Sumber Anonim Narasumber dan Sumber Berita

38

1.5.4.2. Sumber Anonim

Peliputan jurnalistik kerap menemukan narasumber yang tak disebutkan jati dirinya. Sementara dari kesaksian, keterlibatan, keterangan yang dimilikinya, nafas pemberitaan itu bergantung. Oleh karenanya, apabila terdapat suatu kejadian yang narasumber yang tidak mau disebutkan identitasnya, atau disebut sumber anonim, hal ini akan mengurangi kredibilitas media. Melihat pernyataan Andreas Harsono dalam mailing list majalah Pantau pada 27 Agustus 2003 seperti dikutip dalam Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalis Kontemporer halaman 214 menjelaskan, pada dasarnya, sumber berita yang anonim tidak memberi kesempatan kepada audience pemirsa, pembaca, pendengar untuk menentukan seberapa besar derajat kepercayaan mereka pada sumber bersangkutan. Lanjutnya, jurnalis harus memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menentukan sendiri seberapa besar tingkat kepercayaan terhadap suatu keterangan. Seorang sumber anonim juga memiliki kecendrungan untuk lebih kurang bertanggungjawab dari sumber yang sama tapi identitasnya disajikan secara lengkap. Sumber anonim cenderung lebih sering “bernyanyi, kedengarannya merdu, dan sensasional. Menurut majalah Pantau berdasar pada Warp Speed 1999 dalam bab “The Rise of Anonymous Sourcing” karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam Nurudin 2009:205 mencoba membahas pemakaian sumber anonim pada kasus Monica Lewinsky. Seseorang bisa diberi status anonim bila memenuhi ketujuh syarat sebagai berikut. 39 1. Sumber tersebut berada pada lingkaran pertama “peristiwa berita” yang dilaporkan. Artinya, sumber tersebut menyaksikan sendiri, atau terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Sumber ini bisa masuk dalam kategori pelaku, korban, atau saksi mata, namun dirinya bukanlah orang yang mendengar dari orang lain. 2. Keselamatan sumber tersebut terancam bila identitasnya dibuka. Dalam hal ini dikatakan terancam apabila nyawa anggota keluarga juga dirinya terancam. Bukan terancam dalam hal retaknya keberlangsungan hubungan sosial atau juga kelangsungan pekerjaan. 3. Motivasi sumber anonim memberikan informasi murni untuk kepentingan publik. Seorang jurnalis wajib mengukur motivasi sumber dalam memberikan informasi. Terdapat kasus dimana sumber memberikan informasi dan minta status anonim untuk menyerang lawan atau orang yang tidak disukainya. 4. Integritas sumber harus diperhatikan. Dalam hal ini narasumber yang terindikasi mengarang cerita, dihindari untuk menganonimkan identitasnya. Biasanya, semakin tinggi jabaran seseorang, semakin sulit mempertahankan integritasnya. 5. Harus seizin atasan. Pemberian sumber anonim harus dilakukan dengan sepengetahuan dan seizin atasan. Hal tersebut untuk menghindari munculnya masalah apabila pemberitaan yang mencantumkan sumber anonim digugat oleh berbagai pihak tertentu. 6. Sumber anonim minimal dua orang. Hal tersebut sesuai dengan apa yang pernah dijelaskan Ben Bradlee, redaktur eksekutif harian The Washigton Post 40 pada zaman skandal Watergate. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan verifikasi terhadap informasi yang sama. 7. Perjanjian dan kejelasan antara jurnalis dengan calon sumber anonim. Bahwa keanoniman identitas akan batal dan nama narasumber akan dibuka ke hadapan publik apabila terbukti berbohong atau sengaja menyesatkan dengan informasinya.

1.5.5. Format Berita Televisi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Berita Kejahatan Susila di Harian Umum Koran Merapi Periode Januari

0 3 21

CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI 22 FEBRUARI-22 MARET 2013 Campur Kode Pada Judul Berita Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 22 Februari-22 Maret 2013.

0 2 13

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN KOMPASBULAN FEBRUARI-MARET 2013 Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 13

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN BERITA KRIMINALITAS PADA TAYANGAN “PATROLI” DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar).

0 1 81

OBYEKTIVITAS BERITA TENTANG AHMADIYAH (Analisis Isi Tentang Obyektivitas Berita Ahmadiyah di halaman Depan, Jawa Pos dan Kompas, Periode 7 Februari - 28 Februari 2011).

0 0 84

kode etik jurnalis id. docx

0 0 1

STRATEGI PRODUSER NET CITIZEN JOURNALIST DALAM MENYAJIKAN BERITA PADA WEBSITE WWW.NETCJ.CO.ID

0 4 103

OBYEKTIVITAS BERITA TENTANG AHMADIYAH (Analisis Isi Tentang Obyektivitas Berita Ahmadiyah di halaman Depan, Jawa Pos dan Kompas, Periode 7 Februari - 28 Februari 2011)

0 0 10

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN BERITA KRIMINALITAS PADA TAYANGAN “PATROLI” DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Di Surabaya Tentang Berita Kriminalitas Pada Tayangan Patroli di Indosiar) SKRIPSI

0 0 18

Pengaruh Seringnya Menonton Acara Berita Kriminalitas “Patroli” Di Indosiar Terhadap Agresivitas Penontonnya

0 0 114