b. Analisis Koefisien Determinasi yang Disesuaikan Adjusted R Square
Koefisien determinasi yang disesuaikan adjusted R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai
adjusted R square adalah nol sampai dengan satu. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 10 Hasil Analisis Adjusted R square
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .546
a
.299 .234
1.71237 2.176
a. Predictors: Constant, SQRT_Perputaran Modal Kerja Bersih, SQRT_Perputaran Persediaan, SQRT_Perputaran Piutang Usaha, SQRT _Perputaran Kas,
SQRT_Perputaran Kewajiban Lancar b. Dependent Variable: SQRT_Rentabilitas Usaha
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Nilai adjusted R square atau koefisien determinasi yang disesuaikan adalah
0,234. Hal ini berarti bahwa 23,4 variasi atau perubahan dalam rentabilitas usaha dapat dijelaskan oleh modal kerja bersih yang diukur dengan perputaran
kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran kewajiban lancar, dan perputaran modal kerja bersih. Sedangkan sisanya sebesar 76,6
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah
Universitas Sumatera Utara
memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian
hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut :
Tabel IV. 11 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.040
1.373 -.029
.977 SQRT _Perputaran
Kas 2.561
.997 .348
2.568 .013
.709 1.411
SQRT_Perputaran Piutang Usaha
-.167 .141
-.146 -1.179
.244 .844
1.185 SQRT_Perputaran
Persediaan .660
.256 .345
2.574 .013
.724 1.382
SQRT_Perputaran Kewajiban Lancar
-.132 .178
-.114 -.744
.460 .552
1.812 SQRT_Perputaran
Modal Kerja Bersih -.002
.256 -.001
-.009 .993
.650 1.539
a. Dependent Variable: SQRT_Rentabilitas Usaha
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Berdasarkan tabel koefisien regresi di atas, pada kolom Unstandardized
Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = -0,040 + 2,561X
1
– 0,167 X
2
+ 0,660X
3
– 0,132X
4
– 0.002X
5
+ e
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Y
= Rentabilitas usaha a
= Konstanta b
1
, b
2
, b
3
, b
4,
b
5
= Parameter koefisien regresi X
1
= Perputaran kas X
2
= Perputaran piutang usaha X
3
= Perputaran persediaan X
4
= Perputaran kewajiban lancar X
5
= Perputaran Modal Kerja Besih e
= Pengganggu Pada Unstandardized Coefficients, diperoleh nilai a, b
1
, b
2,
b
3
, b
4,
dan b
5
sebagai berikut:
• Nilai a = -0,040. Nilai konstanta -0,040 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
nilai perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran kewajiban lancar, dan perputaran modal kerja bersih maka nilai
rentabilitas usaha akan menurun sebesar 0,040 satuan. •
Nilai b
1
= 2,561. Koefisisen regresi 2,561 menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran kas sebesar 1 satuan maka rentabilitas usaha akan
meningkat sebesar 2,561 satuan. •
Nilai b
2
= -0,167. Koefisisen regresi -0,167 menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang usaha sebesar 1 satuan maka rentabilitas usaha
akan menurun sebesar 0,167 satuan. •
Nilai b
3
= 0,660
Universitas Sumatera Utara
Koefisisen regresi 0,660 menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan sebesar 1 satuan maka rentabilitas usaha akan meningkat sebesar
0,660 satuan. •
Nilai b
4
= -0,132. Koefisisen regresi -0,132 menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran kewajiban lancar sebesar 1 satuan maka rentabilitas usaha
akan menurun sebesar 0,132 satuan. •
Nilai b
5
= -0,002. Koefisisen regresi 0,002 menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran modal kerja bersih sebesar 1 satuan maka rentabilitas
usaha akan menurun sebesar 0,002 satuan.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan :
a. Uji t t-test
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu.
Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut: H
: Perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran kewajiban lancar, dan perputaran modal kerja bersih secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H
a
: Perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran kewajiban lancar, dan perputaran modal kerja bersih secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria: H
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 dan nilai sig. 0,05
H
a
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 nilai sig. 0,05
Tabel IV. 12 Hasil Uji t-test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.040
1.373 -.029
.977 SQRT _Perputaran
Kas 2.561
.997 .348
2.568 .013
.709 1.411
SQRT_Perputaran Piutang Usaha
-.167 .141
-.146 -1.179
.244 .844
1.185 SQRT_Perputaran
Persediaan .660
.256 .345
2.574 .013
.724 1.382
SQRT_Perputaran Kewajiban Lancar
-.132 .178
-.114 -.744
.460 .552
1.812 SQRT_Perputaran
Modal Kerja Bersih -.002
.256 -.001
-.009 .993
.650 1.539
a. Dependent Variable: SQRT_Rentabilitas Usaha
Sumber : Output SPSS, diolah peneliti, 2009 Berdasarkan hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1 Pengaruh perputaran kas terhadap rentabilitas usaha
Variabel perputaran kas memiliki t hitung 2,568. Dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t tabel untuk nilai TINV 0,05;60 adalah
Universitas Sumatera Utara
2,0003. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 2,568 2,0003 dan nilai sig. 0,013 0,05, yang berarti H
a
diterima dan H ditolak. Dengan demikian,
perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia..
2 Pengaruh perputaran piutang usaha terhadap rentabilitas usaha
Variabel perputaran piutang usaha memiliki t hitung -1,179 dengan nilai signifikansi 0,244. Dengan nilai t tabel sebesar 2,0003 maka diperoleh bahwa t
hitung t tabel -1,179 2,0003 dan nilai sig. 0,244 0,05 yang berarti H diterima dan H
a
ditolak. Dengan demikian, perputaran piutang usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3 Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas usaha
Variabel perputaran kas memiliki t hitung 2,574 dengan nilai signifikansi 0,013. Dengan bahwa nilai t tabel sebesar 2,0003 maka diperoleh bahwa t hitung
t tabel 2,574 2,0003 dan nilai sig. 0,013 0,05 yang berarti bahwa H
a
diterima dan H ditolak. Dengan demikian, perputaran persediaan berpengaruh
signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4 Pengaruh perputaran kewajiban lancar terhadap rentabilitas usaha
Variabel perputaran kewajiban lancar memiliki t hitung -0,744 dengan nilai signifikansi 0,460. Dengan nilai t tabel sebesar 2,0003 maka diperoleh bahwa t
hitung t tabel -0,774 2,0003 dan nilai sig. 0,460 0,05 yang berarti bahwa H
diterima dan H
a
ditolak. Dengan demikian, perputaran kewajiban lancar tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5 Pengaruh perputaran modal kerja bersih terhadap rentabilitas usaha
Variabel perputaran modal kerja bersih memiliki t hitung dengan nilai -0,009 signifikansi 0,993. Dengan nilai t tabel sebesar 2,0003 maka diperoleh bahwa
bahwa t hitung t tabel -0,009 2,0003 dan nilai sig. 0,993 0,05 yang berarti bahwa H
diterima dan H
a
ditolak. Dengan demikian, perputaran modal kerja bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas usaha pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F ANOVA