Karakteristik Responden Mobilisasi Dini Faktor Fisiologis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada Bab ini akan diuraikan data hasil dan pembahasan mengenai “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013”. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013 No Karakteristik Responden Jumlah f Persentase 1. Umur 20 tahun 10 27.0 20-35 tahun 21 56.8 35 tahun 6 16.2 2. Pendidikan SD 2 5.4 SMP 6 16.2 SMA 22 59.5 Perguruan tinggi 7 18.9 3. Pekerjaan Wiraswasta 6 16.2 IRT 28 75.7 PNS 3 8.1 4. Paritas Primipara 24 64.9 Skundipara 8 21.6 Multipara 5 13.5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan karakteristik diperoleh mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 21 orang 56.8, berpendidikan SMA sebanyak 22 orang 59.5, memiliki pekerjaan Ibu Rumah Universitas Sumatera Utara Tangga sebanyak 28 orang 75.7 dan paritas primipara sebanyak 24 orang 64.9.

2. Mobilisasi Dini

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013 No Mobilisasi Dini F 1. Melakukan 2. Tidak Melakukan 24 13 64.9 35.1 Jumlah 37 100.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan mobilisasi dini diperoleh mayoritas yang melakukan mobilisasi sebanyak 24 orang 64.8 dan minoritas yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 13 orang 35.1.

3. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini Berdasarkan Faktor Fisiologis

a. Suhu Tubuh

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin Berdasarkan Suhu Tubuh di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013 No Variabel Mobilisasi Dini Suhu tubuh Jumlah Normal Tidak normal N N N 1. Melakukan 2. Tidak melakukan 22 91.7 2 8.3 24 64.9 9 69.2 4 30.7 13 35.1 Jumlah 31 6 37 100.0 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh mayoritas ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan suhu tubuh normal sebanyak 22 orang dan minoritas ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan suhu tidak normal sebanyak 2 orang, ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan suhu normal sebanyak 9 orang, serta ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan suhu tidak normal sebanyak 4 orang.

b. Perdarahan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin Berdasarkan Perdarahan di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013 No Variabel Mobilisasi Dini Perdarahan Jumlah Normal Tidak normal N N N 1. Melakukan 2. Tidak melakukan 24 100 0 0 24 64.9 10 76.9 3 23.1 13 35.1 Jumlah 34 3 37 100.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh mayoritas ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan normal yaitu sebanyak 24 orang, tidak ada ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan tidak normal, ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan normal sebanyak 10 orang, serta minoritas ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan tidak normal sebanyak 3 orang. Universitas Sumatera Utara

c. Tingkat Nyeri

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Pascasalin Berdasarkan Tingkat Nyeri di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013 No Variabel Mobilisasi Dini Tingkat nyeri Jumlah Tidak Nyeri Nyeri Nyeri berat Nyeri sangat berat nyeri ringan sedang terkontrol tidak terkontrol N N N N N N 1. Melakukan 2. Tidak melakukan 0 0 3 12.5 21 87.5 0 0 0 0 24 64.9 0 0 0 0 6 46.2 7 53.8 0 0 13 35.1 Jumlah 0 0 3 27 7 0 0 37 100.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh mayoritas ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan nyeri sedang sebanyak 21 orang, minoritas ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan nyeri ringan sebanyak 3 orang, tidak ada ibu yang melakukan mobilisasi dini dengan nyeri berat, tidak ada ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini pada tingkat nyeri ringan, ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan nyeri sedang sebanyak 6 orang serta ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan nyeri berat sebanyak 7 orang. B. Pembahasan 1. Mobilisasi Dini Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Surya Medan pada tabel 5.2 diperoleh bahwa mayoritas responden yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 24 orang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu yang sebagian besar normal sehingga ibu dapat melakukan mobilisasi dini dengan dibimbing oleh petugas kesehatan. Universitas Sumatera Utara Pada ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini ditemukan 6 orang dengan suhu tubuh yang tidak normal. Suhu yang tidak normal membuat ibu malas bergerak dan keluar dari tempat tidur karena kondisi tubuhnya yang tidak normal. Ibu pascasalin juga merasa lebih baik istirahat ditempat tidur karena keadaan suhu tubuhnya dengan kondisi demam. Menurut Yeyeh 2011, mobilisasi dini tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru–paru, demam, dan sebagainya. Pada penelitian ini juga ditemukan dari 13 ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini terdapat 3 orang dengan perdarahan yang abnormal. Perdarahan yang abnormal yang dialami ibu pascasalin membuat ibu tidak mau melakukan mobilisasi dini. Ibu merasa takut keluar dari tempat tidur dengan anggapan perdarahan akan banyak keluar sehingga ibu lebih memilih untuk istirahat di tempat tidur. Ibu tidak tahu dengan mobilisasi dini dapat memperbaiki kontraksi uterus sehingga dapat menghindari perdarahan abnormal. Menurut Hidayat 2008, dengan tidak dilakukan mobilisasi dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus. Dari ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini terdapat 7 orang dengan nyeri berat terkontrol. Nyeri berat yang dialami oleh ibu pascasalin membuat ibu tidak mau keluar dari tempat tidur karena merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya. Kemudian ditemukan juga 6 orang yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan nyeri sedang. Sebagian ibu tidak mau keluar dari tempat tidur karena malas dan lebih memilih untuk ditempat tidur saja. Universitas Sumatera Utara Menurut Suherni 2009, dengan mobilisasi dini penderita merasa lebih sehat dan kuat. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit. Menurut Potter 2005, yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini diantaranya adalah kondisi fisik. Kondisi fisik meliputi suhu tubuh ibu, perdarahan yang dialami oleh ibu dan tingkat nyeri pada ibu pascasalin. Sedangkan ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini ditemukan sebanyak 13 orang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh paritas ibu yang mayoritas primipara, sehingga pengalaman ibu tentang pascasalin belum ada dan tidak tahu manfaat mobilisasi dini. Pendidikan pada penelitian ini masih ditemukan berpendidikan SMP yaitu sebanyak 6 orang dan berpendidikan SD sebanyak 2 orang, dengan demikian dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang manfaat mobilisasi dini sehingga pelaksanaan mobilisasi dini tidak dilakukan oleh ibu pascasalin.

2. Faktor Fisiologis

a. Suhu Tubuh

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Surya Medan suhu tubuh seluruh responden berada dalam keadaan normal 36 C – 37,5 C dan pada tabel 5.3 diperoleh bahwa mayoritas responden berdasarkan suhu tubuh dengan kategori normal sebanyak 31 orang, yang artinya bahwa petugas kesehatan yang ada di Klinik Bersalin Surya Medan benar-benar menjalankan tugas sesuai prosedur sehingga dapat meminimalisasi pasien yang demam dan mampu melaksanakan mobilisasi dini dengan baik. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini diperoleh ibu pascasalin yang melakukan mobilisasi dini dengan suhu tubuh yang normal sebanyak 22 orang. Dengan demikian terlihat bahwa dengan suhu tubuh yang normal ibu mau menggerakkan tubuhnya dengan miring kiri dan miring kanan serta keluar dari tempat tidurnya dengan dibimbing oleh petugas kesehatan sehingga dapat mempertahankan fungsi fisiologis. Namun diperoleh juga ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan suhu yang normal sebanyak 9 orang. Hal demikian dapat dipengaruhi oleh paritas ibu yaitu mayoritas primipara yang belum mempunyai pengalaman melahirkan sehingga masih kurang tau manfaat mobilisasi dini. Menurut Ambarwati 2009, suhu ibu kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama periode pascasalin dan stabil dalam 24 jam pertama pascasalin. Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 C dalam satu hari 24 jam. Dapat naik ≤ 0,5 C dari keadaan normal menjadi sekitar 37,5 C – 38 C namun tidak akan melebihi 38 C. Hal ini sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. b. Perdarahan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Surya Medan pada tabel 5.4 diperoleh bahwa mayoritas responden berdasarkan perdarahan dengan kategori normal sebanyak 34 orang, yang artinya bahwa ibu mampu melaksanakan mobilisasi dini dengan baik, karena apabila terjadi perdarahan maka mobilisasi dini tidak akan bisa dilakukan oleh ibu pascasalin. Pada penelitian ini diperoleh ibu yang melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan yang normal sebanyak 24 orang. Dengan perdarahan yang Universitas Sumatera Utara tidak normal ibu pascasalin tidak susah untuk keluar dari tempat tidur karena hal-hal yang tidak diperbolehkan pada saat perdarahan yaitu salah satunya dianjurkan untuk bed rest atau istirahat. Tapi masih ditemukan juga ibu pascasalin yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan perdarahan yang normal yaitu sebanyak 10 orang. Hal demikian dapat dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya karena kondisi tubuh tidak normal atau demam sehingga ibu pascasalin tidak mau untuk melakukan mobilisasi dini. Pada penelitian ini juga diperoleh 3 orang ibu pascasalin yang perdarahan abnormal yang disebabkan oleh atonia uteri dan laserasi jalan lahir. Hal ini dapat dipengaruhi oleh paritas ibu yaitu primipara namun ada juga yang multipara. Dengan perdarahan abnormal yang dialami oleh ibu pascasalin menyebabkan ibu tidak melakukan mobilisasi dini. Menurut Lia 2012, dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras maka resiko perdarahan abnormal dapat dihindarkan. Selain itu menurut Suherni 2009, mobilisasi dini dapat mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dengan mobilisasi dini sirkulasi darah akan lancar sehingga resiko trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

c. Tingkat Nyeri

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Surya Medan pada tabel 5.5 diperoleh bahwa mayoritas responden berdasarkan tingkat nyeri dengan kategori nyeri sedang sebanyak 27 orang, yang artinya bahwa responden berada pada nyeri sedang yaitu pada skala 4-6 yang secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat Universitas Sumatera Utara mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Dimana responden masih mampu melakukan mobilisasi dini dengan baik, ini juga karena petugas benar-benar menjalankan tugasnya sesuai prosedur sehingga nyeri pasien hanya pada batas yang wajar. Nyeri yang dialami oleh ibu pascasalin pada penelitian ini sebagian besar karena proses melahirkan yaitu nyeri sedang pada jalan lahir. Namun ada juga nyeri berat terkontrol yang diakibatkan nyeri pada luka episiotomi. Dengan demikian pada ibu pascasalin yang mengalami nyeri berat tidak dapat melakukan mobilisasi dini. Namun nyeri sedang juga tidak semua melakukan mobilisasi dini karena faktor lain, diantaranya karena ibu pascasalin mengalami perdarahan dan demam. Menurut Suherni 2009, dengan mobilisasi dini penderita merasa lebih sehat dan kuat. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit. Selain itu menurut Yeyeh 2011, para wanita menyatakan bahwa mereka merasa lebih baik dan lebih kuat setelah mobilisasi awal. Komplikasi kandung kencing dan konstipasi kurang sering terjadi. Yang penting, mobilisasi dini juga menurunkan banyak frekuensi trombosis dan emboli paru pada masa nifas. Mobilisasi dini tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru–paru, demam, dan sebagainya. Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur–angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada Ibu Pascasalin di Klinik Bersalin Surya Medan Tahun 2013”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mayoritas responden dari segi karakteristik berumur 20-35 tahun sebanyak 21 orang 56.8, berpendidikan SMA sebanyak 22 orang 59.5, memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga sebanyak 28 orang 75.7 dan primipara sebanyak 24 orang 64.9. 2. Mayoritas responden yang melakukan mobilisasi dini sebanyak 24 orang 64.9. 3. Mayoritas responden yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin berdasarkan suhu tubuh normal sebanyak 22 orang 91.7. 4. Mayoritas responden yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin berdasarkan perdarahan normal sebanyak 24 orang 100. 5. Mayoritas responden yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu pascasalin berdasarkan tingkat nyeri sedang sebanyak 21 orang 87.5.

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagi Ibu Agar lebih meningkatkan pengetahuan khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini dan meningkatkan kesadaran serta Universitas Sumatera Utara