Pembelajaran Sastra Ketidakadilan gender pada perempuan dalam novel entrok karya okky madasari dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA

dan mengaplikasikan segi nilai-nilai positif yang terkandung dalam karya sastra, sehingga dapat membantu dalam pembentukan karakter siswa. Pada penelitian ini memfokuskan pada ketidakadilan gender yang dialami tokoh peremepuan dalam novel Entrok kaya Okky Madasari. Penelitian ini juga diharapkan agar memahami dan mengapresiasikan hal-hal positif baik dalam karya sasstra maupun di luar karya sastra dan dapat membantu pembenukan karakter siswa yang berpendidikan.

E. Penelitian yang Relevan

Skripsi yang berjudul Uang dan Kekuasaan Pada Masa Orde Baru dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari: Kajian Hegemoni Gramsci milik Defi Prihatiningsih, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang penelitian ini mendeskripsikan mengenai praktik hegemoni yang dilakukan oleh penguasa orde baru kepada masyarakat berkaitan dengan masalah pensuksesan progam pemerintah serta diskriminasi rasial yang diterima warga Tionghoa. Penelitian ini juga membahas mengenai peran uang dan kekuasaan pada masa orde baru yang mempunyai timbal balik diantara keduanya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra dengan menekankan pada teori hegemoni Antonio Gramsci. Skripsi berjudul Kritik Politik dalam novel Entrok karya Okky Madasari dan Alternatif Pembelajaran Sastra di SMA miliki Tsalasaniarsa Riefky Septiyanto, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Semarang penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi dan metode analisisnya menggunakan metode deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini mampu mendeskripsikan mengenai kritik politik yang menggambarkan potret penguasa di negara ini dengan politik praktisnya serta menghalalkan segala cara agar dapat menguasai wilayah yang dikehendaki. Penelitian ini juga menganalisis sumber utama untuk mencapai kekuasaan yang dilakukan pada masa orde baru berdasarkan legimative power pengangkatan, coersive power kekuasaan, expert power keahlian, reward power pemberian, reverent power daya tarik, information power informasi, dan connection power hubungan. Skripsi yang berjudul Konflik Sosial dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari milik Susi Lailatul Musarrofah, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori teritorialisme sebagai pemertahanan wilayah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sebuah perbedaan keyakinan beragama dalam masyarakat dapat menyebabkan pemicu terjadinya sebuah konflik. Penyebab konflik, perbedaan pemeluknya dalam memahami ajaran agama yang memicu perselisihan pada novel Maryam karya Okky Madasari terjadi. Dari penelitian yang telah dipaparkan, terdapat persamaan dari ketiga skripsi tersebut yakni menggunakan novel Entrok karya Okky Madasari. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ialah, peneliti memfokuskan untuk mencari bentuk-bentuk ketidakadilan gender pada perempuan di dalam novel Entrok Karya Okky Madasari seperti marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan beban kerja. Penelitian terhadap ketidakadilan gender ini menggunakan pespektif gender dan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Peneliti juga menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel tersebut. 32 BAB III OKKY MADASARI

A. Biografi

Okky Madasari lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 30 Oktober 1984. Mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada. Setamat kuliah memilih berkarier sebagai wartawan dan mendalami dunia penulisan. Entrok adalah novel pertamanya yang lahir sebagai kegelisahan atas menipisnya toleransi dan maraknya kesewenang-wenangan. Tinggal di Jakarta dan dapat dihubungi di okky_madasariyahoo.com dan www.madasari.blogspot.com . 1 Okky Madasari juga telah menamatkan kuliah pascasarjana di Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Ia mendirikan Yayasan Muara Bangsa YMB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan budaya. Sebelum memutuskan menjadi penulis, ia bekerja menjadi wartawan di Harian Jurnal Nasional. Selain meluncurkan novel, ia juga meluncurkan mini album yang liriknya diciptakannya berjudul “Terbangkan Mimpi” yang berisikan tiga lagu yakni “Terbangkan Mimpi”, Sesaat Bersama”, dan “ Hiasan Waktu”. Okky Madasari, merupakan novelis yang dikenal dengan karya- karya yang menyuarakan kritik sosial. Okky meraih Khatulistiwa Literary Award 2012 untuk novelnya Maryam 2012 yang bercerita tentang orang- orang yang terusir karena keyakinannya. Maryam telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Outcast . Novel pertama Okky, Entrok 2010, berkisah tentang dominasi militer dan ketidakadilan pada masa Orde Baru. Entrok telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Years of The Voiceless. Novel ketiganya, 86 2011, bercerita tentang korupsi di Indonesia pada masa sekarang ini. Dan novel 1 Okky Madasari, Entrok, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010 terbarunya, Pasung Jiwa 2013, bercerita tentang perjuangan manusia mendapatkan kebebasan dalam periode sebelum dan sesudah reformasi. Edisi Inggrisnya baru terbit dengan judul Bound . 2

B. Pemikiran-Pemikiran Okky Madasari

Karya-karya Okky Madasari banyak mengangkat permasalahan- permasalahan sosial mengenai ketidakadilan dan ketertindasan yang terjadi di masyarakat. Okky merasa melalui menulis novel ia memperjuangkan suara-suara yang tertindas bisa lebih efektif didengar dan dibaca dibandingkan hanya menyuarakannya di dalam sebuah tulisan berita. Berita sering kali didengar dan baca sambil lalu, seenaknya saja. Ia merasa lebih mau mendengar dan dituntut lebih untuk memperjuangkan keadilan lewat tulisan dan melakukan kebaikan kemanusiaan. Okky sudah meneguhkan hatinya untuk menulis sebuah cerita tentang perlawanan atas ketidakadilan. Karya-karyanya terhubung dalam memperjuangkan kebebasan dan kemanusiaan. Ia membela apa yang ia yakini benar, dan buatnya harusnya setiap orang punya hak untuk meyakini apa saja tanpa gangguan. Dua sastrawan yang menurutnya setipe denganya, tak lain dan tak bukan adalah Pramodeya Ananta Toer dan Umar Khayam bagi Okky mereka berdua mengusung aliran realisme sosialis. “Mereka menulis sebuah cerita realita sekitar dan itu yang saya lakukan sekarang. ” Menurutnya permasalahan-permasalahan yang ia munculkan dalam cerita justru menggambarkan Indonesia masih punya harapan untuk bangkit, seburuk apapun kondisinya. Ia ingin pembaca menilai sendiri akhir cerita itu seperrti apa dengan menyerahkan sepenuhnya kepada pembaca, membuka berbagai kemungkinan yang akan terjadi dan bukan tidak mungkin itu justru akan menumbuhkan sikap kritis dan skeptis terhadap permasalahan dalam novel yang dibuatnya. 3 2 Okky Madasari, http:okkymadasari.netabout diakses pada tanggal 21 Oktober 2014 3 Wawancara dengan Okky Madasari “Memperjuangkan Kebebasan dan Keadilan”, Majalah Institut edisi 41, h.66-67