Dukungan Keluarga HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan 52 dan perhatian 54 perawat dalam menangani pasien HIVAIDS dianggap masih kurang, sedangkan tingkat kehadiran perawat masih cukup baik 52 Tabel 4.4.. Sementara kemampuan 56 dan perhatian 54 konselor dianggap cukup baik dalam menangani pasien HIVAIDS, namun tingkat kehadiran konselor justru dianggap kurang 64 Tabel 4.4.. Keseluruhan hasil penelitian berdasarkan persepsi tentang pelayanan kesehatan tersebut direkapitulasi, dan selanjutnya dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu baik dan tidak baik. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa responden yang persepsinya baik hanya 46 sedangkan yang persepsinya tidak baik sebanyak 54 Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi Tentang Pelayanan Kesehatan No Kategori Frekuensi Persen 1 Tidak Baik 27 54 2 Baik 23 46 Total 50 100

4.3. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah penerimaan dan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga terhadap orang dengan HIVAIDS. Dukungan keluarga ini dapat berupa tidak mengucilkan ODHA, pemberian saran untuk berobat dan pendampingan saat berobat. Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Gambaran dukungan keluarga terhadap responden dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut: Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Hasil Penelitian No Dukungan Keluarga Frekuensi 1 Keluarga mengetahui responden terkena HIVAIDS a. Ya b. Tidak 27 23 54 46 Total 50 100 2 Keluarga menjauhi mengucilkan responden karena HIVAIDS a. Ya b. Tidak 4 23 14,8 85,1 Total 27 100 3 keluarga menyarankan berobat a. Ya b. Tidak 21 6 77,8 22,2 Total 27 100 4 keluarga mendampingi saat berobat a. Ya b. Tidak 17 10 62,9 37,0 Total 27 100 Berdasarkan Tabel 4.6. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden diketahui terkena HIVAIDS oleh keluarganya yaitu sebanyak 54. Dari responden yang diketahui status HIVAIDS oleh keluarga, sebagian besar 85,1 tidak dijauhi dikucilkan keluarganya. Sebagian besar keluarga responden yang mengetahui status HIVAIDS menyarankan untuk berobat 77,8 dan mendampingi responden saat berobat 62,9. Keseluruhan hasil penelitian berdasarkan dukungan keluarga tersebut direkapitulasi, dan selanjutnya dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu baik dan tidak baik. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa responden yang Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 mendapat dukungan keluarga kategori baik sebanyak 54 sedangkan yang dikategorikan tidak baik sebanyak 46 Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Dukungan Keluarga No Kategori Frekuensi Persen 1 Tidak Baik 23 46 2 Baik 27 54 Total 50 100 4.4. Level Penyakit Level penyakit tingkat penyakit dapat dilihat berdasarkan pemeriksaan CD4 evaluated dan persepsi tentang keparahan penyakit perceived. Distribusi responden berdasarkan pemeriksaan jumlah CD4 dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut: Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan CD4 responden Hasil Penelitian Jumlah CD4 Frekuensi Pemeriksaan CD4 1. Tidak baik 2. Baik 27 23 54 46 Total 50 100 Berdasarkan Tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memeriksa CD4, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang dengan HIVAIDS tidak mengetahui tingkat CD4 nya, sehingga akan sulit menentukan waktu memulai pengobatan selanjutnya. Selain pemeriksaan CD4, distribusi level penyakit juga dapat dilihat berdasarkan persepsi responden tentang keparahan penyakit perceived yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.9. Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Gambaran persepsi responden tentang keparahan penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut: Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Keparahan Penyakit Hasil Penelitian No Persepsi Frekuensi 1 Keluhan karena HIVAIDS yang dialami perlu diobati a. Ya b. Tidak 29 21 58 42 Total 50 100 2 Keluhan karena HIVAIDS yang dialami dapat diobati secara medis a. Ya b. Tidak 30 20 60 40 Total 50 100 3 Pengobatan HIVAIDS yang dialami perlu dilakukan melalui konseling a. Ya b. Tidak 25 25 50 50 Total 50 100 Berdasarkan Tabel 4.9. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden 58 menyatakan bahwa HIVAIDS perlu diobati dan yakin bahwa penyakit HIVAIDS yang mereka derita dapat diobati secara medis 60. Keseluruhan hasil penelitian berdasarkan persepsi tentang keparahan penyakit tersebut direkapitulasi, dan selanjutnya dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu baik dan tidak baik. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut didapatkan bahwa responden dengan persepsi baik sebanyak 62 sedangkan yang dikategorikan persepsi tidak baik sebanyak 38 Tabel 4.10. Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi tentang Keparahan Penyakit No Kategori Frekuensi Persen 1 Tidak Baik 19 38 2 Baik 31 62 Total 50 100 4.5. Pemanfaatan VCT Pemanfaatan VCT merupakan variabel dependen pada penelitian ini, dinilai dari jawaban yang diberikan oleh ODHA atas pertanyaan yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68 responden memanfaatkan pelayanan VCT dalam satu tahun terakhir minimal sekali dan sebanyak 32 responden menyatakan tidak memanfaatkan pelayanan VCT selama setahun terakhir Tabel 4.11. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan VCT Hasil Penelitian Pemanfaatan VCT Frekuensi Memanfaatkan klinik VCT 1. Tidak baik 2. Baik 16 34 32 68 Total 50 100 4.6.Analisis Bivariat Analisis bivariat berguna untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dilakukan melalui uji korelasi Pearson dengan nilai =0,05. Hasil uji analisis bivariat antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut: Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Tabel 4.12. Hasil Uji Korelasi Pearson Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga dan Level Penyakit Dengan Pemanfaatan VCT Pemanfaatan VCT No Variabel Independen tidak baik baik r p 1 Umur 1. 20-40 tahun 2. 40 tahun 16 33,3 32 2 66,7 100 0,140 0,332 2 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 15 1 42,9 6,7 20 14 57,1 93,3 0,356 0,011 3 Status Perkawinan 1. Belum kawin 2. Kawin 5 11 19,2 45,8 21 13 80,8 54,2 -0,285 0,045 4 Status Pekerjaan 1. Tidak bekerja 2. Bekerja 1 15 4,3 55,6 22 12 95,7 24,4 -0,547 0,000 5 Tingkat Pendidikan 1. Pendidikan dasar 2. Pendidikan menengah 3. Pendidikan tinggi 8 5 3 61,5 18,5 30,0 5 22 7 38,5 81,5 70,0 0,256 0,075 6 Persepsi Tentang Penyakit 1. Tidak baik 2. Baik 7 9 35,0 30,0 13 21 65,0 70,0 0,053 0,717 7 Persepsi tentang pelayanan kesehatan 1. tidak baik 2. baik 13 3 48,1 13,0 14 20 51,9 87,0 0,375 0,007 8 Dukungan keluarga 1. tidak baik 2. baik 12 4 52,2 14,8 11 23 47,8 85,2 0,399 0,004 9 Pemeriksaan CD4 1. tidak baik 2. baik 12 4 44,4 17,4 15 19 55,6 82,6 0,289 0,042 10 Persepsi tentang keparahan penyakit 1. tidak baik 2. baik 9 7 47,4 22,6 10 24 52,6 77,4 0,258 0,071 Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas diketahui bahwa pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada kelompok umur 20-40 tahun, namun korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan antara umur dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan jenis kelamin, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan status perkawinan, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada kelompok responden yang berstatus belum kawin. Hasil korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara status perkawinan dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan status pekerjaan, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada kelompok responden yang tidak bekerja. Hasil korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan tingkat pendidikan, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan menengah. Namun korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan persepsi tentang penyakit, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada responden dengan persepsi yang cukup baik terhadap penyakit. Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Namun korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan antara persepsi tentang penyakit dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan persepsi tentang pelayanan kesehatan, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada kelompok responden yang persepsinya cukup baik terhadap pelayanan kesehatan. Hasil korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi tentang pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan Tabel 4.13 di atas diketahui bahwa pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada responden yang mendapatkan dukungan keluarga. Hasil korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan Tabel 4.14. di atas diketahui bahwa pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada responden yang memeriksakan jumlah CD4. Hasil korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara pemeriksaan CD4 dengan pemanfaatan VCT p0,05. Berdasarkan persepsi tentang keparahan penyakit, pemanfaatan VCT yang baik paling banyak terdapat pada responden yang persepsinya cukup baik tentang keparahan penyakit. Hasil korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan antara persepsi tentang keparahan penyakit dengan pemanfaatan VCT p0,05. Khairurrahmi : Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIVAIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008

4.7. Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

13 122 157

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Serbangan Kabupaten Asahan

3 52 118

Pengaruh Pengetahuan Dan Persepsi Penderita Hiv/Aids Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Penyakit AIDS Dan Klinik VCT Terhadap Tingkat Pemanfaatan Klinik VCT Tahun 2010

5 63 94

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Penguat Peserta Askes Sosial Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Dokter Keluarga Pt. Askes (Persero) Kota Medan Tahun 2011

0 37 87

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja Seks Komersil (PSK) Dalam Menggunakan Kondom Untuk Pencegahan HIV/AIDS Di Lokalisasi Teleju Kota Pekan Baru Tahun 2008

0 39 132

Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga Dan Level Penyakit Orang Dengan HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan VCT Di Kota Medan

0 56 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

1 13 49

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Singgah Caritas PSE Medan

1 2 18