35
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia sponge
No. Karakteristik Simplisia
Hasil 1.
Kadar air 6,00
2. Kadar sari larut dalam etanol
5,43 3.
Kadar sari arut dalam air 4,47
4. Kadar abu total
10.13 5.
Kadar abu tidak larut dalam asam 7,077
Hasil penepatapan kadar air pada sponge Xeastospongia sp de Laubenfels yaitu 6,00 dengan tujuan untuk memberikan batasan minimal kandungan air
yang masih dapat ditolerir di dalam ekstrak karena tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat, bakteri dan jamur cepat tumbuh dan
bahan aktif yang terkandung didalamnya dapat terurai. Kadar sari yang larut dalam etanol dengan bobot persen 5,43 penetapan kadar sari yang larut dalam
air dan etanol dilakukan untuk mengetahui banyaknya senyawa polar yang larut dalam air dan etanol.
4.3 Hasil Skrining Senyawa Kimia
Hasil skrining Senyawa kimia terhadap simplisia dan ekstrak sponge dilakukan untuk mendapatkan informasi golongan senyawa metabolit sekunder
yang terdapat di dalamnya. Skrining fitokimia sponge Xeastospongia sp de Laubenfels hanya dilakukan pada simplisia saja karena keterbatasan ekstrak. Hasil
Skrining Fitokimia Simplisia dapat dilihat pada Tabel 4.2
36
Tabel 4.2 Hasil skrining senyawa kimia simplisia Xeastospongia sp de
Laubenfels No
Nama Senyawa Hasil
1. Alkaloid
+ 2.
Flavonoid -
3. SteroidTriterpenoid
+ 4.
Tanin -
5. Glikosida
+ 6.
Saponin +
7. Glikosida antrakuinon
- Keterangan : + = mengandung golongan senyawa
- = tidak mengandung golongan senyawa Hasil skrining senyawa kimia pada serbuk simplisia sponge Xeastospongia
sp de Laubenfels mengandung senyawa alkaloid, saponin, glikosida dan steroidtriterpenoid. Serbuk simplisia sponge yang ditambah dengan periaksi
Dragendorff memberikan endapan jingga kecoklatan, dengan pereaksi Bouchardat memberikan endapan warna kuning kecoklatan dan dengan pereaksi Mayer
terbentuk edapan putih dan kekeruhan, hal ini menunjukkan simplisia mengandung alkaloid. Alkaloid dianggap positif jika terjadi endapan pada paling
sedikit dua atau tiga dari pereaksi yang ditambahkan Depkes RI, 1995. Penambahan Liebermann-Burchard memberikan warna merah ungu menunjukkan
adanya senyawa steroid Harborne, 1987. Skrining saponin menghasilkan busa yang stabil dengan tinggi busa 3 cm dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2
N,. Skrining glikosida menghasilkan adanya cincin ungu pada kedua batas cairan karena adanya gula.
4.4 Hasil Ekstraksi
Sejumlah 500 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam wadah bertutup, dituangkan 75 bagian n-heksan, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
37 cahaya sambil sering-sering diaduk, diserkai, diperas, ampas dicuci dengan n-
heksan hingga diperoleh 100 bagian penyari, dipindahkan kedalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindungi cahaya selama 2 hari.
Dienaptuangkan atau disaring, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40-50
o
C sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh sebanyak 8 gram. Penggunaan pelarut n-heksana untuk menarik senyawa kimia
non polar, seperti triterpenoid dan steroid bebas.
4.5 Hasil Analisis Ekstrak Steroidtriterpen secara Kromatografi Lapis Tipis