43 b. Data sekunder diperoleh dengan membaca literature, jurnal yang terkait
denagan penelitian, lembaga penelitian, Surat kabar, Internet, serta data lainnya.
2. Teknik Mengumpulkan Data. a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden maupun
pihak-pihak lainnya yang terkait dengan obyek penelitian. b. Kuesioner, yaitu teknik penumpulan data dengan mengirim daftar
pertanyaan untuk diisi oleh responden.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian yang dilakukan untuk menjawab suatu permasalahan, dalam hal ini adalah mengenai apakah
terdapat pengaruh citra perusahaan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan sim card Telkomsel. Penelitian indentifikasi masalah problem
identification research sendiri merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengindentifikasikan suatu masalah yang dikemudian hari akan diteliti lebih
lanjut untuk dicarikan solusinya Umar, 2010:7. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian
deskriptif. Metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari
suatu gejala tertentu Umar, 2010:87. Adapun pendekatan deskriptif yang digunakan melalui pendekatan survey atau penyebaran kuisioner. Dengan
menyebarkan kuisioner maka diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dengan tingkat keandalan dan keabsahan setinggi mungkin Rangkuti,
2008:46.
44 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Analisa kuantitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau menggunakan model-model seperti
matematika Sugiyono, 2005:11. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan konsumen dan citra merek terhadap loyalitas pelanggan. Penulis
melakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang dianalisis berdasarkan bantuan perangkat lunak yaitu SPSS versi 20. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positf. Seperti:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Untuk menjaga Kevalidan dan reliabelnya butir-butir pertanyaan yang
ada pada kuisioner dilakukan uji validitas dan Reabilitas.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Bhuono, 2005:66, Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar struktur pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu variabel tertentu. Validitas adalah ukuran
untuk menunjukkan tingkat kevaliditasan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apa bila mampu mengukur apa yang diukur.
45 Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung
dengan r
tabel
, Dengan membandingkan nilai r
hitung
dari hasil output Corrected Item- Total Correlation dengan r
tabel
, jika r
hitung
lebih besar dari r
tabel
maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada r
tabel
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid Ghozali, 2009:45. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono, 2012:348.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama
Umar, 2010:194. Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur yang digunakan
stabil. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam penelitian melalui nilai alpha
cronbach karena menggunakan jenis data likertessay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada
Umar, 2010:2007. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari
variabel yang diteliti. Pengujian tiap butir digunakan analisis item, yaitu Uji reabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan
pengujian reabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Skala pengukuran yang reabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,60 Bhuono,
2005:72.
46
2. Uji Asumsi Klasik Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model analisis regresi linier. Suatu model regresi harus
dipenuhi syarat-syarat bahwa data berdistribusi normal, tidak terjadi, multikolinieritas
dan heteroskedastisitas.
Jika tidak
ditemukan permasalahan maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan analisis
regresi. a. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni
dengan melihat kurva normal P - plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Teknik lain yang dapat digunakan untuk menguji hubungan
antara dua variabel kategorikal dengan chi-square Santoso, 2011:193. Menurut Santoso 2011:196 ada beberapa cara mendeteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
2 Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
47 Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga
dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah:
H
o
= Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi normal H
a
= Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak terdistribusi normal.
Dalam uji ini apabila nilai sig. 0.05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. 0.05 maka data
terdistribusi dengan normal Santoso, 2011:193-196.
b. Pengujian Multikolinearitas Menurut
Ghozali 2009:89,
menyatakan bahwa
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1 Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
48 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3 Multikolonieritas dapat juga dilihat dari: 1 Nilai tolerance dan lawannya; 2 Variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh varibel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance 10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghazali, 2009:92.
c. Pengujian Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2009:125, Uji Heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
49 Homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y
prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar Analisis:
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka
pada sumbu
Y, maka
tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas juga
dapat dilakukan
dengan menggunakan uji rank spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-
masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan
pada tingkat kekeliruan di bawah 5, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di
atas 5, mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
50
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji t Pengujian Secara Parsial Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial
individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen Ghozali, 2009:88. Uji t digunakan
untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen bersifat menentukan
significant atau tidak Santoso, 2007:168. Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji
yang mempunyai dua daerah penolakan H
o
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda
sama dengan = pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan ≠ pada hipotesis alternatif. Tanda = dan ≠ ini tidak menunjukan satu
arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah Suharyadi dan Purwanto, 2009:88-89. Kriteria dalam Uji t dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Hipotesis dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
1 Apabila - t
hitung
- t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2 Apabila t
hitung
≤ t
tabel
atau - t
hitung
≥ - t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
1 Jika angka sig. 0,05, maka H
o
diterima 2 Jika angka sig. 0,05, maka H
o
ditolak
51 b. Uji F Pengujian Secara Simultan
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel- variabel independen X secara simultan bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen Y Ghozali, 2009:88. Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai F
hitung
F
tabel
maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi= 0,05, maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara
simultan adalah: H
o
: b
1
= b
2
= 0 ; citra merek dan kepuasan pelanggan secara simultan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
H
o
: b
1
≠ b
2
≠ 0 ; citra merek dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
52
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel
terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat di hitung dengan mengunakan rumus Ghazali, 2009:132:
Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+
Dimana:
Y = Loyalitas Pelanggan
a = Bilangan Konstanta
b
1
sd b
2
= Koefisien Regresi yang akan dihitung X
1
= Citra Merek X
2
= Kepuasan Pelanggan ε
= Standar Error
5. Koefisisien Determinasi Adjusted R
2
Koefisien determinasi Adjusted R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary
b
dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R
2
sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel
53 dependen. Jika nilai Adjusted R
2
berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh
variabel dependen Ghozali, 2009:87.
E. Operasional Variabel Penelitian