61 secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan
manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun. Penjelasan
atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi
itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan Saverin, 2007:363.
II.4. Motif Penggunaan Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Dari definisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan
tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua
jenis media baik media cetak ataupun elektronik. Keinginan dan kebutuhan masing-masing individu berbeda dari waktu kewaktu dan
dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. Misalnya motif seseorang mendengarkan musik di radio adalah
untuk menghibur diri motif tunggal, namun dapat juga sekaligus sebagai pengisi waktu luang motif bergabung. Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorang, maka
intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
62 Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan
komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya
Ardianto, 2004:87. Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1 motif biogenetis, yaitu motif-
motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, istirahat. 2 motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasala dari
lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan
mendengarkan musik. 3 motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya, seperti
ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari Uno, 2007:3. Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut motivasi sebagai
konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas, dan keajegan perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep,
seperti kebutuhan untuk berpretasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.
Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa Latin, yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi tentang
motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong,
mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengerahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan,
baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan.
63 Dapat dikatakan bahwa motivasi didefinisikan, terdapat tiga komponen utamanya
yaitu: kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan, merupakan usaha
pemenuhan kekurangan secara terarah. Dorongan sebagai segi kedua motivasi, berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang. Segi ketiga motivasi
adalah tujuan. Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan
tertentu untuk berbuat sesuatu Siagian, 1995:142. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat yang sama
kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber – sumber lain selain media massa. Contohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan memberi hiburan, kita
mengalami goncangan batin media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan,
ketenangan dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat ibadat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa media massa hanya
memenuhi satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat bermain menurut Stephenson. Kaarle Nordenstreng menyebutkan bahwa motif dasar untuk
menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Berdasarkan aliran psikologi motivasional, William J. McGuire membagi motif dalam
dua kelompok besar, yaitu kognitif dan afektif. Motif kognitif menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu.
Sedangkan motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu Rakhmat, 2001:207.
II.5. Televisi Sebagai Media Massa