Pengertian Industri Pariwisata URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karena itu objek dan atraksi wisata sebagai daya tarik wisata dapat dibagi ke dalam 4 kelompok , yaitu sebagai berikut: 1. Alam nature adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan diusahakan menjadi tempat wisata yang dapat dinikmati dan dapat memberi kepuasan bagi wisatawan,misalnya keindahan alam, flora dan fauna, pemandangan alam, dan lain-lain. 2. Kebudayaan culture adalah segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia, misalnya upacara adat dan upacara keagamaan. 3. Buatan manusia man made adalah segala sesuatu yang merupakan hasil karya ciptaan manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya candi-candi, prasasti,monument, dan kerajinan tangan. 4. Manusia human being adalah segala sesuatu yang merupakan aktivitas atau kegiatan hidup manusia way of life yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, misalnya suku- suku pedalaman yang berada di daerah Kalimantan dan Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang masih primitif dan unik. Menurut Soekadijo 1997 : 61-62, atraksi wisata yang baik seharusnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Kegiatan act dan objek artifact yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik. 2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan, maka cara penyajianya harus tepat. 3. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama 4. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan dapat bertahan selama mungkin

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri kata industri pariwisata disebut dengan istilah Tourism Industry atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah Travel Industry. Sebenarnya pengertian kedua istilah itu dapat disamakan, hanya saja dalam bahasa Indonesia kedua istilah itu lebih menunjukan sifat jamaknya, sedangkan yang biasa dipergunakan sehari-hari adalah Industri Pariwisata sama halnya dengan penggunaan istilah Tourism Industry di luar negeri. Pariwisata sebagai suatu industri baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkanya Instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969 dalam Yoeti, 1996:11, dimana dalam Bab II pasal 3 disebutkan “…Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”. Menurut Kusudianto Hadinoto 1996:11, “…Industri Pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi, dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang berpergian pelancong atau musafir”. Sementara itu Bernecker 1956 mengatakan bahwa, “…Industri Pariwisata merupakan kesatuan ekonomi yang memberi pelayanan untuk memberi kepuasan serta memenuhi kebutuhan wisatawan atau yang berkaitan dengan itu”. Dalam Yoeti, 2003 :52 Pendapat di atas mempunyai kesamaan pengertian dengan definisi yang diberikan oleh R.S. Damarjadi Dalam Yoeti, 1996: 153, yakni “…Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa yang dibutukan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama dalam perjalananya”. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata dapat dikatakan sebagai suatu industri karena dibentuk oleh beberapa atau gabungan dari berbagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa ataupun non jasa yang saling bekerja sama dan sama-sama bekerja menghasilkan suatu barang atau produk wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama dalam perjalananya semenjak ia meninggalkan tempat kediamanya dimana biasa ia tinggal sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke rumah dari mana ia berangkat semula. Untuk dapat membedakan antara industri biasa pada umumnya dengan industri pariwisata, berikut ini dijelaskan sifat-sifat khusus industri pariwisata yang dapat menuntun kita kepada pengertian yang benar akan industri pariwisata Dalam Yoeti, 1996: 169-167 : 1. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapat di pindah tempatkan. 2. Kegiatan produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan. 3. Hasil dan produk industri tidak dapat ditimbun, seperti halnya terjadi pada industri barang lainya. 4. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standar atau ukuran yang obyektif, seperti halnya dengan industri barang lainya yang mempunyai ukuran panjang,lebar, isi, dan lain-lain. 5. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya. 6. Dari segi kepemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sasaran kepariwisataan yang memakan biaya besar, memiliki tingkat resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan sangat peka sekali.

2.3 Pengertian Agrowisata