E. Fungsi Rentabilitas
Seperti rasio-rasio yang lain, rasio rentabilitas juga memiliki fungsi, tidak hanya bagi pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar
perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Fungsi dari rasio rentabilitas adalah untuk:
21
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu; 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
F. Rasio-rasio Pengukuran Rentabilitas
Pada dasarnya, ada beberapa rasio pengukuran rentabilitas. Hanya saja rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja
profitabilitas atau rentabilitas bank adalah ROE Return on Equity dan ROA
21
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.198.
Return on Assets. Dalam pembahasan mengenai analisis rentabilitas ini dilakukan dengan cara menghitung ROA.
Beberapa jenis rasio rentabilitas dapat dikemukakan sebagai berikut:
22
1. Profit Margin Laba operasional
Profit Margin
= x 100
Total Pendapatan Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi. 2. Return on Equity
Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Rasio ini dinyatakan sebagai berikut.
Laba Bersih Return
on Equity
= x
100 Modal
Pemegang Saham
3. Return on Aset Laba
Return on Aset = x 100
Total Aktiva
22
Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, h.304-305. Lihat juga Kasmir, Manajemen Perbankan, h. 279-288. Lihat juga
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, h. 159-160.
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva
dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. 4. BOPO
Biaya Operasional BOPO
= x
100 Pendapatan
Operasional BOPO adalah rasio yang menjelaskan perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional yang diterima oleh bank.
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan BNI Syariah
Dalam realitas dinamika perbankan, sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam terpaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa
sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998,
mulailah PT Bank Negara Indonesia Persero merintis Divisi Usaha Syariah. Unit Usaha Syariah BNI didirikan sejak tahun 1999. Setelah memperoleh
izin prinsip dan usaha dari Bank Indonesia, pada 29 april 2000, BNI meresmikan lima kantor cabang syariah sekaligus. Uniknya, kantor cabang itu tidak didaerah
yang potensial seperti Jakarta melainkan di daerah seperti Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Baru pada tahun 2001 sesuai Surat Izin BI
No.31DpDDPIP tanggal 3 Mei 2001, BNI Syariah membuka dua cabang syariah di Jakarta, satu di Bandung.
Pada tahun 2008, BNI Syariah telah memiliki 24 Kantor Cabang Syariah dan 30 Kantor Cabang Pembantu Syariah. Selain itu, BNI Syariah juga
menerapkan syariah channelling outlet di 647 cabang BNI konvensional. Hal tersebut berdasarkan PBI No 832006 tentang pembukaan layanan syariah di
kantor cabang konvensional.