Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
pelayanan masyarakat lembaga kepolisian juga dapat menjadi wadah dalam membentuk ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Karena menurut Musa Asyari
”terbentuknya kepribadian yang baik tidak hanya ditentukan dari kuantitas pendidikan dan prestasi yang berhubungan dengan profesi dan dunia kerja akan
tetapi di tentukan juga oleh faktor-faktor yang berhubungan erat dengan inner life- nya, suasana batin yang bersumber dari kepada iman.
”
5
Oleh karena itu salah satu hal yang dicari sebagai sumber untuk menumbuhkan etos kerja adalah fitrah dan
sekaligus merupakan salah satu identitas manusia. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid, bukan saja menunjukan fitrah
seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai abdullah hambah allah yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya
mensyukuri kenikmatan dari Allah Rabbul ’ Alamin.
6
Sedangkan apa yang di maksud dengan kerja?. Hampir di setiap sudut kehidupan begitu banyak orang yang bekerja. Para marketing barang yang tidak
kenal lelah memasarkan barang dagangannya, para guru yang tekun berdiri di depan kelas, dan juga polisi yang mengatur lalu lintas dalam selingan hujan dan
panasnya terik matahari, serta segudang profesi lainnya. Mereka semua melakukan kegiatan aktivitas karena adanya kesadaran
dan kemauan mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya. Dengan motivasi kerja yang tinggi atau semangat kerja yang membara membuat setiap individu siap
meningkatkan semangat dalam bekerja. Bekerja dan kesadaran bekerja mempunyai dua dimensi yang berbeda
menurut takaran seorang muslim, bahwa makna hakikat bekerja adalah “Fitrah
5
Musa Asyari, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Jogyakarta: Lesfi, 1997, Cet. Ke-1, h. 35.
6
Ibid.
manusia yang secara niscaya sudah seharusnya demikian dan manusia hanya bisa memanusiakan dirinya lewat bekerja, setiap muslim tidaklah akan bekerja hanya
sekedar untuk bekerja dan mendapatkan gaji, dapat surat pengangkatan atau sekedar mencari gengsi supaya tidak di sebut sebagai penganguran, kesadaran
bekerja secara produktif lalu di landasi semangat tauhid dan tanggung jawab ulluhiyah serta motivasi untuk meraih nilai bekerja yang lebih bermakna,
merupakan salah satu ciri khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim dalam bekerja.
7
” Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya
serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang
optimal high performance.
8
Kepedulian lembaga Kepolisian Resort Jakarta Pusat terhadap agama salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya kegiatan
bimbingan rohani Islam yang diharapkan dapat membina para polisi dibidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan spritual dan akhlak mulia yang dapat
diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat serta pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai polisi.
Bimbingan rohani ini diberikan untuk semua polisi baik yang beragama Islam maupun agama selain Islam dan untuk memenuhi kebutuhan rohani polisi,
maka bimbingan rohani mengadakan berbagai kegiatan seperti apel pagi dimana setiap sehabis apel para polisi diberikan sedikit ceramah kerohanian yang mana
memberikan motivasi supaya semangat bekerja, kepedulian pemerintah dalam
7
Tasmara, Etos Kerja Muslim, h. 20.
8
Ibid.
menanamkan aspek-aspek spritual bagi setiap Polisi Republik Indonesia menyediakan fasilitas ibadah untuk para polisi dan kegiatan lainnya.
Dengan adanya keterkaitan antara pelaksanaan bimbingan rohani Islam terhadap etos kerja kepolisian maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan tema
”Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Dalam Meningkatkan Etos Kerja Kepolisian Di Polres Jakarta Pusat.
”