kelompoknya yang disebabkan baik oleh perbedaan tingkat pendidikan, pendapatan, maupun pekerjaan
18
Status sosial ekonomi akan mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat, hal ini sesuai dengan pendapat Samuel P. Huntington yang menyatakan bahwa terdapat korelasi
antara pembangunan sosial dengan partisipasi politik, tingkat status sosial cenderung . Secara sederhana, perbedaan status sosial bisa terjadi dan dilihat dari perbedaan
besar penghasilan rata-rata seseorang setiap hari atau setiap bulannya. Status sosial ekonomi
masyarakat tersebut terbagi kedalam tiga tingkatan yaitu status sosial ekonomi tingkat atas, tingkat menengah, dan tingkat bawah. Masyarakat kelas atas, misalnya, dalam banyak hal
memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat bawah, bukan hanya dalam penampilan fisik mereka, seperti cara berpakaian dan sarana transportasi yang dipergunakan,
atau bahkan merek transportasinya, tetapi antar mereka biasanya juga berbeda ideologi politik, nilai yang dianut, sikap, dan perilaku sehari-harinya.
Tingkat status sosial yang tinggi memungkinkan perilaku politik yang lebih berkualitas daripada seseorang yang berada dalam status sosial di bawahnya. Dengan status
sosial ekonomi yang tinggi diperkirakan seseorang akan memiliki tingkat pengetahuan politik, minat dan perhatian pada politik, serta sikap dan kepercayaan yang tinggi pada
pemerintah. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin
sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya. Orang-orang dari lapisan rendah lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis organisasi apa pun — klub, organisasi sosial, lembaga
formal, atau bahkan lembaga keagamaan– daripada orang-orang yang berasal dari strata atau kelas menengah dan atas.
4.4. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Partisipasi Politik
18
Sudjono, Sastroatmodjo, Op. Cit., hal.15.
Universitas Sumatera Utara
bervariasi dengan status sosial ekonomi. Mereka yang berpendikan lebih tinggi, berpenghasilan lebih besar, dan mempunyai status pekerjaan yang lebih tinggi biasanya lebih
partisipatif daripada mereka yang miskin dan tidak berpendidikan
19
19
Samuel P. Huntington dan Nelson, Op. Cit., hal. 60-66.
. Dalam hal ini status sosial ekonomi itu dapat dilihat dari tiga indikator yakni pendidikan, pendapatan dan
pekerjaan. Pendidikan: semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya akan pentingnya sistem pemerintahan dan dengan demikian akan memuntunnya untuk aktif berpartisipasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
pembangunan Negara.; Pendapatan: semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin loyal seseorang
tersebut dalam mengikuti atau berpartisipasi di bidang politik. Pekerjaan: pekerjaan yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi kesibukan yang
dialami oleh masing-masing masyarakat. Semakin sibuk seorang anggota masyarakat terhadap pekerjaannya, maka semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk ikut
berpartisipasi di bidang politik Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam
struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Bagi orang-orang yang memiliki kekayaan atau kekuasaan lebih, peluang untuk mengakumulasikan basis kekuatan sosial menjadi lebih besar. Sebaliknya, bagi kelas sosial
menengah ke bawah, apalagi miskin, peluang mereka untuk mendapatkan basis kekuatan sosial juga rendah, sehingga peluang untuk melakukan mobilitas sosial vertikal pun menjadi
kecil.
Universitas Sumatera Utara
5. Hipotesa
Hipotesa merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Setiap hipotesis
bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.
20
20
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2002, hal. 219.
Hipotesa dalam penelitian ini adalah bahwa: “Tingkat Status Sosial Ekonomi Masyarakat Berpengaruh Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilu Presiden 2009”.