HASIL DAN PEMBAHASAN Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap Bakteri Staphylococcus aureus S.aureus Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap pertumbuhan bakteri S. Aureus yang di uji mengunakan metode difusi agar dengan 3 macam konsentrasi, yaitu 1 ml ekstrak murni, 1ml ekstrak + 1 ml pelarut, 1 ml ekstrak + 2 ml pelarut. Hasil uji efektivitas ekstrak lengkuas merah terhadap bakteri S. Aureus didapat sebagai berikut : Gambar 4.1 Daya hambat ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap pertumbuhan Bakteri S.aureus Dari diagram diatas menunjukkan hasil pada kelompok perlakuan dengan ekstrak lengkuas merah konsentrasi 1 ml ekstrak murni didapat rata-rata zona hambat S.Aureus sebesar 15 mm. Konsentrasi tersebut memberikan daya hambat terbesar dari efektivitas ekstrak lengkuas merah. Pada konsentrasi 1 : 1 didapat rata-rata zona hambat 11,3 mm; pada konsentrasi 1 : 2 didapat rata-rata zona hambat 7,3 mm; pada kontrol positif didapat rata-rata 45,6 mm; dan sedangkan pada kontrol negatif tidak menunjukkan zona hambat. 10 20 30 40 50 1:00 1:01 1:02 kontrol + kontrol - z o n a h a m b a t m m konsentrasi esktrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum zona hambat Gambar 4.1 Zona hambat ekstrak lengkuas terhadap pertumbuhan Bakteri S.aureus. Dari penelitian yang didapat kemudian dilakukan uji analisis statistik. Uji digunakan adalah uji Anova one way, dan sebelum dilakukuan uji anova data harus berdistribusi normal dan varian data harus sama. Karena data yang didapatkan berdistribusi tidak normal maka tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji One-way ANOVA, maka digunakan uji Kruskall-Wallis dan dilakukan uji setiap konsentrasinya, dan didapatkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan Bakteri S.aureus. Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney. Dan hasilnya adalah sebagai berikut : K + 1 : 0 1 : 1 K -

1: 2

Tabel 4.1 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Menggunakan Uji Mann – Whitney pada Bakteri S.aureus Perlakuan 1 2 3 4 5 Rerata X,‾ 1 X,‾ 2 X,‾ 3 X,‾ 4 X,‾ 5 1 X,‾ 1 - - - - - 2 X,‾ 2 10 mm - - - - 3 X,‾ 3 5 mm 9 mm - - - 4 X,‾ 4 14 mm 11 mm 8 mm - - 5 X,‾ 5 14,6mm 11,3mm 7,3mm 45 mm - Keterangan : p0,05 p0,01 Dan hasil statistic analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antar konsentarsinya dengan indeks kepercayaan 95. Dapat dikatakan bahwa ekstrak lengkuas merah efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efektivitas zona hambat terhadap S.aureus pada semua percobaan. Pada pengolahan data dengan uji Kruskall-Wallis diketahui bahwa p0,05 yang menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas merah memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan yang satu terhadap kelompok perlakuan yang lain, yakni pada konsentrasi 1 ml ekstrak murni, 1 ml ekstrak : 1 ml pelarut, 1ml ekstrak : 2 ml pelarut. Penelitian Yulia F. Lamapaha 2010, membuktikan bahwa ekstrak lengkuas merah dosis 20 dengan waktu pengamatan 24 jam dapat menghambat dapat menghabat pertumbuhan bakteri S.aureus. 18 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Riyan Utami pada tahun 2011, yang mengatakan bahwa ekstrak lengkuas merah memiliki anti bakteri terhadap bakteri S.aureus, karna lengkuas memiliki kandungan senyawa flavonoid yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. 18 Pada ekstrak lengkuas merah konsentrasi 1 ml ekstrak murni memiliki hambatan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan konsentrasi-konsentrasi yang lain. Sedangkan pada konsentrasi 1 ml ekstrak + 1 ml pelarut memiliki zona hambat pertumbuhan terendah. Perbedaan hasil dari uji efektivitas antibakteri ekstrak lengkuan pada masing-masing konsentrasi ini dijkarenakan pelarut etanol yang ditambahkan pada masing-masing konsentrasi sehingga zat aktif yang terkandung pada masing-masing konsentrasi menjadi berkurang, sehingga efektivitas anti bakterinya berkurang juga yang dapat ditunjukkan dengan adanya pengurangan zona hambat pertumbuhan S.aureus yang seiring dengan penurunan konsentrasi ekstrak lengkuas merah. Zat aktif pada ekstrak lengkuas merah yang diduga yang mempunyai efektivitas sebagai anti bakteri adalah minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari flavonoid dan fenil propana, mekanisme kerja antibakteri ekstrak lengkuas merah dalam menghambat bakteri S.aureus adalah merusak susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dinding sel bakteri. pada bakteri S.aureus diding selnya berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4, sehingga melindungi komponen-komponen yang terdapat dalam sel. Jika zat aktif pada lengkuas merah merusak dinding sel bakteri, maka bakteri akan kehilangan proteksinya, sehingga sel bakteri akan lisis dan akhirnya mati. 5,6 Semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula kandungan zat aktif sehingga efektivitas antibakteri akan semakin besar dan juga sebaliknya semakin rendah konsentrasi ekstrak lengkuas merah maka semakin sedikit kandungan zat aktif sehingga efektivitas antibakteri akan semakin berkurang. 4.2 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap Bakteri Eschericia coli E. coli Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap pertumbuhan bakteri E.coli yang di uji mengunakan metode difusi agar dengan 3 macam konsentrasi, yaitu 1 ml ekstrak murni, 1ml ekstrak + 1 ml pelarut, 1 ml ekstrak + 2 ml pelarut. Hasil uji efektivitas ekstrak lengkuas merah terhadap bakteri E.coli didapat sebagai berikut : Gambar 4.3 Daya hambat ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli Dari diagram diatas menunjukkan hasil pada kelompok perlakuan dengan ekstrak lengkuas merah pada semua konsentrasi tidak menunjukkan zona hambat, kecuali pada kontrol positif didapat rata-rata 25 mm. Gambar 4.2 Zona hambat ekstrak lengkuas terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli K + 1 : 1 1 : 0 1 : 2 5 10 15 20 25 30 1:00 1:01 1:02 kontrol + kontrol - z on a h a m b a t m m konsentrasi esktrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum zona hambat Dari penelitian yang didapat kemudian dilakukan uji analisis statistik. Uji digunakan adalah uji Anova one way, dan sebelum dilakukuan uji anova data harus berdistribusi normal dan varian data harus sama. Karena data yang didapatkan berdistribusi tidak normal maka tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji One-way ANOVA, maka digunakan uji Kruskall-Wallis dan dilakukan uji setiap konsentrasinya, dan didapatkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan Bakteri E.coli. Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney. Dan hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Menggunakan Uji Mann – Whitney pada Bakteri E. coli Perlakuan 1 2 3 4 5 Rerata X,‾ 1 X,‾ 2 X,‾ 3 X,‾ 4 X,‾ 5 1 X,‾ 1 - - - - - 2 X,‾ 2 0 mm - - - - 3 X,‾ 3 0 mm 0 mm - - - 4 X,‾ 4 25 mm 25 mm 25 mm - - 5 X,‾ 5 0 mm 0 mm 0 mm 25 mm - Keterangan : p0,05 p0,01 Dari hasil statistic analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antar kontrol positif yaitu amoksilin dengan indeks kepercayaan 95. Akan tetapi pada ekstrak lengkuas merah pada seluruh konsentrasi tidak didapatkan kebermaknaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa efek hambat ekstrak lengkuas merah terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli tidak efektif karena pada semua konsentrasi tidak terdapat zona hambat kecuali pada kontrol positif memiliki zona hambat yang besar. E.coli termasuk ke dalam golongan bakteri Gram negatif, sifat dari Bakteri ini yang membedakan dengan bakteri lainnya adalah susunan dinding selnya. Dinding sel Bakteri Gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4, sedang pada Bakteri Gramnegatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22. Membran luar fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat antiBakteri sulit untuk menembus dinding sel Bakteri Gramnegatif. 11,12 4.3. Perbedaan Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap Bakteri Staphylococcus aureus S.aureus dan Bakter Eschericia coli E. coli Hasil pengamatan dan uji statistik yang di lakukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil zona hambat ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadapat bakteri S.aureus dan bakteri E.coli. Hasil uji efektivitas lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadapat bakteri S.aureus terdapat zona hambat di setiap konsentrasinya, dan semakin besar konsentrasi ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum maka semakin besar pula zona hambatnya. Sedangkan dari hasil uji efektivitas lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap bakteri E.coli tidak terdapat zona hambat di setiap konsentrasinya. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 1:00 1:01 1:02 K + K - zo n a h a m b a t m m S. Aureus E. coli Gambar 4.3 Daya hambat ekstrak lengkuas merah Alpina purpurata K.Schum terhadap pertumbuhan Bakteri S.aureus dan pertumbuhan Bakteri E.coli. Setelah di bandingkan hasil zona hambat antara dua bakteri yaitu S.aureus dan E. coli maka menggunakan uji Mann-Whitney dan didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakana rerata efek lengkuas merah terhadap zona hambat antara bakteri S.aureus dan E. coli, dimana ekstrak lengkuas merah lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dibandingkan bakteri E.coli, dan dari uji Mann-Whitney didapatkan nilai significancy 0,009. Dengan adanya kandungan kimia yang terdapat pada lengkuas merah Alpinia purpurata K.Schum yang bersifat anti bakteri, maka lengkuas merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus namun tidak pada bakteri E.coli karena dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22. Membran luar fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat antiBakteri sulit untuk menembus dinding sel bakteri. 4 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN