Fungsi Pajak Jenis Pajak Pajak Penghasilan

Dari defenisi pajak yang telah diutamakan Rochmat Soemitro, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah : a. Iuran masyarakat kepada negara, dalam arti bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak hanyalah negara dan dengan alasan apapun swasta atau partikelir tidak boleh memungut pajak. b. Berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan. c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang langsung dapat ditunjuk dalam arti bahwa jasa timbal atau kontraprestasi yang diberikan oleh negara kepada rakyat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak. d. Untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bersifat umum dalam arti bahwa pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat umum.

3.2 Fungsi Pajak

Menurut Atep Adya Barata 1995:14 dalam kedudukannya pajak mempunyai 2 fungsi : a. Fungsi budgeter Pajak sebagai alat untuk memasukkan uang kedalam kas negara untuk digunakan sebagai dana pembiayaan pengeluaran negara. b. Fungsi reguler Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Pengaturan ini biasanya ditujukan untuk mengatur sektor swasta. Universitas Sumatera Utara

3.3 Jenis Pajak

Menurut Mardiasmo 1995:2 pajak dikelompokkan menjadi 3 yaitu : a. Menurut Golongannya − Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contohnya : Pajak Penghasilan. − Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contohnya : Pajak Pertambahan Nilai. b. Menurut Sifatnya − Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, contoh : Pajak Penghasilan. − Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Menurut Lembaga Pemungutnya − Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Pengahasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Materai. − Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terbagi atas Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Kabupaten atau Universitas Sumatera Utara Kota, contoh : Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hiburan dan Pajak Reklame.

3.4 Pajak Penghasilan

Dasar Hukum Pajak Penghasilan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000. Undang-Undang Pajak Pengahsilan berlaku mulai tahun 1983 dan merupakan pengganti Undang-Undang Pajak Perseroan 1925, Undang-Undang Pajak Pendapatan 1944 serta Undang-Undang PBDR 1970. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat 1 yang menjadi subjek Pajak adalah : a. Orang Pribadi ; Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak. b. Badan. c. Bentuk Usaha Tetap. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 3 yang tidak termasuk subjek pajak adalah : a. Badan Perwakilan Negara Asing. b. Pejabat-Pejabat Perwakilan Diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka, yang bekerja dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. Universitas Sumatera Utara c. Organisasi-Organisasi internasional yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat : − Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; − Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota; d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 4 menjadi Objek Pajak adalah : Penghasilan. Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk : a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini; b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. Laba Usaha; d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; keuntungan Universitas Sumatera Utara yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota; keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha; keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. Royalti; i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. Penerimaan atau perolehan berkala; k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah peraturan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. Premi asuransi; Universitas Sumatera Utara o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 Pasal 4 Ayat 3 yang tidak ternasuk objek pajak adalah : a. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang bibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak; harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b. Warisan; c. Harta setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah; e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa; f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, BUMN atau BUMD, dari Universitas Sumatera Utara penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat : − Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan bagi perseroan terbatas; dan − Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang menberikan dividen, kepemilikan saham pada bahan yang memberikan dividen paling rendah 25 dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut. g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar pemberi kerja maupun pegawai; h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan; i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi; j. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha; k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat : Universitas Sumatera Utara − Badan pasangan usaha tersebut merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan; dan − Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Didalam buku petunjuk pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi 1992:2 yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Pajak Penghasilan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri dan warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang berhak. Wajib Pajak tersebut antara lain : a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas. b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain. c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lebih dari satu pemberi kerja. d. Kuasa warisan yang belum terbagi. e. Pejabat Negara, pgawai negeri sipil, anggota ABRI dan pegawai BUMNBUMD sesuai dengan keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1986. f. Warga negara Indonesia yang bekerja pada Perwakilan Negara Asing danPerwakilan Organisasi Internasional. g. Orang Asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan atau orang yang dalam Universitas Sumatera Utara suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. h. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan secara terp8isah dalam hal : − Suami-istri telah hidup berpisah; − Dikehendaki secara tertulis oleh Suami-istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

3.5 Tarif Pajak