Tanaman Lengkuas Merah Alpinia purpurata K.Schum

ataupun germisidal menghambat germinasi spora Bakteri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih zat antimikroba kimiawi adalah: 9 1. Jenis zat dan mikroba : zat antimikroba yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis mikroba karena memiliki kerentanan yang berbeda-beda. 2. Konsentrasi dan intensitas zat antimikroba : semakin tinggi konsentrasi zat antimikroba yang akan digunakan, maka semakin tinggi pula daya kemampuannya dalam mengendalikan mikroba. 3. Jumlah Mikroba : semakin banyak mikroba yang dihambat atau dibunuh, maka semakin lama waktu yang akan diperlukan untuk mengendalikannya. 4. Suhu : suhu yang optimal dapat menaikkan efektivitas zat antimikroba. 5. Bahan organik : bahan organik asing dapat menurunkan efektivitas zat antimikroba dengan cara menginaktifkan bahan tersebut atau melindungi mikroba. 9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar komponen di dalam rempah-rempah bersifat sebagai antimikroba, sehingga dapat mengawetkan makanan. Komponen rempah-rempah yang mempunyai aktivitas antimikroba terutama adalah bagian minyak atsiri. 13

2.3 Tanaman Lengkuas Merah Alpinia purpurata K.Schum

Gambar 2.3 Lengkuas Merah Alpinia purpurata K.Schum Tanaman lengkuas diklasifikasikan ke dalam : Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Marga : Alpinia Jenis : Alpinia purpurata K. Schum Lengkuas termasuk tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2 – 2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut . Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu: Varitas dengan rimpang umbi akar berwarna putih Alpinia galanga, Varitas rimpang umbi merah Alpinia purpurata K.Schum . Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah- pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. 1 Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. 1,3,5 Berdasarkan berbagai literatur tentang pengalaman turun-temurun dari berbagai daerah, lengkuas merah dapat mengobati penyakit-penyakit seperti gangguan perut kembung, panu tinea vesicolor , kurap skabies, eksema, bercak-bercak kulit dan tahi lalat nevus pigmentosus, diare. Disamping itu lengkuas merah mengandung zat kimia seperti minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. 3,4 Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral, komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum diketahui. Rimpang lengkuas segar mengandung air sebesar 75 , dalam bentuk kering mengandung 22.44 karbohidrat, 3.07 protein dan sekitar 0.07 senyawa kamferid. Kandungan minyak atsiri lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1 , dengan komponen utamanya metilsinamat 48 , sineol 20-30 , 1 kamfer, dan sisanya d-pinen, galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas. Selain itu, lengkuas juga mengandung resin yang disebut galangol, amilum, kuersetin, kadinen, sesquiterpen, heksahidrokadalen hidrat, kristal kuning yang disebut kamferid, dan beberapa senyawa flavonoid, seperti flavonol. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya lengkuas adalah galangin, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin. 4 Komponen bioaktif pada rempah-rempah, khususnya pada golongan Zingiberaceae yang terbanyak adalah dari jenis terpenoid dan flavonoid. Komponen lainnya yang terdapat pada golongan Alpinia adalah alpinetin. Alpinetin merupakan jenis flavanon yang dikenal sebagai senyawa fungistatik dan fungisida. Bentuk senyawa bioaktif lainnya adalah dari golongan terpenoid. Golongan ini merupakan kelompok utama pada tanaman sebagai penyusun minyak atsiri. Terpenoid mempunyai rumus dasar C5 H8n atau dengan satu unit isopren. Jumlah n menunjukkan klasifikasi pada terpenoid yang dikenal dengan monoterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen, dan politerpen. Struktur terpenoid ada yang berbentuk siklik ada yang tidak. 4,5 Komponen antimikroba dalam rempah-rempah adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik umumnya terdapat dalam minyak atsiri. Fenol merupakan monoterpen yang pada umumnya digunakan sebagai bahan antiseptik. . Selain itu didalam rimpang lengkuas merah Alpinia purpurata K.Schum terdapat zat antiBakteri yaitu berupa saponin, tanin dan flavonoid. Selain itu rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 , sineol 20 – 30 , eug enol, kamfer 1 , seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, dan lain-lain.. 5

2.4 Metode disc diffusion Metode