TINJAUAN LITERATUR
A. Ketersediaan Koleksi
Dunia Perpustakaan tidak lepas dari hal-hal tentang koleksi, mulai dari kebutuhan hingga pemenuhan dan ketersediaan koleksi. Kolekis di perpustakaan
dapat berupa bahan tercetak seperti buku, majalah, kamus, ensiklopedia, dan lainnya atau dalam bentuk non cetak seperti kaset, CD, VCD, DVD, mikrofilm, mikrofis, dan
lainnya. Availability yang dalam Bahasa Indonesia disebut ketersediaan memiliki
banyak pemahaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketersediaan berarti kesiapan suatu alat tenaga, barang, modal, anggaran untuk dapat digunakan atau
dioperasikan di waktu yang telah ditentukan.
7
Ketersediaan terdiri dari 2 unsur utama yakni reliability kemungkinan suatu item baik itu buku, mesin, atau lainnya tidak
mengalami kegagalan dalam proses penggunaan dan maintainability kemungkinan suatu item dapat diperbaiki atau dihindarkan dari kegagalan penelusuran dan
penggunaan, jadi ketersediaan adalah sebuah sistem yang bergantung pada ukuran reliability dan maintainability, artinya sebuah benda dapat dikatakan tersedia jika
pada saat dibutuhkan, benda tersebut dapat langsung digunakan dan tidak mengalami kegagalan penelusuran atau kegagalan penggunaan,kalaupun terjadi kegagalan maka
dengan segera dapat teratasi. Berikut ini adalah sebuah hubungan ketersediaan dengan 2 unsur utamanya reliability dan maintainability:
RELIABILITY MAINTAINABILITY KETERSEDIAAN
KONSTAN TETAP MENURUN
MENURUN KONSTAN TETAP
MENINGKAT MENINGKAT
MENINGKAT KONSTAN TETAP MENINGKAT
MENURUN KONSTAN TETAP MENURUN
Berdasarkan tabel hubungan diatas maka didapat pengertian bahwa ketersediaan akan meningkat ketika reliability konstan dan maintainability meningkat atau ketika
7
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud, 1982, h.792.
dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi maka ketersediaan koleksi dapat berarti kesiapan suatu koleksi untuk dapat digunakan pada saat koleksi tersebut
dibutuhkan oleh pemakai. Koleksi yang diinginkan tidak mengalami kegagalan penelusuran artinya identitas koleksi telah tersedia dalam alat telusur seperti OPAC
Online Public Access Catalogue dan lainnya. Kemudian setelah itu koleksi benar- benar tersedia dalam rak dan tidak mengalami kerusakan, atau jika terjadi kerusakan
dan tidak tersedia di rak maka pustakawan dapat memberi alternatif penggantinya, kondisi seperti inilah yang dikatakan sebagai ketersediaan koleksi. Dengan demikian
perpustakaan yang baik adalah yang koleksinya selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Tingkat ketersediaan koleksi dapat diukur menggunakan
prosentase, dengan menggunakan rumus yang terdiri dari beberapa variabel, antara lain variabel frekuensi F, number of case N, prosentase P, kemudian dikalikan
dengan 100, jika digambarkan akan menjadi seperti di bawah ini : 100
× =
N F
P Keterangan :
P = Prosentase F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Banyaknya Individu number of case
9
Hasil penghitungan merupakan prosentase tingkat ketersediaan koleksi yang sedang dikaji. Setiap perpustakaan memiliki jumlah koleksi ideal yang berbeda,
tergantung kepada jenis perpustakaan itu sendiri, dalam penelitian ini yang dikaji adalah perpustakaan perguruan tinggi, menurut Mary Duncan Carter dalam bukunya
yang berjudul Building Library Collection koleksi ideal dalam sebuah perpustakaan perguruan tinggi adalah mulai dari 1 juta, 2 juta, dan 3 juta dengan perbandingan
jumlah mahasiswa sebanyak 15 ribu, 20 ribu, sampai 30 ribu orang, akan tetapi semua tergantung pada kebutuhan sebenarnya di lapangan.
10
Untuk meningkatkan ketersediaan maka perpustakaan mengetahui apa saja kebutuhan para pengguna,
kemudian dapat dilakukan evaluasi koleksi dengan berbagai cara. Berikut ini adalah
8
Informasi didapat dan diadaptasi dari artikel yang berjudul Availability dan diakses pada tanggal 25 November 2008 pukul 21.12 WIB. dari http:www.weibull.comSystemRelWebavailability.htm
9
Wasito, Hermawan.Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik dan Gramedia, 1993 h.11
10
Carter, Mary Duncan. Buikding Library Collection. Michigan: The Scarecrow Press, Inc., 1974 h. 49-50
dalam Janti G. Sujana :
11
1. Metode terpusat pada koleksi Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi yaitu:
1. Pencocokan terhadap daftar tertentu, bibliografi, atau katalog 2. Penilaian dari pakar
3. Perbandingan data statistik 4. Perbandingan pada berbagai standar koleksi
2. Metode terpusat pada pengguna Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi,
yaitu: 1. Melakukan kajian sirkulasi koleksi
2. Meminta pendapat pengguna 3. Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan
4. Melakukan kajian sitiran 5. Melakuka kajian penggunaan di tempatruang baca
6. Memeriksa ketersediaan koleksi di rak Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis mencoba untuk menguji
ketersediaan koleksi pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan penggunaannya dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
tahun 2006-2007 dengan menggunakan cara kajian sitiran atau analisis sitiran.
B. Analisis Sitiran