pada tekanan ekstrem 40-48 GPa atau kira-kira 400.000 atm di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa karbondioksida
bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silicon dan germanium. Tidak seperti kaca silicon dan germanium, kaca
karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika tekanannya dilepas. http:id.wikipedia.orgwikiKarbon_dioksida.
2.2 Karbondioksida dalam Air
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfir relative kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak, karena karbondioksida
memiliki sifat kelarutan yang tinggi. CO
2
yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organik. Permukaan air biasanya
mengandung CO
2
bebas kurang dari 10 mgL, sedangkan pada dasar air konsentrasinya dapat lebih dari 10 mgL. Sifat kelarutan beberapa jenis gas dalam
air murni ditunjukkan dalam table 2.1
Tabel 2.1 Kelarutan Beberapa Jenis Gas dalam Air Murni pada Suhu 10
o
C dan Tekanan 1 Atm
No Gas
Kelarutan mlliter 1
NitrogenN
2
18,61 2
Oksigen O
2
37,78 3
Argon Ar 41,82
4 Karbondioksida CO
2
1.1194,00
Universitas Sumatera Utara
Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, yaitu sebaai berikut:
1. Difusi dari atmosfer. Karbondioksida yang terdapat di atmosfer mengalami difusi secara langsung ke dalam air.
2.Air hujan. Air hujan jatuh ke permukaan bumi seara teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55-0,60 mgL, berasal dari karbondioksida
yang terdapat di atmosfir 3. Air yang melewati tanah organic. Tanah organic yang mengalami dekomposisi
mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi. Karbondioksida hasil dekomposisi ini akan larut ke dalam air.
4. Respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob. Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida. Dekomposisi bahan organik
pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir. Demikian juga, dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar
perairan akan menghasilkan karbondioksida sebagai produk akhir.
Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara bersentuhan. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit, proses yang terjadi
adalah difusi. Jika air bergelombang maka pertukaran berubah lebih cepat. Gelombang dapat terjadi jika air di permukaan berpusar menuju ke bagian dasar
danau, sambil membawa gas yang terlarut. Karbondioksida juga terdapat dalam air hujan. Hal ini terbawa waktu tetes air terjun dari udara. Setiap tetes
Universitas Sumatera Utara
mengandung 0,6 bpj CO
2
yang biasanya bereaksi dengan air, seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi :
CO
2
+ H
2
O H
2
CO
3
6,18 dan sebagian terurai menjadi ion-ion yang ditunjukkan pada persamaan reaksi :
H
2
CO
3
H
+
+ HCO
3 -
6,19 Hal ini dapat menyebabkan air hujan agak bersifat asam. Lebih lagi jika udara
sudah tercemar dan mengandung asam lain yang lebih kuat dari pada asam karbonat. Menurut Tresna A. Sastrawijaya, kandungan CO
2
dan H
2
CO
3
dalam larutan dinamakan karbondioksida bebas. Sedangkan kandungan CO
2
dan HCO
3 -
dalam larutan dinamakan karbondioksida gabungan. Jika air hujan jatuh di tanah kemudian dalam rongga tanah bertemu lagi dengan karbondioksida, maka air
hujan ini lebih asam lagi. Jika kemudian bersentuhan dengan batu kapur CaCO
3
maka akan terjadi reaksi dan membentuk garam asam, menurut persamaan reaksi : CaCO
3
+ H
2
CO
3
Ca HCO
3 2
6,19 Hal ini akan bertahan lama terjadi jika banyak CO
2
. Jika tidak ada lagi CO
2
maka garam asam itu akan terjadi CaCO
3
yang ditunjukkanan reaksi : Ca HCO
3 2
CaCO
3
+ H
2
O + CO
2
6,19 Air tanah biasanya mengandung karbondioksida bebas kurang dari 10 bpj, air
dengan 25 bpj karbondioksida sudah dapat membahayakan mahluk hidup. Karbondioksida dapat juga berbentuk sebagai hasil metabolisme. Pada fotosintesis
banyak digunakan CO
2
dan dikeluarkan O
2
. Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi CO
2
dalam air yang bergantung kepada kedalaman air itu.Sastrawijaya, 2000
Universitas Sumatera Utara
Kelarutan karbondioksida dalam perairan alami dan keterkaitan dengan suhu air ditunjukkan dalam table 2.2
Tabel 2.2 Kelarutan Karbondioksida di Perairan Alami pada Berbagai Suhu
Suhu C
CO
2
mgliter Suhu
C CO
2
mgliter Suhu
C CO
2
mgliter 1,10
11 0,74
21 0,54
1 1,06
12 0,72
22 0,52
2 1,02
13 0,69
23 0,51
3 0,99
14 0,67
24 0,50
4 0,94
15 0,65
25 0,48
5 0,91
16 0,62
26 0,46
6 0,88
17 0,60
27 0,45
7 0,86
18 0,59
28 0,44
8 0,82
19 0,58
29 0,43
9 0,79
20 0,56
30 0,42
10 0,76
20
Istilah “karbondioksida bebas” free CO
2
digunakan untuk menjelaskan CO
2
yang terlarut dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat CO
2
bebas menggambarkan keberadaan gas CO
2
diperairan yang membentuk kesetimbangan dengan CO
2
di atmosfir.Effendi, 2003
Universitas Sumatera Utara
2.3 Minuman Berkarbonasi