Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2005-2007

OLEH :

NAMA : DEWI CHRISTINA SIJABAT

NIM : 050503050

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan

Yang Membuat Pernyataan,

Dewi Christina Sijabat


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang Maha Baik atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007”. Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan Penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan skripsi ini, Penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Departemen Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak dan Ibu Risanty, SE, M.Si,Ak selaku dosen penguji dan dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.


(4)

5. Kedua orangtua Penulis, B. Sijabat (Alm) dan S.br Situmorang, serta abang dan adik-adik Penulis, Dedy Christian Sijabat, Diani Uli Sijabat, Dora Rio Rita Sijabat, Diana Intan Delima Sijabat, Deliana Sandri Roganda Sijabat, terima kasih atas kasih sayang dan doa kalian.

6. Teman-teman di Fakultas Ekonomi angkatan 2005 serta semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Penulis,

Dewi Christina Sijabat


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 150 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005 sampai dengan 2007. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah likuiditas dan variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci: likuiditas, total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi, regresi linear berganda.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 150 firms as sample. This research is done for 2005-2007 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. Dependent variable in this research is liquidity and independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

Keyword: liquidity, total assets, capital work turnover, operating cash flow, multi regression analysis.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis...7

1. Likuiditas...7

2. Ukuran Perusahaan... 11

3. Modal Kerja... 12

4. Arus Kas... 16

B. Penelitian Terdahulu... 18 C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis


(8)

1. Kerangka Konseptual... 21

2. Hipotesis Penelitian... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 24

B. Teknik Penentuan Sampel ... 24

C. Jenis Data... 29

D. Metode Pengumpulan Data... 29

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.... 29

F. Metode dan Teknik Analisis Data... 31

G. Jadwal Penelitian... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian... 38

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif... 42

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas... 44

b. Uji Multikoliniearitas... 49

c. Uji Heteroskedastisitas... 51

d. Uji Autokorelasi ... 53

3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi... 53

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi... 55


(9)

c. Pengujian Hipotesis... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 61

B. Saran...64

C. Keterbatasan Penelitian...63

DAFTAR PUSTAKA... 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 21

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)... 44

Gambar 4.2 Histogram (sebelum data di-trimming)...45

Gambar 4.3 Histogram (setelah data di-trimming)... 46

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)... 47

Gambar 4.5 Scatterplot (sebelum transformasi logaritma natural)... 51


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 18

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian... 25

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian... 37

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan... 38

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Di-trimming... 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 53

Tabel 4.6 Coefficients Correlation untuk L = f (total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi setelah LN... 54

Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi setelah LN... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji F... 57


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Go Public yang Menjadi Sampel...67

Lampiran 2 Data Total Aktiva Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...71

Lampiran 3 Data Perputaran Modal Kerja Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...75

Lampiran 4 Data Arus Kas Operasi Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...79

Lampiran 5 Data Likuiditas Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...83

Lampiran 6 Descriptive Statistic...87

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural...88

Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Trimming... 89

Histogram Sebelum dan Setelah Trimming...90

Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 94

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 95

Lampiran 8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 96

Lampiran 9 Tabel t dengan signifikansi 5%... 98


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 150 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2005 sampai dengan 2007. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah likuiditas dan variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci: likuiditas, total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi, regresi linear berganda.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is cluster random sampling and the result are 150 firms as sample. This research is done for 2005-2007 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. Dependent variable in this research is liquidity and independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

Keyword: liquidity, total assets, capital work turnover, operating cash flow, multi regression analysis.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan. Menurut Munawir (1997: 71) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu:

1. memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern);

2. memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern);

3. membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan; 4. memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Dalam mengelola keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat memperoleh dari internal perusahaan (modal sendiri) atau dari eksternal perusahaan (kredit) untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Masalah likuiditas yang lebih


(16)

parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada kebangkrutan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aktiva lainnya.

Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild, 2005:184). Dalam pengertian yang lebih sering digunakan, likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar (Munawir, 2002:93). Ukuran likuiditas perusahaan yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities), sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Brigham and Daves, 2004: 231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan utang lancar pada umumnya berupa utang dagang, short- term notes payable, pajak yang


(17)

ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan (Brigham and Daves, 2004: 231).

Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik, karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.

Kurangnya likuiditas bagi pemegang saham perusahaan sering kali diawali dengan keuntungan yang rendah dan berkurangnya kesempatan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pengendalian pemilik atau kerugian investasi modal. Kurangnya likuiditas bagi kreditor perusahaan dapat menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Pelanggan dan pemasok produk dan jasa perusahaan juga merasakan masalah likuiditas jangka pendek. Implikasinya antara lain mencakup ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kontrak serta merusak hubungan dengan pelanggan dan pemasok penting.

Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara efisien.


(18)

Faktor-faktor tersebut antara lain: Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (cost of external financing), ketidakpastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainty), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun di waktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity) (Kim et al., 1998: 348) dalam penelitian Aldiyanti (2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) meneliti ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth opportunities), return spread, dan rasio utang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kim (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan faktor-faktor :market to book value, spread antara suku bunga investasi dengan suku bunga bank sentral, rata-rata siklus kas, rasio utang, arus kas, dan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis berpendapat bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan khususnya pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian mengenai fakor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menurut pengetahuan penulis hingga saat ini belum pernah ada yang melakukan. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi sebagian yang pernah dilakukan oleh Aldiyanti (2006). Berdasarkan alasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ”Analisis


(19)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007?

2. Apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007?

3. Apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007?

4. Apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007, 2. Untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada


(20)

3. Untuk mengetahui apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007,

4. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi likkuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007,

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis,

3. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah perusahaan itu menanggung risiko. Menurut Wild (2005: 185) likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi-penjualan-penagihan).

` Menurut Munawir (2002:31), “likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang


(22)

harus segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid.

Kim et al.,(1998: 349) dalam penelitian Aldiyanti (2006) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 1. cost of external financing

Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar perusahaan. Kim et al. (1998: 349) menggunakan proxy ukuran perusahaan (firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of external financing tersebut.

Barclay dan Smith (1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan kecil, hal ini disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale terutama jika dikaitkan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham. Berdasarkan literatur tentang asymmetric information, pada perusahaan-perusahaan yang menghadapi kondisi asymmetric information yang rumit antara insider dan outsider investors, maka perusahaan tersebut cenderung menghadapi cost of external financing yang besar. (Myers dan Majluf 1984, dalam Kim et al., 1998: 347), pada perusahaan-perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities akan menghadapi asymmetric information yang besar.


(23)

2. cash flow uncertainty

Cash flow uncertainty atau ketidapastian arus kas dapat menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang besar.

3. current and future investment opportunities

Current and Future Investment Opportunities adalah kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Current and future investment opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan current and future investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid.

4. transactions demand for liquidity

Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor transactions demand for liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan.

Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta lancar dengan utang lancar. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dapat dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut:


(24)

1. Besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang

Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang meningkat.

2. Volume kegiatan perusahaan

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan utang-utang. Tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi jangka panjang untuk membiayai kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.

3. Pengendalian harta lancar

Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang. Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas.


(25)

1. menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari pemegang saham ataupun dengan pinjaman,

2. mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta tetap, 3. mengatur harta lancar secara efisien.

Menurut Riyanto (2001:28), apabila kita mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya, maka tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut:

1. dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar

2. dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi utang lancar

3. dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar. Hal ini dapat berlaku jika current ratio itu lebih dari satu.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan tersebut secara langsung akan mempengaruhi


(26)

kondisi likuiditas perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas.

3. Modal Kerja

Menurut Wild (2005, 186), “modal kerja adalah selisih aktiva lancar setelah dikurang kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001: 150), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari dan untuk menjaga kontinuitas perusahaan selama masih beroperasi.

Menurut Riyanto (1995:51) modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut :

a. konsep kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital),

b. konsep kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital),

c. konsep fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk


(27)

menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.


(28)

Menurut Munawir (2002:125) penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya. 2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya

penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya.

3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.

4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.

5. Pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang obligasi maupun bentuk utang jangka panjang lainnya.

6. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.


(29)

Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, Munawir (2002:129) mengemukakan bahwa adapula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak berkurang), misalnya:

1.pembelian efek (marketable securities) secara tunai

2.pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai 3.perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, misalnya dari piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes receivable)

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam suatu perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut.

Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat


(30)

diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.

4. Arus Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali ke perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus operasi baru.

Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas. Kas lah yang digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap


(31)

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Menurut Harahap (2008: 257), kegunaan laporan arus kas untuk mengetahui:

1. kemampuan suatu perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;

2. kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;

3. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dan sumber kekayaan perusahaan;

4. kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang;

5. alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;

6. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.


(32)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan Hasil Penelitan Aldiyanti Listi (2006) “Faktor Faktor Penentu Likuiditas Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2004”.

Ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return

spread, dan debt ratio. menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan, sedangkan

debt ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Farhan Fanny Akhmad (2005) “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan (Studi Survei Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di BEJ)”

Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dihitung

menggunakan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

Menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas perusahaan

Kim et al. (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2006)

“The Determinants of

Corporate Liquidity: Theory and Evidence”. Ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, variabilitas arus kas operasi, variabilitas arus

free cash flow, return spread,

perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, siklus kas, variabilitas arus kas, debt

ratio, arus kas,

dan prediktor kebangkrutan.

menunjukkan bahwa rasio

market to book value

berpengaruh positif dan signifikan sedangkan

return spread, siklus kas, debt ratio, arus kas,

kemungkinan kebangkrutan

berpengaruh negative dan signifikan.


(33)

Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2006) tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu likuiditas. Faktor-faktor yang digunakan sebagai prediktor likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread, dan debt ratio. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas, (3) return spread berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas perusahaan, (4) debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) tersebut bertujuan untuk mengetahui secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan likuiditas perusahaan. Faktor-faktor yang diduga menentukan likuiditas adalah: (1) ukuran perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh (growth opportunities), (3) variabilitas arus kas operasi, (4) variabilitas free cash flow, (5) return spread, (6) perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, (7) siklus kas, (8) variabilitas siklus kas, (9) debt ratio, (10) arus kas, (11) prediktor kebangkrutan. Penelitian dilakukan terhadap 915 perusahaan manufaktur di AS dengan periode pengamatan tahun 1975-1994. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) ini menunjukkan: (1) rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan, (2) Return spread berpengaruh negatif dan signifikan, (3) Siklus kas berpengaruh


(34)

negatif dan signifikan, (4) Debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan, (5) arus kas berpengaruh negatif dan signifikan, (6) kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negatif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2005) dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode tahun 2002 sampai dengan 2004. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan menguraikan terlebih dahulu kondisi objek penelitian atau perusahaan yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang ada untuk menguji hipotesis. Berdasarkan data yang ada, dilakukan penghitungan perputaran modal kerja, tingkat likuiditas dengan menggunakan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas. Hasil penelitian Farhan ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas perusahaan.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, pengaruh modal kerja, usuran perusahaan, arus kas terhadap likuiditas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :


(35)

Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H4

H1

H2

H3

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan tersebut secara langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kim et al (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam

L i k u i d i t a s (Y) Ukuran Perusahaan (X1)

Modal Kerja (X2)


(36)

jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Modal kerja yang cukup akan memungkinkan suatu perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, akan tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, dan sebaliknya adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan indikator utama kegagalan suatu perusahaan.

Ukuran arus kas mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis: operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas operasi, atau arus kas dari operasi, merupakan padanan dasar kas untuk laba bersih akrual. Informasi arus kas membantu menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan rentang arus kas dimasa depan. Arus kas dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang (Wild, 2005:17). Penelitian yang telah dilakukan oleh Anderson (2002) dalam penelitian Aldiyanti (2006) menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan.


(37)

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 H2 : terdapat pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007

H3 : terdapat pengaruh arus kas terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007

H4 : terdapat pengaruh, ukuran perusahaaan, modal kerja, arus kas secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, rasio utang, dan arus kas terhadap likuiditas.

B. Teknik Penentuan Sampel

     Menurut Sugiyono ( 2005: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (yang sebelumnya telah berubah nama dari Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia sejak 31 Desember 2008), kecuali bank dan asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di www.idx.co.id, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 adalah 244 perusahaan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih secara random kelompok dari populasi (Umar, 2008:89). Kemudian dari kelompok yang terpilih tersebut, diambil semua atau sebagian elemen secara random.


(39)

Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin (1960) dalam Umar (2008:78) seperti berikut:

n = N 1 + N e2 = 150 perusahaan dimana:

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasi (244 perusahaan)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

Daftar perusahaan yang akan dijadikan dalam sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode Tanggal Listing

1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI 9 Des’ 1997

2. Abdi Bangsa Tbk. ABBA 3 Apr’ 2002

3. Ades Waters Indonesia Tbk. ADES 13 Jun’ 1994

4. Polychem Indonesia Tbk. ADMG 20 Okt’ 1993

5. Akbar Indomakmur Stimec Tbk AIMS 20 Jul’ 2001

6 Aneka Kemasindo Utama Tbk. AKKU 1 Nov’ 2004

7 Argha Karya Prima Ind. Tbk. AKPI 18 Des’ 1992

8 AKR Corporindo Tbk. AKRA 3 Okt’ 1994

9 Alfa Retailindo Tbk. ALFA 18 Jan’ 2000

10 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 27 Nov’ 1997

11 Apexindo Pratama Duta Tbk. APEX 10 Jul’ 2002

12 Arwana Citramulia Tbk. ARNA 17 jul’ 2001

13 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 30 Apr’ 2003


(40)

16 ATPK Resources Tbk. ATPK 17 Apr’ 2002

17 Astra Otoparts Tbk. AUTO 15 Jun’ 1998

18 BAT Indonesia Tbk. BATI 20 Des’ 1979

19 Bayu Buana Tbk. BAYU 30 Okt’ 1989

20 Bhakti Investama Tbk. BHIT 24 Nov’ 1997

21 Berlian Laju Tanker Tbk. BLTA 26 Mar’ 1990

22 Bakrie & Brothers Tbk. BNBR 28 Agust’ 1989

23 Barito Pacific Tbk. BRPT 1 Okt’ 1993

24 Bumi Teknokultura Unggul Tbk. BTEK 14-Mei-04

25 Betonjaya Manunggal Tbk. BTON 18 Jul’ 2001

26 Budi Acid Jaya Tbk. BUDI 08-Mei-95

27 Bumi Resources Tbk. BUMI 30 Jul’ 1990

28 Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 9 Jul’ 1996

29 Centrin Online Tbk. CENT 1 Nov’ 2001

30 Citra Mineral Investindo Tbk. CITA 20 Mar’ 2002

31 Colorpak Indonesia Tbk. CLPI 30 Nov’ 2001

32 Centris Multi Persada Pratama Tbk. CMPP 8 Des’ 1994

33 CENTEX Tbk. CNTX 22-Mei-79

34 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. CPIN 18 Mar’ 1991

35 Citra Tubindo Tbk. CTBN 28 Nov’ 1989

36 Davomas Abadi Tbk. DAVO 22 Des’ 1994

37 Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk. DSFI 24 Mar’ 2000

38 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk. DSUC 25 Mar’ 2000

39 Darya Varia Laboratoria Tbk. DVLA 11 Nov’ 1994

40 Dynaplast Tbk. DYNA 5 Agust’ 1991

41 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 7 Jun’ 2004

42 Enseval Putra Megatrading Tbk. EPMT 1 Agust’ 1994

43 Eratex Djaja Tbk. ERTX 21 Agust’ 1990

44 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI 13 Okt’ 1992

45 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 16-Mei-97

46 Fast Food Indonesia Tbk. FAST 11-Mei-93

47 Fortune Indonesia Tbk. FORU 30 Jun’ 2000

48 PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI 21 Mar’ 2002

49 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 1 Des’ 1980

50 Gema Grahasarana Tbk. GEMA 12 Agust’ 2002

51 Gudang Garam Tbk. GGRM 27 Agust’ 1990

52 Equity Development Investment Tbk. GSMF 13 Okt’ 1989

53 Hero Supermarket Tbk. HERO 2 Des’ 1989

54 Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA 13 Peb’ 1995

55 HM Sampoerna Tbk. HMSP 15 Agust’ 1990

56 Infoasia Teknologi Global Tbk. IATG 15 Nov’ 2001

57 Intikeramik Alamsari Industri Tbk. IKAI 4 Jun’ 1997

58 Indomobil Sukses International Tbk. IMAS 15 Sept’ 1993

59 Indofarma Tbk. INAF 17 Apr’ 2001

60 Indal Aluminium Industry Tbk. INAI 5 Des’ 1994

61 Intanwijaya Internasional Tbk. INCI 24 Jul’ 1990

62 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 14 Jul’ 1994

63 Indorama Synthetics Tbk. INDR 3 Agust’ 1990


(41)

66 Intraco Penta Tbk. INTA 23 Agust’ 1993

67 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 5 Des’ 1989

68 Indosat Tbk. ISAT 19 Okt’ 1994

69 Jembo Cable Company Tbk. JECC 18 Nov’ 1992

70 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd. Tbk. JKSW 6 Agust’ 1997

71 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. JSPT 12 Jan’ 1998

72 GT Kabel Indonesia Tbk. KBLI 6 Jul’ 1992

73 Kabelindo Murni Tbk. KBLM 1 Jun’ 1992

74 Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI 29 Jul’ 1996

75 Kedaung Indah Can Tbk. KICI 28 Okt’ 1993

76 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1 Jul’ 1991

77 Kalbe Farma Tbk. KLBF 30 Jul’ 1991

78 Leyand International Tbk. LAPD 17 Jul’ 2001

79 Lion Metal Works Tbk. LION 20 Agust’ 1993

80 Langgeng Makmur Industri Tbk. LMPI 17 Okt’ 1994

81 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 4 Jun’ 1990

82 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN 5 Peb’ 1990

83 Lippo E-Net Tbk. LPLI 23 Okt’ 1989

84 Pacific Utama Tbk. LPPF 9 Okt’ 1989

85 Lautan Luas Tbk. LTLS 21 Jul’ 1997

86 Mas Murni Indonesia Tbk. MAMI 9 Peb’ 1994

87 Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 10 Nov’ 2004

88 Modern International Tbk. MDRN 16 Jul’ 1991

89 Merck Tbk. MERK 23 Jul’ 1981

90 Nusantara Infrastructure Tbk. META 18 Jul’ 2001

91 Mitra Rajasa Tbk. MIRA 30 Jan’ 1997

92 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 17 Jan’ 1994

93 Mulia Industrindo Tbk. MLIA 17 Jan’ 1994

94 Multipolar Tbk. MLPL 6 Nov’ 1989

95 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 21 Des’ 1992

96 Mustika Ratu Tbk. MRAT 27 Jul’ 1995

97 Metrodata Electronics Tbk. MTDL 9 Apr’ 1990

98 Metro Supermarket Realty Tbk. MTSM 8 Jan’ 1992

99 Hanson International Tbk. MYRX 31 Okt’ 1990

100 Indonesia Prima Property Tbk. OMRE 22 Agust’ 1994

101 Panorama Sentrawisata Tbk. PANR 18 Sept’ 2001

102 Pan Brothers Tbk. PBRX 16 Agust’ 1990

103 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 15 Des’ 2003

104 Pembangunan Jaya Ancol Tbk. PJAA 2 Jul’ 2004

105 Plaza Indonesia Realty Tbk. PLIN 15 Jun’ 1992

106 Pudjiadi & Sons Estates Ltd. Tbk. PNSE 01-Mei-90

107 Polysindo Eka Perkasa Tbk. POLY 12 Mar’ 1991

108 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS 12 Jul’ 1990

109 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 23 Des’ 2002

110 Pioneerindo Gourmet International Tbk. PTSP 30-Mei-94

111 Pakuwon Jati Tbk. PWON 9 Okt’ 1989

112 Pyridam Farma Tbk. PYFA 16 Okt’ 2001

113 Ramayana Lestari Sentosa Tbk. RALS 24 Jul’ 1996


(42)

116 Bentoel International Investama Tbk. RMBA 5 Mar’ 1990

117 Steady Safe Tbk. SAFE 15 Agust’ 1994

118 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. SAIP 03-Mei-93

119 Surya Citra Media Tbk. SCMA 16 Jul’ 2002

120 Schering Plough Indonesia Tbk. SCPI 8 Jun’ 1990

121 Siwani Makmur Tbk. SIMA 3 Jun’ 1994

122 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM 28 Mar’ 2000

123 Sierad Produce Tbk. SIPD 27 Des’ 1996

124 SMART Tbk. SMAR 20 Nov’ 1992

125 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 10 Agust’ 1997

126 Samudera Indonesia Tbk. SMDR 5 Des’ 1999

127 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 9 Sept’ 1996

128 Sona Topas Tourism Industry Tbk. SONA 21 Jul’ 1992

129 Allbond Makmur Usaha Tbk. SQMI 15 Jul’ 2004

130 Indo Acidatama Tbk. SRSN 11 Jan’ 1993

131 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM 20 Agust’ 1997

132 Siantar Top Tbk. STTP 16 Des’ 1996

133 Sugi Samapersada Tbk. SUGI 19 Jun’ 2002

134 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI 21 Mar’ 1994

135 Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 14 Peb’ 2000

136 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS 30 Sept’ 1993

137 Tigaraksa Satria Tbk. TGKA 11 Jun’ 1990

138 Timah (Persero) Tbk. TINS 19 Okt’ 1995

139 Tira Austenite Tbk. TIRA 27 Jul’ 1993

140 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT 13 Des’ 1999

141 Toko Gunung Agung Tbk. TKGA 6 Jan’ 1992

142 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM 14 Nov’ 1995

143 Tempo Inti Media Tbk. TMPO 8 Jan’ 2001

144 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 30 Okt’ 1990

145 Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 17 Jun’ 1994

146 Bakrie Sumatera Plantations Tbk. UNSP 6 Mar’ 1990

147 United Tractors Tbk. UNTR 19 Sept’ 1989

148 Voksel Electric Tbk. VOKS 20 Okt’ 1990

149 Wahana Phonix Mandiri Tbk. WAPO 22 Jun’ 2001

150 Zebra Nusantara Tbk. ZBRA 1 Agust’ 1991


(43)

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu data yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan maupun download internet. Data sekunder penelitian ini merupakan data laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005, 2006, dan 2007.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh melalui media internet dengan mendownload situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya


(44)

variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007:3). Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari :

a. Ukuran perusahaan adalah besarnya perusahaan ditinjau dari aktiva yang dimilikinya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Total Aktiva Perusahaan

Alasan digunakannya total aktiva perusahaan adalah karena total aktiva merupakan proxy dari ukuran perusahaan

b. Modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan. Modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus perputaran modal kerja sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja =

ModalKerja Penjualan

x 100%

Alasan digunakannya perputaran modal kerja adalah karena perputaran modal kerja menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh untuk tiap rupiah modal kerja.

c. Arus kas dalam penelitian ini adalah merupakan arus kas dari operasi yaitu merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya,


(45)

sehingga formula yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi adalah sebagai berikut:

Arus kas operasi = Arus kas masuk dan Arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait

Alasan digunakannya arus kas operasi adalah karena arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan yang bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek.

2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:3). Vaariabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah rasio lancar yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

Current ratio =

bilities CurrentLia

ets CurrentAss

x 100%

Alasan digunakannya current ratio adalah karena current ratio lebih berguna untuk membandingkan likuiditas berbagai perusahaan dalam industri yang sama.

F. Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis statistik dan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows .Dalam penggunaan


(46)

metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

1). Uji Asumsi Klasik

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:

1. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,

2. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.


(47)

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF dengan ketentuan bila VIF > 10 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.

Menurut Ghozali (2005: 95) cara mengobati multikolinearitas, yaitu : 1. menggabungkan data crossection dan time series (pooling data),

2. keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelas tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,

3. transformasi variabel, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan first difference atau delta.

c. Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Ghozali (2005: 109) cara memperbaiki model jika terdapat heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara :


(48)

1. melakukan transformasi dalam bentuk regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut.

2. melakukan transformasi logaritma.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2007 : 109 ) ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson (DW test). Ketentuan yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi menurut Santoso adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi variable independen untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat. Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut


(49)

Dimana :

Y = likuiditas a = konstanta

b1, b2, b3, b4 = parameter koefisien regresi X1 = ukuran perusahaan

X2 = modal kerja X3 = arus kas e = penganggu

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test a. Uji signifikan simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel terikat. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3= 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas. H1 : b1 b2 b30, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas.

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan () = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:

H0 diterima apabila Fhitung Ftabel H0 ditolak (terima H1) bila Fhitung > Ftabel


(50)

b. Uji signifikan parsial (t-test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas.

H1 : b1 b2 b30, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap variabel likuiditas.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan () = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah : H0 diterima jika : ttabel thitung  ttabel

H1 diterima jika : thitung > ttabel thitung  - ttabel


(51)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.2

Jadwal Penelitian Bulan 2009

Tahapan Penelitian Mei Juni Juli Agustus September Pengajuan Judul

x Pencarian Data Awal

Penyelesaian Proposal Penyerahan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, didapat 150 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode Tanggal Listing

1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI 9 Des’ 1997

2. Abdi Bangsa Tbk. ABBA 3 Apr’ 2002

3. Ades Waters Indonesia Tbk. ADES 13 Jun’ 1994

4. Polychem Indonesia Tbk. ADMG 20 Okt’ 1993

5. Akbar Indomakmur Stimec Tbk AIMS 20 Jul’ 2001

6 Aneka Kemasindo Utama Tbk. AKKU 1 Nov’ 2004

7 Argha Karya Prima Ind. Tbk. AKPI 18 Des’ 1992

8 AKR Corporindo Tbk. AKRA 3 Okt’ 1994

9 Alfa Retailindo Tbk. ALFA 18 Jan’ 2000

10 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 27 Nov’ 1997


(53)

12 Arwana Citramulia Tbk. ARNA 17 jul’ 2001

13 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 30 Apr’ 2003

14 Astra Graphia Tbk. ASGR 15 Nov’ 1989

15 Astra International Tbk. ASII 4 Apr’ 1990

16 ATPK Resources Tbk. ATPK 17 Apr’ 2002

17 Astra Otoparts Tbk. AUTO 15 Jun’ 1998

18 BAT Indonesia Tbk. BATI 20 Des’ 1979

19 Bayu Buana Tbk. BAYU 30 Okt’ 1989

20 Bhakti Investama Tbk. BHIT 24 Nov’ 1997

21 Berlian Laju Tanker Tbk. BLTA 26 Mar’ 1990

22 Bakrie & Brothers Tbk. BNBR 28 Agust’ 1989

23 Barito Pacific Tbk. BRPT 1 Okt’ 1993

24 Bumi Teknokultura Unggul Tbk. BTEK 14-Mei-04

25 Betonjaya Manunggal Tbk. BTON 18 Jul’ 2001

26 Budi Acid Jaya Tbk. BUDI 08-Mei-95

27 Bumi Resources Tbk. BUMI 30 Jul’ 1990

28 Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 9 Jul’ 1996

29 Centrin Online Tbk. CENT 1 Nov’ 2001

30 Citra Mineral Investindo Tbk. CITA 20 Mar’ 2002

31 Colorpak Indonesia Tbk. CLPI 30 Nov’ 2001

32 Centris Multi Persada Pratama Tbk. CMPP 8 Des’ 1994

33 CENTEX Tbk. CNTX 22-Mei-79

34 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. CPIN 18 Mar’ 1991

35 Citra Tubindo Tbk. CTBN 28 Nov’ 1989

36 Davomas Abadi Tbk. DAVO 22 Des’ 1994

37 Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk. DSFI 24 Mar’ 2000

38 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk. DSUC 25 Mar’ 2000

39 Darya Varia Laboratoria Tbk. DVLA 11 Nov’ 1994

40 Dynaplast Tbk. DYNA 5 Agust’ 1991

41 Energi Mega Persada Tbk. ENRG 7 Jun’ 2004

42 Enseval Putra Megatrading Tbk. EPMT 1 Agust’ 1994

43 Eratex Djaja Tbk. ERTX 21 Agust’ 1990

44 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI 13 Okt’ 1992

45 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 16-Mei-97

46 Fast Food Indonesia Tbk. FAST 11-Mei-93

47 Fortune Indonesia Tbk. FORU 30 Jun’ 2000

48 PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI 21 Mar’ 2002

49 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR 1 Des’ 1980

50 Gema Grahasarana Tbk. GEMA 12 Agust’ 2002

51 Gudang Garam Tbk. GGRM 27 Agust’ 1990

52 Equity Development Investment Tbk. GSMF 13 Okt’ 1989

53 Hero Supermarket Tbk. HERO 2 Des’ 1989

54 Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA 13 Peb’ 1995

55 HM Sampoerna Tbk. HMSP 15 Agust’ 1990

56 Infoasia Teknologi Global Tbk. IATG 15 Nov’ 2001

57 Intikeramik Alamsari Industri Tbk. IKAI 4 Jun’ 1997

58 Indomobil Sukses International Tbk. IMAS 15 Sept’ 1993

59 Indofarma Tbk. INAF 17 Apr’ 2001


(54)

62 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 14 Jul’ 1994

63 Indorama Synthetics Tbk. INDR 3 Agust’ 1990

64 Indoexchange Tbk. INDX 17-Mei-01

65 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP 16 Jul’ 1990

66 Intraco Penta Tbk. INTA 23 Agust’ 1993

67 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 5 Des’ 1989

68 Indosat Tbk. ISAT 19 Okt’ 1994

69 Jembo Cable Company Tbk. JECC 18 Nov’ 1992

70 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd. Tbk. JKSW 6 Agust’ 1997

71 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. JSPT 12 Jan’ 1998

72 GT Kabel Indonesia Tbk. KBLI 6 Jul’ 1992

73 Kabelindo Murni Tbk. KBLM 1 Jun’ 1992

74 Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI 29 Jul’ 1996

75 Kedaung Indah Can Tbk. KICI 28 Okt’ 1993

76 Resource Alam Indonesia Tbk. KKGI 1 Jul’ 1991

77 Kalbe Farma Tbk. KLBF 30 Jul’ 1991

78 Leyand International Tbk. LAPD 17 Jul’ 2001

79 Lion Metal Works Tbk. LION 20 Agust’ 1993

80 Langgeng Makmur Industri Tbk. LMPI 17 Okt’ 1994

81 Lionmesh Prima Tbk. LMSH 4 Jun’ 1990

82 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN 5 Peb’ 1990

83 Lippo E-Net Tbk. LPLI 23 Okt’ 1989

84 Pacific Utama Tbk. LPPF 9 Okt’ 1989

85 Lautan Luas Tbk. LTLS 21 Jul’ 1997

86 Mas Murni Indonesia Tbk. MAMI 9 Peb’ 1994

87 Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 10 Nov’ 2004

88 Modern International Tbk. MDRN 16 Jul’ 1991

89 Merck Tbk. MERK 23 Jul’ 1981

90 Nusantara Infrastructure Tbk. META 18 Jul’ 2001

91 Mitra Rajasa Tbk. MIRA 30 Jan’ 1997

92 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 17 Jan’ 1994

93 Mulia Industrindo Tbk. MLIA 17 Jan’ 1994

94 Multipolar Tbk. MLPL 6 Nov’ 1989

95 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 21 Des’ 1992

96 Mustika Ratu Tbk. MRAT 27 Jul’ 1995

97 Metrodata Electronics Tbk. MTDL 9 Apr’ 1990

98 Metro Supermarket Realty Tbk. MTSM 8 Jan’ 1992

99 Hanson International Tbk. MYRX 31 Okt’ 1990

100 Indonesia Prima Property Tbk. OMRE 22 Agust’ 1994

101 Panorama Sentrawisata Tbk. PANR 18 Sept’ 2001

102 Pan Brothers Tbk. PBRX 16 Agust’ 1990

103 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 15 Des’ 2003

104 Pembangunan Jaya Ancol Tbk. PJAA 2 Jul’ 2004

105 Plaza Indonesia Realty Tbk. PLIN 15 Jun’ 1992

106 Pudjiadi & Sons Estates Ltd. Tbk. PNSE 01-Mei-90

107 Polysindo Eka Perkasa Tbk. POLY 12 Mar’ 1991

108 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS 12 Jul’ 1990

109 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA 23 Des’ 2002


(55)

112 Pyridam Farma Tbk. PYFA 16 Okt’ 2001

113 Ramayana Lestari Sentosa Tbk. RALS 24 Jul’ 1996

114 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY 22 Jan’ 1998

115 Rimo Catur Lestari Tbk. RIMO 10 Nov’ 2000

116 Bentoel International Investama Tbk. RMBA 5 Mar’ 1990

117 Steady Safe Tbk. SAFE 15 Agust’ 1994

118 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. SAIP 03-Mei-93

119 Surya Citra Media Tbk. SCMA 16 Jul’ 2002

120 Schering Plough Indonesia Tbk. SCPI 8 Jun’ 1990

121 Siwani Makmur Tbk. SIMA 3 Jun’ 1994

122 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM 28 Mar’ 2000

123 Sierad Produce Tbk. SIPD 27 Des’ 1996

124 SMART Tbk. SMAR 20 Nov’ 1992

125 Holcim Indonesia Tbk. SMCB 10 Agust’ 1997

126 Samudera Indonesia Tbk. SMDR 5 Des’ 1999

127 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 9 Sept’ 1996

128 Sona Topas Tourism Industry Tbk. SONA 21 Jul’ 1992

129 Allbond Makmur Usaha Tbk. SQMI 15 Jul’ 2004

130 Indo Acidatama Tbk. SRSN 11 Jan’ 1993

131 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM 20 Agust’ 1997

132 Siantar Top Tbk. STTP 16 Des’ 1996

133 Sugi Samapersada Tbk. SUGI 19 Jun’ 2002

134 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI 21 Mar’ 1994

135 Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA 14 Peb’ 2000

136 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS 30 Sept’ 1993

137 Tigaraksa Satria Tbk. TGKA 11 Jun’ 1990

138 Timah (Persero) Tbk. TINS 19 Okt’ 1995

139 Tira Austenite Tbk. TIRA 27 Jul’ 1993

140 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT 13 Des’ 1999

141 Toko Gunung Agung Tbk. TKGA 6 Jan’ 1992

142 Telekomunikasi Indonesia (Persero) TLKM 14 Nov’ 1995

143 Tempo Inti Media Tbk. TMPO 8 Jan’ 2001

144 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO 30 Okt’ 1990

145 Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC 17 Jun’ 1994

146 Bakrie Sumatera Plantations Tbk. UNSP 6 Mar’ 1990

147 United Tractors Tbk. UNTR 19 Sept’ 1989

148 Voksel Electric Tbk. VOKS 20 Okt’ 1990

149 Wahana Phonix Mandiri Tbk. WAPO 22 Jun’ 2001

150 Zebra Nusantara Tbk. ZBRA 1 Agust’ 1991


(56)

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas sebagai variabel bebas (independent variable) dan likuiditas sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Likuiditas

377 .013615629761 2.96017784

1106E0

1.3089741 7617624E0

.641441969352 200

Total aktiva 377 556667431 8.E13 4.01E12 1.042E13

Perputaran Modal Kerja

377 -1.093247550527E3 2.94228406 7648E4

7.9164461 3053226E1

1.51785606304 1728E3

Arus Kas Operasi 377 -9.E11 3.E13 5.27E11 2.623E12

Valid N (listwise) 377

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya variabel perputaran modal kerja dan arus kas operasi memiliki nilai minimum negatif, namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel selalu merugi selama periode pengamatan. Untuk nilai maksimum, semua


(57)

variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel likuiditas memiliki nilai minimum 0,013615629761 dan maksimum 2,960177841106E0 dengan rata-rata likuiditas sebesar 1,30897417617624E0 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.

b. Variabel total aktiva memiliki nilai minimum Rp. 556667431 dan nilai maksimum 8,E13 dengan rata-rata total aktiva sebesar 4,01E12 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.

c. Variabel perputaran modal kerja memiliki nilai minimum -1,093247550527E3 dan nilai maksimum 2,942284067648E4 dengan rata-rata perputaran modal kerja sebesar 7,91644613053226E1 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.

d. Variabel arus kas operasi memiliki nilai minimum -9,E11 dan nilai maksimum 3,E13 dengan rata-rata arus kas operasi sebesar 5,27E11 dengan jumlah sampel 377 perusahaan.

2. Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas, antara lain uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.


(58)

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik one-sample kolmogrov smirnov, tingkat signifikan 5% dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data di Trimming Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)

Gambar 4.1 Sumber: Data yang diolah penulis, 2009


(59)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, kelihatan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta mendekati garis diagonal sehingga disimpulkan bahwa data dalam model regresi terlihat terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan grafik histogram, dan grafik normal plot, menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.

Histogram (sebelum data di-trimming) Gambar 4.2

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri (positive skewness). Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007: 106), yaitu :


(60)

a. Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya. b. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier.

c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar terdistribusi normal, penulis melakukan trimming data. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):

1. Analisis Grafik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut :

Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming Histogram Dependent Variable (Likuiditas)

Histogram (setelah data di-trimming) Gambar 4.3


(61)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik selain dengan analisis grafik histogram melalui grafik normal p-p plot regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.4

Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)

Gambar 4. 4

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik.


(62)

2. Analisis Statistik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogrov Smirnov. Tabel 4.3 ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) Unstandardized Residual bernilai 0, 118 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata () yaitu 0,05. Hal ini berarti model regresi variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 377

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .63875859

Most Extreme Differences Absolute .061

Positive .061

Negative -.034

Kolmogorov-Smirnov Z 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .118

a. Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(63)

b.Uji multikolineritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi data ada tidaknya gejala multikolinieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variable independen dan besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerance> 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.299 .036 35.949 .000

Total

aktiva 7.682E-15 .000 .125 1.355 .176 .313 3.192

Perputaran Modal Kerja

-8.998E-6 .000 -.021 -.413 .680 1.000 1.000

Arus Kas

Operasi -3.867E-14 .000 -.158 -1.717 .087 .313 3.192

a. Dependent Variable: Likuiditas


(1)

Lampiran 7 (lanjutan)

Hasil Uji Heterokedastisitas Sebelum Transformasi Logaritma Natural


(2)

Lampiran 8

Sebelum Transformasi dengan Logaritma Natural

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1

.091a .008 .000 .6413221782998

54 1.808

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Perputaran Modal Kerja, Total aktiva b. Dependent Variable: Likuiditas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.292 3 .431 1.047 .372a

Residual 153.413 373 .411

Total 154.704 376

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Perputaran Modal Kerja, Total aktiva b. Dependent Variable: Likuiditas

Sebelum Transformasi dengan Logaritma Natural

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .612a .375 .365 .22630 2.077

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y


(3)

Lampiran 8 (Lanjutan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.772 3 1.924 37.569 .000a

Residual 9.627 188 .051

Total 15.399 191

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y


(4)

Lampiran 9

Tabel t dengan Signifikansi 5%

df t table df t table df t table df t table

1. 12,7062 25. 2,059539 49 2,009575 73 1,992997 2. 4,302653 26. 2,055529 50 2,008559 74 1,992543 3. 3,182446 27. 2,05183 51 2,007584 75 1,992102 4. 2,776445 28. 2,048407 52 2,006647 76 1,991673 5. 2,570582 29. 2,04523 53 2,005746 77 1,991254 6. 2,446912 30. 2,042272 54 2,004879 78 1,990847 7. 2,364624 31. 2,039513 55 2,004045 79 1,99045 8. 2,306004 32. 2,036933 56 2,003241 80 1,990063 9. 2,262157 33. 2,034515 57 2,002465 81 1,989686 10. 2,228139 34. 2,032244 58 2,001717 82 1,989319 11. 2,200985 35. 2,030108 59 2,000995 83 1,98896 12. 2,178813 36. 2,028094 60 2,000298 84 1,98861 13. 2,160369 37. 2,026192 61 1,999624 85 1,988268 14. 2,144787 38. 2,024394 62 1,998971 86 1,987934 15. 2,13145 39. 2,022691 63 1,998341 87 1,987608 16. 2,119905 40. 2,021075 64 1,99773 88 1,98729 17. 2,109816 41. 2,019541 65 1,997138 89 1,986979 18. 2,100922 42. 2,018082 66 1,996564 90 1,986674 19. 2,093024 43. 2,016692 67 1,996008 91 1,986377 20. 2,085963 44. 2,015368 68 1,995469 92 1,986086 21. 2,079614 45. 2,014103 69 1,994945 93 1,985802 22. 2,073873 46. 2,012896 70 1,994437 94 1,985523 23. 2,068658 47. 2,01174 71 1,993943 95 1,985251 24. 2,063899 48 2,010635 72 1,993464 96 1,984984


(5)

df t table df t table df t table df t table

97 1,984723 120 1,97993 143 1,976692 166 1,974358 98 1,984467 121 1,979764 144 1,976575 167 1,974271 99 1,984217 122 1,9796 145 1,97646 168 1,974185 100 1,983971 123 1,979439 146 1,976346 169 1,9741 101 1,983731 124 1,97928 147 1,976233 170 1,974017 102 1,983495 125 1,979124 148 1,976122 171 1,973934 103 1,983264 126 1,978971 149 1,976013 172 1,973852 104 1,983037 127 1,97882 150 1,975905 173 1,973771 105 1,982815 128 1,978671 151 1,975799 174 1,973691 106 1,982597 129 1,978524 152 1,975694 175 1,973612 107 1,982383 130 1,97838 153 1,97559 176 1,973534 108 1,982173 131 1,978239 154 1,975488 177 1,973457 109 1,981967 132 1,978099 155 1,975387 178 1,973381 110 1,981765 133 1,977961 156 1,975287 179 1,973305 111 1,981567 134 1,977826 157 1,975189 180 1,973231 112 1,981372 135 1,977692 158 1,975092 181 1,973157 113 1,98118 136 1,977561 159 1,974996 182 1,973084 114 1,980992 137 1,977431 160 1,974902 183 1,973012 115 1,980807 138 1,977304 161 1,974808 184 1,972941 116 1,980626 139 1,977178 162 1,974716 185 1,97287 117 1,980448 140 1,977054 163 1,974625 186 1,9728 118 1,980272 141 1,976931 164 1,974535 187 1,972731 119 1,9801 142 1,976811 165 1,974446 188 1,972663


(6)

Lampiran 9 (lanjutan)

Tabel F dengan Signifikansi 5%

n = 1 2 3

df = 1 161.447638 199.5 215.707345

2 18.512820 19 19.164292

3 10.127964 9.552094 9.276628 4 7.708647 6.944271 6.591382 5 6.607890 5.786135 5.409451 6 5.987377 5.143252 4.757062 7 5.591447 4.737414 4.346831 8 5.317655 4.458970 4.066180 9 5.117355 4.256494 3.862548 10 4.964602 4.102821 3.708264 11 4.844335 3.982297 3.587433 12 4.747225 3.885293 3.490294 13 4.667192 3.805565 3.410533 14 4.600109 3.738891 3.343888 15 4.543077 3.682320 3.287382 20 4.351243 3.492828 3.098391 25 4.241698 3.385189 2.991240 30 4.170876 3.315829 2.922277 35 4.121338 3.267423 2.874187 40 4.084745 3.231726 2.838745 45 4.056612 3.204317 2.811543 100 3.936142 3.087295 2.695534 150 3,904202 3,056366 2,664907

170 3,896742 3,049149 2,657762 171 3,896415 3,048833 2,657449 172 3,896092 3,04852 2,65714 173 3,895773 3,048212 2,656834 174 3,895458 3,047906 2,656532 175 3,895146 3,047605 2,656234 176 3,894838 3,047307 2,655939 177 3,894533 3,047012 2,655647 178 3,894232 3,046721 2,655359 179 3,893934 3,046433 2,655074 180 3,89364 3,046148 2,654792 181 3,893349 3,045866 2,654513 182 3,893061 3,045588 2,654237 183 3,892776 3,045312 2,653965 184 3,892494 3,04504 2,653695 185 3,892216 3,044771 2,653428 186 3,89194 3,044504 2,653165 187 3,891668 3,04424 2,652904 188 3,891398 3,04398 2,652646