Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : EDWARD HARTAWAN

NIM : 050503164

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 14 Maret 2009 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Edward Hartawan NIM : 050503164


(3)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas

Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nst, SE, M.Acc, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing atas


(4)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

4. Bapak Firman Syarif, SE, MSi, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua saya, Anthon Christian dan Sukartini. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 14 Maret 2009 Penulis

Edward Hartawan NIM 050503164


(5)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Net Operating Working

Capital (NOWC) dan Current Asset (CA) secara empiris terhadap Return On

Asset (ROA). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI selama periode 2005-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 130 perusahaan manufaktur diperoleh 36 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara Net

Operating Working Capital (NOWC) dan Current Asset (CA) secara empiris

terhadap Return On Asset (ROA). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Net Operating Working

Capital (NOWC) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA), dan

secara parsial variabel Current Asset (CA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(6)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically study the effect of Net Operating Working Capital (NOWC) and Current Asset (CA) on Return On Asset (ROA). This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are manufacture firms on BEI during the period of 2005 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 130 manufacture firms, 36 are used as the samples of this study. The statistic method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that partially Net Operating Working Capital (NOWC) variable positively influenced Return On Asset (ROA) and partially Current Asset (CA) variable has no significantly influenced Return On Asset (ROA) of manufacture firms on BEI.


(7)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Modal Kerja ... 8

a. Teori Modal Kerja ... 8

b. Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja ... 12

c. Cara Mengestimasi Kebutuhan Modal Kerja ... 15


(8)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

e. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 18

2. Rentabilitas Ekonomis ... 19

a. Pengertian Rentabilitas ... 19

b. Rentabilitas Ekonomis ... 21

c. Rentabilitas Modal Sendiri ... 23

d. Cara Meningkatkan Rentabilitas ... 24

3. Pengaruh Tingkat Modal Kerja dengan Rentabilitas ... 25

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 30

D. Jenis Data ... 31

E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 31

F. Definisi Operasional ... 32

G. Metode Analisis Data ... 33

H. Jadwal Penelitian ... 38

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Secara Statistik ... 39

B. Hasil Analisis ... 42

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 42


(9)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

C. Pembahasan Hasil Analisis... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian ... 60

C. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(10)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1) ... 42

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2) ... 43

Gambar 4.3 Uji Normalitas (3) ... 45

Gambar 4.4 Uji Normalitas (4) ... 46


(11)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Kerangka Konseptual...28

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian...38

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif...41

Tabel 4.2 Uji Normalitas (3)...41

Tabel 4.3 Uji Normalitas (6)...47

Tabel 4.4 Uji Autokolerasi (1)...48

Tabel 4.5 Uji Autokolerasi (2)...48

Tabel 4.6 Model Summary (1)...51

Tabel 4.7 Model Summary (2)...52

Tabel 4.8 Uji Statistik t (1)...53

Tabel 4.9 Uji Statistik t (2)...54

Tabel 4.10 Uji Statistik F (1)...55


(12)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan

Manufaktur...66

Lampiran 2 Data variabel penelitian tahun 2005 (sebelum ditransformasi)...67

Data variabel penelitian tahun 2006 (sebelum ditransformasi)...68

Data variabel penelitian tahun 2007 (sebelum ditransformasi)...69

Lampiran 3 Data variabel penelitian tahun 2005 (setelah ditransformasi)...70

Data variabel penelitian tahun 2006 (setelah ditransformasi)...71

Data variabel penelitian tahun 2007 (setelah ditransformasi)...73

Lampiran 4 Statistik Deskriptif sebelum ditransformasi...74

Statistik Deskriptif setelah ditransformasi...74

Lampiran 5 Uji Normalitas Sebelum Transformasi... 75


(13)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Histogram...76

Normal P-P Plot...77

Lampiran 6 Scatterplot...78

Model Summary...78


(14)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka

persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang.

Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.

Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia usaha semakin meningkat sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat bersaing secara competitive. Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup


(15)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

sebaliknya perusahaan yang tidak mampu bersaing kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, untuk dapat menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang diantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian secara baik sehingga sasaran utama perusahaan dapat tercapai. Disamping itu pula perusahaan perlu melakukan pengelolaan modal dengan baik agar tersedia modal yang cukup dalam melaksanakan peningkatan kegiatan operasi, seperti menambah tenaga kerja, mesin, dan lain-lain, ataupun dalam perluasan usaha.

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, antara lain diwujudkan melalui kebijakan deregulasi di berbagai bidang usaha. Dalam era deregulasi ini, pemerintah mengurangi campur tangan secara langsung dalam mengatur dan mengendalikan perekonomian, sifat dan dinamika dunia usaha bersumber pada inisiatif dan kreativitas dunia usaha sendiri. Peranan mekanisme pasar di dalam kegiatan ekonomi semakin besar, sehingga kalangan dunia usaha dituntut untuk berpacu dalam memenangkan pasar melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu prinsip pengelolaan yang efektif dan efisiensi serta produktif terhadap semua bagian yang ada di perusahaan serta ditunjang oleh suatu tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang mengganggu terhadap kinerja perusahaan. Efisiensi operasi perusahaan akan berperanan penting terhadap


(16)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

keberhasilan perusahaan dengan adanya laju pertumbuhan penjualan yang meningkat. Peningkatan laju pertumbuhan penjualan membutuhkan adanya penambahan pembiayaan, baik pembiayaan dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pembiayaan dalam aktiva lancar memiliki sifat mudah diuangkan dan merupakan jumlah yang besar dalam perusahaan sehingga memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan. Pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan pembiayaan aktiva lancar memiliki hubungan yang langsung dalam perusahaan manufaktur, contohnya bila dalam perusahaan terdapat peningkatan penjualan secara kredit, maka piutang dagang perusahaan akan meningkat pula. Peningkatan penjualan ini juga mempengaruhi peningkatan persediaan barang. Di sisi lain, perusahaan memerlukan sumber pembiayaan dengan adanya peningkatan penjualan.

Modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya

Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja yang cukup dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala kegiatan operasi perusahaan secara teratur. Selain itu pemilikan modal kerja yang cukup


(17)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain memungkinkan perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya, memungkinkan perusahaan tersebut untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen, dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan.

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, salah satunya bergantung pada jenis perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Analisis rasio terhadap modal kerja perusahaan pun sangat perlu dilakukan untuk mengetahui dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan serta meneliti efisiensi dan penggunaan modal kerja dalam perusahaan. Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar atau dana yang menganggur. Semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh perusahaan pada periode yang bersangkutan. Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan juga dapat meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, perusahaan harus hati-hati dalam menangani masalah keuangan dalam pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja.


(18)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam kas, efek, piutang maupun dalam persediaan atau adanya penurunan atau berkurangnya hutang lancar, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan diinterpretasikan bergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari pengeluaran hutang jangka panjang,hal ini menghendaki pengaturan keuangan dalam aktiva lancar dan hutang lancar yang berhubungan langsung dengan volume penjualan. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya, khususnya aktiva lancar yang terdapat dalam manajemen modal kerja adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan penjualan agar perolehan laba perusahaan dapat meningkat. Dalam upaya mewujudkan operasi perusahaan yang efisien, ukuran keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang diperoleh, tetapi harus dilihat dari rentabilitasnya. Untuk itu perusahaan harus diarahkan pada pencapaian tingkat rentabilitas secara maksimal.

Berdasarkan alasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan


(19)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

A. apakah modal kerja (Net Operating Working Capital) berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi (Return On Asset)?

B. apakah modal kerja (Total Current Asset) berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi (Return On Asset)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitiannya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk menguji pengaruh modal kerja (Net Operating Working Capital) terhadap rentabilitas ekonomi (Return On Asset),

2. untuk menguji pengaruh modal kerja (Total Current Asset) terhadap rentabilitas ekonomi (Return On Asset).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. bagi calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau suatu investasi,

2. bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja dan rentabilitas. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan tentang modal kerja dalam suatu


(20)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

perusahaan. Data empiris mengenai masukan tentang modal kerja dapat dijadikan sebagai input bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan modal kerja di perusahaan yang bersangkutan,

3. bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pegetahuan di bidang keuangan khususnya menyangkut tentang modal kerja dalam suatu perusahaan.


(21)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja a. Teori Modal Kerja

Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Banyak perusahaan mengalami kesulitan karena pimpinan perusahaan kurang mengetahui pergertian modal kerja dan fungsinya dalam suatu perusahaan, dimana modal kerja sering sekali digunakan untuk membeli aktiva tetap sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Untuk menghindari hal yang demikian, maka perlu diketahui pengertian dari modal kerja.

Weston dan Copeland (1992) memberikan pengertian modal kerja sebagai berikut : “Working capital is defined as current assets minus current liabilities.

Thus, working capital represents the firm's investment in cash, marketable securities, accounts receivable, and inventories less the current liabilities used to finance the current assets.”

Dari pengertian di atas, modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.


(22)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Riyanto(1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin

of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang

tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.

2) Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Konsep ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa


(23)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net

operating working capital).

Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

3) Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan unuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Tetapi bilamana modal kerja


(24)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi. Dengan demikian kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

• kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,

• menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien,

• kalau modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Tetapi bilamana modal kerja cukup, akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi perusahaan, seperti :

• melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan,

• merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek,

• menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh,

• membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo,

• memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan


(25)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

• memberikan pedoman yang baik sehingga tidak terdapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

b. Berbagai kebijaksanaan Modal Kerja

Pada dasarnya kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja dapat dengan mudah diperbesar ataupun diperkecil, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai sebuah subsistem, perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem perekonomian pada umumnya. Oleh karena itu konjungtur perekonomian sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan akan modal kerja yang dioperasikan.

Di samping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja sendiri-sendiri sesuai dengan jenis bidang usaha maupun levelnya masing-masing. Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki sifat musiman atau konstan setiap saat. Bagi perusahaan yang memiliki musim penjualan, dengan sendirinya akan membutuhkan modal kerja relatif lebih besar dari masa tidak musim. Sehingga karena tipe-tipe tersebut juga mengakibatkan penentuan sumber-sumber dana yang akan dipergunakan atau yang akan dioperasikan.

Menurut Riyanto (1995) pada umumnya tipe modal kerja berdasarkan sifat bekerjanya dapat digolongkan menjadi modal kerja permanen dan model kerja variabel.

1) Modal kerja permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent Working Capital ini dapat dibedakan dalam :


(26)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, • modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2) Modal kerja variabel (Variabel Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perobahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :

modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim,

modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur,

modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak) .

Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbngan mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu :


(27)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

• modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerja,

• modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk modal kerja atau investasi.

Apabila modal yang diperoleh dari pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai investasi, maka akan sangat membahayakan karena di samping bunganya sangat tinggi, pada saat harus mengembalikan pinjaman ternyata investasi belum menghasilkan. Untuk menentukan berapa jumlah modal yang dibutuhkan dalam pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek, maka terlebih dahulu dihitung jangka-jangka waktu kritisnya.

Schall dan Haley dalam bukunya Introduction to Financial Management menyatakan : " finance short term needs with short term sources and finance long

term needs with long term sources." Dengan demikian kebutuhan modal kerja

permanen sebaiknya dibiayai dengan modal sendiri. Semakin besar jumlah modal sendiri maka akan semakin baik bagi perusahaan karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Di samping itu kebutuhan modal kerja yang permanen dapat juga dibiayai dengan penjualan obligasi atau jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang tersebut dan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Sedangkan modal kerja variabel dapat dibiayai dengan hutang jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari pada kebutuhan modal kerja.


(28)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

c. Cara-cara Mengestimasi Kebutuhan Modal kerja

Dengan tersedianya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis, efisien, dan terhindar dari resiko kesulitan likuiditas. Untuk menentukan modal kerja yang cukup pada suatu perusahaan perlu terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja.

Menurut Riyanto (1995), besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada dua faktor, yaitu :

1) periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja, dan 2) pengeluaran kas rata-rata setiap harinya.

Periode perputaran yang tetap, dengan makin besarnya jumlah pengeluaran kas setiap harinya mengakibatkan jumlah kebutuhan modal kerja menjadi semakin besar pula. Jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap, dengan makin lamanya periode perputarannya mengakibatkan jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah semakin besar.

Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan jumlah dari periode-periode aktivitas perusahaan yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi simpanan di gudang dan jangka waktu penerimaan piutang. Pengeluaran setiap harinya merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya lainnya.


(29)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Periode perputaran modal kerja • Lamanya proses produksi

• Lamanya barang disimpan di gudang • Jangka waktu penerimaan piutang

d. Rasio-Rasio Modal Kerja

Dalam menganalisa modal kerja suatu perusahaan, seseorang menganalisa memerlukan adanya suatu ukuran tertentu, ukuran tersebut diperoleh dengan menggunakan analisa ratio, yaitu suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi kuangan dan hasil operasi perusahaan.

Perhitungan rasio sangat penting bagi pihak luar yang ingin menilai laporan keuangan suatu perusahaan. Penilaian dititikberatkan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan prospek perusahaan di masa depan. Analisa rasio ini berguna juga bagi pihak perusahaan untuk membantu manajer dalam membuat evaluasi mengenai hasil operasi, memperbaiki kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan atas rencana yang telah disusun dan menghindari hal-hal lain yang bersifat merugikan perusahaan.

Banyak macam rasio yang dapat dihitung dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah rasio yang didasarkan pada


(30)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

sumber data keuangan dan golongan kedua adalah rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisa dalam mengevaluasi perusahaan.

Menurut Riyanto, jika dilihat dari sumber datanya maka rasio-rasio dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios) yaitu rasio-rasio disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick

ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang

jangka panjang dan sebagainya.

2) Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto, operating ratio, dan lain sebagainya.

3) Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi , misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata-rata, dan lain sebagainya.

Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perhitungan perputaran modal kerja yang ditujukan untuk mengukur keefektifan pendayagunaan modal kerja untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan.


(31)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1) perputaran modal kerja netto (net working capital turn over), 2) Perputaran modal kerja bruto (gross working capital turn over)

Makin tinggi perputaran modal kerja semakin kecil dana yang tertanam dalam modal kerja untuk mencapai penjualan tertentu yang telah ditetapkan.

e. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisa sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern dan ekstern. Maksud utama dari analisa ini adalah untuk mengetahui dari mana modal tersebut dipergunakan. Dengan kata lain, analisa sumber dan penggunaan modal kerja erat kaitannya dengan dana yang diperoleh dan dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya sehari-hari dalam suatu periode tertentu. Laporan yang menggambarkan dari mana datangnya modal kerja dan untuk apa modal kerja itu digunakan disebut laporan sumber dan penggunaan modal kerja.

Modal kerja mengandung dua pengertian pokok, yaitu pertama modal kerja bersih (net operating working capital) yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. Kedua adalah modal kerja bruto (gross working capital) yang merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Pada umumnya perusahaan harus dapat mempertahankan jumlah aktiva lancar yang lebih besar dibanding hutang lancarnya, hal ini agar perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya. Akan tetapi dalam hubungan dengan fungsi modal kerja dalam menghasilkan pendapatan, maka perhatian selanjutnya akan terfokus pada masalah penggunaan dana atau alokasi


(32)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

dana daripada mendapatkan dana sehingga dengan demikian pengertian yang digunakan adalah pengertian modal kerja bruto. Aktiva lancar umumnya terdiri dari kas, efek, piutang dagang, persediaan barang dan sebagainya. Apabila tidak tepat dalam pengelolaannya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari pengertian manajemen modal kerja menurut Van Horne (2005,374) adalah sebagai berikut: “working capital management is usually

described as involving the administration of these assets namely cash and marketable securities, receivable and inventories and administration of current liabilities”

Manajemen modal kerja meliputi semua aspek pengaturan current account perusahaan (aktiva lancar dan hutang lancar) dengan tujuan agar terjamin modal kerja bersih yang acceptable (dapat diterima) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha.

2. Rentabilitas Ekonomi

Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan perusahaan. Salah satu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berikaitan dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.

a. Pengertian Rentabilitas

Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal, dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat antara lain:


(33)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

 menurut pendapat S. Munawir, pengertian tentang rentabilitas sebagai berikut:“ rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

 menurut Riyanto memberikan pengertian rentabilitas adalah sebagai berikut: “ rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

 menurut Nitisemito mengatakan sebagai berikut: “rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan prosentase.”

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan.

Oleh karena rentabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerjanya, maka cara menggunakan tingkat rentabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di mana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.

Menurut Kartadinata, pada dasarnya profitabilitas dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:


(34)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1. perbandingan laba terhadap penjualan, 2. perbandingan laba terhadap aktiva.

Perbandingan antara laba dengan penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan perbandingan antara laba dengan aktiva dikenal dengan return on

assets, sering juga disebut dengan rentabilitas.

b. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power)

Yang dimaksud dengan rentabilitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonomis dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk menghasilkan laba.

Menurut Nitisemito(2004) , Rentabilitas Ekonomis adalah sebagai berikut:

“ rentabilitas ekonomis adalah membandingkan laba/rentabilitas yang diperoleh perusahaan tersebut dengan seluruh modalnya, baik modal asing maupun modal sendiri. Dalam menghitung rentabilitas ekonomis ini modal sendiri maupun modal asing tidak diadakan perbedaan dan dianggap sebagai suatu kesatuan.”

Menurut Riyanto (1995), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu:

1. profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales, perbandingan mana dinyatakan dengan persentase.


(35)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

2. turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan perputarannya operating assets dalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets. Untuk dapat menaikkan rentabilitas ekonomis atau earning power dari suatu perusahaan, maka baiklah penulis mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning power adalah profit margin dan turnover operating asset.

- Profit margin

Yang dimaksud dengan profit margin adalah perbandingan antara net operating

income dengan sales atau penjualan bersih dan dinyatakan dalam persentase

- Turnover operating asset (Tingkat perputaran modal usaha)

Yaitu dengan cara membandingkan antara net sales atau penjualan bersih dengan operating asset atau modal usaha

Dengan dasar kedua faktor di atas, maka secara matematis dapat diketahui besarnya rentabilitas ekonomis yaitu hasil kali antara profit margin dan turnover

of operating assets.

Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomis dengan memperbesar profit

margin, ini berarti hubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di

bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomis dengan memperbesar turnover of operating

assets, dan berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai


(36)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

c. Rentabilitas Modal Sendiri

Yang dimaksud dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan modal sendiri di pihak lain. Atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Namun di dalam perhitungan laba di sini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomis laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing atau bunga pinjaman dan pajak perseroan. Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas modal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang dipergunakan untuk menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu perusahaan.

Menurut pendapat Riyanto(1995), rentabilitas juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Rentabilitas ekonomis ialah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam proses.

2. Rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha ialah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak, jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba di pihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.


(37)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

d. Cara Meningkatkan Rentabilitas

Adapun beberapa cara untuk meningkatkan rentabilitas perusahaan antara lain seperti yang dikemukakan oleh Nitisemito adalah sebagai berikut:

- Menaikkan profit margin yaitu dengan jalan mengusahakan kenaikan net sales lebih besar daripada kenaikan operating expenses.

- Menaikkan profit margin dengan mengusahakan penurunan sales dengan harapan hal ini disertai dengan turunnya operating expenses yang jauh lebih besar. - Menaikkan turnover of operating assets yaitu dengan mengusahakan kenaikan

net sales yang jauh lebih besar daripada kenaikan operating assets.

- Menaikkan turnover of operating assets dengan menurunkan net sales dengan harapan operating assets dapat diturunkan lebih banyak.

- Menaikkan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets yaitu mengusahakan kenaikan profit margin dan sekaligus turnover of operating assets. “Karena tingkat rentabilitas mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.”

Dalam mengukur efisiensi perusahaan dengan mendasarkan pada jumlah keuntungan semata-mata kuranglah tepat sebab keuntungan yang tinggi tersebut belum mesti disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula.

Adapun yang dimaksud dengan return on investment ini menurut pendapat S. Munawir adalah sebagai berikut:


(38)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

“ Return on investment adalah salah satu bentuk dari profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yangditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.” Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan sebagaimana yang dimaksud definisi diatas dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ROI = Profit Margin × Net Operating Income

Dari analisa return on investment kita dapat mengetahui atau mengukur efisiensi daripada penggunaan modal secara keseluruhan untuk menghasilkan suatu keadaan managerial yang baik. Adapun cara untuk memperbesar tingkat rentabilitas dapat dilakukan seperti cara tersebut di atas tentunya yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan.

3. Pengaruh Tingkat Modal Kerja dengan Rentabilitas

Setiap perusahaan yang dalam kegiatan operasinya selalu memerlukan adanya modal kerja, dimana jumlah modal kerja yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhannya dalam arti tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Apabila besarnya modal kerja digunakan hanya untuk mementingkan kontinuitas perusahaan maka dalam hal ini akan mengorbankan rentabilitas.

Menurut Riyanto dan Munawir dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” berpendapat adanya tingkat rentabilitas yang menurun dihubungkan dengan modal kerja, maka akan menunjukkan suatu kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:


(39)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

- Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut. - Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.

- Adanya efisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran. - Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Dengan berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, maka di dalam penggunaan modal kerja harus dapat dicatat rentabilitas secara maksimal dengan tanpa menimbulkan hambatan terhadap kelancaran produksi dan penjualan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Magdalena Yessy (2004) dengan judul

“Penggunaan Modal Kerja Ditinjau Dari Likuiditas Perusahaan Dan Pengaruhnya

Terhadap Rentabilitas Pada PT MERCK Tbk. Periode 2000-2003”. Berdasarkan perhitungan secara kuantitatif dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan modal kerja yang ditinjau dari likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi rentabilitasnya. Dimana antara likuiditas dan rentabilitas mempunyai pola hubungan yang negatif yang berarti setiap kenaikan likuiditas akan menyebabkan rentabilitasnya turun, begitu pula sebaliknya dan besarnya pengaruh masing-masing variabel likuiditas adalah sebagai berikut: current ratio mempengaruhi rentabilitas sebesar 55,8%,

quick ratio mempengaruhi rentabilitas.

2. Penelitian terdahulu oleh Agus (2006) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri Pada KPRI MOTEKAR Unit


(40)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka”, dengan data penelitian tersebut adalah data tentang laporan neraca dan laporan laba rugi selama enam tahun yaitu dari tahun 2000 sampai tahun 2005. Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu uji regresi linier sederhana dan analisis regresi linier sederhana dan didapat persamaan Y= -26,27 + 11,11X. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, yang berarti setiap kenaikan modal kerja sebesar Rp1,00 maka rata-rata tingkat rentabilitas modal sendiri akan meningkat sebesar 11,11.Hasil positif yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar modal kerja maka akan semakin tinggi tingkat rentabilitas modal sendiri.

3. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ratna (2006) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri dan di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sumber Bahagia Kota Bandung”, dengan data penelitian tersebut adalah laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Penghitungan Hasil Usaha dan Laporan Neraca Periode 1997-2004. Dari hasil analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara modal kerja bersih dengan rentabilitas modal sendiri sebesar 0,93 artinya korelasi antara kedua variabel tersebut sangat kuat. Koefisien determinasinya adalah sebesar 86,49%, nilai tersebut mengandung pengertian bahwa pengaruh modal kerja bersih terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri adalah sebesar 86,49% sedangkan sisanya sebesar 13,51% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari uji signifikansi dengan uji t, untuk sampel yang diteliti diperoleh hasil Hi diterima, atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa modal


(41)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

kerja bersih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2007, 41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

NOWC (x1)

Total Current Asset ( x2)

ROA (Y) H1


(42)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

H1 : Net Operating Working Capital berpengaruh positif terhadap

Return On Asset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

H2 : Total Current Asset berpengaruh positif terhadap Return On Asset

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(43)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal menurut Widayat dan Amirullah (2002 :61) dalam bukunya yang berjudul Metode Riset Akuntansi Terapan, adalah “desain yang berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2005 hingga tahun 2007 sebanyak 130 perusahaan. Sementara itu, sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan tertentu dan diperoleh 36 perusahaan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan tertentu.


(44)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

2. perusahaan tidak didelisting selama periode penelitian,

3. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia, 4. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia.

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder, yaitu data atau informasi yang telah diolah yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2007. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Jakarta dan www.idx.co.id

E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Sesuai dengan hipotesis penelitian yang diungkapkan, maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas (X) atau independent variabel

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel tidak bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah tingkat modal kerja dengan indikatornya adalah net operating working capital (NOWC) yang didapat dari pengurangan aktiva lancar terhadap hutang lancar dan total current asset..


(45)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Variabel tidak bebas atau variabel terikat adalah varabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel tidak bebasnya adalah rentabilitas ekonomi. Rentabilitas dihitung dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan indikator net profit margin (NPM) dikalikan dengan asset turnover yang hasilnya merupakan return on asset (ROA).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Variabel

Independen (X) Modal Kerja

NOWC = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Total Current Asset

Rasio

Variabel Dependen (Y) Rentabilitas Ekonomi

ROA = Profit Margin dikalikan dengan asset

turnover

Rasio

F. Definisi Operasional

Modal Kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar yang dipergunakan untuk membiayai operasi sehari-hari dan menutupi kewajiban-kewajiban yang


(46)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

harus segera dipenuhi oleh perusahaan atau selisih lebih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase atau kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

A s

M o d

p e r L a b a a s

r e n t a b i l i

/ =

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan regresi linear sederhana dengan hipotesis:

H1 : Net Operating Working Capital berpengaruh positif terhadap

Return On Asset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

H2 : Total Current Asset berpengaruh positif terhadap Return On Asset

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:


(47)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

b. Uji Heterokedasitas

Tujuan dari pengujian heterokedasitas ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut homokedasitas. Sebaliknya, jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas (Erlina, 2007:108). Deteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedasitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu obeservasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu atau time series karena


(48)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

gangguan pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada seorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya dilakukan untuk autokorelasi tingkat pertama dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

i. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper

Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan

nol, berarti tidak ada autokorelasi.

ii. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

iii. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar daripada (4 – DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.

iv. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4 – DU) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. (Ghozali, 2005).

Uji statistik.

Uji yang digunakan yaitu:

1. Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan regresi sederhana.


(49)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Model persamaannya adalah sebagai berikut: Y = a + bx

Di mana,

Ket : X = Tingkat Modal Kerja Y = Rentabilitas Ekonomi a = koefisien intercept b = koefisien regresi

2. Untuk menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel, derajat atau kekuatan korelasi antara variabel-variabel digunakan analisis korelasi. Rumusnya adalah : ) ) ( ( ) ( ) ( ) ( 2 2 2 Y n X n X Y X n Y X X Y n rx y

∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

Besarnya koefisien korelasi -1 < r < 1 di mana apabila r = 1 atau mendekati 1 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dan Y serta mempunyai hubungan yang searah. Apabila r = 0 (nol) atau mendekati nol, berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah atau tidak mempunyai hubungan sama sekali.

Untuk mengintepretasikan keeratan hubungan antar variabel, hasil r dapat dinilai dalam range sebagai berikut:

b =

∑ X2

– (∑ X)2 n ∑ XY – (∑X) (∑Y)


(50)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

1. > 0.00 - < 0.20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan, bahkan dianggap tidak ada korelasi

2. ≥ 0.20 - ≤ 0.40 Hubungan yang kecil/tidak erat 3. ≥ 0.40 - ≤ 0.70 Hubungan yang moderat sedang 4. ≥ 0.70 - ≤ 0.90 Hubungan yang erat

5. ≥ 0.90 - ≤ 1.00 Hubungan yang sangat erat

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya, digunakan analisis koefisien determinasi. Koefisien determinasi diperoleh dari koefisien regresi dipangkatkan dua (r2) dan nilainya dinyatakan dalam persen (%). Rumusnya adalah:

Kd = r2× 100% Ket: Kd = koefisien determinasi

r2 = jumlah kuadrat koefisien regresi

Uji Hipotesis

Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan uji t (hitung) dengan tabel dengan tingkat signifikasi (α = 0,05), keputusan yang diambil adalah:

2

2

1

N

t

r

r

=

1. Bila thitung ≤ ttabel → Ho diterima, artinya Tingkat Modal Kerja tidak


(51)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

2. Bila thitung ≥ ttabel →Ho ditolak, artinya Tingkat Modal Kerja berpengaruh

positif terhadap rentabilitas ekonomi

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Nov

08

Des 08

Jan 08

Feb 08

Mar 09

Apr 09

Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data


(52)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Secara Statistik

Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2005-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 35 perusahaan sebagai sampel yaitu sebagai berikut:

1. Betonjaya Manunggal Tbk 2. Colorpak Indonesia Tbk

3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4. Citra Tubindo Tbk

5. Kageo Igar Jaya Tbk

6. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 7. JAPFA Tbk

8. Jaya Pari Steel Tbk. 9. Lion Metal Works Tbk 10. Lion Mesh P. Tbk.


(53)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

11. Semen Gresik (Persero) Tbk 12. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 13. Surya Toto Indonesia Tbk

14. Astra Otoparts Tbk 15. Sepatu Bata Tbk 16. Gajah Tunggal Tbk 17. Sumi Indo Kabel Tbk 18. Nipress Tbk

19. Pan Brothers Tex Tbk 20. Ricky Putra Globalindo Tbk 21. Sucaco Tbk

22. Selamat Sempurna Tbk. 23. Aqua Golden Mississi Tbk 24. Davomas Abadi Tbk 25. Delta Djakarta Tbk

26. Darya-Varia Laboratoria Tbk 27. Gudang Garam Tbk

28. H M Sampoerna Tbk 29. Indofarma Tbk 30. Kimia Farma Tbk 31. Kalbe Farma Tbk 32. Merck Tbk


(54)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

34. Mayora Indah Tbk

35. Pyridam Farma Tbk

Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation nowc 138 351.00 8340411.00 691826.1232 1.29552E6 ca 138 12665.00 17262980.00 1.4284E6 2.69643E6 roa 138 .26 38.49 7.9828 7.37338 Valid N (listwise) 138

Sumber: Diolah dari SPSS

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1. rata-rata dari Net Operating Working Capital (NOWC) adalah 691826,1232 dengan deviasi standar sebesar 1295520 dan jumlah data yang ada sebanyak 108,

2. rata-rata dari Current Asset (CA) adalah 1428400 dengan deviasi standar sebesar 2696430 dan jumlah data yang ada sebanyak 108,


(55)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

3. rata-rata dari Return on Asset (ROA) adalah 7,9828 dengan deviasi standar sebesar 7,37338 dan jumlah data yang ada sebanyak 108.

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot,


(56)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1)

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)

Tabel 4.2 Uji Normalitas (3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

nowc ca roa

N 138 138 138

Normal Parametersa Mean 691826.1232 1.4284E6 7.9828 Std. Deviation 1.29552E6 2.69643E6 7.37338 Most Extreme Differences Absolute .306 .300 .147 Positive .306 .284 .147 Negative -.297 -.300 -.147 Kolmogorov-Smirnov Z 3.593 3.522 1.732


(57)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 a. Test distribution is Normal.

Dari hasil uji normalitas di halaman sebelumnya, dapat dilihat bahwa variabel NOWC, CA, dan ROA memiliki data yang tidak terdistribusi dengan normal karena nilai signifikannya < 0,05. yaitu variabel NOWC sebesar 0.000, variabel CA sebesar 0.000 dan variabel ROA sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106) yaitu:

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan ROA = f(NOWC) menjadi LN_ROA = f(LN_NOWC). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Oleh karena itu, dilakukan transformasi data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut untuk menormalkannya. Caranya adalah dengan melakukan LN terhadap semua variabel yang tidak terdistribusi secara normal tersebut.

Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel


(58)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Gambar 4.3 Uji Normalitas (4)


(59)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Gambar 4.4 Uji Normalitas (5)

Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan LN, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.


(60)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Tabel 4.3 Uji Normalitas (6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_ROA LN_CA LN_NOWC

N 108 108 108

Normal Parametersa Mean 1.9812 13.1930 12.4242 Std. Deviation .76341 1.49715 1.71177 Most Extreme Differences Absolute .063 .074 .113 Positive .048 .074 .045 Negative -.063 -.064 -.113 Kolmogorov-Smirnov Z .656 .771 1.177 Asymp. Sig. (2-tailed) .782 .591 .125 a. Test distribution is Normal.

Sumber: Diolah dari SPSS

Bila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal.

Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukan transformasi data dengan LN, semua data variabel yang diuji menjadi normal dan nilai signifikan untuk semua variabel > 0,05.


(61)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

c. Uji Autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4

Uji Autokorelasi (NOWC, ROA)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .267a .071 .063 .73908 2.004 a. Predictors: (Constant), LN_NOWC

b. Dependent Variable: LN_ROA

Sumber: Diolah dari SPSS

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi (CA, ROA)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .123a .015 .006 .76116 1.972 a. Predictors: (Constant), LN_CA

b. Dependent Variable: LN_ROA


(62)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

v. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper

Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan

nol, berarti tidak ada autokorelasi.

vi. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

vii. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar daripada (4 – DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.

viii. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4 – DU) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. (Ghozali, 2005).

Dimana DU = 1,69 dan 4 - DU = 2,31 serta nilai DW (NOWC,ROA) = 2,004 dan DW (CA,ROA) = 1,972 terletak antara DU dan 4 - DU , maka hasilnya tidak ada autokolerasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi


(63)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas

Hasil dari uji heteroskedasitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot

Dari grafik scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan


(64)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

tidak terjadi heterokedasitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

2. Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu

nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut :


(65)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Tabel 4.6 Model Summary Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .267a .071 .063 .73908 2.004 a. Predictors: (Constant), LN_NOWC

b. Dependent Variable: LN_ROA

Pada tabel 4.6, angka R sebesar 0,267 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara ROA (variabel dependen) dengan NOWC adalah lemah karena berada di bawah angka 0,5 (50%). Angka adjusted R square atau koefisien determinasi yang disesuaikan adalah 0,071. Hal ini berarti bahwa 7,1% variasi atau perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh NOWC. Sedangkan sisanya sebesar 92,9 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,73908. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi ROA.

Tabel 4.7 Model Summary Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .123a .015 .006 .76116 1.972 a. Predictors: (Constant), LN_CA


(1)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.


(2)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Lampiran 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .267a .071 .063 .73908 2.004 a. Predictors: (Constant), LN_NOWC


(3)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .123a .015 .006 .76116 1.972 a. Predictors: (Constant), LN_CA

b. Dependent Variable: LN_ROA

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficients(a) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .500 .523 .955 .342

LN_NOWC .119 .042 .267 2.857 .005 1.000 1.000

a. Dependent Variable: LN_ROA

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.152 .653 1.766 .080


(4)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.152 .653 1.766 .080

LN_CA .063 .049 .123 1.278 .204 1.000 1.000

a. Dependent Variable: LN_ROA

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2006. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri Pada KPRI MOTEKAR Unit Simpan Pinjam Kecamatan Majalengka”, Jurnal Akuntansi

Alwi, Syafaruddin. 1993. Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi ketiga, cetakan pertama. Yogyakarta : Andi Ofset

Amirullah, Siti, 2002. “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Asing Terhadap Rentabilitas Pada PT. Sandang Anggun Moratex Sukoharjo”, Jurnal Akuntansi, Volume 58 Nomor 4, hal 55.

Badudu dan Zain, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Djarwanto, PS. 1989. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi pertama, cetakan kedua. Yogyakarta : BPFE.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan

Manajemen, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitosdarmo, Indriyo dan Basry. 1989. Manajemen Keuangan. Edisi kedua, cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE.


(5)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Lawrence D. Schall, Charles W. Haley. 1988. Introduction to financial

management. Edisi 5th. New York; McGraw-Hill

Munawir, S. 1988. Analisa Laporan Keuangan. Edisi ketiga, cetakan pertama. Yogyakarta : Liberty.

Nitisemito, Alex. 2004. Wawasan Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksara

Rahmadan, Bintang D. 2001. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas

pada PT. Pos Indonesia” Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung.

Ratna, 2005. “Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sumber Bahgia Kota Bandung”, Jurnal Akuntansi

Riyanto Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.

Riyanto, Bambang 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Samosir, Anton. 1985. Kebijakan Manajemen Pembelanjaan. Medan : Universitas HKBP Nomensen.

Schall Lawrence D, Charles W. Harley. 1988. Introduction to Financial Management. Fifth Edition. United Nation of America : Mc. Graw-Hill

Syamsuddin, Lukman, 2005. Mengenal Aspek-Aspek Keuangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Van Horne, James C. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Widayat, et all. (2002). Riset Bisnis. Penerbit Graha Ilmu.

Weston, J. Fred, Thomas Copeland. Managerial Finance. Edisi 8th. CBS International : Driden Press.


(6)

Edward Hartawan : Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repsoitory © 2009

Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E (1992), Manajemen Keuangan Edisi 8. INDONESIA: Binarupa Aksara

Yessy, Magdalena, 2004. “Penggunaan Modal Kerja Ditinjau Dari Likuiditas Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Pada PT. MERCK Tbk. Periode 2000-2003”, Jurnal Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004.

Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan penulisan

Skripsi, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.