BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Respon Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika
perangsang sudah tidak ada. Jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan.
Definisi tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan Kartono, 1990. Dalam hal ini untuk mengetahui respon mahasiswa dapat dilihat melalui sikap
dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah
laku atau berpendapat jika ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum
pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
Melihat seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu. Maka, akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut
Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan prasangka, prapemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut,
ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui, yaitu :
a. Pengaruh atau penolakan b. Penilaian
8
c. Suka atau tidak suka d. Kepositifan dan kenegatifan suatu objek psikologi
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan
lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif, seseorang disebut
mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunya respon negatif apabila informasi yang
didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.
Ada dua jenis variabel yang dapat mempengaruhi respon, yaitu : 1 Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan
fisik 2 Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat pada diri si peneliti,
misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu Cruthefield, dalam Sawono, 1991.
Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu
terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang
mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk
9
respon positif atau negatif, sangat bergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon.
Menurut Hunt 1962 orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani
representasi fenomenal dari keadaan diluar individu, lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar.
Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon Adi,2000
2. Minat Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah
melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Widyastuti dkk, 2004. Minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Nunnally dalam Sujipto 2001 menyatakan bahwa minat adalah
ungkapan suatu kecenderungan tentan gkegiatan yang dilakukan setiap hari sehingga kegiatan itu disukainya. Sedangkan Sax dalam Sujipto 2001
menyatakan bahwa minat adalah sebagai kecenderungan seseorang terhadap suatu kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. Crites dalam Sutjipto
2001 pun mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu lebih terlihat apabila yang bersangkutan merasa senang ketika melakukan kegiatan
tersebut. Aiken dalam Ginting 2005 menyatakan bahwa minat sebagai
kesukaan terhadap sesuatu melebihi kesukaan terhadap yang lainnya. Ginting 10
2005 pun menjelaskan minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh
lagi minat memiliki karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam
diri seseorang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu : a.
Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menujukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan
sesuatu. Penulis dapat menarik sebuah definisi umum bahwa minat adalah suatu
kecenderungan terhadap sesuatu yang didorong oleh motivasi-motivasi tertentu sehingga seseorang dapat berani mencoba dalam melakukan sesuatu.
Dalam konteks penelitian ini yaitu minat mahasiswa akuntansi dalam mengambil pendidikan akuntan setelah lulus strata satu.
3. Pengertian Motivasi a. Motivasi
Motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu, atau motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
11
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly
1996 : 311, motivasi adalah kekutan yang mendorong atau menggerakkan individu untuk mencapai tujuannya.
Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya sesuatu tindakan
“action” atau “activities” dan membertikan kekuatan
“energy” yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan sehingga tidak aka nada
motivasi, jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Rangsangan-rangsangan tersebut diatas yang
akan menimbulkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. Menurut Stephen P. Robinson 1996, motivasi adalah proses yang ikut
menentikan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Tiga kata kunci dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan
ketekunan yang mengandaikan berlangsung lama. Intensitas dimaksudkan seberapa keras kita atau seseorang dalam berusaha. Agar dapat hasil tujuan
terbaik, intensitas setinggi apa pun harus mempunyai arah yang
menguntungkan untuk orang banyak dan mencapai ke tujuan. Dan akhirnya, intensitas dan arah yang telah dimiliki harus diterapkan secara tekun.
Ketekunan inilah ukuran sejauh mana orang dapat mempertahankan usahnya. Individu yang terus termotivasi dan memperbaharui motivasinya akan tetap
12
bertahan dengan apa yang menjadi tujuan akhirnya. Sedangkan jika yang tidak termotivasi akan terjadi kebalikannya.
b. Motivasi Kualitas Kualitas seseorang sering dipengaruhi secara langsung ataupun tidak
dari tingkat pendidikannya termasuk dari pendidikan mandiri atau formal berkelanjutan. Maka itu, banyak sekali motivasi kualitas menjadi dorongan
seseorang untuk mengerjakan pendidikan setinggi mungkin. Atau akhirnya menjadi sebuah keputusan untuk mengikuti
suatu pendidikan demi meningkatkan kualitas.
c. Motivasi Karir Karir adalah sebuah kata dari Bahasa Belanda; carrier adalah
perkembangan dan kemajuan dalam sebuah pekerjaan tertentu. Dalam Irianto 2001 : 94, karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen
obyektif berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada
kemampuan seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif misalnya dengan mengubah pekerjaanjabatan atau memodifikasi
persepsi subyektif tentang suatu situasi misalnya dengan mengubah harapan. Menurut Hall 1986 dalam Samiaji 2004 karir dapat diartikan
sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan perjalanana kerja seseorang sepanjang kehiduppan kerjanya. Karir juga dipandang sebagai
rangkaian “promosi” untuk memperoleh pekerjaan yang mempunyai beban
tanggung lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki 13
pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya Cascio dan Awad, 1981. Gittman dan McDaniel 1995 dalam Latief 2001 yang diadapptasi oleh
Samiaji 2004 mengemukakan bahwa keefektifan suatu karir tidak hanya ditentukan oleh individu saja tetapi juga oleh organisasi itu sendiri yang
terlihat dalam empat tahapan karir yaitu : 1 Entry merupakan tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu
lapangan pekerjaanorganisasi. 2 Tahap pengembangan keahlian dan teknis.
3 Midcareer years yaitu suatu tahap dimana seseorang mengalami kesuksesan dan peningkatan kinerja.
4 Late career merupakan suatu tahap dimana kinerja seseorang sudah stabil. d. Motivasi ekonomi
Penghargaan finansial
merupakan salah
satu bentuk
sistem pengendalian manajemen. Untuk memastikan bahwa segenap elemen
karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pendapaian tujuan perusahaan, maka manajemen memberikan balas jasa atau reward dalam
berbagai bentuk, termasuk di dalamnya financial reward atau penghargaan finansial Samiaji : 2004
Masing-masing perusahaan dapat menetapkan berbagai kebijakan yang berbeda berkaitan dengan penghargaan finansial yang akan diberikan kepada
karyawan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas ppenghargaan langsung dan tidak langsung. Penghargan langsung dapat berupa pembayaran
dari upah dasar atau gaji pokok, overtime atau gaji lembur, pembayaran untuk
14
hari libur, pembagian dari laba profit sharing, opsi saham, dan berbagai bentuk bonus berdasarkan kinerja lainnya. sedangkan penghargaan tidak
langsung meliputi asuransi, pembayaran liburan, tunjangan biaya sakit, program pensiun, dan berbagai manfaat lainnya Siegel dan Marconi : 1989
dalam Samiaji : 2004. Dari penjelasan di atas, motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang
timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribasinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Baik
secara langsung ataupun tidak langsung. 4. Pengertian Pendidikan Profesi Akuntan PPAK
Profesi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang yang mempunyai suatu
profesi tertentu, disebut professional. Menurut Daniel Bell 1973, Profesi adalah aktivitas intelektual yang
dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan keterampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
15
Adapun ciri-ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi menurut Moenaf 1997 dalam Azizul Kholis 2002, yaitu :
a. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. c.
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat. d.
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih
dahulu ada izin khusus. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
e. Adanya ujian kompetensi, sebelum masuk organisasi professional,
biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
Menurut International Federation of Accountants dalam Allya Benny dan Yuskar 2006, yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua
bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi. Kehalian tersebut mencakup bidang akuntan publik, akuntan internal yang
16
bekerja pada perusahaan, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Ciri-ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Carey
dalam Ellya Benny dan Yuskar 2006 antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan
dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian
tersebut. Pendidikan akuntansi akan dapat dipersepsikan secara pararel dengan
praktik akuntansi, termasuk di dalamnya profesi akuntan publik. Akuntan publik merupakan seseorang yang diberikan ijin oleh suatu negara bagian
untuk menggunakan gelar PA Public Accountant atau AP Akuntan Publik dan mempraktekkan akuntan publik. Di Indonesia, ijin sebagai akuntan publik
dapat diberikan setelah lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik USAP. PPAk adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan
professional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia. Kurikulum dan silabus PPAk sudah didesain untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi
akuntan professional yang ditentukan oleh International Financial Accounting Committee
IFAC. Pendidikan
Profesi Akuntan
PPAk merupakan
pendidikan yang diselenggarakan setelah menempuh pendidikan strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan
Ak. Hal ini sesuai dengan isi Mendiknas No. 179U2001, perihal pemberian gelar akuntan Ak.
17
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas maka penulis dapat mendefinisikan pendidikan profesi akuntan PPAk sebagai suatu tahapan
pembelajaran sesudah
strata satu
jurusan akuntansi
dimana untuk
mendapatkan gelar Akuntan Ak. Dimana dalam pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi
akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi.
B. Penelitian terdahulu