Budidaya Tanaman Stroberi Sebagai Penunjang Kepariwisataan Di Daerah Ciwidey

(1)

BUDIDAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

KERTAS KARYA OLEH

SISKA PERTIWI 082204076

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

BUDIDAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG

KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

OLEH

SISKA PERTIWI

082204076

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Drs. Marzaini Manday, MSPD Drs. Jhonson Pardosi, M. Si

NIP. 19570322 198602 1 002

NIP. 19660420 199203 1 003


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya :Budidaya Tanaman Stroberi Sebagai

Penunjang

Kepariwisataan di Daerah Ciwidey

Oleh

: Siska Pertiwi

NIM

: 082204076

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr.Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si.

NIP. 19640821 199802 2 001


(4)

ABSTRAK

BUDIDAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

Ciwidey merupakan salah satu dari ratusan daerah tujuan wisata yang memukau di Indonesia . salah satu objek wisatanya adalah agrowisata stroberi yang terletak di sepanjang jalan menuju objek wisata alam Ciwidey. Dengan adanya keberadaan agrowisata ini diharapkan mampu mendongkrak kepariwisataan di daerah ini yang lebih dikenal dengan wisata alamnya. Bukan hanya itu saja, keberadaan agrowisata ini juga diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan wisatawan terhadap objek wisata alam yang tanpa aktivitas dengan memetik sendiri stroberi yang ada di kebun-kebun milik petani. Sumber ini didapatkan dari data primer yang di dapat dari lapangan dan data sekunder di dapat dari informasi- informasi dari buku.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya, sehingga penulis kertas karya yang berjudul : “ Budidaya Tanaman Stroberi Sebagai Penunjang Kepariwisataan di Daerah Ciwidey” dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik.

Kertas karya ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pariwisata dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh ujian Diploma III dalam Program Studi Pariwisata, Bidang Keahlian Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan bantuan yang telah diberikan sebelum dan sesudahnya kepada :

1. Drs. Syahron Lubis, M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufikha, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Solahuddin Nasution, S.E, M.SP, selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata, Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

4. Marzaini Manday, MSPD, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan kertas karya ini.


(6)

5. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si. selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan saran dan petunjuk atas penyempurnaan kertas karya ini.

6. Yang sangat berarti dan istimewa yaitu Ayahanda Ilham Siswanto dan Ibunda Marini, terima kasih buat doa dan kasih sayang yang tak ternilai dan pengorbanan yang tidak henti-hentinya.

7. Teman-temanku yang tak terlupakan di Usaha Wisata 2008: Risha Suciana Argenso, Putri Nurisa, Vachriza Risty atas bantuan dan dukunganya, buat Armes dan Yusardi yang membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam kertas karya ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya kertas karya ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, Maret 2011 Penulis

Siska Pertiwi NIM : 082204076


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penelitian ... 2

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata ... 5

2.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 8

2.3 Pengertian Agrowisata ... 10

BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH CIWIDEY 3.1 Keadaan umum daerah Ciwidey ... 15


(8)

3.3 Kepariwisataan daerah Ciwidey ... 16 BAB IV BUDI DAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG

KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

4.1 Sejarah Tanaman Stroberi ………. 23 4.2 Manfaat Stroberi ……….. 27 4.3 Peran Stroberi Dalam Menunjang Kepariwisataan ……….. 27 4.2 Pertanian Organik Sebagai Upaya Meningkatkan Jumlah

Wisatawan……… 30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

5.1 Kesimpulan ... 35 5.2 Saran-saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(9)

ABSTRAK

BUDIDAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

Ciwidey merupakan salah satu dari ratusan daerah tujuan wisata yang memukau di Indonesia . salah satu objek wisatanya adalah agrowisata stroberi yang terletak di sepanjang jalan menuju objek wisata alam Ciwidey. Dengan adanya keberadaan agrowisata ini diharapkan mampu mendongkrak kepariwisataan di daerah ini yang lebih dikenal dengan wisata alamnya. Bukan hanya itu saja, keberadaan agrowisata ini juga diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan wisatawan terhadap objek wisata alam yang tanpa aktivitas dengan memetik sendiri stroberi yang ada di kebun-kebun milik petani. Sumber ini didapatkan dari data primer yang di dapat dari lapangan dan data sekunder di dapat dari informasi- informasi dari buku.


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan pemilihan judul

Dengan posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati dan budaya yang beragam, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan agrowisata. Kegiatan ini di harapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus melestarikan sumber daya lahan yang ada. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Ciwidey adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bandung, Jawa Barat yang di kenal sebagai tujuan pariwisata, dan juga sebagai daerah penghasil produk-produk pertanian dan perkebunan, salah satunya adalah stroberi. Stroberi merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Prospek usaha stroberi sangat menjanjikan. Produksi buah yang sampai sekarang belum dapat memenuhi permintaan pasar ini memiliki harga jual yang cukup tinggi. Produk olahan stroberi juga banyak di minati di pasaran. Stroberi dapat di olah menjadi selai, manisan, sirop, dodol, yoghurt, maupun es krim.

Berdasarkan alur pikir tersebut, penulis tertarik untuk menguraikan beberapa hal yang menyangkut tanaman stroberi dalam sebuah karya tulis dengan judul :


(11)

“BUDI DAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY”.

1.2 Batasan masalah

Agar penulisan kertas karya ini tidak keluar dari jalur yang sebenarnya, maka penulis membatasinya dalam ruang lingkup permasalahan. Dan masalah yang di tuangkan hanyalah sebatas bagaimana peranan budi daya tanaman stroberi sebagai penunjang kepariwisataan di daerah Ciwidey?

Dengan memberikan batasan masalah tersebut, di harapkan pembaca dapat mengerti dan memahami dari hal yang di jabarkan dalam penulisan agar tercapai maksud dan tujuan penulisan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman stroberi sebagai penunjang kepariwisataan di daerah Ciwidey.

Adapun manfaat penulisan kertas karya ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam bidang agrowisata.

3. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang agrowisata.


(12)

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis mendapat informasi baik itu langsung ataupun tidak langsung yang berkaitan dengan judul kertas karya ini.dalam mengumpulkan data-data yang akurat, penulis mengambil dari beberapa sumber, yaitu :

1. Library research (studi kepustakaan),yaitu mengambil informasi yang

berkaitan dengan judul melalui sumber tulisan dari data-data kepustakaan atau diktat-diktat dan sumber data informasi yang dapat di pertanggung-jawabkan.

2. Field research(studi ke lapangan), yaitu pengumpulan data ke objek itu

sendiri dengan langsung mengadakan penyelidikan di lapangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan kertas karya ini mempunyai sistematika penulisan yang bertujuan memperoleh suatu bentuk susunan karangan ilmiah yang sistematis dan memudahkan pembaca mengikuti dan memahami kertas karya ini. Untuk itu penulis menguraikan dalam bab demi bab yang terdiri dari 5 bab, yakni sebagai berikut :

Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang alasan pemilihan judul, ruang lingkup permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II : Mencakup uraian teoritis tentang pengertian kepariwisataan dan pengertian agrowisata.


(13)

Bab III : Berisikan tentang tinjauan umum daerah Ciwidey yang terdiri dari keadaan dan letak geografi, kependudukan serta kepariwisataan di daerah Ciwidey.

Bab IV : Budi daya tanaman stroberi sebagai penunjang kepariwisataan di daerah ciwidey yang terdiri dari sejarah tanaman stroberi, manfaat stroberi, peran stroberi dalam menunjang kepariwisataan serta usaha petani stroberi dalam meningkatkan mutu dan kualitas hasil panennya

Bab V : Merupakan bab penutup dalam kertas karya ini yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.


(14)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA

2.1. Pengertian Pariwisata

Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1996:112). Kegiatan pariwisata sejak dahulu sesungguhnya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat kita, hanya saja istilah tersebut mulai terdengar dan menjadi popular di tengah-tengah masyarakat Indonesia sekitar tahun 1958, yaitu setelah diselenggarakanya Musyawarah Nasional Tourism ke II tretes, Jawa Timur pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958.

Menurut Robert W. Mac Intosh, (Dalam Yoeti, 2003:48) “…Pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan, perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan yang dimaksud”, Sedangkan menurut Salah Wahap (Dalam Yoeti, 1996 : 116) “…Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan dalam suatu negara itu sendiri (diluar negeri), untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap”.


(15)

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyatakan bahwa :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan atau berkaitan dengan wisata, yakni semua penyelenggara wisata.

4. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tour.

Dari beberapa batasan yang telah diberikan oleh para ahli seperti di atas, walaupun berbeda cara pengungkapannya namun pada dasarnya memiliki ciri dan arti yang dapat disamakan.

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Pengertian wisatawan yang diberikan oleh International Union Of Official Travel Organization (IUOTO) dikemukakan dalam The United Conference On International Travel and Tourism pada konferensi Roma tahun 1963 “…Wisatawan adalah seseorang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari 24 jam”, ( Kusudianto Hadinoto, 1996 : 14).

2.1.3 Pengertian dan Defenisi Objek dan Atraksi Wisata

Dalam dunia kepariwisataan, objek dan atraksi wisata merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan berkembang tidaknya suatu industri pariwisata. Istilah


(16)

objek dan atraksi wisata ini baru dikenal oleh masyarakat kita setelah dikeluarkanya UU No. 24 tahun 1990 tentang kepariwisataan sebagai berikut :

1. Keputusan Menparpostel No. KM. 98/PW/MPPT-87 tentang Ketentuan Usaha Objek Wisata, menyatakan bahwa “…Objek Wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

2. Keputusan Bersama Menparpostel, Mendikbud dan Mendagri No. KM 139/PW/.004/MPPT-89; No. 0712/u/1989 tentang Pembinaan dan Pengembangan Objek Wisata Budaya, menyatakan bahwa “…Atraksi Wisata adalah tempat atau keadaan alam, system sosial, budaya serta peninggalan sejarah dan perwujudan ciptaan manusia yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan”.

Jika kita perhatikan secara sepintas kedua unsur di atas, yaitu objek dan atraksi wisata memiliki pengertian yang sama, namun sesungguhnya terdapat sedikit perbedaan. Adapun perbedaanya adalah : “…Objek Wisata yaitu suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang sudah ada secara turun-temurun ataupun yang dibangun serta dikembangkan, sehingga mempunyai daya tarik”. Sedangkan “…Atraksi Wisata (Tourist Attraction) yaitu segala sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan serta untuk dinikmati yang memerlukan persiapan terlebih dahulu untuk disuguhkan bagi wisatawan”, (Dalam yoeti, 1996 : 178, 181).

Menurut Marioti (Dalam Yoeti, 1996:172), jika ditinjau dari beberapa unsur yang terkandung di dalamnya, objek dan atraksi wisata memiliki pengertian sebagai


(17)

segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karena itu objek dan atraksi wisata sebagai daya tarik wisata dapat dibagi ke dalam 4 kelompok , yaitu sebagai berikut:

1. Alam (nature) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan diusahakan menjadi tempat wisata yang dapat dinikmati dan dapat memberi kepuasan bagi wisatawan,misalnya keindahan alam, flora dan fauna, pemandangan alam, dan lain-lain.

2. Kebudayaan (culture) adalah segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia, misalnya upacara adat dan upacara keagamaan.

3. Buatan manusia (man made) adalah segala sesuatu yang merupakan hasil karya ciptaan manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya candi-candi, prasasti,monument, dan kerajinan tangan.

4. Manusia (human being) adalah segala sesuatu yang merupakan aktivitas atau kegiatan hidup manusia (way of life) yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya suku-suku pedalaman yang berada di daerah Kalimantan dan Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang masih primitif dan unik.

Menurut Soekadijo (1997 : 61-62), atraksi wisata yang baik seharusnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1. Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik.

2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka cara penyajianya harus tepat.

3. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama 4. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus

diusahakan dapat bertahan selama mungkin 2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri kata industri pariwisata disebut dengan istilah Tourism Industry atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah Travel Industry. Sebenarnya pengertian kedua istilah itu dapat disamakan, hanya saja dalam bahasa Indonesia kedua istilah itu lebih menunjukan sifat jamaknya, sedangkan


(18)

yang biasa dipergunakan sehari-hari adalah Industri Pariwisata sama halnya dengan penggunaan istilah Tourism Industry di luar negeri.

Pariwisata sebagai suatu industri baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkanya Instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969 (dalam Yoeti, 1996:11), dimana dalam Bab II pasal 3 disebutkan “…Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Menurut Kusudianto Hadinoto (1996:11), “…Industri Pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi, dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang berpergian (pelancong atau musafir)”.

Sementara itu Bernecker (1956) mengatakan bahwa, “…Industri Pariwisata merupakan kesatuan ekonomi yang memberi pelayanan untuk memberi kepuasan serta memenuhi kebutuhan wisatawan atau yang berkaitan dengan itu”. (Dalam Yoeti, 2003 :52)

Pendapat di atas mempunyai kesamaan pengertian dengan definisi yang diberikan oleh R.S. Damarjadi (Dalam Yoeti, 1996: 153), yakni “…Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa yang dibutukan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama dalam perjalananya”.

Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata dapat dikatakan sebagai suatu industri karena dibentuk oleh beberapa atau gabungan dari


(19)

berbagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa ataupun non jasa yang saling bekerja sama dan sama-sama bekerja menghasilkan suatu barang atau produk wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama dalam perjalananya semenjak ia meninggalkan tempat kediamanya dimana biasa ia tinggal sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke rumah dari mana ia berangkat semula.

Untuk dapat membedakan antara industri biasa pada umumnya dengan industri pariwisata, berikut ini dijelaskan sifat-sifat khusus industri pariwisata yang dapat menuntun kita kepada pengertian yang benar akan industri pariwisata (Dalam Yoeti, 1996: 169-167) :

1. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapat di pindah tempatkan. 2. Kegiatan produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan.

3. Hasil dan produk industri tidak dapat ditimbun, seperti halnya terjadi pada industri barang lainya.

4. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standar atau ukuran yang obyektif, seperti halnya dengan industri barang lainya yang mempunyai ukuran panjang,lebar, isi, dan lain-lain.

5. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya.

6. Dari segi kepemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sasaran kepariwisataan yang memakan biaya besar, memiliki tingkat resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan sangat peka sekali.

2.3 Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris, agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Pengembangan agrowisata atau desa


(20)

wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapanya petani bisa lebih kreatif mengola usaha taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan.

Menurut Yoeti (2000:143) “…Agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik bagi wisatawan”. Dan menurut R.S. Damardjati (1995:5) “…Agrowisata adalah wisata pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan yang mengunjunginya”. Aspek-aspek itu antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya, penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahanya, lingkungan alam dan juga sosial budaya disekelilingnya.

Pengembangan agrowisata merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia wisata untuk liburan di desa. Atraksi dari agrowisata adalah pengalaman bertani dan menikmati produk kebun bersama dengan jasa yang disediakan. agrowisata telah berkembang dan tercatat dalam basis data Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan besar hingga petani kecil yang dikelola secara modern maupun tradisional dengan latar belakang keindahan alam.


(21)

Agrowisata dapat dikelompokan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), Deptan (2005:94) yakni”…kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan”. Antara ekowisata dan agrowisata berpegang pada prinsip yang sama. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Wood, 2000 (Dalam Pitana, 2002) adalah sebagai berikut:

1. Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.

2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian.

3. Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.

4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi. 5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan

penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.

6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.

7. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.

8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.

9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikanya dengan lingkungan alam dan budaya.

Menurut Utama (2005) Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup, ruangan terbuka atau kombinasi antara keduanya.


(22)

Agrowisata ruang terbuka dapat dilakukan dalam dua pola yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut :

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dimana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatanya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksananya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1996), prinsip yang harus dipegang dalam sebuah perencanaan agrowisata yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan agrowisata sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu berada,

2. Perencanaan dibuat secara lengkap, tetapi sesederhana mungkin,

3. Perencanaan mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat sekitar,

4. Perencanaan selaras dengan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber dana dan teknik-teknik yang ada dan


(23)

Ada beberapa aspek yang perlu dilaksanakan untuk pengembangan wisata agro menurut Situs Departemen Pertanian (2007) yaitu:

1. Aspek pengembangan sumber daya manusia 2. Aspek sumber daya alam

3. Aspek promosi, baik melalui media informasi atau dari mulut ke mulut 4. Aspek sarana transportasi

5. Aspek kelembagaan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat

Pengembangan agrowisata diharapkan sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan sehingga akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian.


(24)

BAB III

TINJAUAN UMUM DAERAH CIWIDEY

3.1 Keadaan dan letak geografi

Ciwidey adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang berjarak ± 8 Km di sebelah selatan kota Bandung, dapat ditempuh dengan transportasi darat selama lebih kurang satu setengah jam perjalanan. Ciwidey terletak pada ketinggian ± 1600 diatas permukaan laut yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung yang terletak pada koordinat 6° 41` - 7° 19` LS dan 107 °22` - 108° 5` BT, dan berbatasan dengan :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Garut

Luas Kabupaten Bandung lebih kurang 1.762,39 km2 dengan jumlah penduduk lebih kurang 3.038.038 jiwa pada survei tahun 2007. Terdapat 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung dan 277 Desa/Kelurahan. Salah satunya adalah Kecamatan Ciwidey yang mempunyai 7 desa/kelurahan antara lain : Ciwidey, Lebakmuncang, Panundaan, Panyocokan, Rawabogo, dan Sukawening.

Kecamatan Ciwidey berhawa dingin dengan suhu rata-rata 23,5 C. Suhu udara yang sejuk menjadikan Ciwidey sebagai daerah perkebunan dan agrowisata serta


(25)

sangat ideal sebagai daerah peristirahatan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. (Pengembangan Pariwisata Bandung Selatan, 2010)

3.2 Kependudukan

Di Kecamatan Ciwidey mayoritas penduduknya adalah suku Sunda yang bertutur dengan menggunakan bahasa sunda dan diikuti dengan suku Jawa, Betawi dan Cirebon. Agama yang dianut mayoritas adalah Islam diikuti dengan Agama Kristen, Budha dan Hindu. Sebahagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian dan juga bercocok tanam hal ini dikarenakan keadaan tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk daerah pertanian. Dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, maka banyak jenis tanaman dan buah-buahan yang dihasilkan di daerah ini. Selain itu penduduk di di daerah Ciwidey juga sebagian bermata pencaharian di bidang Industri, Perdagangan dan Sektor Pelayanan.

3.3 Kepariwisataan daerah Ciwidey 3.3.1 Potensi Objek

Daerah Ciwidey yang terletak di dataran tinggi yang mempunyai udara sejuk dan kondisi alamnya yang sangat mendukung menyimpan potensi yang luar biasa yang dapat diandalkan untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra pembangunan daerah wisata. Adapun beberapa objek wisata yang berada di daerah tersebut antara lain :


(26)

1. Situ Patenggan

Situ Patenggang adalah sebuah danau yang disertai legenda klasik kerajaan masa lampau. Sejarah atau mitos tentang situ atau danau ini muncul ke permukaan disebabkan karena seorang pangeran keponakan Prabu Siliwangi, Ki Santang dan seorang putri gunung nan cantik jelita, Dewi Rengganis yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keduanya karena dipisahkan oleh keadaan. Sehingga air mata mereka membentuk sebuah situ atau danau. Selanjutnya danau itu dinamai Situ Patenggan yang diambil dari kata pateangan-teangan yang berasal dari bahasa sunda yang artinya saling mencari-cari. Pada akhirnya mereka dapat berkumpul kembali pada sebuah batu di situ tersebut yang diberi nama batu cinta. Di dalam danau terdapat berbagai jenis ikan, antara lain mujair, nila, ikan mas, nilem, lele, dan paray. Di sekitar danau hidup berbagai burung berparuh panjang, yang oleh masyarakat setempat dinamai burung blekek dan tikukur. Di sekitar danau juga terdapat hutan lindung yang ditumbuhi rumput dan pepohonan khas Jawa Barat. (Her Suganda, 2011)

2. Kawah Putih

Kawah putih terletak di daerah Selatan Kota Bandung, berjarak 46 km atau 2,5 jam dari kota Bandung sampai pintu gerbang menuju lokasi kawah. Dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekitar 5 km atau bisa ditempuh sekitar 20 menit. Melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan pemandangan hutan alam dengan aneka ragam spesies tanaman. Kawah putih terletak di sebuah gunung yang bernama Gunung Patuha. Dahulu kala, masyarakat menganggap kawah ini kawasan yang angker karena banyak burung mati ketika melewati kawah ini.


(27)

Kepercayaan inipun lantas dibantah, ketika pada tahun1837 seorang ilmuan Belanda Jerman Dr. Franz Wilhelm Junghun yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam melakukan penelitian dan menemukan bahwa keangkeran tersebut tidak lain disebabkan oleh adanya semburan lava belerang yang berbau sangat menyengat. Namun saat ditemukanya fakta tersebut masyarakat belum tertarik menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Baru setelah PT. Perhutani mengembangkan tahun 1987, kawasan Kawah Putih dijadikan sebuah objek wisata di Jawa Barat. Air kawah di gunung ini selain warna airnya yang terang dan juga selalu berubah-ubah. Inilah yang pada akhirnya menjadi daya tarik tersendiri.

Permukaan kawah umumnya berbatu dan berpasir warna putih, sehingga kawah ini kemudian dikenal sebagai kawah putih. Beberapa peneliti mengatakan bahwa Gunung Patuha masih aktif, sehingga ditemukan beberapa pancaran kawah yang masih bergejolak. Didekat tempat ini pula ditemukan sebuah goa sedalam 5 meter yang pernah dipakai sebagai tambang belerang.

Keindahan danau Kawah Putih, memang sangat mempesona dan menakjubkan. Ditambah lagi suhunya yang sejuk sepanjang hari. Mungkin karena kawah ini terletak di gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.434m diatas permukaan laut. Bahkan, jika sudah mengetahui keajaiban alamnya, pasti akan mengatakan tak ada kawah yang seindah kawah putih. (Her Suganda, 2011)

3. Penangkaran Rusa Ranca Upas

Penangkaran Rusa Ranca Upas terletak di desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Wahana wisata ini terletak pada ketinggian 1700 m di


(28)

atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata 18-230 C dengan curah hujan 3740-4050 mm/tahun. Hutan alam di sekitar Ranca Upas ditumbuhi pohon Puspa, Jamuju, Huru, Kitambang, Kihujan, Hamirung dan Kurai. Sedangkan fauna yang dapat ditemukan di kawasan ini antara lain burung tekukur, gagak, elang, monyet dan macan.

Pemandangan hutan alam serta penangkaran rusa dengan dengan kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya berkemah, lintas alam dan pemandian air panas. Pemandangan khas bumi perkemahan Ranca Upas adalah rusa-rusa jinak. Tujuh ekor rusa pertama yang di ambil dari ragunan untuk ditangkarkan di Ranca Upas di atas areal seluas 4-5 hektar. Tapi, setelah populasinya bertambah, hewan-hewan itu tumbuh menjadi daya pikat bumi perkemahan. (Her Suganda, 2011)

4. Pemandian Air Panas Alam Cimanggu

Kolam pemandian air panas cimanggu berada pada ketinggian kurang lebih 1.100m di atas permukaan laut. Dikawasan objek wisata ini para pengunjung dapat berjalan-jalan santai sambil menikmati kesejukan udara dan keindahan alam disekitar objek wisata yang mempunyai dataran landai serta kawasan yang sedikit bergelombang. Cimanggu terkenal dengan sumber air panasnya, dengan kandungan belerang yang dapat dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan rematik ditempat ini juga disediakan berbagai fasilitas kegiatan berwisata seperti kolam renang untuk anak dan dewasa, kamar-kamar tempat berendam serta area tempat bermain anak. ( Her Suganda, 2011).


(29)

5. Perkebunan Teh

Keindahan panorama perkebunan teh merupakan daya tarik tersendiri daerah wisata Ciwidey. Hamparan perkebunan teh yang tertata rapi dengan udara yang sejuk dan segar memberikan kesan bagi siapa saja yang berkunjung.

6. Kampung Stroberi

Di daerah Ciwidey banyak sekali terdapat kebun stroberi yang di kelola secara tradisional hingga professional. Stroberi adalah penghasilan utama penduduk di Ciwidey. Hampir semua petani di Ciwidey menanam stroberi, dari di kebun hingga pekarangan rumah. Wisatawan yang berkunjung diperbolehkan memetik sendiri, sehingga ada kesan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung saat memetik stroberi. 7. Kawah Cibuni

Letaknya kawah ini di kompleks gunung sepuh, Ciwidey. Areal kawah ini memang layak dijadikan objek wisata. Panorama yang bagus dan juga hawanya yang sejuk membuat kesenangan tersendiri bagi wisatawan. Meskipun jarak yang ditempuh lumayan jauh, tetapi selalu saja ada orang berkunjung ke tempat ini untuk berekreasi. Selain itu, ada pula yang berkunjung khusus untuk melakukan puja semedi dan pengobatan alternatif. Tempat ini ditemukan oleh Jaka Lelana tahun 60-an. Jaka Lelana adalah seorang pertapa yang sudah berkelana ke berbagai penjuru. Suatu ketika, ia menemukan tempat ini setelah bertapa sekian lama. Jaka lalu masuk ke dalam aliran Kawah Cibuni yang panas, namun tidak mengalami sesuatu apapun pada tubuhnya. Jaka justru merasakan sesuatu yang aneh menjalari tubuh. Ada semacam kekuatan yang meresap hingga tulang sumsum. Tak lama kemudian ia sadar bila air dari kawah itu bisa menjadi obat mujarab untuk menangkal segala penyakit. Hanya


(30)

saja, saat Jaka naik kembali, tubuhnya mulai merasakan hawa panas dari air kawah. Teryata, sewaktu masuk ke dalam air dirinya punya kekebalan akan rasa panas.

Air panas yang dihasilkan dari Kawah Cibuni memang mujarab mengobati berbagai macam penyakit. Namun tidak semua orang kuat merasakan hawa panasnya. Dia lantas melakukan semadi, berkomunikasi dengan penguasa alam gaib tempat itu. Tempatnya di sekitar Pancoran Lima. Akhirnya, Jaka menemukan cara agar tempat itu bisa dijadikan pemandian yang berfungsi untuk mengobati orang. Caranya, setiap akan melakukan pengobatan harus di adakan semacam ritual berupa permohonan doa kepada yang maha kuasa. Usai ritual, barulah air kawah bisa dipakai mandi, tanpa merasakan panas meskipun air kawah dalam keadaan mendidih. Selanjutnya oleh Jaka tempat itu kemudian dimodifikasi menjadi tempat pemandian, sekaligus tempat olah kebatinan. Sejak saat itu, banyak orang menemukan kesembuhan setelah berendam di Kawah Cibuni. Karena di makan usia, Ki Jaka kemudian meninggal dunia. Peran beliau mengobati sesama digantikan oleh putranya, Ki Ulloh Maulana. Dan seterusnya, setelah Ki Ulloh wafat, dilanjutkan istrinya Ibu Popon Ratnawaty, yang hingga kini dengan setia menunggui Kawah Cibuni sekaligus menjadi juru kunci (Eko Risanto, 2009).

3.3.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata

Menurut Rahmat Lubis (1981 : 3) “…Prasarana adalah Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan untuk memenuhi kebutuhanya”. Dunia kepariwisataan juga mengenal prasarana dan sarana, dan bahkan tanpa prasarana dan sarana dunia


(31)

kepariwisataan tidak dapat memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan. Adapun prasarana yang tersedia antara lain:

1. Pada akhir tahun 2010 mulai dilaksanakan pembangunan jalan tol Soreang-Pasirkoja dan pelebaran jalan Ciwidey-Rancabali-Cianjur Selatan. Rencananya peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Soraja dilakukan akhir 2010 dan diharapkan selesai pada tahun 2013.

2. Pembangkit listrik dan air bersih yang sudah tersedia 3. Penyulingan bahan bakar minyak

4. Sistem telekomunikasi 5. Prasarana keamanan

Sarana pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan mundurnya pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Maju sarana kepariwisataan tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Sarana pariwisata yang tersedia meliputi :

1. Perusahaan perjalanan seperti agen perjalanan dan biro perjalanan 2. Sarana transportasi terutama transportasi angkutan wisata


(32)

BAB IV

BUDI DAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

4.1 Sejarah Tanaman Stroberi

Strawberry di kenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa belanda, aardbei yaitu sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di Indonesia, buah ini di sebut “stroberi”. Ada kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies yang paling umum ditanam untuk di jual adalah dari hasil penyilangan Fragaria x ananassa. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman semak.

Nama lain buah lambang cinta ini adalah Fragaria. Nama tersebut berkaitan dengan ‘fragrance’ atau ‘aroma’. Sedangkan nama strawberry berasal dari bahasa inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari strew atau “straw” dan berige atau “berry”. Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Konon nama tersebut berkaitan dengan ‘straw’ alias merang yang di pakai untuk mengalasi buah strawberry.

Tanaman ini sudah di budidayakan secara luas di area subtropika berbagai belahan bumi. Melalui persilangan jenis tanaman ini di hasilkan berbagai jenis stroberi baik dari ukuran, warna, bentuk, dan rasanya. Sebagai contoh, stroberi jenis fragaria virginiana dari amerika utara di kenal dengan aromanya yang baik sedangkan jenis fragaria chiloensis dari Chili di kenal dengan ukurannya yang besar.


(33)

Buah stroberi memang bukan buah asli Indonesia. Tanaman yang tergolong sebagai tanaman buah herba ini pertama kali di temukan di Negara Chili, Amerika. Salah satu spesiesnya yang terkenal adalah Fragaria chiloensis yang menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Selain itu, ada spesies Fragaria vesca yang penyebarannya lebih luas lagi dan jenis stroberi inilah yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Sekarang ini ada lebih dari 700 macam buah stroberi yang menyebar di seluruh penjuru dunia dan yang banyak kita temukan di pasar swalayan adalah stroberi modern (komersil) fragaria x ananassa var duchesne yang di hasilkan dari persilangan F. virgina var Duchesne asal amerika utara dengan F. chiloensis var Duchesne asal Chili. Negara penghasil stroberi terbesar di dunia adalah Amerika Serikat yang mencapai 245% dari total produksi dunia. Negara produsen lain yang cukup potensial adalah Jepang, Meksiko, Polandia, Italia, dan New Zealand.

Di Amerika Serikat, stroberi di tanam terutama di Negara bagian California dengan luas areal mencapai 37,7% dari seluruh areal produksi stroberi AS. Negara bagian lain yang juga memproduksi stroberi adalah Florida, Oregon, Washington, Louisiana, Michigan, New York, Ohio, New Jersey, dan Arkansas. Beberapa kultivar stroberi yang banyak di tanam adalah Douglas, Pajaro, Chandler, dan Parker. Indonesia pun tidak ketinggalan. Walaupun tidak sehebat di AS, stroberi juga sudah di kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Nenek moyang stroberi yang di budidayakan di Indonesia berasal dari Amerika.


(34)

Buah stroberi yang di tanam di berbagai wilayah di dunia berasal dari buah berry liar. Kalau awal jenisnya tak sampai 10 jenis, kini berkat perkembangan teknologi pangan jenis stroberi menjadi ratusan. Hampir tiap wilayah memiliki jenis yang berbeda. Demikian juga jenis stroberi yang di tanam di Indonesia, ada yang berasal dari Belgia, Italia, dan Belanda. Bentuk buahnya ada yang kecil merah, kecil agak pucat hingga jenis manis yang besar berwarna merah menyala.

Pada pertengahan tahun 1990-an, tanaman buah ini mulai di kenal dan di kembangkan oleh petani Indonesia, khususnya oleh petani Rancabali Bandung, Jawa Barat. Stroberi tumbuh cukup baik di daerah ini karena udaranya dingin menyerupai habitat aslinya. Jenis stroberi yang banyak di tanam penduduk adalah fragaria nilgerrensis, yang oleh warga setempat lebih di kenal sebagai stroberi nyoho. Stroberi jenis lain yang juga mulai dibudidayakan adalah stroberi California (Fragaria versca), Holland, dan Ananassa (Fragaria ananassa).

Sekitar tahun 1995, seorang petani diketahui membeli bibit stroberi dari luar negeri dan mencoba menanamnya di Rancabali. Namun baru dua tahun kemudian, yaitu tahun 1997, stroberi menjadi tanaman yang umum ditemui di halaman rumah penduduk. Menyadari potensinya, pada tahun 1999 masyarakat mulai menaman stroberi dalam skala besar.hanya saja ketika itu, pemasaran buah berwarna merah berbintik kuning itu masih sulit karena mudah membusuk sedangkan pemasaranya pun tidaklah jauh, baru seputar Bandung.


(35)

Sekitar tahun 2000, pasar stroberi mulai merambah ke luar Bandung, yaitu ke Jakarta. Menyusul perbaikan di segi pengumpulan, pengemasan dan pemasaran, terjadi booming stroberi pada tahun 2001. Setelah tiga tahun berselang, di tahun 2004 kebun stroberi mendominasi pertanian di dua kecamatan yang letaknya tidak jauh dari Gunung Patuha. Ciwidey dan Rancabali yang dulu dikenal dengan kebun tehnya, sekarang lebih dikenal dengan kebun stroberi.

Selain di daerah Jawa Barat, tanaman stroberi juga dapat di jumpai di Jawa Tengah, yaitu di sentra pertanian Tawangmangu Kabupaten Karang Anyar. Jenis stroberi yang di budidayakan yaitu jenis daun keriting tristar yang memang cocok di tanam di daerah ini. Budidaya stroberi juga sudah di lakukan di daerah Sukabumi, Cipanas, Lembang, Batu, dan Bedugul (Bali). Warna buah yang sangat mencolok dengan bentuk mungil serta rasa yang manis segar telah menempatkan stroberi sebagai tanaman buah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Warna dan rasanya yang khas menyebabkan buah stroberi sangat di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga usia lanjut.

Paduan rasa manis dan asam, rupanya sudah jadi ciri buah mungil ini. Uniknya, biji buah ini berada di bagian luar buah berbentuk sangat kecil sehingga membuat tampilan buah jadi makin solid. Stroberi di jadikan lambang cinta pada zaman yunani kuno. Apa karena bentuknya yang seperti hati? Teryata bukan. Stroberi di jadikan sebagai lambang cinta oleh masyarakat yunani kuno karena warna, rasa, dan manfaat buah ini. Buah berwarna merah ini kaya akan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga stroberi mempunyai khasiat yang


(36)

sangat banyak. Selain itu stroberi teryata kaya vitamin C, rendah kalori, mengandung serat, folat, potasium,serta asam ellagic. Stroberi masih termasuk jenis buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ada yang mematok dengan harga Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- per kilogramnya. Bervariasinya harga buah ini di sesuaikan dengan jenis-jenis stroberi.

Sepertinya, harga elit buah ini tak berpengaruh pada prospek agrobisnis stroberi. Di Indonesia sendiri, prospeknya cukup cerah. Itu di lihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yang meningkat. Pasalnya, potensi budidaya stroberi ini juga di dukung oleh kondisi kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Seperti di Jawa Barat yang sudah cukup lama jadi produsen stroberi jenis lokal. Tak sedikit yang memanfaatkan lokasi ini sebagai lahan budidaya stroberi. Bahkan terlihat orang berbondong-bondong ke daerah puncak ini hanya untuk meluangkan waktu liburan sambil menikmati stroberi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

4.2 Manfaat Stroberi

Menurut Wijayakusuma (1992) banyak manfaat yang terkandung dalam buah stroberi, antara lain baik untuk kesehatan. Adapun manfaat dari buah stroberi yaitu:

1. Stoberi mampu menyusutkan kadar kolestrol.

2. Stroberi dapat membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam ellagic yang dikandungnya.

3. Stroberi mengandung zat anti bakteri dan anti radang.

4. Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang ada pada stroberi lebih tinggi dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga stroberi merupakan buah yang efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh (Oksidasi ialah hancurnya jaringan tubuh karena radikal bebas. Oksidasi juga bertanggung jawab pada proses penuaan)


(37)

5. Stroberi yang kaya vitamin C sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak 6. Stroberi yang hanya sedikit mengandung gula juga cocok untuk diet bagi

penderita diabetes

7. Stroberi yang dimakan teratur dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit terlihat lebih cerah dan bersih.

8. Stroberi dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi

9. Kebutuhan vitamin C orang dewasa per harinya dapat dicukupi oleh 8 buah stroberi (98 mg). Kebutuhan serat juga sekaligus dapat terpenuhi.

4.3 Peran Stroberi Dalam Menunjang Kepariwisataan

Kawasan wisata Ciwidey di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kini punya daya tarik lain. Tempat itu tidak lagi hanya menyuguhkan panorama yang eksotik, tetapi juga sudah di lengkapi dengan wisata agro. Beberapa objek wisata yang terletak di antara kecamatan Ciwidey dan Rancabali dikenal sebagai primadona wisata di Bandung Selatan dengan objek wisata kawah putih Ciwidey, Situ Patengan, maupun pemandian air panas Cimanggu. Menurut perhitungan, seorang wisatawan akan segera bosan dalam waktu dua jam di dalam objek wisata alam yang tanpa aktivitas alias diam. Bahkan,bila tidak ada kegiatan lain yang ditawarkan, rasa bosan bisa datang lebih cepat dari dua jam/papar Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Yoharman Syamsu”.

Untuk memberi kesan yang unik bagi wisatawan, di objek wisata Ciwidey kini di kembangkan agrowista stroberi, yaitu di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, dan Pasirjambu. Letaknya di sepanjang jalur menuju objek wisata alam Ciwidey. Harapannya, agrowisata ini mampu penjadi ciri khas yang menguatkan objek wisata alam sehingga wisatawan yang datang ke Kawah Putih bisa mampir dan merasakan pengalaman yang berbeda. Sama dengan agrowisata di Kota Batu, Jawa Timur, yang


(38)

menawarkan agrowisata petik apel langsung, wisatawan di Ciwidey juga diperbolehkan memetik langsung stroberi di kebun-kebun milik petani. Mereka bebas mengelilingi kebun yang dipenuhi ratusan tanaman stroberi. Mereka bisa mengambil buah berdasarkan warna yang merah atau ukuran yang besar. Setelah merasa cukup, buah hasil petikannya diserahkan kepada pihak pengelola wisata alam tersebut untuk ditimbang dan dibayar. Harganya mencapai Rp. 25.000-35.000,- per kilogram. Buah yang telah dibeli itu bisa dibawa untuk oleh-oleh atau cemilan ditengah jalan atau bisa langsung diblender untuk dijadikan jus.

Kawasan wisata Ciwidey ini terletak sekitar 25 Kilometer arah selatan Kota Bandung. Untuk menuju kawasan wisata agro tersebut, wisatawan bisa mengambil arah menuju Kawah Putih Ciwidey karena lokasinya beberapa kilometer sebelum kawah. Wisatawan bisa memilih kebun stroberi yang mereka kunjungi. Hal yang di tawarkan di semua kebun stroberi umumnya suasana asri yang di dukung panorama gunung Patuha sebagai latar belakang. Lingkungan yang masih terjaga membuat wisatawan akan betah.udara terasa segar yang tentu jauh dari polusi seperti di kota besar.produk olahan di setiap kebun juga dijual berbagai produk olahan berbahan dasar stroberi, seperti dodol, sirop, dan slai. Produk olahan ini dibuat agar bisa dijadikan buah tangan karena umurnya lebih lama dari pada buah segar.

Produk olahan ini diproduksi oleh satu kelompok petani yang tergabung dalam satu koperasi dengan label ”yuriberry”. Dalam sehari, produksi stroberi yang diserap rata-rata hanya 25 kilogram sedangkan sebagian besar produksi buah stroberi para petani Ciwidey ini, setelah dikemas dalam plastik di pasarkan ke pasar-pasar swalayan,seperti di Bandung,Bogor,dan Jakarta. Yoharman menambahkan,yang di


(39)

tawarkan dalam agrowisata stroberi petik sendiri adalah pengalaman unik yang bisa di rasakan wisatawan. Seorang wisatawan bisa mendapat pengalaman yang berbeda dengan wisatawan lain yang berada di tempat dan waktu yang sama. Alasannya, pengalaman seseorang mencari buah stroberi yang dinilai paling bagus dan rasa puas menemukan serta memetik sendiri buah dari masing-masing orang tidak sama.

Ada puluhan kebun stroberi milik petani disini. Cukup banyak wisatawan yang datang kembali ketempat wisata ini satu bulan kemudian. Data pihak pariwisata Kabupaten Bandung menunjukkan 63% wisatawan yang datang ke Bandung mengunjungi wisata stroberi itu. Agrowisata stroberi juga semakin dikenal ketimbang alamnya.tak ada data resmi menyangkut jumlah pengunjung agrowisata stroberi di Ciwidey karena para pengunjung agrowisata sebagian besar adalah pengunjung Objek wisata alam Kawah Putih Ciwidey. Data kasar menyebutkan, pada hari libur rata-rata pengunjung bisa mencapai 35.000 orang, sedangkan pada hari biasa mencapai sekitar 3000 orang. Sejak tahun 2006, bisa dikatakan sebagai buming agrowisata stroberi. Buktinya, makin banyak lahan pertanian sayur yang berubah menjadi perkebunan stroberi danm diikuti dengan petaninya, produksi buah stroberi yang meningkat, pengunjung yang bertambah banyak, dan ada sejumlah pembangunan fasilitas umum meski belum tuntas seluruhnya..

Yoharman optimis wisata petik sendiri ini akan bertahan lama dan sulit ditiru oleh daerah lain. Salah satu penjelasannya adalah faktor lokal genius. Sekitar 40 kebun yang ada di 3 kecamatan ini dikelolah sendiri oleh petani sehingga bila ada wisatawan yang dating lebih terasa seperti mengunjungi kebun petani. Penghalaman “kembali ke alam” inilah yang sulit di tiru di daerah Bandung lainnya. Lalu kenapa


(40)

pilihannya adalah stroberi? Ketua kelompok Mitra Tani Doddy Abdurrahman, yang mermperkenalkan wisata stroberi petik sendiri, mengemukakan ada beberapa alasan. Misalnya, nama buah itu sudah dikenal secara international, cara memakannya pun praktis, dan buah tersebut dikenal mengandung zat yang mampu mengurangi resiko kanker. Selain itu, daerah Ciwidey yang berbentuk pegunungan memenuhi syarat tumbuh stroberi, seperti ketinggian, suhu, dan kelembaban. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah usaha tersebut di dukung sumber daya petani yang berjumlah 137 orang. Jumlah itu merupakan peningkatan pesat dari awal pelaksanaan agrowisata pada tahun 2001, yakni hanya beberapa petani, produksi buah stroberi, rata-rata mencapai 2 ton hingga 5 ton perhari,bergantung pada cuaca.

Produksi buah stroberi lebih bagus pada musim kemarau karena lebih terhindar dari kemungkin daun rontok akibat terkena air hujan. Tanaman stroberi panen setiap 2 hari. Artinya, kelangsungan produksi bisa menjamin ketersediaan stroberi untuk diolah maupun untuk agrowisata. Ciri khas sekaligus keunggulan stroberi adalah rasanya yang manis bercampur masam. Rasa inilah yang membuat para penggemarnya selalu ketagihan. Sulitnya meniru tempat budidaya stroberi membuat jumlahnya jarang melebihi permintaan sehingga harganya mahal. rasanya kurang lengkap jika kita berkunjung ke Bandung tidak meluangkan waktu sejenak untuk mengunjungi wisata stroberi tersebut.

4.4 Pertanian Organik Sebagai Upaya Meningkatkan Jumlah Wisatawan Kini, beberapa petani stroberi di Ciwidey mulai serius menggeluti stroberi organik. Buah stroberi organik hasil budidaya pertanian ekologis ini tak perlu ragu


(41)

untuk langsung mencicipinya, sebab tidak seperti stroberi yang menggunakan pestisida dan pupuk kimia, stroberi organik yang dibudidayakan oleh para petani ini bebas dari unsur kimia, bersih sesegar alam sekitarnya. Jika pertanian ekologis stroberi ini dikembangkan dengan serius, akan muncul harapan baru bangkitnya investasi pertanian dan agrowisata yang meningkat.

Petani yang merintis pertanian stroberi dengan sistem pertanian ekologis sebelumnya tidak yakin akan berhasil. Tapi melihat hasilnya yang berbeda jauh dengan pertanian stroberi yang menggunakan pestisida dan pupuk kimia, satu per satu petani mulai mempercayainya. Beberapa petani ini bergabung dalam sebuah program pertanian stroberi yang mengusung bahan-bahan alami atau organik sebagai pengganti pestisida dan pupuk kimia. Stroberi hasil pengembangan organik ini teryata memang berbeda. Secara kasat mata, stroberi organik warnanya lebih cerah walaupun ukuranya sama dengan stroberi hasil pemupukan dan pestisida kimia. Rasanya lebih manis, dan tahan sampai empat hari, beda dengan yang pakai kimia, yang hanya tahan tiga hari.

Kualitas ini dihargai tinggi oleh pasar, lebih tinggi ketimbang stroberi nonorganik. Kualitas baik, harga jual tinggi, namun biaya produksi kecil menjadi buah unggul yang kompetitif. Sebuah terobosan bagi pertanian sayur-mayur dan buah-buahan. Dalam kurun satu bulan panen perdana, para petani itu telah berhasil mengembangkan tanaman stroberi organik lebih dari 20 ribu batang. Dari total tanaman itu, yang sudah panen sebanyak 3.000 batang. Pada musim hujan, para petani bisa mencapai keberhasilan panen stroberi dari 3.000 batang itu 60% saja. Meskipun hanya bisa mencapai angka 60% pencapaian hasil panen ini, namun


(42)

mereka sudah untung. Sebab beberapa beberapa beberapa petani stroberi nonekologis banyak yang gagal panen akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.

Untuk pupuk dan pestisida nabati, digunakan bahan-bahan alami, dengan memanfaatkan bahan alam dan limbah organik yang ada di sekitar. Dengan kondisi perubahan musim ini, pencapaian hasil panen pertanian ekologis stroberi juga berbeda secara mencolok. Dimana, pola perilaku pertanian pestisida kimiawi hanya mampu mencapai hasil 30% dari total produksi. Sedangkan pola pertanian stroberi ekologis masih mampu mencapai hasil produksinya hingga 60%. Dengan 60% kemampuan produksi, keuntungan bersih yang bisa mereka peroleh di awal masa panen 3.000 batang cukup lumayan. Bila dengan asumsi yang sama, maka panen beberapa minggu mendatang untuk total 5.000 batang stroberi akan mencapai target setiap bulan. Keuntungan ini didapat bila penjualan produk stroberi bertahan pada harga yang sama per kilogram. Bila dikalkulasi, berapa besar lagi margin profit jika curah hujan rendah. Tentunya pada musim kemarau.

Pemakaian unsur alami pada tanaman stroberi ini secara tidak langsung menjaga nilai ekologis terhadap lahan. Bukan hanya meningkatkan perekonomian petani saja, tapi juga menciptakan kondisi lahan yang terus berkelanjutan. Penggunaan pestisida alami hanya berfungsi mengusir hama bukan mematikan. Hal ini akan menjaga agar hama dan penyakit tidak kebal terhadap obat. Pemakaian pestisida kimia dapat membuat hama kebal, bukanya menyelesaikan masalah, namun pertumbuhan hama justru semakin banyak. Di sisi lain, penggunaan pupuk kandang sebagai bahan pupuk alami, secara tidak langsung mengurangi aktvitas pengambilan humus oleh masyarakat di hutan subur, ekonomi rakyat meningkat, dan hutan terjaga.


(43)

Tetapi, gempuran para kapitalis kerap menghancurkan perekonomian petani kecil. Namun, di satu sisi kualitas produksi pangan petani pun sering kali kalah bersaing dengan para penguasa pangan dunia. Kelompok petani ini sudah membuktikan bahwa pertanian organik bukan hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga sebuah investasi besar produk pangan yang siap untuk dilaga dengan produk sejenis di tingkat nasional bahkan internasional. Petani membutuhkan sertifikat, sebagai bukti bahwa produk yang dihasilkan telah melalui percobaan dan penelitian beberapa pihak terkait. Hasil pertanian yang diproduksi, bebas dan tidak terkontaminasi oleh pupuk dan obat-obatan kimia buatan pabrik. Oleh karena itu, para pejabat yang terkait harus berusaha untuk membantu petani mendapatkan sertifikat dari hasil pertanian ekologis, bekerja sama dengan bioinspecta dari swiss, dan lesos dari jawa timur, yang merupakan badan yang berhak mengeluarkan sertifikat terhadap produk pertanian yang bebas dari bahan kimia.

Produk stroberi organik yang dihasilkan petani merupakan produk lebih unggul dari stroberi nonorganik. Kelebihanya antara lain mengurangi asupan bahan kimia beracun ke dalam tubuh dan memberhentikan kemungkinan masuknya sel-sel produk pertanian hasil rekayasa genetika yang sampai kini belum diketahui bahaya dan akibatnya terhadap kesehatan. Dari segi kualitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse rasanya lebih manis, lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ciwidey merupakan daerah objek wisata alam yang tanpa aktivitas. oleh karena itu, untuk melengkapi aktivitas tersebut dikembangkan agrowisata stroberi yang letaknya di sepanjang jalur menuju objek wisata alam Ciwidey. Dimana wisatawan dapat memetik sendiri stroberi yang ada di kebun-kebun milik petani. Umumnya, petani-petani di Ciwidey menanam stroberi secara organik sehingga rasanya lebih manis, lebih tahan lama dan bebas dari bahan kimia. Harapannya, agrowisata ini mampu menjadi ciri khas yang menguatkan objek wisata alam sehingga wisatawan yang datang ke kawah putih bisa mampir dan merasakan pengalaman yang berbeda.

5.2 Saran

Setelah mengambil beberapa kesimpulan seperti tersebut di atas, maka penulis mencoba menyumbangkan buah pikiran penulis dalam bentuk saran-saran sebagai berikut :

1. Pemerintah

Pentingnya campur tangan pemerintah bagi petani kecil agar mendapatkan sertifikat sebagai bukti bahwa produk yang dihasilkan telah melalui percobaan dan penelitian beberapa pihak terkait dan juga bimbingan dan penyuluhan kepada


(45)

masyarakat yang memadai agar mereka siap menerima kedatangan wisatawan dan perlu dibangkitkan suatu keadaan sadar wisata dari masyarakat agar tujuan dan hakekat dari pariwisata tersebut dapat tercapai. Dengan demikian pengaruh pariwisata akan menjadi lebih positif dan sekaligus dapat merangsang pengembangan perekonomian penduduk.

2. Swasta

Dalam mendukung pengembangan agrowisata Ciwidey pihak swasta dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat, dapat membuka kantor cabang bank tertentu di kawasan agrowisata serta memberikan pinjaman dana kepada para petani untuk kelangsungan usaha yang sedang dilakukan.

3. Masyarakat

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dalam mendukung kepariwisataan daerah Ciwidey khususnya agrowisata stroberi, antara lain sebagai berikut :

- Memberikan sambutan baik kepada wisatawan yang datang berkunjung. - Bagi para petani, harus memberikan hasil pertanian yang terbaik dengan

kualitas yang bagus agar lebih menarik perhatian wisatawan. - Menjaga kebersihan di sekitar kawasan perkebunan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Supriyatin, dan Desi Saraswati. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Darmarjati, R.S. 1995. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Prodya Paramita. Hadinoto, Kusdianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Utama, I Gusti. 2005. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Soekadijo, R. G. Anatomi Pariwisata. 1997. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suganda, Her. 2011. Wisata Parijs Van Java. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Stroberi. Jakarta: Nuansa Aulia. Wijayakusuma, H.M., S. Dalimartha, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.

Jakarta: Pustaka Kartini.

Yoeti, Oka A. 2002. Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta: Perca Indonesia.


(47)

Kebun stroberi Ciwidey Sumber: Wisata Jawa Barat


(1)

mereka sudah untung. Sebab beberapa beberapa beberapa petani stroberi nonekologis banyak yang gagal panen akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.

Untuk pupuk dan pestisida nabati, digunakan bahan-bahan alami, dengan memanfaatkan bahan alam dan limbah organik yang ada di sekitar. Dengan kondisi perubahan musim ini, pencapaian hasil panen pertanian ekologis stroberi juga berbeda secara mencolok. Dimana, pola perilaku pertanian pestisida kimiawi hanya mampu mencapai hasil 30% dari total produksi. Sedangkan pola pertanian stroberi ekologis masih mampu mencapai hasil produksinya hingga 60%. Dengan 60% kemampuan produksi, keuntungan bersih yang bisa mereka peroleh di awal masa panen 3.000 batang cukup lumayan. Bila dengan asumsi yang sama, maka panen beberapa minggu mendatang untuk total 5.000 batang stroberi akan mencapai target setiap bulan. Keuntungan ini didapat bila penjualan produk stroberi bertahan pada harga yang sama per kilogram. Bila dikalkulasi, berapa besar lagi margin profit jika curah hujan rendah. Tentunya pada musim kemarau.

Pemakaian unsur alami pada tanaman stroberi ini secara tidak langsung menjaga nilai ekologis terhadap lahan. Bukan hanya meningkatkan perekonomian petani saja, tapi juga menciptakan kondisi lahan yang terus berkelanjutan. Penggunaan pestisida alami hanya berfungsi mengusir hama bukan mematikan. Hal ini akan menjaga agar hama dan penyakit tidak kebal terhadap obat. Pemakaian pestisida kimia dapat membuat hama kebal, bukanya menyelesaikan masalah, namun pertumbuhan hama justru semakin banyak. Di sisi lain, penggunaan pupuk kandang sebagai bahan pupuk alami, secara tidak langsung mengurangi aktvitas pengambilan humus oleh masyarakat di hutan subur, ekonomi rakyat meningkat, dan hutan terjaga.


(2)

Tetapi, gempuran para kapitalis kerap menghancurkan perekonomian petani kecil. Namun, di satu sisi kualitas produksi pangan petani pun sering kali kalah bersaing dengan para penguasa pangan dunia. Kelompok petani ini sudah membuktikan bahwa pertanian organik bukan hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga sebuah investasi besar produk pangan yang siap untuk dilaga dengan produk sejenis di tingkat nasional bahkan internasional. Petani membutuhkan sertifikat, sebagai bukti bahwa produk yang dihasilkan telah melalui percobaan dan penelitian beberapa pihak terkait. Hasil pertanian yang diproduksi, bebas dan tidak terkontaminasi oleh pupuk dan obat-obatan kimia buatan pabrik. Oleh karena itu, para pejabat yang terkait harus berusaha untuk membantu petani mendapatkan sertifikat dari hasil pertanian ekologis, bekerja sama dengan bioinspecta dari swiss, dan lesos dari jawa timur, yang merupakan badan yang berhak mengeluarkan sertifikat terhadap produk pertanian yang bebas dari bahan kimia.

Produk stroberi organik yang dihasilkan petani merupakan produk lebih unggul dari stroberi nonorganik. Kelebihanya antara lain mengurangi asupan bahan kimia beracun ke dalam tubuh dan memberhentikan kemungkinan masuknya sel-sel produk pertanian hasil rekayasa genetika yang sampai kini belum diketahui bahaya dan akibatnya terhadap kesehatan. Dari segi kualitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse rasanya lebih manis, lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ciwidey merupakan daerah objek wisata alam yang tanpa aktivitas. oleh karena itu, untuk melengkapi aktivitas tersebut dikembangkan agrowisata stroberi yang letaknya di sepanjang jalur menuju objek wisata alam Ciwidey. Dimana wisatawan dapat memetik sendiri stroberi yang ada di kebun-kebun milik petani. Umumnya, petani-petani di Ciwidey menanam stroberi secara organik sehingga rasanya lebih manis, lebih tahan lama dan bebas dari bahan kimia. Harapannya, agrowisata ini mampu menjadi ciri khas yang menguatkan objek wisata alam sehingga wisatawan yang datang ke kawah putih bisa mampir dan merasakan pengalaman yang berbeda.

5.2 Saran

Setelah mengambil beberapa kesimpulan seperti tersebut di atas, maka penulis mencoba menyumbangkan buah pikiran penulis dalam bentuk saran-saran sebagai berikut :

1. Pemerintah

Pentingnya campur tangan pemerintah bagi petani kecil agar mendapatkan sertifikat sebagai bukti bahwa produk yang dihasilkan telah melalui percobaan dan penelitian beberapa pihak terkait dan juga bimbingan dan penyuluhan kepada


(4)

masyarakat yang memadai agar mereka siap menerima kedatangan wisatawan dan perlu dibangkitkan suatu keadaan sadar wisata dari masyarakat agar tujuan dan hakekat dari pariwisata tersebut dapat tercapai. Dengan demikian pengaruh pariwisata akan menjadi lebih positif dan sekaligus dapat merangsang pengembangan perekonomian penduduk.

2. Swasta

Dalam mendukung pengembangan agrowisata Ciwidey pihak swasta dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat, dapat membuka kantor cabang bank tertentu di kawasan agrowisata serta memberikan pinjaman dana kepada para petani untuk kelangsungan usaha yang sedang dilakukan.

3. Masyarakat

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dalam mendukung kepariwisataan daerah Ciwidey khususnya agrowisata stroberi, antara lain sebagai berikut :

- Memberikan sambutan baik kepada wisatawan yang datang berkunjung. - Bagi para petani, harus memberikan hasil pertanian yang terbaik dengan

kualitas yang bagus agar lebih menarik perhatian wisatawan. - Menjaga kebersihan di sekitar kawasan perkebunan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Supriyatin, dan Desi Saraswati. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Darmarjati, R.S. 1995. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Prodya Paramita. Hadinoto, Kusdianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Utama, I Gusti. 2005. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pitana, I Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Soekadijo, R. G. Anatomi Pariwisata. 1997. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suganda, Her. 2011. Wisata Parijs Van Java. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Stroberi. Jakarta: Nuansa Aulia. Wijayakusuma, H.M., S. Dalimartha, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.

Jakarta: Pustaka Kartini.

Yoeti, Oka A. 2002. Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta: Perca Indonesia.


(6)

Kebun stroberi Ciwidey Sumber: Wisata Jawa Barat