Pengurangan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara

4 Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat pula mengikutsertakan Menteri Teknis dan atau Menteri lain dan atau pimpinan instansi lain yang dianggap perlu dan atau menggunakan konsultan independen. Apabila berdasarkan hasil pengkajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 menyatakan bahwa rencana penambahan penyertaan modal Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c tersebut layak dilakukan, maka Menteri Keuangan menyampaikan usul penambahan penyertaan modal Negara dimaksud kepada Presiden untuk mendapat persetujuan. Selanjutnya, pelaksanaan penambahan penyertaan modal Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c setelah diterbitkannya peraturan pemerintah, dilakukan oleh Menteri BUMN dan Menteri Keuangan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sesuai dengan lingkup bidang tugas masing-masing dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang- undangan.

D. Pengurangan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara

1. Tata Cara Pengurangan Penyertaan Modal Negara Dalam Rangka Pengalihan Aset BUMN Untuk Penyertaan Modal Negara Guna Pendirian BUMN Menteri Negara BUMN menyampaikan usulan rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara PMN dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk Universitas Sumatera Utara PMN guna pendirian BUMN baru kepada Menteri Keuangan yang dilengkapi dengan dokumen antara lain sebagai berikut: 1. rísalah RUPSrísalah Rapat Pembahasan Bersama dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN; 2. Anggaran Dasar dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN; 3. Rancangan Anggaran Dasar dari BUMN yang akan didirikan; 4. laporan keuangan BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN, yang telah diaudit dalam 3 tiga tahun terakhir; 5. laporan kinerja BUMN yang akan dilakukan pengurangan PMN, yang telah disahkan dalam 3 tiga tahun terakhir; dan 6. hasil kajian dari aspek bisnis dan aspek terkait lainnya, yang mendasari pertimbangan usulan rencana pengurangan PMN. Menteri Keuangan melakukan kajian atas usulan dimaksud, dimana Menteri Keuangan dapat membentuk Tim yang anggotanya terdiri dari unsurunsur Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Departemen Teknis, dan BUMN bersangkutan. Tim tersebut mempunyai tugas antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian data administratif dan fisik. 2. Melakukan kajian aspek finansial, aspek resiko fiskal, aspek yuridis, aspek administratif dan aspek bisnis serta aspek terkait lainnya. Universitas Sumatera Utara 3. Melakukan kajian kelayakan Penyertaan Modal Negara. 4. Menyusun dan menyampaikan rekomendasi hasil kajian kepada Menteri Keuangan. Menteri dapat menunjuk penilai independen guna melakukan penilaian atas rencana pengurangan PMN sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Menteri dapat meminta masukan dari Menteri Teknis terhadap rencana pengurangan PMN. Dalam hal rencana pengurangan PMN dinyatakan layak untuk diteruskan, Menteri Keuangan mengajukan permohonan persetujuan pengurangan PMN dalam rangka pendirian BUMN baru kepada DPR dengan tembusan kepada Presiden. Persetujuan dari DPR terhadap rencana pengurangan PMN pada BUMN dalam rangka pendirian BUMN baru dituangkan dalam Undang-Undang APBN. 50 50 Pradjoto, Bisnis Keuangan, Kompas, Kamis 21 Januari 2010 Berdasarkan Undang-Undang APBN, Menteri Keuangan menyampaikan usulan pengurangan PMN pada BUMN dan PMN untuk pendirian BUMN baru kepada Presiden dengan melampirkan rancangan Peraturan Pemerintah. Dalam hal Peraturan Pemerintah dimaksud telah ditetapkan oleh Presiden, pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN sesuai bidang tugas dan kewenangannya masing-masing. Menteri Negara BUMN menyampaikan dokumen pelaksanaan pengurangan PMN kepada Menteri, antara lain sebagai berikut. 1. Akta RUPSRapat Pembahasan Bersama; Universitas Sumatera Utara 2. Perubahan Anggaran Dasar dari BUMN yang telah dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara; 3. Anggaran Dasar dari BUMN yang telah didirikan; 4. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan Anggaran Dasar; dan 5. dokumen terkait lainnya. Dalam hal inisiatif rencana pengurangan PMN dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk PMN guna pendirian BUMN baru berasal dari Menteri Keuangan, pelaksanaannya dilakukan berdasarkan tahapan sejak pengkajian oleh Menteri Keuangan. Sebagai bagian dari pelaksanaan pengkajian rencana pengurangan PMN yang inisiatifnya berasal dari Menteri Keuangan, Menteri Keuangan dapat meminta Menteri Negara BUMN untuk menyampaikan dokumen sebagaimana tersebut di atas. 51 b. Usulan dimaksud dilengkapi dengan dokumen antara lain sebagai berikut. 2. Pengurangan Penyertaan Modal Negara Dalam Rangka Dijadikan Kekayaan Negara Yang Tidak Dipisahkan a. Menteri Negara BUMN atau Menteri Teknis menyampaikan usulan rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dalam rangka dijadikan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Menteri Keuangan. 51 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jakarta: Prenada, 2000, hal. 123 Universitas Sumatera Utara 1 rísalah RUPSrísalah Rapat Pembahasan Bersama dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara; 2 Anggaran Dasar dari BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara; 3 laporan keuangan BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara, yang telah diaudit dalam 3 tiga tahun terakhir; 4 laporan kinerja BUMN yang akan dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara, yang telah disahkan dalam 3 tiga tahun terakhir; dan 5 hasil kajian dari aspek bisnis dan aspek terkait lainnya, yang mendasari pertimbangan usulan rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara. c. Menteri melakukan kajian atas usulan tersebut. d. Dalam rangka pelaksanaan pengkajian, Menteri Keuangan dapat membentuk Tim yang anggotanya terdiri dari unsurunsur Departemen Keuangan, Kementerian Negara BUMN, Departemen Teknis, dan BUMN bersangkutan. d. Menteri dapat menunjuk penilai independen guna melakukan penilaian atas rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. e. Dalam hal rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dinyatakan layak untuk diteruskan, Menteri Keuangan mengajukan permohonan persetujuan Universitas Sumatera Utara pengurangan Penyertaan Modal Negara untuk dijadikan sebagai kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Presiden. f. Persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat terhadap rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara pada BUMN untuk dijadikan sebagai kekayaan Negara yang tidak dipisahkan dituangkan dalam Undang-Undang APBN. i. Berdasarkan Undang-Undang APBN, Menteri menyampaikan usulan pengurangan Penyertaan Modal Negara pada BUMN kepada Presiden dengan melampirkan rancangan Peraturan Pemerintah. g. Dalam hal Peraturan Pemerintah dimaksud telah ditetapkan oleh Presiden, pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh Menteri Keuangan, Menteri Negara BUMN, dan Menteri Teknis sesuai bidang tugas dan kewenangannya masingmasing. h. Menteri Negara BUMN menyampaikan dokumen pelaksanaan pengurangan Penyertaan Modal Negara kepada Menteri, antara lain sebagai berikut. 1 Akta RUPSRapat Pembahasan Bersama; 2 Perubahan Anggaran Dasar dari BUMN yang telah dilakukan pengurangan Penyertaan Modal Negara; 3 Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana tersebut pada butir 2; dan Universitas Sumatera Utara 4 dokumen terkait lainnya. i. Menteri Teknis menyampaikan dokumen pelaksanaan penetapan status kekayaan Negara yang tidak dipisahkan kepada Menteri Keuangan. j. Dalam hal inisiatif rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara dalam rangka pengalihan aset BUMN untuk Penyertaan Modal Negara guna pendirian BUMN baru berasal dari Menteri Keuangan, pelaksanaannya dilakukan berdasarkan tahapan sejak butir d di atas. k. Sebagai bagian dari pelaksanaan pengkajian rencana pengurangan Penyertaan Modal Negara yang inisiatifnya berasal dari Menteri Keuangan, Menteri Keuangan dapat meminta Menteri Negara BUMN untuk menyampaikan dokumen sebagaimana tersebut pada butir b di atas. Universitas Sumatera Utara BAB IV ASPEK HUKUM PENYERTAAN DAN PENATAUSAHAAN MODAL NEGARA PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA

A. Sumber-sumber Penyertaan Modal Negara ke dalam Badan Usaha Milik Negara