Teori Snehandu B. Kar Kerangka Teori

pendidikan secara khusus untuk peserta didik tunadaksa yang disertai dengan gangguan kecerdasan. e. SLB Bagian E, yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik tunalaras. f. SLB Bagian G, yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan  pendidikan secara khusus untuk peserta didik tunaganda. Adapun Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB adalah sekolah pada tingkat dasar yang menampung beberapa jenis kelainan, yaitu : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, bahkan juga tunaganda yang ditampung dalam satu atap. Dalam pelaksanaannya biasanya ruangan disekat-sekat sebagai pemisah sesuai dengan jenis kelainannya. Pendirian SDLB dimaksudkan untuk menuntaskan gerakan wajib belajar pada tingkatan sekolah dasar. Oleh karenanya SDLB dibangun di tempat- tempat yang tidak terdapat SLB dan jumlah ABK dari masing-masing jenis kelainan relative sedikit jumlahnya, yang dirasa belum perlu membangun kelas atau SLB sesuai dengan jenis kelainan masing-masing.

2.7 Teori Snehandu B. Kar

Kar dalam Notoatmodjo 2010, mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari: a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya behaviour intention, b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya social-support, c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan accessibility of information, d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan personal autonomy, e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action situation. Uraian tersebut diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: B =Behaviour F = Fungsi BI = Behaviour Intention SS = Social-Support AI = Accessibility of Information PA = Personal Autonomy AS = Action Situation Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusanbertindak dan situasi yang memungkinkan ia berperilakubertindak atau tidak berperilakubertindak. Seorang anak berkebutuhan khusus yang tidak berperilaku higiene, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap perilaku higiene behaviour intention, atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya social-support. Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang perilaku higiene accessibility of information, atau mungkin tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan personal autonomy. Faktor lain yang mungkin menyebabkan tidak berperilaku higiene adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan action situation. B = f BI, SS, AI, PA, AS

2.8 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori Teori Snehandu B. Kar 1988 dalam Notoatmodjo, S. 2010: 78. Tindakan perilaku personal higiene saat menstruasi Niat untuk berperilaku personal higiene Behavior intention Dukungan Sosial Social Support a. Dukungan Orang Tua 1. Dukungan Informatif 2. Dukungan Emosional 3. Dukungan Penghargaan 4. Dukungan Instrumental Keterjangkauan informasi accessibility of information terhadap perilaku personal higiene Kebebasan pribadi personal autonomy Situasi yang memungkinkan untuk berperilaku personal higiene action situation Peningkatan kesehatan reproduksi di kalangan anak berkebutuhan khusus

2.9 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Aksesibilitas Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Jember (Studi Kasus di SLB C TPA Bagian Tunagrahita Tingkat SDLB/SMPLB/SMALB Jember)

2 35 15

Dukungan Sosial Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Personal Higiene Anak Tunagrahita yang Sudah Mengalami Menstruasi (Studi Kualitatif di SLB-C TPA Jember) Social Support from Parents on Shaping Personal Hygiene Behaviour to Young Intellectual Disability

0 58 4

HUBUNGAN MODE ADAPTIF KONSEP DIRI BERBASIS TEORI CALLISTA ROY DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA DI SLB-C TPA KABUPATEN JEMBER

1 44 18

HUBUNGAN PELAKSANAAN PERAN KELUARGA DENGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SLB-C TPA KABUPATEN JEMBER

17 140 152

Upaya bimbingan Islam bagi anak tunagrahita di SLB-C Khrisna Murti Kebayoran Baru Jakarta Selatan

0 17 73

Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dengan Anak Tunagrahita (Studi Kasus Tentang Perilaku Komunikasi Orang Tua dan Guru Dalam Memotivasi Anak Tunagrahita di SLB C Merpati)

0 11 117

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA KANDUNG TERHADAP ANAK REMAJA YANG MENGALAMI DEPRESI ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Remaja Yang Mengalami Depresi ).

0 0 14

Hubungan antara pola asuh orang tua dengan personal hygiene saat menstruasi pada anak tuna grahita di slb n Ungaran AWAL

0 1 13

Hubungan antara pola asuh orang tua dengan personal hygiene saat menstruasi pada anak tuna grahita di slb n Ungaran JURNAL

0 8 9

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA

0 0 12