Struktur Perekonomian Kota Medan

Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.394.62 KM 2 terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desakelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh, dan pemeluk berbagai agama mulai dari Islam, Kristen, Hindu, Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.526.763 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya LPP sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.

4.1.4 Struktur Perekonomian Kota Medan

Struktur ekonomi daerah kotakabupaten di propinsi Sumatera Utara, umumnya didominasi oleh sektor primer, namun berbeda dengan kota Medan, di mana sektor primer memiliki pengaruh kecil bagi perekonomian kota Medan. Basis kegiatan ekonomi kota Medan berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi dan sektor bank dan lembaga keuangan lainnya merupakan kontributor utama sektor tersier, masing-masing 25,44, 19,02 dan 14,13. Sedangkan untuk sektor sekunder, yaitu sektor industri menyumbang 16,28, listrik, gas dan air 1,88 dan bangunan 9,77. Memasuki semester II tahun 2008, perkembangan ekonomi Sumatera Utara memberikan harapan ke arah tercapainya pertumbuhan ekonomi tahun 2008 yang lebih baik dari tahun 2007. Harapan tersebut timbul setelah melihat laju pertumbuhan ekonomi triwulan III-2008 yang diperkirakan mencapai 7,26, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 sebesar 5,50 . Universitas Sumatera Utara Secara triwulanan, perekonomian Sumut juga tumbuh 2,92 setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,96. Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran PHR, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri pengolahan. Sektor PHR tumbuh paling pesat, yaitu sebesar 4,61, terutama karena meningkatnya aktivitas perdagangan besar dan eceran, yang pada triwulan III- 2008 mengalami lonjakan signifikan sehubungan hari raya Idul Fitri. Sementara itu, laju inflasi Sumut triwulan III-2008 tercatat sebesar 10,47 , lebih baik dibanding laju inflasi nasional sebesar 12,14. Hal ini kiranya memberikan suatu indikasi bagi upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa periode Januari-September menunjukkan inflasi 8,41. Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan relatif terkendalinya tingkat inflasi, indikator perbankan juga menunjukkan perkembangan positif. Pada triwulan III-2008, perbankan di Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dibandingkan akhir tahun 2007, ditandai dengan pertumbuhan asset, DPK, dan kredit yang moderat, sehingga masing-masing mencapai Rp 97,46 triliun, Rp77,97 triliun dan Rp65,87 triliun pada akhir triwulan III-2008. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan tercermin dari naiknya loan to deposits ratio LDR, yaitu dari 76,01 di akhir tahun 2007 menjadi 84,48. Begitu pula dengan kualitas kredit perbankan yang mengalami peningkatan, terlihat dari turunnya rasio kredit bermasalah atau non performing loans NPLs dari 6,24 di akhir tahun 2007 menjadi 3,16 Universitas Sumatera Utara Peran regional ekonomi kota Medan, juga ditunjang oleh adanya kerja sama kota Medan dengan beberapa kota di Asia, seperti dengan kota Penang di Malaysia, Ichikawa di Jepang, dan Gwangju di Korea. Kerja sama yang diberi nama Kota Bersaudara ini meliputi bidang kebudayaan, pariwisata, ekonomi, perdagangan dan olahraga. Dalam konteks kerja sama IMT-GT Indonesia Malaysia, Thailand Growth Triangle kota Medan juga berperan aktif di berbagai bidang kerja sama yang diselenggarakan. Adanya kerja sama antar kota tersebut telah mampu meningkatkan mobilitas orang, barang dan jasa baik dari dan ke masing-masing negara kota yang ada.

4.2. Sejarah singkat berdirinya PT. BPR Syariah Puduarta Insani