Pengertian Memaksimalkan Pengertian Pembelajaran
a. Pengertian belajar Pengertian belajar dapat di definisikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keselurahan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
4
“Hilgard dan Bower mengemukakan: belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi itu.”
5
“Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca
inderanya.”
6
Gagne mengemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar merupakan kapabilitas dan timbulnya kapabilitas
disebabkan: 1 Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan
2 Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi
eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil
belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Maksud diatas menjelaskan, bahwa:
4
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 55.
5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 84.
6
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2006, h. 231.
a. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan.
b. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar, yang terdiri dari: 1 Informasi
verbal, yaitu
kapabillitas untuk
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.
2 Keterampilan intelektual, yaitu kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dan lambang. 3 Siasat kognitif, yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. 4 Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi. 5 Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
7
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar:
1 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.
2 Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau meningkatkan perilaku yang sudah ada
3 Perubahan tingkah laku hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan medengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan,
menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau latihan. 4 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan
perubahan yang bersifat sementara.
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, cet III, h. 10.
5 Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut semua aspek kepribadian, baik perubahan dalam pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek perilaku lainnya. 6 Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah maupun di luar
sekolah.
8
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada tingkah laku individu, baik dalam segi aktual maupun
potensial. Dari perubahan tersebut menghasilkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan perubahan yang berlaku terjadi
karena adanya usaha yang dilakukan dengan sengaja. b. Pengertian mengajar
Mengajar adalah membimbing siswa untuk belajar atau mengorganisir lingkungan sedemikian rupa dan menciptakan hubungan dengan siswa
sehingga terjadi proses belajar mengajar. Lingkungan menurut psikologi adalah segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar individu yang
mempengaruhi tingkah laku.
9
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses belajar mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas-tugas
perkembangannya. Sebagaimana yang dikutip oleh slameto, bahwa mursell berpendapat
mengajar adalah kegiatan terorganisasi sehingga dengan mengorganisasikan itu belajar menjadi bermakna bagi siswa. Kilptrick berpendapat bahwa
8
M. Alisuf Sabri, op. cit., h. 55.
9
Sardiman. A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. 48.
mengajar adalah mencari situasi yangmengandung masalah kemudian siswa harus menghadapinya untuk dapat memecahkannya.
10
Bagi seorang pendidik mengajar bukanlah tugas yang mudah. Karena dalam mengajar pendidik berhadapan dengan sekelompok anak didik dimana
mereka semua membutuhkan bimbingan serta pembinaan menuju kedewasaan. Setelah siswa mengalami proses pendidikan dan pengajaran
diharapkan mampu menjadi manusia dewasa yang sadar akan tanggung jawab terhadap dirinya. Oleh karena itu, pendidik dalam mengajar harus memiliki
prinsip-prinsip yang harus dilakukan sebaik mungkin. Adapun prinsip-prinsip dalam mengajar terdiri dari 10 prinsip, yaitu:
1 Perhatian Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang diberikan. Perhatian siswa baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik.
2 Aktivitas Dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menimbulkan aktivitas
siswa dalam berpikir maupun bertindak, dengan aktivitas siswa sendiri pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan dan diolah kemudian dikeluarkan
lagi dalam bentuk berbeda, seperti siswa mengajukan pertanyaan dan berpendapat.
3 Apersepsi Setiap mengajar guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan
diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa ataupun pengalamannya.
10
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 85.
4 Peragaan Waktu guru mengajarkan didepan kelas, harus berusaha menunjukkan
benda-benda yang asli. 5 Repetisi
bila guru mengajarkan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang, ingatan siswa tidak setia, ia perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang
sedang dijelaskan. 6 Korelasi
Guru didalam tugas mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan diantara setiap bahan pelajaran.
7 Konsentrasi Usaha konsentrasi pelajaran menyebakan siswa memperoleh kesatuan
pelajaran yang bulat, yang tidak terpisah-pisahkan. 8 Sosialisai
Siswa disamping sebagai suatu individu juga mempunyai dimensi social yang perlu dikembangkan. Bekerja didalam kelompok dapat juga
meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dengang lebih baik dan lancar.
9 Individualisasi Siswa merupakan makhluk yang unik. Masing-masing siswa memiliki
tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dalam memberi pelajaran juga melayani waktu yang diperlukan oleh masing-masing siswa.
10 Evaluasi Semua kegiatan belajar perlu evaluasi. Evaluasi dapat member motivasi
bagi siswa, mereka akan lebih giat belajar. Dalam kegiatan mengajar guru diharapkan mampu menguasai cara
pengajaran agar teciptanya lingkungan kondusif serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
3.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam mendefinisikan Pendidikan Agama Islam, banyak perbedaan yang dikemukakan oleh sejumlah tokoh pendidikan. Perbedaan tersebut tidaklah
mengurangi makna dari pendidikan Islam itu sendiri, tetapi akan memperkaya wawasan dalam pengembangan pendidikan. Berikut beberapa penjelasannya:
a. Achmadi mendefinisikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insani yang ada padanya
menuju terbentuknya manusia seutuhnya insan kamil sesuai dengan norma Islam.
11
Hal ini mengandung arti bahwa dalam proses Pendidikan Agama Islam terdapat usaha memelihara kesucian manusia, sehingga manusia
tersebut terbentuk menjadi manusia yang sempurna berdasarkan pandangan Islam.
b. Menurut Zakiyah Darajat ”Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengenalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup.
12
c. Menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly, sebagaimana dikutip muhaimin dan abdul mujib, menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya
mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia, sehingga
terbentuknya pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
13
11
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, h. 28
12
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet III. H. 86
13
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung:Trigenda Karya, 1992, h. 135.
d. Achmad D. Marimba mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.
14
e. Tayar Yusuf mengatakan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua mengalihkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan
keterampilan pada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.
15
Dari beberapa pengertian diatas menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam itu sendiri,
sehingga dalam menjalankan kehidupan manusia selalu dilandasi dengan ajaran Islam yang pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, pendidikan berperan sebagai wadah untuk menginternalisasi dan mengembangkan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan manusia secara
individu maupun kelompok masyarakat yang lebih luas. Kemudian karena Islam memandang dan mengkaji manusia secara utuh maka pendidikan Islam pun
berupaya untuk mengembangkan potensi manusia secara utuh baik jasmani dan rohani, sehingga melahirkan muslim yang kaffah, yaitu seorang muslim yang
mengamalkan ajaran Islam secara utuh sesuai kadar kemampuannya. Dengan demikian jelaslah bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan
kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa berbagai potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu
menjadi khalifah di bumi. Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam juga merupakan proses yang ideal untuk mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki oleh manusia yang akan nilai full values sesuai dengan tuntunan atau ajaran Islam sehingga ia mampu menjalani hidupnya sesuai dengan hakikat
kehidupan yang sesungguhnya sebagai hamba Allah SWT yang selalu tunduk dan
14
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Al- Ma’arif,
1992, cet 8, h. 79
15
Ahmad, Tafsir, Metodik Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Logos, 2003, hal. 65.
patuh kepada-Nya dan pada akhirnya memperoleh kehidupan yang selamat dunia dan akhirat.