juga dengan peningkatan pelayanan transaksi untuk lebih merespon kebutuhan pelanggan dan untuk memberikan layanan baru yang lebih baik dengan waktu yang lebih cepat.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah, maka pada Februari 2012 BSM meluncurkan core banking system baru (iBSM) yang mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada sistem yang lama (sigma sharia). Dengan diluncurkannya sistem baru, diharapkan dapat memfasilitasi transaksi pelayanan BSM yang makin meningkat. Perubahan sistem tentu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, karena dalam aplikasinya di masa peralihan sistem lama ke sistem baru, banyak masalah yang dihadapi. Mulai dari jaringan yang masih sering up and down. Kemudian adaptasi menu-menu baru bagi end user (karyawan). Tidak menutup kemungkinan bahwa core banking system yang baru dapat mempengaruhi kinerja karyawan.


(14)

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya yang utama dalam setiap perusahaan. Sumber daya ini memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan berkualitas, maka perusahaan tersebut akan memiliki daya saing yang baik. Aspek manajemen sumber daya manusia yaitu cara perusahaan berinteraksi dengan lingkungan yaitu memperoleh, menyiapkan, mengembangkan, dan memberi kompensasi kepada karyawan serta merancang dan mengevaluasi pekerjaan sehingga dapat membantu perusahaan menghadapi berbagai tantangan kompetitif dan menciptakan nilai.

Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia di dalam perusahaan adalah dengan meningkatkan kapasitas sistem perusahaan. Sistem yang baru dan lebih canggih dapat mempermudah kerja karyawan sehingga perusahaan akan mendapatkan output yang lebih baik lagi dari karyawan. Sistem yang memadai dalam sebuah perusahaan juga dapat menciptakan kenyamanan bekerja bagi karyawan. Kenyamanan bekerja akan membuat karyawan lebih produktif dan meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja akan berpengaruh terhadap performa perusahaan, menghadapi persaingan dengan para kompetitor, serta dapat meningkatkan laba perusahaan.

1.2.Perumusan Masalah

Adanya keluhan nasabah terhadap lama waktu transaksi menjadi perhatian bagi pihak manajemen BSM. Nasabah membandingkan dengan bank kompetitor yang mereka anggap lebih cepat dalam transaksi. Setelah dilakukan evaluasi, maka pihak manajemen BSM melihat bahwa core banking system (CBS) yang digunakan sudah tidak lagi memadai. Selanjutnya, pihak direksi memutuskan untuk mengganti CBS untuk mendapatkan solusi dari masalah keterbatasan kapasitas di sistem lama.

Dalam masa-masa awal penggunaan sistem baru banyak masalah yang ditemukan. Server yang masih dalam masa peralihan adalah salah satu permasalahan yang cukup mengganggu pelayanan. Karena dalam peralihan ke sistem baru, bank tetap beroperasi, oleh karena itu kerap muncul masalah-masalah


(15)

yang mengganggu pelayanan. Lamanya transaksi membuat pelayanan menjadi kurang maksimal. Karena pelayanan adalah unsur penting dalam perusahaan jasa maka dikhawatirkan nasabah akan berpindah ke bank kompetitor.

Mengingat bahwa sistem yang digunakan perusahaan berpengaruh terhadap tingkat kinerja karyawan, maka BSM Cabang Bogor juga harus mengetahui apakah perubahan CBS yang dilakukan PT Bank Syariah Mandiri juga berpengaruh terhadap tingkat kinerja karyawan BSM Cabang Bogor.

Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi karyawan BSM Cabang Bogor terhadap pelaksanaan CBS lama dan baru terhadap tingkat kinerja mereka dulu dan sekarang?

2. Bagaimana pengaruh CBS lama dan baru terhadap tingkat kinerja karyawan BSM Cabang Bogor dulu dan sekarang?

3. Bagaimana pengaruh perubahan CBS terhadap tingkat kinerja karyawan BSM Cabang Bogor secara keseluruhan?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis persepsi karyawan BSM Cabang Bogor terhadap pelaksanaan CBS lama dan baru serta tingkat kinerja karyawan dulu dan sekarang.

2. Menganalisis pengaruh CBS lama dan baru terhadap tingkat kinerja karyawan BSM Cabang Bogor dulu dan sekarang.

3. Menganalisis pengaruh perubahan tingkat kinerja karyawan BSM Cabang Bogor secara keseluruhan.

1.4.Ruang Lingkup Penelitian

Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini berkaitan dengan bidang manajemen sumber daya manusia yang difokuskan terhadap pengaruh perubahan sistem terhadap tingkat kinerja karyawan.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 – Februari 2013, bertempat di Bank Syariah Mandiri Jl. Pajajaran No. 31, Bogor.


(16)

3. Penelitian ini mengambil data CBS lama tahun 2010-2011 dan CBS baru tahun 2012-2013.

4. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan unsur pimpinan serta karyawan unsur pelaksana yang menjadi end user dari core banking system. 5. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data hasil

kuesioner dan wawancara karyawan serta data primer yang diperoleh dari laporan-laporan penilaian kinerja Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor.

1.5.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait, seperti:

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor dalam evaluasi pelaksanaan perubahan core banking system perusahaan serta peningkatan kinerja karyawan.

2. Umum

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi kalangan akademisi secara khusus dan bagi pembaca secara umum mengenai core banking system dan tingkat kinerja karyawan.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. (Darwito, 2008)

Amins (2012) mengungkapkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.

kemampuan

peluang motivasi

kinerja

Gambar 1. Dimensi kinerja (Amins, 2012)

Ability (A) adalah kemampuan untuk menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem pemanfaatan sumber daya dan teknologi secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal. Motivation (M) adalah keinginan dan kesungguhan seorang pekerja untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Opportunity (O) adalah kesempatan yang dimiliki oleh karyawan secara individu dalam mengerjakan,


(18)

memanfaatkan waktu dan peluang untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi dan peluang yang secara matematis dinyatakan Kinerja = f(A x M x O).

Berdasarkan surat edaran di Bank Syariah Mandiri No.12/004/SDI/tanggal 4 Maret 2010 tentang Penilaian Kinerja Pegawai, definisi kinerja adalah adalah hasil kerja atau perilaku nyata yang ditampilkan setiap pegawai sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Sedangkan definisi penilaian kinerja adalah proses di dalam organisasi untuk menilai kinerja pegawainya melalui satu set ukuran standar dan mengkomunikasikannya dengan pegawai. Salah satu cara untuk melihat kinerja perusahaan adalah dengan melihat kinerja pegawainya.

Penilaian kinerja pegawai di Bank Syariah Mandiri bertujuan untuk mengintegrasikan sasaran perusahaan unit kerja dan pegawai, mengembangkan kompetensi pegawai, menyeleksi dan memetakan rencana karir pegawai, membina pegawai, mendapatkan umpan balik (feedback) untuk perbaikan kinerja pegawai, serta memberikan penghargaan (reward) bagi pegawai.

Tabel 1. Evaluasi kinerja di Bank Syariah Mandiri

Komponen Penilaian Tujuan Penilaian Masa

Evaluasi

Target Berdasarkan sasaran kerja

Untuk menilai tingkat kontribusi pegawai terhadap hasil hasil usaha

Triwulanan

Berdasarkan job description

Untuk menentukan

tingkat keterampilan dan pengembangan

Proses Perilaku ETHIC (shared values BSM)

Untuk menilai tingkat keterampilan/kemampuan perilaku pegawai sesuai nilai ETHIC

Tahunan


(19)

2.2. Bank

2.2.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.

Pengertian bank syariah, menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). BUS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah adalah prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian. Yang dimaksud dengan berdasarkan prinsip syariah adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung riba, maisir, gharar, obyek haram dan menimbulkan kezaliman. Sedangkan yang dimaksud dengan berdasarkan demokrasi ekonomi adalah kegiatan usaha mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan.

Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional (Pasal 2 dan 3). Fungsi dari perbankan syariah, selain melakukan fungsi penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, juga melakukan fungsi sosial, yaitu (1) dalam lembaga baitul maal yang menerima dana zakat, infak, sedekah,


(20)

hibah dan lainnya untuk disalurkan ke organisasi pengelola zakat dan (2) dalam bentuk lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang yang menerima wakaf uang dan menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang ditunjuk (Pasal 4).

Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam, di bank syariah jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum islam. Prinsip syariah yang diterapkan oleh bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). (Kasmir, 2008)

Menurut Fauzi (2012), bank syariah adalah perusahaan yang menjalankan operasi perbankan sesuai ajaran Islam. Ajaran Islam itu meliputi aspek akidah (aspek keyakinan) dan aspek syariah. Makna sempit (aspek legal-formal), dan akhlak (moral atau pekerti). Dengan makna universal, bank syariah adalah perusahaan yang menjalankan operasi perbankan dengan berusaha menerapkan semua aturan dan hukum-hukum Allah, baik yang qauliyah (yaitu keseluruhan ajaran Islam) maupun kauniyyah (yaitu baik yang alam maupun sosial).

2.2.2 Kegiatan Bank

Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan tabungan, giro dan deposito. Pengumpulan dana dari masyarakat agar mau menabung di bank adalah dengan strategi pemberian imbalan bunga atau bagi hasil. Kegiatan penghimpunan dana ini disebut dengan istilah funding.

Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah memberikan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan tabungan, giro dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan (kredit). Dalam pemberian kredit, disamping dikenakan bunga atau margin bank juga memperoleh keuntungan melalui biaya


(21)

administrasi serta biaya provisi dan komisi. Kegiatan penyaluran dana ini disebut dengan istilah lending.

Pengertian jasa lainnya adalah jasa pendukung yang diberikan oleh bank untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung melalui kegiatan simpanan atau pinjaman maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya meliputi jasa setoran, pembayaran, pengiriman uang, serta jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2008)

2.3. Core Banking System (CBS)

Tabel 2.Contoh CBSperbankan

Core Banking System Bank

Fiserv – Signature Danamon, Panin

Temenos Group –T24 Syariah BRI, Syariah Mandiri

Mysis – Bankmaster BII, BTPN, NISP

Silverlake Mandiri, BRI, BTN, Bumiputera, Syariah Mega, OCBC NISP, Maybank Sumber : SWA (2010)

Tabel 2 menunjukkan contoh CBS yang dipakai oleh bank-bank di Indonesia. Core Banking adalah seluruh produk bank mulai dari funding (penghimpunan dana) sampai dengan lending (pemberian kredit, pembiayaan, pendanaan). Apabila semua produk tersebut dimasukkan ke dalam aplikasi sistem komputer maka kita bisa menyebut nama software aplikasi tersebut sebagai Core Banking System, karena seluruh produk bank tersebut telah terbungkus dalam software aplikasi yang dimaksud.

Aplikasi Core Banking System (CBS) adalah aplikasi inti yang merupakan jantung dari sistem perbankan. Core Banking ini digunakan untuk memproses loan, saving, customer information file hingga berbagai layanan perbankan lainnya. Jika dibandingkan dengan industri lain, aplikasi Core Banking ini mirip dengan Billing System perusahaan Telekomunikasi, atau ERP-nya perusahaan manufaktur. Alasan pemakaian CBS dalam perbankan adalah jumlah bank yang


(22)

sangat banyak (Indonesia ada 125 bank) dan skala bank yang sangat beragam (100 ribu nasabah hingga 30 juta nasabah).

2.4. Penelitian Terdahulu

Ramadhani (2008) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Perubahan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus PT Bank X) menghasilkan kesimpulan bahwa budaya perusahaan baru lebih berpengaruh terhadap produktivitas karyawan kantor cabang PT Bank X sekarang dibandingkan budaya perusahaan lama mempengaruhi produktivitas karyawan dulu. Variabel yang diamati dalam skripsi ini adalah pengaruh perubahan budaya perusahaan lama terhadap produktivitas karyawan dulu dan pengaruh perubahan budaya perusahaan baru terhadap kinerja perusahaan sekarang. Variabel yang diamati untuk budaya perusahaan baru dibentuk oleh lima variabel, yaitu kepercayaan (trust), integritas (integrity), profesionalisme (professionalism), fokus pada pelanggan (costumer focus), dan kesempurnaan (excellence). Sedangkan produktivitas karyawan dibentuk oleh tiga variabel yaitu, kemampuan dari manajemen tenaga kerja (excellence), efisiensi tenaga kerja (efficiency), dan kondisi lingkungan pekerjaan (condition). Dari hasil penelitian diketahui bahwa perubahan budaya perusahaan baru lebih besar mempengaruhi produktivitas karyawan sekarang (R = 45,5%) dibandingkan pengaruh budaya perusahaan lama terhadap produktivitas karyawan dulu (R .

Kahar (2008) melakukan penelitian yang berjudul Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan oganisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi dengan menggunakan metode analisis persepsi dan regresi. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan organisasi diperlukan kepemimpinan yang kuat melalui tindakan pimpinan dalam mempengaruhi, mengarahkan anggota organisasi untuk mencapai perubahan. Berdasarkan hasil penelitian salah satu aspek dari kepemimpinan yang perlu ditingkatkan adalah pemimpin sebagai pelatih. Apalagi perubahan utama dalam organisasi perpustakaan adalah perubahan pada teknologi informasi (otomasi perpustakaan). Dalam hal ini,


(23)

kepemimpinan berpengaruh positif dalam perubahan organisasi. Unsur-unsur yang mempengaruhi hal tersebut antara lain pimpinan yang dapat menganalisa teknologi informasi, membimbing dan mengarahkan bawahannya untuk tidak canggung menerapkan teknologi informasi. Suatu langkah yang dapat dilakukan adalah, dengan merekrut lulusan program studi ilmu perpustakaan yang diselenggarakan di dalam negeri seperti di USU, UI, UNPAD dan UNHAS, maupun lulusan luar negeri.

Utami (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi menyebutkan bahwa pada dasarnya ada empat bidang organisasional yang bisa menjadi sasaran perubahan, yaitu struktur organisasi, teknologi, setting fisik, dan sumberdaya manusia (SDM). Mengubah teknologi seringkali diperlukan demi efektivitas kerja karyawan dan peningkatan kinerja organisasi. Perubahan teknologi biasanya meliputi mesin mesin, peralatan kerja, metode kerja, dan yang paling mencolok dewasa ini adalah otomatisasi atau komputerisasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis uji korelasi dan regresi. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kepemimpinan memiliki hubungan nyata dan berpengaruh positif terhadap perubahan organisasi. Kendala yang dihadapi pada saat program perubahan organisai dengan kekuatan korelasi sebagai berikut (secara berurut): kendala sistem keorganisasian dan kekuasaan, perbedaan-perbedaan dalam orientasi fungsional dan struktur organisasi yang mekanistik, kultur organisasi, norma kelompok, pemikiran kelompok (group think) dan kendala-kendala individual.


(24)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

BSM sebagai salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia mempunyai cita-cita untuk masuk dalam sepuluh bank terbaik di Indonesia, bersaing dengan bank pemerintah dan bank-bank swasta lainnya. BSM telah menetapkan visi untuk “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”. Dalam mencapai visi itu, telah ditetapkan misi yang harus dijalankan oleh BSM, yaitu:

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat Untuk mewujudkan misi tersebut, BSM mencanangkan pula nilai-nilai perusahaan yang disebut dengan Shared Values BSM. Dalam salah satu shared values tersebut terdapat nilai perusahaan yaitu Costumer Focus, yaitu “Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan”, dengan core behavior:

1. Good Governance, yaitu melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat 2. Innovation, yaitu proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru

untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor

3. Costumer statisfying, yaitu mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan

Untuk mengoptimalkan shared values BSM Costumer focus, BSM melaksanakan program pergantian CBS. CBS yang lama sudah digunakan sejak


(25)

berdirinya BSM pada tanggal 01 November 1999. Jadi, sistem dari bank yang lama masih dipakai dengan beberapa perbaikan untuk menyesuaikan dengan sistem syariah. Tujuan perubahan CBS adalah untuk meningkatkan kapasitas transaksi perbankan. Jika perubahan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, maka perubahan sistem yang dilakukan BSM diharapkan mampu mempengaruhi kinerja karyawannya. Penjelasan diatas dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

3.1.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Aplikasi sistem perbankan dirancang untuk mendukung operasional bank yang harus online dan real time, yang artinya bahwa semua cabang di seluruh Indonesia dapat mengakses data nasabah dari pusat data secara langsung. Perubahan CBS yang terjadi di BSM terjadi karena tuntutan pelayanan transaksi

Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri

Sahred values BSM

Perubahan Core Banking System CostumerFocus

Kinerja Karyawan Sekarang Kinerja Karyawan

Dulu

Core Banking System Baru

Core Banking System Lama

Perubahan Kinerja Karyawan

Peningkatan kapasitas transaksi perbankan Transformasi Teknologi


(26)

yang lebih cepat dan mudah kepada nasabah yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Perubahan yang dilakukan bertujuan untuk membuat semua transaksi operasional menjadi lebih efisien sehingga dapat menekan biaya operasional dan mengurangi resiko operasional.

Secara tidak langsung, perubahan CBS perbankan yang dilakukan oleh BSM akan mempengaruhi kinerja karyawan. Pengaruh yang diharapkan dari perubahan sistem ini tentu saja untuk meningkatkan kinerja karyawan, namun pada kenyataannya karyawan memiliki persepsi sendiri mengenai perubahan sistem yang terjadi dan dampaknya terhadap kinerja mereka.

Persepsi karyawan BSM Cabang Bogor terhadap perubahan CBS dapat diketahui dengan melakukan analisis persepsi mengenai pelaksanaan CBS lama dan baru serta kinerja mereka dulu dan sekarang. Indikator CBS BSM yaitu kemudahan digunakan, fleksibel, pelatihan dan pengawasan atasan terhadap permasalahan.

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur perubahan kinerja karena adanya perubahan sistem dalam penelitian ini adalah :

1. Menyatakan secara spesifik hal yang akan dicapai 2. Hasil pencapaian dapat diukur

3. Sasaran harus menantang namun dapat dicapai 4. Mempunyai batasan waktu

5. Konsisten untuk mendukung implementasi strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

Pengaruh perubahan CBS lama terhadap kinerja karyawan dulu dan pengaruh CBS baru terhadap kinerja karyawan sekarang dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana. Sedangkan pengaruh perubahan CBS terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan dapat diketahui dengan melakukan perbandingan antara kinerja karyawan saat memakai sistem lama dan kinerja karyawan saat memakai sistem baru dengan menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs. Penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar 3.


(27)

Gambar 3. Kerangka pemikiran operasional

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BSM Cabang Bogor yang terletak di Jl. Pajajaran No. 35, Bogor. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2012 – Februari 2013.

3.3. Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Data primer adalah

Analisis Persepsi Regresi Linear Sederhana Analisis Persepsi Analisis Persepsi Analisis Persepsi Regresi Linear Sederhana

Core Banking System

Lama -Kemudahan digunakan -Fleksibel

-Pelatihan

-Pengawasan atasan terhadap permasalahan

Core Banking System

Baru -Kemudahan digunakan -Fleksibel

-Pelatihan

-Pengawasan atasan terhadap permasalahan

Kinerja Karyawan Dulu -Pencapaian spesifik -Pencapaian dapat diukur -Pencapaian sesuai

sasaran

-Pencapaian waktu -Konsistensi dalam

mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

Kinerja Karyawan Sekarang -Pencapaian spesifik -Pencapaian dapat diukur -Pencapaian sesuai

sasaran

-Pencapaian waktu -Konsistensi dalam

mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

Wilcoxon Matched Pairs


(28)

data yang diperoleh melalui hasil pengamatan langsung (observasi), kuesioner dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Responden yang dipilih pada penelitian ini berasal dari pihak internal perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara penelusuran literatur yang berkaitan dengan penelitian, seperti buku-buku teks mengenai sumber daya manusia, skripsi-skripsi dan data-data pendukung dari perusahaan.

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:

1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait dalam perusahaan seperti kepala cabang dan para karyawan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai persepsi karyawan terhadap CBS lama (sigma sharia) maupun CBS baru (iBSM) dan kinerja karyawan dulu maupun kinerja karyawan sekarang.

2. Teknik kuesioner, yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan untuk memperkuat dan menambahkan hasil wawancara. Pertanyaan dalam kuesioner yang akan dijawab oleh responden akan diberi bobot dengan menggunakan skala likert.

3. Teknik kepustakaan, yaitu memperoleh informasi melalui membaca buku-buku yang berkaitan, mempelajari teori-teori dari modul kuliah, mengutip dari berbagai sumber buku-buku teks maupun internet.

Karyawan BSM Cabang Bogor berjumlah 40 orang yang terdiri dari beberapa tingkatan yaitu level manajer, officer, pelaksana, dan pegawai dasar. Level pegawai dasar yaitu office boy/girl, messenger, dan driver tidak berkaitan langsung dengan transaksi perbankan maka tidak semua karyawan dilibatkan dalam penelitian ini. Hanya 28 karyawan yang dilibatkan sebagai responden yaitu karyawan yang berhubungan dengan transaksi perbankan dan merasakan dampak dari perubahan sistem. Berdasarkan cara pemilihan responden, maka penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metode sensus. Sedangkan pengujian kuesioner dilakukan dengan kegiatan pra penelitian, dimana kuesioner diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada responden. Sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjelaskan keadaan yang sebenarnya terjadi di BSM Cabang Bogor.


(29)

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari kuesioner mengenai pengaruh perubahan sistem baru terhadap kinerja karyawan diolah dengan menggunakan software microsoft excel dan SPSS serta dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana adalah regresi linear dimana variabel yang terlibat di dalamnya hanya ada dua, yaitu satu variabel terikat Y, dan satu variabel bebas X serta berpangkat satu. Bentuk persamaannya adalah (Hasan, 2004):

Y + a + bX ………..(1)

Keterangan : Y = variabel terikat (variabel yang diduga) X = variabel bebas

a = intersep

b = koefisien regresi (slop)

Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.

………...(2)

………..(3) Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien regresinya. Untuk menguji regresi linier sederhana, uji statistiknya menggunakan uji t. Uji t di rumuskan :

……….(4) Keterangan : B0 = mewakili nilai B tertentu, sesuai hipotesisnya

= simpangan baku koefisien regresi b

……….(5)


(30)

Prosedur uji statistiknya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : tidak ada pengaruh antara X dan Y

H1 : Ada pengaruh antara X dan Y

2. Menentukan taraf nyata (α) dan t tabel

Taraf nyata yang di gunakan 5% (0,05) untuk uji satu arah. Nilai t tabel memiliki derajat bebas (db)=ⁿ-2, tα ; n-2. 3. Menentukan kriteria pengujian

H0 : diterima (H1 ditolak) apabila to≤ tα

H0 : ditolak (H1 diterima) apabila to > tα

4. Membuat nilai uji statistik (nilai )

………...(7) 5. Membuat kesimpulan

Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak

3.5. Uji Wilcoxon Matched Pairs

Data yang diperoleh dari kuesioner mengenai pengaruh perubahan core banking system terhadap kinerja karyawan diolah dengan menggunakan software microsoft exel dan SPSS serta dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Matched Pairs. Uji Wilcoxon Matched Pairs merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Pada uji ini, di samping memperhatikan tanda perbedaan (positif atau negatif) juga memperlihatkan besarnya beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang di ambil dari sampel. Uji satatistik yang digunakan adalah T0 = nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan

tanda jenjang. Berikut prosedur uji statistik tersebut (Hasan,2004) : 1. Menentukan formulasi hipotesisinya

H0: perubahan CBS tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

H1: perubahan CBS berpengaruh terhadap kinerja karyawan

2. Menentukan taraf nyata (α ) dengan T tabelnya

Taraf nyata yang digunakan 5 % (0,05) dengan pengujiannya berbentuk dua sisi.


(31)

3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima apabila T0 ≥ T

H0 ditolak apabila T0 < T

4. Menentukan nilai uji statistik (nilai t0)

Tahap-tahap penentuan nilai uji statistiknya adalah sebagai berikut . a. Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara pasangan data. b. Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang.

1. Angka 1 untuk beda terkecil , dan seterusnya 2. Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya. 3. Beda nol tidak diperhatikan

c. Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang. d. Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif.

e. Nilai terkecil dari absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T0


(32)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan pada bulan November telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bhakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai dengan akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris Ny. Machrani M.s. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23


(33)

tanggal 8 September 1999 Notaris Sutjipto, SH, nama PT Bank Syariah Sakinah diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/kep.bi/199 telah memberikan izin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

BSM hadir sebagai bank yang mengombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan BSM sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. BSM sebagai salah satu bank syariah yang menawarkan prinsip syariah dalam melaksanakan transaksi perbankan, hingga tahun 2013 masih menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Hal ini terlihat dari besarnya ekspansi yang dilakukan oleh BSM yang hingga saat ini telah memiliki kurang lebih 700 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

4.1.2 Produk-produk Bank Syariah Mandiri

Produk-produk yang dihasilkan BSM dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pendanaan, pembiayaan dan jasa.

1. Pendanaan

Tabungan terdiri dari:

a. Tabungan BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM.


(34)

b. Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang dan kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

c. Tabungan BSM Simpatik adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati

d. Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan.

e. Tabungan Mabrur BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam merencanakan ibadah haji dan umrah. Tabungan ini dikelola berdasarkan Mudharabah Muthlaqoh. f. Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka dalam mata

uang rupiah dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi.

Deposito terdiri dari:

a. Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.

b. Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prisip Mudharabah Muthlaqah.

Giro terdiri dari:

a. Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana yang disediakan bagi nasabah dalam pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha.

b. Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam bentuk mata uang US dollar yang disediakan bagi nasabah perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamana. Dengan prinsip ini,


(35)

dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. 2. Pembiayaan

a. Gadai emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. b. Pembiayaan edukasi BSM adalah pmbiayaan jangka pendek dan mencegah

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan saat pendaftaran tahun ajaran/semester berikutnya dengan akad ijarah.

c. BSM Costumer Network Financing selanjutnya disebut BSM CNF adalah fasilitas pembiayaan model kerja yang diberikan keapada nasabah (agen, dealer dan sebagainya) untuk pembelian persediaan barang dari rekanan (ATPM, produsen/distributor dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan bank.

d. Pembiayaan mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

e. Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

f. Pembiayaan Murabahah BSM dalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.

3. Jasa

a. Jasa produk, terdiri dari BSM Card, Sentra Bayar BSM, BSM Mobile Banking GPRS, BSM Pooling Fund, BSM Net Banking, Jual Beli Valas BSM, Bank Garansi BSM, BSM Electronic Payroll, SKBDN BSM, BSM Letter of Credit dan BSM SUH (Saudi Umroh dan Haji Card).

b. Jasa operasional, terdiri dari layanan kirim uang domestik dan luar negeri Western Union, Kliring BSM, Inkaso BSM, BSM Intercity Clearing, BSM RTGS (Real Time Gross Settlement), transfer dalam kota (LLG), transfer


(36)

valas BSM, pajak online BSM, pajak impor BSM, Referensi Bank BSM dan BSM standing order.

c. Jasa Investasi, terdiri dari Reksadana Mandiri Investa Syariah Berimbang adalah produk reksadana yang dikeluarkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Jenis reksadana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dalam portofolio efek saham syariah.

4.1.3 Perubahan Core Banking System PT Bank Syariah Mandiri

(Arsiyanti, 2010) Dibanding bank syariah lainnya, BSM memiliki sistem Teknologi dan Informasi (TI) yang sesuai dengan pola bisnis syariah. Untuk mengakomodasi pertumbuhan bisnis, perombakan CBS harus dilakukan. Sistem perbankan syariah harus spesifik, karena jenis produk dan layanannya berbeda dari perbankan konvensional. Selain itu, sistem ini akan terkait dengan model bisnis dan model transaksinya yang berbasis syariah. Mulai dari tata cara transaksi, akad, perhitungan bisnis, hingga pembukuannya.

Membangun sistem TI syariah tidak cukup dengan melakukan tambal sulam ataupun modifikasi dari sistem TI bank konvensional. Jadi, sistem TI syariah merupakan hasil dari proses re-engineering TI yang dimulai dari inti bisnisnya. Sistem yang mereka miliki sekarang sudah tidak mampu mengakomodasi kebutuhan dan pertumbuhan bisnis BSM yang pesat, juga karena adanya penerapan aturan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru.

BSB (Bank Susila Bhakti) diakuisisi Bank Mandiri pada 1999 dan diubah sebagai bank syariah dengan nama BSM, sistem TI-nya tidak langsung diganti. Alasannya, ketika itu konversi dari teknologi Alphabet konvensional ke arah sistem syariah masih mudah dilakukan. Kendati begitu, modifikasi sistem dan penambahan aplikasi tetap dilakukan, karena model transaksinya sangat berbeda. Misalnya, distribusi bagi hasil ataupun istilah-istilah bisnisnya yang berbeda. Sebagai contoh, loan (kredit) diganti pembiayaan dengan skim syariah.

Program pergantian sistem sudah dicanangkan semenjak tahun 2009 dan baru diluncurkan tanggal 6 Februari 2012. Selama masa perencanaan tersebut


(37)

BSM sudah melakukan berbagai macam observasi. Vendor pemegang proyek perubahan sistem ini pun sudah ditawarkan ke perusahaan-perusahaan terkait baik lokal maupun internasional. Pada akhirnya, proyek perubahan sistem BSM dipegang oleh perusahaan Temenos dari India.

Setahun sebelum peluncuran, BSM sudah melaksanakan program pelatihan bagi karyawan seluruh Indonesia. Pelatihan diberikan untuk mengenalkan menu-menu baru dalam sistem inti, percobaan transaksi, dan belajar handling complain. Dengan adanya perubahan sistem, BSM mengharapkan adanya peningkatan kinerja karyawan terutama karena didukung oleh teknologi yang lebih canggih dan modern. BSM mengharapkan perubahan sistem inti dapat memicu peningkatan kinerja karyawan.

4.1.4 Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor

BSM Cabang Bogor terletak di Jalan Pajajaran No. 31 Bogor. BSM Cabang Bogor saat ini merupakan kantor cabang utama yang berada di Bogor dan membawahi enam kantor layanan yang tersebar di Bogor. Enam kantor tersebut antara lain Kantor Cabang Pembantu Tajur, Merdeka, Jalan Baru, Dramaga, Pomad, dan Sudirman. Jumlah karyawan di BSM Cabang Bogor sebanyak 28 orang dengan jabatan-jabatan yang telah ditetapkan oleh manajemen (Lampiran 3).

Analisis kinerja karyawan kantor cabang BSM Cabang Bogor dapat diketahui melalui data seperti key performance indicator (KPI). Data tersebut ditampilkan setiap triwulan sebagai tolok ukur kinerja karyawan. Data KPI karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor didapatkan dari bagian SDI (sumber daya insani). Data KPI dari BSM Cabang Bogor saat berjalannya CBS lama maupun pada saat berjalannya CBS baru dapat dilihat pada Lampiran 4.

Penilaian KPI kryawan dibutuhkan untuk mengetahui hasil evaluasi performa karyawan mulai dari kedisiplinan kerja pribadi hingga pencapaian target kerja yang diberikan oleh BSM. Evaluasi kinerja terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu target, menunjukkan aspek kuantitatif dari sasaran kerja (berorientasi pada hasil) dan proses, merepresentasikan aspek kualitatif dari kinerja (berorientasi pada cara mencapai hasil)


(38)

Setiap sasaran kerja harus disertai dengan indikator kinerja utama (Key Performance Indicator) yang disesuaikan dengan sasaran kerja yang ditetapkan. Penyusunan indikator kinerja diperlukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran kerja dan merupakan dasar dalam penilaian kinerja pegawai.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden diperlukan untuk mengetahui hubungan karakteristik tersebut terhadap perubahan CBS perusahaan yang terjadi. Karakteristik responden ditinjau dalam hal jenis kelamin, jabatan, pendidikan, usia, dan lama bekerja. Responden terdiri dari 28 karyawan kantor BSM Cabang Bogor yang mengalami masa perubahan CBS perusahaan. Data karakteristik responden dapat dilihat pada Lampiran 5.

BSM tidak membatasi gender dalam mempekerjakan karyawan, karena bagi BSM yang terpenting adalah kemampuan kinerja yang baik dari setiap karyawan termasuk penerapan perubahan CBS oleh karyawan. Karyawan BSM Cabang Bogor yang menjadi responden dalam penelitian ini, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 (60,7%) orang.

Jabatan merupakan posisi tertentu yang dipegang tiap karyawan dan memiliki tanggung jawab kerja tersendiri. Jabatan yang wajib menjalankan perubahan CBS adalah karyawan yang menjalankan operasional. Tetapi semua karyawan wajib mengetahui dan mendukung perubahan core banking system ini demi tercapainya tujuan BSM. Jabatan responden yang paling banyak adalah pelaksana yaitu sebanyak 16 (57,14 %) orang.

Pendidikan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi BSM dalam mempekerjakan karyawan. BSM telah menetapkan pendidikan minimal SMU sederajat untuk menempati posisi pegawai dasar, pendidikan minimal D3 untuk level pelaksana dan pendidikan minimal S1 untuk level officer dan level-level diatasnya. Selain itu, pendidikan karyawan juga mempengaruhi wawasan karyawan dan mempengaruhi penerimaan karyawan terhadap perubahan CBS. Pendidikan terakhir responden paling banyak adalah sarjana (S1) sebanyak 14 orang (50%).


(39)

Usia karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor berkisar antara 19 sampai 50 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia yang produktif untuk bekerja. Usia responden dalam penelitian ini yang terbanyak adalah karyawan yang berusia 19-29 tahun 15 (53,6%) orang.

Lama bekerja berhubungan dengan pemahaman karyawan akan sistem dan kinerja di perusahaan. Untuk karyawan yang lama bekerja nya diatas 3 tahun, biasanya sudah bisa memahami tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil kuesioner, lama bekerja responden antara lain 3-9 tahun sebanyak 24 orang (85,7%).

4.3. Perbandingan CBS lama dan CBS baru

Tabel 3. Perbandingan CBS lama (sigma sharia) dan CBS baru (iBSM)

Sigma sharia iBSM

Quick basic

(tidak membutuhkan koneksi internet)

Web basic

(membutuhkan koneksi internet)

Tampilan menu kurang menarik Tampilan menu lebih modern Log out user tidak otomatis Log out user otomatis (setiap

10 menit idle)

Pemeliharaan data nasabah lebih mudah Pemeliharaan data nasabah lebih banyak membutuhkan verifikasi

Hanya dapat membuka satu halaman Dapat membuka dua atau lebih halaman dalam satu jendela Pengoperasian menggunakan keyboard Pengoperasian menggunakan

mouse dan keyboard Kartu contoh tanda tangan (KCTT) manual Kartu contoh tanda tangan

(KCTT) otomatis

Kurs valuta asing manual Kurs valuta asing otomatis

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan BSM Cabang Bogor, didapatkan hasil perbandingan sistem sigma sharia dan sistem iBSM seperti yang terdapat pada Tabel 3 di atas. Sistem sigma sharia berbasiskan program komputer yaitu quick basic yang tidak membutuhkan koneksi internet dalam penggunaannya. Tetapi, aplikasi ini berbentuk software perlu di install terlebih dahulu dan rentan terkena virus dalam file installer. Sistem sigma sharia mempunyai kapasitas yang terbatas, sedangkan transaksi perbankan terus meningkat. Hal ini menjadi salah satu alasan pergantian sistem di BSM.


(40)

Sistem iBSM berbasiskan web yang membutuhkan koneksi internet dalam penggunaannya. Aplikasi ini tidak perlu di install karena menggunakan web browser (internet explorer) yang sudah ada di setiap program windows. Kapasitas sistem iBSM jauh lebih besar dan hal tersebut mempengaruhi kecepatan transaksi. Tampilan menu layar iBSM lebih modern dibandingkan dengan tampilan sigma sharia. Perbedaan tampilan sistem sigma sharia dan sistem iBSM dapat dilihat pada Lampiran 13.

Pada sistem sigma sharia, jika ingin keluar dari menu (log out) harus dioperasikan oleh pengguna. Pada sistem iBSM, log out menu terjadi secara otomatis jika dalam waktu 10 menit sistem tidak digunakan. Log out otomatis berguna untuk keamanan user id agar tidak disalahgunakan oleh karyawan lain.

Untuk mencari data nasabah lebih mudah dalam sistem sigma sharia, karena hanya membutuhkan satu input (nama atau nomor rekening nasabah). Pada sistem iBSM, lebih banyak verifikasi yang harus dilakukan sebelum mendapatkan data nasabah (verifikasi dengan alamat atau nomor telepon). Banyaknya verifikasi yang dilakukan bertujuan untuk menjaga keamanan data nasabah.

Dalam sistem sigma sharia, pengguna hanya bisa membuka satu halaman transaksi. Jika ingin melihat menu lainnya, maka harus menutup menu sebelumnya. Hal ini dianggap kurang efisien menurut karyawan BSM Cabang Bogor. Sistem iBSM dapat membuka beberapa halaman dalam satu jendela menu yang lebih memudahkan karyawan melakukan multi transaksi.

Pada saat menggunakan sistem sigma sharia, pengoperasian transaksi sepenuhnya menggunakan keyboard dan pengguna harus memasukkan kode menu yang ingin dibuka. Sistem iBSM dioperasikan menggunakan mouse untuk membuka menu dan keyboard untuk input data. Hal ini dianggap kurang efisien oleh karyawan.

Pada saat transaksi pendebetan (tarik tunai atau transfer) maka dibutuhkan kartu contoh tanda tangan (KCTT) untuk verifikasi tanda tangan nasabah. Dalam sistem sigma sharia, KCTT harus dilihat secara manual jika dalam satu cabang, atau harus menunggu kiriman dari cabang lain jika nasabah antar cabang. Sistem iBSM sudah dilengkapi dengan verifikasi tanda tangan yang otomatis akan muncul pada saat nomor rekening nasabah di input. Teknologi ini tentu saja


(41)

sangat memudahkan pengguna (khususnya teller) karena lebih hemat waktu dan tenaga serta menguntungkan bagi nasabah karena transaksi menjadi lebih cepat.

Pada saat transaksi valuta asing (valas), perlu ada kurs untuk mengkonversi nilai valas tersebut. Pada sistem sigma sharia, sebelum melakukan transaksi teller terlebih dahulu harus menanyakan kurs kepada costumer service kemudian dapat menginput transaksi. Sistem iBSM yang berbasis internet sudah online dengan kurs yang ada di Bank Indonesia. Pada saat input transaksi valas, maka kurs akan muncul secara otomatis dengan hasil konversi sekaligus.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan mempunyai persepsi ada kekurangan dan kelebihan dari setiap sistem, misalnya sistem sigma sharia yang tidak membutuhkan koneksi internet lebih stabil kecepatannya dibandingkan dengan sistem iBSM. Tetapi dilihat dari segi menu, tampilan, kemudahan transaksi, dan kemudahan digunakan, karyawan mempunyai persepsi bahwa sistem iBSM lebih baik.

4.4. Analisis Persepsi

CBS lama maupun baru memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan baik dulu maupun sekarang. Tentunya dengan adanya CBS baru, karyawan diharapkan lebih produktif dalam bekerja. Namun mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem lama maupun baru serta kinerja karyawan dulu dan sekarang secara lebih detail, perlu dilakukan analisis persepsi terhadap karyawan.

Persepsi karyawan BSM Cabang Bogor terhadap pelaksanaan sistem lama maupun baru serta tingkat kinerja baik dulu maupun sekarang, dapat diketahui dari tanggapan responden terhadap pertanyaan seputar pelaksanaan sistem lama maupun baru serta tingkat kinerja dulu maupun sekarang yang terdapat dalam kuesioner. Kemudian tanggapan-tanggapan seluruh responden yang ditanyakan dalam bentuk skala Likert (1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= sedikit setuju, 4= setuju dan 5= sangat setuju), dihitung total skor dari masing-masing pertanyaan dan dicari nilai rataannya untuk mengetahui dimana letak rataan nilai responden terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Nilai rataan dikategorikan ke dalam rentang skala dengan mempertimbangkan interval dari rentang skala tersebut sebagai berikut:


(42)

Nilai tertinggi – Nilai terendah = 5 - 1 Banyaknya kelas 5

Setelah banyaknya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala berdasarkan interval tersebut untuk mengetahui dimana nilai letak rataan responden terhadap pertanyaan yang diberikan. Rentang skala tersebut yaitu: 1,00 – 1,80 = sangat tidak setuju

1,80 – 2,60 = tidak setuju 2,60 – 3,40 = sedikit setuju 3,40 – 4,20 = setuju 4,20 –5,00 = sangat setuju

4.4.1 Persepsi Karyawan Terhadap Core Banking System Lama (Sigma Sharia)

Persepsi karyawan tehadap CBS lama menunjukkan bagaimana karyawan menerapkan pekerjaannya pada saat masih menggunakan CBS lama. Dari data kuesioner yang telah diolah, rata-rata karyawan menjawab setuju yang berarti bahwa persepsi karyawan terhadap sistem sigma sharia sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang merasa bahwa penggunaan sistem sigma sharia sudah cukup membantu karyawan dalam melakukan pekerjaan. Karyawan juga mempunyai persepsi bahwa sistem sigma sharia cukup mudah digunakan dan jika terjadi permasalahan maka dapat diselesaikan dengan segera. Dilihat dari segi kemudahan, sebagian besar karyawan mempunyai persepsi bahwa sistem sigma sharia cukup mudah digunakan. Tabel 4 di bawah ini menunjukkan rata-rata skor per pertanyaan dari 28 responden.

=0,8 Interval


(43)

Tabel 4.Rata-rata skor per pertanyaan CBS lama (sigma sharia)

No. Pertanyaan Rata-rata

skor per pertanyaan Kemudahan digunakan

1. Saya merasa penggunaan sistem sigma sharia membantu saya dalam melakukan transaksi/pekerjaan

4.00 2. Saya merasa sistem sigma sharia mudah digunakan dan

tidak banyak permasalahan

4.25 3. Saya merasa jika terjadi permasalahan dalam sistem

sigma sharia, maka dapat diselesaikan dengan segera

4.14

Fleksibel

4. Saya merasa sistem sigma sharia telah cocok dengan karakteristik karyawan

4.25 5. Saya merasa sistem sigma sharia telah cocok dengan

karakteristik nasabah

4.25

Pelatihan

6. Saya telah melaksanakan tahap pelatihan sebelum melakukan pekerjaan menggunakan sistem sigma sharia

4.21 7. Saya merasa kemampuan saya bertambah setelah

mendapatkan pelatihan sistem sigma sharia

4.18 8. Saya merasa pelatihan yang telah diberikan dapat

meningkatkan kinerja saya

4.11

Pengawasan atasan terhadap permasalahan

9. Saya selalu bertanya pada atasan tentang masalah-masalah yang ditemui dalam sistem sigma sharia

4.14 10. Saya merasa bahwa atasan saya selalu bisa menjadi

problem solver bagi permasalahan dalam sistem sigma sharia

4.43

Total rata-rata skor 4.20

Dilihat dari sisi fleksibilitas, maka karyawan mempunyai persepsi sistem sigma sharia sudah cukup sesuai dengan karakteristik karyawan yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan terbantu dengan penggunaan sistem ini. Dari segi nasabah, karyawan yang berhubungan langung dengan nasabah juga merasa


(44)

bahwa sistem sigma sharia sudah cukup cocok dengan karakteristik nasabah yang selalu ingin cepat dilayani dan sistem tidak banyak permasalahan.

Sebelum mulai bekerja, karyawan akan diberikan pelatihan untuk persiapan pada saat akan melakukan pekerjaan. Karyawan BSM Bogor mempunyai persepsi bahwa mereka sudah cukup diberikan bekal pelatihan dalam menggunakan sistem sigma sharia dan karyawan merasa bahwa pelatihan telah cukup menambah kemampuan mereka dalam menggunaan sistem sigma sharia. Selebihnya karyawan merasa bahwa pelatihan yang diberikan cukup mampu meningkatkan kinerja mereka.

Dalam melakukan pekerjaan, jika menemui masalah terhadap sistem sigma sharia karyawan dapat menanyakannya kepada atasan dan karyawan merasa bahwa atasan mereka sudah cukup mampu memecahkan permasalahan sistem sigma sharia.

4.4.2 Persepsi Karyawan Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Dulu

Persepsi karyawan terhadap tingkat kinerja karyawan dulu menunjukkan bagaimana tingkat kinerja karyawan saat penerapan CBS lama. Berikut penjelasan mengenai jawaban hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 28 karyawan BSM Cabang Bogor. Persepsi karyawan tentang kinerja mereka dulu dibagi menjadi beberapa indikator sesuai dengan kriteria penilaian kinerja karyawan di BSM. Tabel 5 di bawah ini menunjukkan rata-rata skor per pertanyaan dari 28 responden.

Kriteria pertama dalam penilaian kinerja karyawan di BSM yaitu menyatakan secara spesifik hal yang akan dicapai. Karyawan mempunyai persepsi bahwa deskripsi pekerjaan mereka sudah tertuang dengan jelas dan spesifik pada kontrak kerja mereka. Deskripsi pekerjaan yang jelas akan mengatur karyawan bekerja sesuai keahlian dan bidangnya masing-masing. Namun, karyawan merasa pernah melakukan pekerjaan diluar deskripsi pekerjaan mereka. Hal ini biasanya terjadi pada saat ada salah satu karyawan yang tidak masuk sehingga harus digantikan dengan karyawan lain.


(45)

Tabel 5. Rata-rata skor per pertanyaan tingkat kinerja dulu

No. Pertanyaan Rata-rata

skor per pertanyaan Pencapaian spesifik

1. Job description saya sudah jelas dan tertuang dalam kontrak kerja

4.21 2. Saya tidak pernah melakukan pekerjaan diluar Job

description saya

4.14

Pencapaian dapat diukur

3. Saya selalu merasa puas dengan hasil kerja saya 4.07 4. Gaji yang saya terima dari perusahaan seimbang dengan

pekerjaan yang di bebankan

4.18 5. Saya puas dengan gaji yang saya terima sesuai dengan

hasil kerja saya

4.07 6. Saya merasa penilaian kinerja saya baik pada saat

menggunakan sistem sigma sharia

3.96

Pencapaian sesuai sasaran

7. Saya selalu melakukan check and recheck dalam pekerjaan saya

4.11 8. Saya selalu menyampaikan laporan sesuai dengan target

kerja saya

4.14 9. Saya selalu memastikan tidak terdapat kesalahan angka /

data dalam pekerjaaan saya

3.71 10. Saya merasa target kerja saya tercapai pada saat

menggunakan sistem sigma sharia

4.25

Pencapaian waktu

11. Saya selalu tepat waktu saat mulai kerja 4.11 12. Saya selalu tepat waktu dalam merespon permintaan /

keluhan nasabah

4.18 13. Saya selalu tepat waktu dalam menghadiri rapat /

pertemuan

4.14 14. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan

waktu yang diberikan

4.21

Konsistensi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

15. Saya telah berkontribusi dalam pencapaian target kerja perusahaan


(46)

No Pertanyaan Rata-rata skor per pertanyaan Konsistensi dalam mengimplementasikan

strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

16. Saya selalu menghindari peluang yang dapat

menimbulkan kerugian bagi diri saya dan perusahaan

4.21

17. Saya tidak pernah terbebani oleh beban kerja yang saya tanggung di perusahaan

4.04 18. Saya tidak pernah memutuskan untuk berhenti dari

pekerjaan saya

4.14 19. Saya tidak pernah menerima/meminta hadiah/imbalan

yang berkaitan dengan pekerjaan kepada nasabah

4.04 20. Saya selalu mengikuti upaya perusahaan dalam

meningkatkan tingkat kinerja karyawan, dengan baik. Misalnya, pelatihan, coaching, mentoring, dan lain-lain.

4.07

Total rata-rata skor 4.11

Kriteria penilaian kinerja yang kedua adalah hasil pencapaian dapat diukur. Kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dari tingkat kepuasan gaji atau penilaian kerja. Dalam penelitian ini, karyawan BSM Cabang Bogor merasa cukup puas dengan gaji yang mereka terima. Karyawan juga merasa gaji yang mereka terima telah seimbang dengan pekerjaan yang dibebankan perusahaan. Pekerjaan karyawan di evaluasi setiap triwulan untuk mengetahui performa dari masing-masing karyawan, dalam hal ini karyawan merasa penilaian kinerja mereka sudah cukup baik pada saat menggunakan sistem sigma sharia.

Sasaran harus menantang namun dapat dicapai adalah kriteria penilaian kinerja yang ketiga. Sasaran dalam hal ini mempunyai arti target kerja yang telah dijelaskan dalam job description. Sasaran yang menantang adalah pada saat proses melakukan pekerjaan karyawan harus selalu teliti dan melakukan check and recheck untuk meminimalisir kesalahan. Persepi karyawan BSM Cabang Bogor bahwa mereka sudah cukup teliti dan memastikan tidak ada kesalahan angka atau data dalam laporan. Pada saat menggunakan sistem sigma sharia karyawan merasa target kerja mereka sudah cukup tercapai atau sesuai sasaran.


(47)

Kriteria penilaian kinerja selanjutnya adalah mempunyai batasan waktu. Evaluasi kinerja karyawan BSM sangat memperhatikan kedisiplinan waktu karyawan. Mulai dari waktu karyawan memulai pekerjaan, waktu karyawan merespon permintaan atau keluhan nasabah, ketepatan waktu dalam menghadiri rapat atau pertemuan serta waktu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang diberikan. Dari empat indikator tersebut, karyawan BSM Cabang Bogor merasa telah melakukannya dengan cukup baik.

Kriteria penilaian kinerja yang terakhir adalah konsistensi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja. Karyawan merasa cukup berkontribusi dalam pencapaian target kerja perusahaan. Karyawan selalu menghindari peluang yang dapat merugikan diri dan perusahaan. Karyawan tidak pernah merasa terbebani dalam melakukan pekerjaan dan tidak pernah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan. Karyawan merasa tidak pernah menerima imbalan atau hadiah terkait pekerjaan. Upaya perusahaan dalam meningkatkan kinerja seperti pelatihan sudah diikuti oleh karyawan dengan cukup baik.

Rata-rata hasil kuesioner tentang persepsi karyawan terhadap tingkat kinerja karyawan dulu menjawab setuju, yang artinya karyawan merasa kinerja mereka sudah cukup baik pada saat menggunakan CBS lama (sigma sharia).

4.4.3 Persepsi Karyawan Terhadap Core Banking System Baru (iBSM)

Persepsi karyawan terhadap CBS baru menunjukkan bagaimana karyawan menerapkan pekerjaannya pada saat masih menggunakan CBS baru. Pertanyaan yang sama diajukan dalam kuesioner tentang persepsi karyawan terhadap CBS lama (sigma sharia) maupun CBS baru (iBSM). Hal ini bertujuan untuk dapat membandingkan pengaruh perubahan CBS terhadap kinerja karyawan BSM Cabang Bogor. Karyawan diminta menjawab sesuai dengan persepsi mereka pada saat CBS lama atau baru digunakan. Tabel 6 di bawah ini menunjukkan rata-rata skor per pertanyaan dari 28 responden.


(48)

Tabel 6. Rata-rata skor per pertanyaan CBS baru (iBSM)

No. Pertanyaan Rata-rata

skor per pertanyaan Kemudahan digunakan

1. Saya merasa penggunaan sistem iBSM membantu saya dalam melakukan transaksi/pekerjaan

4.00 2. Saya merasa sistem iBSM mudah digunakan dan tidak

banyak permasalahan

4.25 3. Saya merasa jika terjadi permasalahan dalam sistem

iBSM, maka dapat diselesaikan dengan segera

4.32

Fleksibel

4. Saya merasa sistem iBSM telah cocok dengan karakteristik karyawan

4.43 5. Saya merasa sistem iBSM telah cocok dengan

karakteristik nasabah

4.29

Pelatihan

6. Saya telah melaksanakan tahap pelatihan sebelum melakukan pekerjaan menggunakan sistem iBSM

4.50 7. Saya merasa kemampuan saya bertambah setelah

mendapatkan pelatihan sistem iBSM

4.39 8. Saya merasa pelatihan yang telah diberikan dapat

meningkatkan kinerja saya

4.43

Pengawasan atasan terhadap permasalahan

9. Saya selalu bertanya pada atasan tentang masalah-masalah yang ditemui dalam sistem iBSM

4.29 10. Saya merasa bahwa atasan saya selalu bisa menjadi

problem solver bagi permasalahan dalam sistem iBSM

4.36

Total rata-rata skor 4.33

Persepsi karyawan terhadap CBS baru menunjukkan bagaimana karyawan menerapkan pekerjaannya pada saat masih menggunakan CBS baru. Pertanyaan yang sama diajukan dalam kuesioner tentang persepsi karyawan terhadap CBS lama (sigma sharia) maupun CBS baru (iBSM). Hal ini bertujuan untuk dapat membandingkan pengaruh perubahan CBS terhadap kinerja karyawan BSM Cabang Bogor. Karyawan diminta menjawab sesuai dengan persepsi mereka pada saat CBS lama atau baru digunakan.

Indikator pertama adalah tentang kemudahan digunakan, karyawan merasa sistem iBSM mudah digunakan dan tidak terdapat banyak permasalahan. Jika ada


(49)

permasalahan yang terjadi maka dapat segera diselesaikan. Maka karyawan mempunyai persepsi bahwa sistem iBSM sudah cukup baik dan membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan atau transaksi.

Dari segi fleksibilitas, karyawan merasa sistem iBSM telah cocok dengan karakteristik karyawan dan nasabah yang menginginkan sistem yang mudah digunakan dan tidak banyak permasalahan. Sistem yang tidak banyak permasalahan akan membantu mempercepat layanan atau transaksi sehingga dapat memberikan kepuasan pada nasabah.

Sebelum sistem iBSM diluncurkan pada Februari tahun 2012, BSM telah melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan yang menjadi end user dari sistem ini. Pelatihan dilakukan terpusat di Jakarta, berbeda dengan pelatihan sistem sigma sharia yang dilakukan di unit kerja masing-masing. Oleh karena itu, karyawan mempunyai persepsi bahwa mereka sudah cukup mendapatkan pelatihan dan pelatihan terebut menambah kemampuan karyawan. Karyawan juga merasa dengan adanya pelatihan, cukup meningkatkan kinerja karyawan.

Karyawan yang berada di level officer/supervisor mendapatkan pelatihan iBSM secara lebih spesifik dari berbagai bidang keahlian dengan harapan sebagai atasan dapat membantu karyawan saat menemui permasalahan. Karyawan merasa bahwa atasan mereka sudah cukup mampu menjadi problem solver terhadap permasalahan sistem iBSM.

Dari jawaban responden didapatkan hasil rata-rata menjawab setuju terhadap pertanyaan yang diajukan. Persepsi karyawan terhadap core banking sistem baru (iBSM) meningkat beberapa poin dibandingkan dengan persepsi karyawan terhadap core banking sistem lama (sigma sharia).


(50)

4.4.4 Persepsi Karyawan Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Sekarang

Tabel 7.Rata-rata skor per pertanyaan tingkat kinerja sekarang

No. Pertanyaan Rata-rata

skor per pertanyaan Pencapaian spesifik

1. Job description saya sudah jelas dan tertuang dalam kontrak kerja

4.21 2. Saya tidak pernah melakukan pekerjaan diluar Job

description saya

4.29

Pencapaian dapat diukur

3. Saya selalu merasa puas dengan hasil kerja saya 4.29 4. Gaji yang saya terima dari perusahaan seimbang dengan

pekerjaan yang di bebankan

4.36 5. Saya puas dengan gaji yang saya terima sesuai dengan

hasil kerja saya

4.14 6. Saya merasa penilaian kinerja saya baik pada saat

menggunakan sistem sigma sharia

4.29

Pencapaian sesuai sasaran

7. Saya selalu melakukan check and recheck dalam pekerjaan saya

4.32 8. Saya selalu menyampaikan laporan sesuai dengan target

kerja saya

4.46 9. Saya selalu memastikan tidak terdapat kesalahan angka /

data dalam pekerjaaan saya

3.68 10. Saya merasa target kerja saya tercapai pada saat

menggunakan sistem iBSM

4.25

Pencapaian waktu

11. Saya selalu tepat waktu saat mulai kerja 4.14 12. Saya selalu tepat waktu dalam merespon permintaan /

keluhan nasabah

4.21 13. Saya selalu tepat waktu dalam menghadiri rapat /

pertemuan

4.25 14. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan

waktu yang diberikan

4.36

Konsistensi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

15. Saya telah berkontribusi dalam pencapaian target kerja perusahaan

4.29 16. Saya selalu menghindari peluang yang dapat

menimbulkan kerugian bagi diri saya dan perusahaan


(1)

Lampiran 10. Pengaruh core banking system lama terhadap tingkat kinerja karyawan dulu

Model Summaryb,c

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .767a .588 .573 .98284 1.167

a. Predictors: (Constant), CBS_LAMA b. Dependent Variable: KINERJA_LAMA

c. Weighted Least Squares Regression - Weighted by weight

ANOVAb,c

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 35.909 1 35.909 37.173 .000a

Residual 25.116 26 .966

Total 61.024 27

a. Predictors: (Constant), CBS_LAMA b. Dependent Variable: KINERJA_LAMA

c. Weighted Least Squares Regression - Weighted by weight

Coefficientsa,b

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 96.640 2.322 41.626 .000

CBS_LAM

A .341 .056 .767 6.097 .000

a. Dependent Variable: KINERJA_LAMA


(2)

Lampiran 11

.

Pengaruh core banking system baru terhadap tingkat kinerja karyawan sekarang

Model Summaryb,c

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .573a .328 .302 .99864 1.463

a. Predictors: (Constant), CBS_BARU b. Dependent Variable: KINERJA_SKRG

c. Weighted Least Squares Regression - Weighted by weight2

ANOVAb,c

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n 12.642 1 12.642 12.676 .001

a

Residual 25.929 26 .997

Total 38.571 27

a. Predictors: (Constant), CBS_BARU b. Dependent Variable: KINERJA_SKRG

c. Weighted Least Squares Regression - Weighted by weight2

Coefficientsa,b

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 72.434 3.249 22.297 .000

CBS_BAR

U .275 .077 .573 3.560 .001

a. Dependent Variable: KINERJA_SKRG


(3)

Lampiran 12

.

Perubahan rataan kinerja karyawan

Indikator

Rataan Kinerja Karyawan Dulu

Rataan Kinerja karyawan Sekarang

Perubah -an

rataan Signifikansi

Pencapaian spesifik Job description saya

sudah jelas dan tertuang

dalam kontrak kerja 4.21 4.21 0.00 Signifikan

Saya tidak pernah melakukan pekerjaan diluar Job description

saya 4.14 4.04 -0.10

Tidak signifikan

Pencapaian dapat diukur

Saya selalu merasa puas dengan hasil kerja saya

4.07 4.29 0.22 Signifikan

Gaji yang saya terima dari perusahaan seimbang dengan pekerjaan yang di

bebankan 4.18 4.36 0.18 Signifikan

Saya puas dengan gaji yang saya terima sesuai dengan hasil kerja saya

4.07 4.14 0.07 Signifikan

Saya merasa penilaian kinerja saya baik pada saat menggunakan sistem sigma

sharia/iBSM 3.96 4.29 0.33 Signifikan

Pencapaian sesuai sasaran

Saya selalu melakukan

check and recheck dalam

pekerjaan saya 4.11 4.32 0.21 Signifikan

Saya selalu

menyampaikan laporan sesuai dengan target


(4)

Lanjutan Lampiran 12.

Indikator

Rataan Kinerja Karyawan Dulu

Rataan Kinerja karyawan Sekarang

Perubah -an

rataan Signifikansi

Pencapaian sesuai sasaran

Saya selalu memastikan tidak terdapat kesalahan angka / data dalam

pekerjaaan saya 4.14 4.29 0.15 Signifikan

Saya merasa target kerja saya tercapai pada saat menggunakan sistem

sigma sharia/iBSM 4.25 4.25 0.00 Signifikan

Pencapaian waktu

Saya selalu tepat waktu saat mulai kerja

4.11 4.14 0.03 Signifikan

Saya selalu tepat waktu dalam merespon

permintaan / keluhan

nasabah 4.18 4.21 0.03 Signifikan

Saya selalu tepat waktu dalam menghadiri rapat

/ pertemuan 4.14 4.25 0.11 Signifikan

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan waktu yang

diberikan 4.21 4.36 0.15 Signifikan

Konsistensi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

Saya telah berkontribusi dalam pencapaian target kerja perusahaan

4.11 4.29 0.18 Signifikan

Saya selalu menghindari peluang yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri saya dan


(5)

Lanjutan Lampiran 12.

Indikator

Rataan Kinerja Karyawan Dulu

Rataan Kinerja karyawan Sekarang

Perubah -an

rataan Signifikansi

Konsistensi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan dan sasaran unit kerja

Saya tidak pernah terbebani oleh beban kerja yang saya

tanggung di perusahaan 4.04 4.21 0.17 Signifikan

Saya tidak pernah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan

saya 4.14 4.04 -0.10

Tidak signifikan Saya tidak pernah

menerima/meminta hadiah/imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan kepada

nasabah 4.04 4.07 0.03 Signifikan

Saya selalu mengikuti upaya perusahaan dalam meningkatkan tingkat kinerja karyawan, dengan baik. Misalnya, pelatihan, coaching,


(6)

Lampiran 13. Perbedaan tampilan sistem sigma sharia dan iBSM

Sistem sigma sharia