2.2.2. Pelayanan Kesehatan
VCT merupakan salah satu bagian dari sarana pelayanan kesehatan secara
umum. Menurut Azwar 1996 yang mengutip pendapat Levey dan Loomba,
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan masyarakat. Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai
tujuan yang diinginkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: tersedia availale, wajar appropriate, berkesinambungan continue, dapat diterima
acceptable, dapat dicapai accesible, dapat dijangkau affordable, efisien
efficient, dan bermutu quality.
Karakteristik pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan berdasarkan jenis, tujuan maupun unit kesehatan. Pelayanan kesehatan berdasarkan
jenistipe seperti pelayanan di rumah sakit, psikolog, dokter gigi, perawat dan lain- lain. Pelayanan kesehatan juga dikategorikan berdasarkan tujuan, seperti: pelayanan
primer, sekunder, tersier maupun custodian. Karakteristik terakhir menggambarkan pemanfaatan kesehatan berdasarkan unit kesehatan seperti jumlah pertemuan dengan
tenaga kesehatan selama periode waktu tertentu Andersen, 1973. Menurut Sarwono 2007 yang mengutip pendapat Mechanic proses yang
terjadi dalam diri individu sebelum dia menentukan untuk mencari upaya pengobatan, antara lain: a dikenalinya atau dirasakannya gejala-gejalatanda-tanda yang
menyimpang dari keadaan biasa, b banyaknya gejala yang dianggap serius dan
Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
diperkirakan menimbulkan bahaya, c dampak gejala itu terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja dan dalam kegiatan sosial lainnya, d frekuensi dari gejala
dan tanda-tanda yang tampak dan persistensinya, e nilai ambang dari mereka yang terkena gejala susceptibiliy atau kemungkinan individu untuk diserang penyakit,
f informasi pengetahuan dan asumsi budaya tentang penyakit itu, g perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenal, h adanya kebutuhan untuk
bertindakberperilaku mengatasi gejala sakit, i tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana tersebut, tersedianya biaya dan kemampuan untuk
mengatasi stigma dan jarak sosial rasa malu, takut dan sebagainya. Dari faktor di atas dapat dibuat kategorisasi faktor pencetus perilaku sakit, yaitu faktor persepsi
yang dipengaruhi oleh orientasi medis dan sosio budaya; faktor intensitas gejala menghilang atau terus menetap; faktor motivasi individu untuk mengatasi gejala
yang ada serta faktor sosial psikologis yang memengaruhi respons sakit. Berdasarkan gejala yang dirasakan, faktor-faktor yang membuat seseorang
mencari pelayanan kesehatan adalah: a gejala penyakit terasa mengerikan sedangkan perawatannya tersedia, b orang biasanya akan berobat terhadap gejala
penyakit diperkirakan akan menyebabkan akibat yang serius, c merasa cemas, hal ini terkait dengan krisis interpersonal, d gejala penyakit yang timbul dapat
mengancam hubungan dengan orang lain, dan e ada dukungan dari orang lain seperti teman untuk mencari pelayanan kesehatan DiMatteo, 1991.
Penyakit adalah gangguan fungsi dari organ tubuh diakibatkan oleh lingkungan biologis, psikososial sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam
Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
beraktivitas sehari-hari. Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Becker perilaku yang berkaitan dengan tindakan seseorang yang sedang sakit untuk
mencari penyembuhan disebut perilaku sakit. Dalam hal ini ada beberapa tindakan yang timbul adalah: a Didiamkan saja, artinya sakit tersebut diabaikan dan tetap
menjalankan kegiatan sehari-hari, b Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri, baik obat tradisionil maupun dengan beli obat di warung,
c Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas kesehatan. Seseorang baru akan mulai menghubungi sarana kesehatan sesuai dengan
pengalaman atau informasi yang diperoleh dari orang lain tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan. Pilihan terhadap sarana pelayanan kesehatan itu sendiri didasari
atas kepercayaan atau keyakinan akan kemajuan sarana tersebut Sarwono, 2007. Menurut Tjiptoherijanto 1993 yang mengutip pendapat Arrow, hubungan
antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya saja sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utamanya adalah
karena misalnya persoalan informasi yang umumnya dilakukan oleh para ahli kesehatan kepada masyarakat. Dari informasi yang mereka sebarkan itulah
masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Shapiro dkk 1999 yang dimuat dalam jurnal
asosasi kesehatan Amerika tentang variasi pelayanan kesehatan pada ODHA usia dewasa menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
pemanfaatan perawatan kesehatan pada orang yang terinfeksi HIV, dimana wanita lebih mau mendatangi pelayanan kesehatan daripada laki-laki.
Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
2.2.3. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan