Sarana dan Prasarana Karakteristik Petani Sampel

dan jumlah penduduk paling sedikit pada kelompok umur 19-22 tahun yaitu sebanyak 436 jiwa 5,99. Tabel ini juga menunjukkan bahwa sebagian penduduk Desa Kuok berada pada usia produktif 19-58 tahun, yakni sebesar 51,77. Hal ini menggambarkan ketersediaan tenaga kerja yang cukup banyak.

4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana desa yang baik akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di suatu desa, dan mempercepat laju kemajuan desa tersebut. Adapun sarana dan prasarana desa yang ada di Desa Kuok dapat dilihat dari Tabel 4.4 Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Desa Kuok 2013 No. Uraian Jumlah Unit 1. Pendidikan Formal Taman Kanak-Kanak 4 SD 7 SLTP 2 SLTA 2 2. Sarana Kesehatan Puskesmas 1 Posyandu 8 3. Sarana Ibadah Masjid 4 Musholla 24 Gereja 1 Sumber: Kantor Kepala Desa Kuok, 2015

4.4 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel di daerah penelitian menjadi gambaran umum petani di Desa Kuok. Karakteristik petani sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, luas lahan, laama berusahatani, dan jumlah tanggungan keluarga petani sampel dalam penelitian ini adalah petani ikan patin yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 petani yang menggunakan pakan pabrik dan 30 petani yang menggunakan pakan buatan. Tabel 4.5 Karakteristik Petani Sampel Pengguna Pakan Pabrik Desa Kuok No. Uraian Rentang Rataan 1. UmurTahun 35-61 45 2. Tingkat Pendidikan Tahun 6-12 9 3. Luas Lahanm 2 600-1.000 765 4. Lama Berusahatani Tahun 4-15 8,6 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 2-6 3,1 Sumber: Lampiran 1 diolah Tabel 4.6 Karakteristik Petani Sampel Pengguna Pakan Buatan Desa Kuok No. Uraian Rentang Rataan 1. UmurTahun 37-60 46 2. Tingkat Pendidikan Tahun 6-12 8 3. Luas Lahanm 2 600-1000 775 4. Lama Berusahatani Tahun 4-17 8,5 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa 2-7 3,4 Sumber: Lampiran 2 diolah Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rataan umur petani sampel adalah 45 tahun dengan rentang 35-61 tahun, yang menyatakan secara umum bahwa usia petani sampel masih tergolong produktif dalam pengerjaan usahataninya. Tingkat rataan pendidikan formal yang ditempuh petani sampel adalah 9 tahun dengan rentang 6-12 tahun menunjukkan bahwa petani sampel masih memiliki tingkat pendidikan setara SMP, dimana tingkat SD merupakan tingkat pendidikan paling rendah. Dengan rentang luas lahan 600 m 2 sampai 1000 m 2 dan rataan 765 m 2 artinya luas lahan petani cukup luas walaupun dengan jumlah luas lahan yang cukup bervariasi. Kemudian lama berusahatani dengan rentang 4-15 tahun rata-rata 9 tahun, menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dibidang perikanan. Adapun jumlah keluarga yang masih ditanggung oleh petani sampel berada pada rentang 2-6 jiwa dengan rataan 3,1 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah keluarga tanggungan petani sampel tergolong sedang. Dan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa rataan umur petani sampel adalah 46 tahun dengan rentang 37-60 tahun, yang menunjukkan secara umum bahwa usia petani sampel masih tergolong produktif dalam pengerjaan usahataninya. Tingkat rataan pendidikan formal yang ditempuh petani sampel adalah 8 tahun dengan rentang 6-12 tahun menunjukkan bahwa petani sampel masih memiliki tingkat pendidikan setara SMP, dimana tingkat SD merupakan tingkat pendidikan paling rendah. Dengan rentang luas lahan 600 m 2 sampai 1000 m 2 dan rataan 775 m 2 artinya luas lahan petani cukup luas walaupun dengan jumlah luas lahan yang cukup bervariasi. Kemudian lama berusahatani dengan rentang 4-17 tahun rata-rata 8,5 tahun, menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dibidang perikanan. Adapun jumlah keluarga yang masih ditanggung oleh petani sampel berada pada rentang 2-7 jiwa dengan rataan 3,4 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah keluarga tanggungan petani sampel tergolong sedang. 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Usahatani Ikan Patin

Kegiatan usahatani ikan patin membutuhkan waktu selama 6 – 9 bulan per periode panen. Adapun perbedaan periode panen disebabkan oleh perbedaan input pakan yang digunakan. Usahatani ikan patin yang menggunakan input pakan pabrik hanya membutuhkan waktu 6 bulan untuk 1 kali periode panen, sedangkan untuk usahatani ikan patin yang menggunakan input pakan buatan membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 9 bulan. Adapun pakan pabrik yang digunakan adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk dan PT Mabar Feed Indonesia. Merk dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang digunakan oleh petani adalah 781-1, 781-2, 781 dan 782 sedangkan merk dari PT Mabar Feed Indonesia yang digunakan adalah F150, FL2 dan FL3.Pakan pabrik dapat diberikan secara langsung atau siap tebar sedangkan untuk pakan buatan memiliki tahap-tahap yaitu, pertama melakukan pencampuran bahan untuk gilingan yang berupa dedak dan ikan asin busuk, lalu melakukan penggilingan kemudian setelah digiling pakan harus dijemur terlebih dahulu baru dapat di tebar.. Kegiatan usahatani ikan patin di daerah penelitian terdiri dari pengolahan lahan, penyebaran bibit, pemberian pakan, pemberian obat, pembersihan saluran air dan pamanenan.

Dokumen yang terkait

Penggunaan Limbah Kecap Ikan Sebagai Sumber Lemak Dalam Pakan Ikan Patin Pangasius hypopthalmus

0 5 60

Penggunaan Limbah Kecap Ikan Sebagai Sumber Lemak dalam Pakan Ikan Patin Pangasius Hypopthalmus

0 4 60

Kombinasi Cacing Sutra Tubifex dan Pakan Buatan pada Pemeliharaan Larva Ikan Patin Pangasius sp.

0 2 28

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 2

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 55

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 13

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 1

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 4

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 3 10

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN (FCR) PADA IKAN PATIN (Pangasius sp.)

0 0 64