c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya dilakukan untuk autokorelasi
tingkat pertama dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005
: 94 adalah sebagai berikut : i.
Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan
nol, berarti tidak ada autokorelasi. ii.
Bila nilai Durbin-Watson DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL maka koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. iii.
Bila nilai Durbin-Watson DW lebih besar daripada 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi
negatif. iv.
Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4 – DU dan 4 – DL,
maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjasi heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan
residualnya. Dasar analisis menurut Ghozali 2005 : 105 : •
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. •
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Statistik a. Analisis Koefisien Korelasi R
Koefisien korelasi R menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel, derajat atau kekuatan korelasi antara variabel-variabel digunakan analisis korelasi.
Besarnya koefisien korelasi -1 r 1 di mana apabila r = 1 atau mendekati 1 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dan Y serta
mempunyai hubungan yang searah. Apabila r = 0 nol atau mendekati nol, berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah atau tidak mempunyai hubungan
sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengintepretasikan keeratan hubungan antar variabel, hasil r dapat dinilai dalam range sebagai berikut:
1. 0.00 - 0.20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan,
bahkan dianggap tidak ada korelasi 2.
≥ 0.20 - ≤ 0.40 Hubungan yang keciltidak erat
3. ≥ 0.40 - ≤ 0.70
Hubungan yang moderatsedang 4.
≥ 0.70 - ≤ 0.90 Hubungan yang erat
5.
≥ 0.90 - ≤ 1.00 Hubungan yang sangat erat b. Analisis Koefisien Determinasi yang Disesuaikan Adjusted R Squared
Koefisien determinasi disesuaikan adjusted R squared menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya, digunakan
analisis koefisien determinasi. Koefisien determinasi diperoleh dari koefisien regresi dipangkatkan dua r
2
yang telah disesuiakan dan nilainya dinyatakan dalam persen .
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Uji yang digunakan yaitu: 1.
Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi berganda.
Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ e Dimana :
Y = Rentabilitas usaha
a = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
b
1
, b
2
, b
3
, b
4,
b
5
= Parameter koefisien regresi X
1
= Perputaran kas X
2
= Perputaran piutang usaha X
3
= Perputaran persediaan X
4
= Perputaran kewajiban lancar X
5
= Perputaran Modal Kerja Besih e
= Pengganggu
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini mengunakan t-test dan F-test
a. Uji Signifikan Parsial t-test
Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat pula diketahui signifikansi
dari pengaruh yang diberikan dimana pengaruh akan dikatakan signifikan bila nilai sig. yang diperoleh 0,05. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat signifikan
yang digunakan sebesar 5. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan nilai sig. yang diperoleh. Kriteria yang digunakan yaitu :
Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai sig. 0,05, maka Ho diterima Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai sig. 0,05, maka Ha diterima
b. Uji Signifikan Simultan F-test
Uji F digunakan untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat pula
diketahui signifikansi dari pengaruh yang diberikan dimana pengaruh akan
Universitas Sumatera Utara
dikatakan signifikan bila nilai sig. yang diperoleh 0,05. Untuk menentukan uji F-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 . Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel dengan ketentuan: Jika F
hitung
F
tabel
dan nilai sig. 0,05
,
maka Ho diterima Jika F
hitung
F
tabel
dan nilai sig. 0,05, maka Ha diterima
G. Jadwal Penelitian Tabel III. 2
Jadwal Penelitian Tahun 2009
Tahapan Penelitian
Agustus September Oktober November Desember Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Pengumpulan Data
Seminar Proposal
Pengolahan data
Penyelesaian Laporan
Sumber : Disusun peneliti, 2009
Universitas Sumatera Utara